Anda di halaman 1dari 65

Prognosis Perawatan

drg Puspito Ratih Hardhani MDSc., Sp Perio


Hipocrates
The best physician is the one who has
providence to tell the patients according his
knowledge
The present situation
What has happened before and
What is going to happen in the future
Perawatan periodontal

Interrelationship perawatan gigi-


mulut

Total treatment

Gigi berfungsi dalam jar


periodontal yg sehat
Emergency phase

Etiotropic / Non surgical


phase

Maintenance phase

Surgical phase Restorative phase


DIAGNOSIS
 Diagnosis yang tepat  treatment yang tepat.
 Apakah ada penyakit, diidentifikasi
- tipe
- perluasan
- distribusi
- keparahan
Dilengkapi dengan mengetahui proses patologis dan
etiologi
Periodontal diagnosis ditentukan
setelah :
 Analisis case history
 Evaluasi tanda klinis, gejala, dan hasil berbagai macam test
(radiograph, blood test, biopsi)
Urut-urutan prosedur diagnosis
penyakit periodontal
Visit I
A. Mengenal pasien, meliputi :
 Mental dan status emosional.
 Temperamen.
 Attitude
 Physiologic age
B. Medical history
 kemungkinan peran beberapa penyakit sistemik  penyebab
penyakit periodontal.
 Infeksi oral  terjadinya dan keparahan penyakit sistemik.
Medical History membantu dalam :
 Mendiagnosis manifestasi penyakit sistemik dalam mulut
(DM, leukemia, dll.)
 Mendeteksi kondisi sistemik yang mungkin berpengaruh
terhadap respon jaringan periodontal terhadap inflamasi
(pregnancy, DM, kekurangan nutrisi).
 Mendeteksi kondisi sistemik yang memerlukan tindakan
pencegahan dan modifikasi pada prosedur perawatan (alergi,
DM, penyakit kardiovaskuler, problem psikologis).
Misal : pada valvular damage, pemeriksaan jaringan
periodontal, scaling, kuretase, periodontal surgery 
bakterimia  sub acute bacterial endocarditis.
 perlu koordinasi dengan kardiologis.
Medical History meliputi :
1. Apakah dalam perawatan dokter & pengobatannya.
2. Pernah mondok, meliputi :
- diagnosis
- macam operasi : ada perdarahan, komplikasi.
3. Kemungkinan adanya penyakit karena pekerjaan.
4. Medical problem, misal : kardiovaskular, hematology, endokrin,
penyakit infeksi.
5. Tendensi abnormal bleeding, missal perdarahan hidung,
excessive menstrual bleeding.
6. History of allergy : asthma, sensitive to foods / obat.
7. Fam. Medical history : DM dan gangguan perdarahan.
General medical history :
 Penting untuk proteksi pasien “high risk” seperti alergi,
penyakit jantung.
 Mencegah penyebaran infeksi, misal : AIDS, hepatitis.
C. Dental history
 Current illness :
1. bleeding gums, terjadi : secara spontan, saat
makan, saat menstruasi, pada waktu malam, dan
bagaimana berhentinya
2. loose teeth.
3. space pada gigi yang sebelumnya tidak ada.
4. foul taste in the mouth.
5. gatal di gusi  hilang dengan tusuk-tusuk gigi.
6. rasa sakit dengan tipe dan durasi :
- konstan
- dalam
- dull pain after eating
- deep, radiating pains in jaws
- berdenyut
- sensitif saat mengunyah
- sensitif terhadap panas dan dingin
- rasa terbakar pada gingiva
7. informasi tentang :
- onset pubertas
- menopause
- menstrual disorders
- hysterektomy
- pregnancy
- miscarriages
8. a bad taste in the mouth dan area food impaction.
9. kesukaran dalam mengunyah.
10. dental habit :
- grinding / clenching pada siang / malam hari.
- tobacco smoking
- chewing, bruxism
- nail biting / biting on foreign object.
11. perawatan yang diterima sebelumnya : surgical / non surgical.
12. adakah gigi goyah.
13. frekuensi menyikat gigi, waktu, tipe sikat dan pasta,
penggantian sikat, obat kumur, dental floss.
General dental survey :
 Soft tissue survey
 Arch alignment, maloklusi, migrasi gigi.
 Karies : lokasi, tipe, perluasan
 Restorative dentistry  dihubungkan dengan retensi plak
(overhanging restoration)
 Mobilitas gigi :
 Patologis  gingival & periodontal inflammation
- parafunctional occlusal habit (bruxism,
clenching)
- occlusal prematurities
- loss of supporting bone
Intra Oral Radiographic Survey :
 Bite wing film – alveolar crest height
 Periapikal – amount of bone loss
 Panoramic radiograph; untuk mendeteksi :
 Developmental anomalies
 Lesi gigi dan rahang
 Fraktur
 Distribusi dan keparahan kerusakan tulang pada penyakit periodontal.
Radiograph memperlihatkan :
 Panjang akar dan morphologi
 Ratio mahkota-akar klinis
 Besarnya kerusakan tulang.
 Hubungan sinus max. dengan kelainan periodontal.
 Puncak tulang interproximal, resorbsi horizontal / vertical.
 Tinggi tulang interseptal; normal biasanya segaris dengan
CEJ gigi di dekatnya.
PROGNOSIS
Prediksi dari suatu kemungkinan perjalanan, durasi dan akibat
penyakit berdasarkan patogenesis penyakit dan adanya factor
resiko terjadinya penyakit.
Prognosis ditetapkan setelah diagnosis dan sebelum treatment
plan
Prognosis ditentukan berdasarkan :
1. Informasi spesifik dari penyakit
2. Cara bagaimana perawatannya (bisa dirawat)
3. Pengalaman sebelumnya oleh dokter dengan hasil perawatan
(sukses/ gagal)
Excellent Prognosis :
 no bone loss
 excellent gingival condition
 good patient cooperation
 no systemic / environmental factors
Good Prognosis :
 adequate remaining bone support
 cukup kemungkinan untuk mengontrol faktor etiologi dan
menetapkan gigi-gigi yang masih dapat dipertahankan.
 adequate patient cooperation
 no systemic / environ mental factors atau jika ada faktor
sistemik, dapat dikontrol dengan baik.
Fair Prognosis :
 sisa tulang pendukung kurang
 grade I furcation involvement
 maintenance cukup
 acceptable patient cooperation
 presence of limited systemic / environmental factor
Poor Prognosis :
 moderate to advanced bone loss
 tooth mobility
 grade I dan II furcation in volvement
 kesukaran untuk mempertahankan area
 patient cooperation diragukan
 presence of systemic / environmental factor
Questionable Prognosis :
 advanced bone loss
 grade II & III furcation involvement
 tooth mobility
 area tidak dapat dijangkau
 adanya faktor sistemik / lingkungan
Hopeless Prognosis :
 advanced bone loss
 non maintainable areas
 extraction indicated
 presence of uncontrolled systemic / environmental factors
Prognosis :
A. Overall prognosis : ditentukan dg gigi secara keseluruhan.
B. Individual tooth prognosis (ditentukan setelah overall
prognosis)
A. Overall prognosis akan menjawab
pertanyaan :
1. Apakah perawatan akan dilakukan
2. Apakah akan berhasil
3. Jika diperlukan prothesa, apakah gigi yang masih ada dapat
mendukung tambahan beban dari prothesa
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
 umur
 keparahan penyakit
 factor sistemik
 merokok
 adanya plak, kalkulus dan factor lokal lainnya
 patient compliance
 prosthetic / restorative factors
B. Individual tooth prognosis
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan prognosis :
 overall clinical factors
 systemic / environ mental factors
 local factors
 prosthetic / restorative factors
I. Overall clinical factors :

a) patient age
b) disease severity
c) plaque control
d) patient compliance
a. Patient age / umur :

 Pada orang muda  prognosis lebih jelek


 2 pasien muda + tua dengan derajat kerusakan yang sama
 pada orang muda  kurang resistance karena
kerusakan yang sama terjadi dalam waktu yang singkat.
 Resistensi lemah  penyembuhan dan repair 
terlambat.
 Pada pasien muda karena aggressive periodontitis,
penyakit sistemik dan merokok.
b. Disease severity

 Yang perlu dicatat :


 pocket depth
 level of attachment
 degree of bone loss
 type of bony defect ---- ditentukan dengan clinical and
radiographic evaluation.
 Level of clinical attachment :
Luasnya permukaan akar yang tidak dilekati
ligament periodontal.
 Radiografik : jumlah permukaan akar yang
masih tertanam dalam tulang.
 Pocket depth kurang penting dibanding level of attachment.
 gigi dengan deep pocket dan attachment + bone loss yang kecil,
prognosis > baik daripada shallow pocket + attachment dan
bone loss yang parah.
 Prognosis < baik, jika dasar pocket (level of attachment) dekat
dg apeks akar.
 Apical disease akibat endodontic  prognosis <  diatasi
dengan kombinasi terapi endo + perio.
 Prognosis dihubungkan dengan tinggi tulang yang tersisa.
c. Plaque control :
 Pengambilan plak yang efektif setiap hari  keberhasilan
terapi periodontal dan prognosis.
 Bakteri plak → penyebab utama penyakit periodontal
d. Patient compliance / cooperation :
 Prognosis tergantung pada :
 patient’s attitude
 keinginan mempertahankan gigi asli
 kemauan dan kemampuan untuk menjaga kebersihan mulut
Jika pasien tidak mau dan tidak dapat
melakukan kontrol plak yang cukup serta
perawatan secara periodik, maka:
 drg. dapat menolak untuk menerima pasien untuk dirawat
 extraksi gigi dengan prognosis hopeless dan poor  scaling gigi
yang tertinggal.
 Kapasitas akomodasi dari periodonsium merupakan kunci apakah
akan terjadi kerusakan / tidak → mempengaruhi prognosis. Pd
orang muda kapasitas akomodasi lb besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Umur
Pasien muda  kapasitas akomodasi tinggi
2. Inflamasi gingiva
 mempercepat hilangnya tulang alv. & memperbesar efek tekanan
yang berlebihan pada periodonsium.
3. Kondisi sistemik
 keterlambatan penyembuhan.
4. Jumlah proc. Alveolaris yang tersisa
hilangnya tulang pendukung kadang-kadang merubah tek. Oklusal
normal  traumatik  kapasitas berkurang  menambah rasio
crown dengan akar.
5. Tekanan :
- distribusi : lebih merusak jika hanya beberapa gigi dibanding
pada lebih banyak gigi.
- durasi : tekanan terus menerus (clenching, grinding) 
lebih destruktif.
- frekuensi :  kerusakan >
- intensitas
- arah : tekanan sepanjang akar yang menyebar  sangat
merugikan.
II. Systemic / Environmental factor
berperan sbg faktor lingkungan unt perkembangan
penyakit periodontal

1. Smoking
berpengaruh terhadap :
- keparahan kerusakan periodontal
- penyembuhan jaringan periodontal (merokok < tidak
merokok)
- efek smoking pd etiologi peny. Periodontal : imunologi,
mikrobiologi dan fisiologi.
 Perokok dengan slight to moderate periodontitis  fair to
poor prognosis.
 Berhenti merokok  good prognosis
 severe periodontitis  poor to hopeless prognosis. Berhenti
merokok  fair prognosis.
Effect of smoking on the prevalence and
severity of periodontal disease
Periodontal disease Impact of smoking
Gingivitis Gingival inflammation and
bleeding on probing
Prevalence and severity of
periodontal destruction
Periodontitis
Pocket depth, attachment loss
and bone loss
Rate of period. destruction
Prevalence of severe
periodontitis
Tooth loss
Prevalence with increased
number of cigarettes smoker
per day
Prevalence and severity with
smoking cessation
2. Kondisi / penyakit sistemik
 DM  prevalensi & keparahan periodontitis > pada DM tipe
I & II dibanding tanpa DM , dipengaruhi oleh kontrol DM
 Koreksi masalah sistemik  prognosis baik
3. Faktor genetik
 Pengaruh faktor genetik pada prognosis tidak sederhana.
Meskipun faktor lingkungan dan mikrobial dapat diubah
melalui terapi periodontal konvensional dan patient
education  faktor genetik tidak dapat diubah.
4. Stress
 Physical & emotional stress  dapat mengubah respon
terhadap jalannya perawatan periodontal.
 Stress berpengaruh pada fungsi imun → penambahan level of
circulating hormon → berpengaruh pada periodonsium →
faktor risiko untuk periodontitis
III. Local Factors
1. Plak / kalkulus
hilang  prognosis baik.
2. Subgingival Restorations
 menambah akumulasi plak  inflamasi.
3. Anatomic factors
- short, tapered roots, < mendukung jar. Period. ---- poor
prognosis.
- enamel pearls----ratio mahkota dan akar tdk proporsional.
Biasanya terdpt pd permukaan akar/ bifurkasi--- mencegah proses
regenerasi ---- prognosis <
- root concavities: sukar dibersihkan [P1]
- furcation involvement
- tooth mobility
- root proximity : akar yg berdekatan
 Predisposisi untuk penyakit periodontal  menentukan prognosis.
 Short, tapered roots, mahkota besar  ratio crown & akar
tidak proporsional  berkurangnya permukaan akar untuk
mendukung jaringan periodontal  mudah terpengaruh
terhadap injury karena tekanan oklusal.
 Enamel pearl pada furkasi / permukaan akar 
mengganggu attachment apparatus  mencegah proses
regenerasi  negatif efek pada prognosis.
 Root concavities
 Kesukaran pembersihan oleh drg dan pasien (terutama P1
atas)
4. Mobilitas Gigi, penyebab utama akibat :
a. loss of alv. bone
b. inflammation pada ligamen periodontal.
c. trauma from occlusion
d. parafunctional habit
b & c  kemungkinan dapat dikoreksi.
a  kemungkinan tidak dapat dikoreksi.
 Periodontal therapi pada gigi dengan derajat mobilitas yang
berbeda menunjukkan bahwa poket dengan gigi yang mobile
memberikan respond tidak sebaik pada poket dengan gigi non
mobile.
 Splinting  memberikan prognosis yang lebih baik.
5. Furcation involvement
Multi rooted > baik prognosisnya daripada single root
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Perluasan furcation involvement
Early furcation involvement (class I)
 excellent prognosis untuk new attachment.
b. Jalan masuk ke furca untuk surgical management.
Ruang inter radicular yang sempit
 kesukaran untuk kontrol plak  poor prognosis.
- divergent root  better prognosis
- M2 < M1 karena akar pendek dan ruang inter
radicular menguncup.
Klasifikasi furcation involvement.
 Perluasan dan bentuk kerusakan  untuk diagnosis dan
treatment planning.
 Index ini tergantung pada :
 Pengukuran horisontal dari attachment loss pada furkasi.
 Kombinasi pengukuran horisontal dan vertikal.
 Kombinasi dari hasil yang didapat dengan bentuk lokal kelainan
tulang.
Klasifikasi :
 Grade I :
- tahap permulaan furcation involvement.
- poket supraboni, terutama berpengaruh pada jaringan
lunak.
- permulaan bone loss  penambahan pada probing depth.
- perubahan radiografik biasanya tidak terlihat.
IV. Prosthetic / Restorative Factors
 Untuk overall prognosis perlu pertimbangan :
- bone level (radiografik)
- attachment level (klinis)
 untuk gigi abutment (gigi bisa dipertahankan / tidak) –
untuk memberikan fungsi dan estetik/ mempersiapkan sbg
abutment unt protesa gigi yg hilang.
 Overall prognosis overlap dengan individual teeth prognosis 
prognosis key individual teeth dapat mempengaruhi overall
prognosis untuk prosthetic rehabilitation.
 Misalnya : mempertahankan/menghilangkan gigi kunci dapat
menentukan apakah gigi yang lain dipertahankan → untuk
prostesis fixed atau removable
Karies, Gigi non vital, Resorpsi akar
 Gigi dengan karies besar  restorasi yang cukup kuat
& terapi endodontik  dipertimbangkan sebelum
perawatan periodontal
 Resorpsi akar akibat perawatan orthodontik 
membahayakan stabilitas gigi  berpengaruh pada
perawatan periodontal
 Gigi non vital & gigi vital  dirawat  prognosis
tidak berbeda  terjadi new attachment pada
sementum
Hubungan antara diagnosis dan prognosis
Prognosis pasien dengan penyakit gingiva
1) Gingivitis karena dental plague prognosis  good
 Menghilangkan lokal iritan
 Menghilangkan faktor penyebab retensi plak
 Pasien menyanggupi untuk memelihara
kebersihan mulut
2) Penyakit gingiva disebabkan plak + faktor sistemik
Respon inflamasi bakteri plak pada gingiva margin dapat
dipengaruhi faktor sistemik, seperti: pubertas, menstruasi,
pregnancy, DM.
Long term prognosis  kontrol plak + faktor sistemik
3) Penyakit gingiva akibat plak + medikasi, misal: obat-obat,
phenytoin, cyclosporin, nifedipine, oral kontrasepsi 
gingivitis
Long term prognosis  apakah pasien dapat dirawat dengan
memberikan obat lain yang tidak menimbulkan efek samping
adanya gingiva enlargement

Anda mungkin juga menyukai