Anda di halaman 1dari 9

APEKSOGENESIS

Anggota kelompok:
Indri Indah Tari
Nur Atika
Siti Nursholehah Fajria
Sonya Fatma
Melati Ainun Nisa
Maulida Arifa Yasmin
Putri Bestari Ilvani Thine
Antung Nurul Hidayah
Rizki Amalia
Amalia Putri
Pengertian Apeksogenesis
Apeksogenesis adalah suatu perawatan pada
pulpa vital yang masih muda dan sehat dengan
capping atau pulpotomi. Prosedur ini bertujuan
untuk melanjutkan pertumbuhan fisiologis dan
penutupan dari apeks gigi yang terbuka
sehingga akar yang terbentuk memberikan
dukungan memadai untuk gigi tersebut.
Indikasi Apeksogenesis
• - tidak memiliki riwayat nyeri yang spontan
• - tidak sensitif saat dilakukan tes perkusi
• - tidak adanya pendarahan
• - terdapat gambaran radiografi yang normal
• - gigi permanen vital yang mengalami trauma
Kontraindikasi Apeksogenesis
• Bukti yang menyatakan
bahwa pulpa radikuler telah
mengalami perubahan
degeneratif

• Drainase yang purulent


(bernanah)

• Riwayat nyeri yang


berkepanjangan
Kontraindikasi Apeksogenesis
• Debris yang bersifat • Radiolusensi
nekrotik di kanal periapikal
BAHAN APEKSOGENESIS

• Kalsium hidroksida adalah bahan yang paling umum digunakan.


Kalsium hidroksida ditempatkan di atas pulpa vital setelah kontrol
hemostatis dengan NaOCl sebelum pembentukan bekuan darah.
Baru-baru ini, MTA atau agregat mineral trioksida dan biodentin juga
mulai digunakan untuk apexogenesis. Penggunaan MTA sebagai
bahan ganti harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena kesulitan
mengeluarkan bahan dari dalam saluran akar.
• Bahan lain yang telah digunakan untuk pembungkusan pulpa
langsung pada gigi dewasa belum dicoba untuk apexogenesis.
Prosedur
Apeksogenesis

1. Aplikasi rubber dam dan setelah itu gunakan anastesi


2. Hilangkan jaringan karies dan buka ruang pulpa
3. Menghilangkan jaringan pulpa koronal dengan excavator.
perawatan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan pada
pulpa radikuler
4. Bilas semua residu dan debris yang tersisa dan
mengkontrol pendarahan dengan menempatkan cotton
pellet lembab di atas pulpa yang diamputasi
5. Campuran Ca(OH)2 ditempatkan di atas tunggul pulpa,
diikuti dengan restorasi sementara
6. Melakukan pengambilan gambar radiografi tindak lanjut
secara berkala untuk memeriksa perkembangan akar gigi
7. Setelah pengembangan akar telah selesai, perawatan
Follow up
- Kontrol setelah 6-8 minggu, kemudian 6 dan 12 bulan dengan
tes sensibilitas pulpa

-Lakukan pemeriksaan klinis dan radiografi periapikal untuk


melihat perkembangan akar serta penyempitan saluran akarnya,
jika ditemui tanda atau gejala patologi, maka lakukan prosedur
regeneratif atau apeksifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marwah N. 2014. Textbook of Pediatric Dentistry. 3rd
ed. Jaypee Brothers Medical Pub. New Delhi: India.
2. Nowak AJ, et al. 2019. Pediatric Dentistry Infancy
Through Adolescence. 6th ed. Elsevier. Philadelphia, PA.
3. Marwah N. 2018.Textbook of Pediatric Dentistry.
Philadelphia: Jaypee Brothers Medical Publishers.
4. Nikhil. Textbook if Pediatric Dentistry,
5.Cameron AC, Widmer RP. 2013. Handbook of Pediatric
Dentistry. China: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai