A 7-years-old female accompanied by her mother come to the dentist because both of
her lower front permanent teeth that have been erupted have brown colored and located
behind the lower front primary tooth, so it looks overlap. The mother said that her daughter
used to got sick and took certain antibiotics for a long time. Clinical examination revealed
there were tooth 31 and 41 have normal shape and size, partial erupted and located at lingual
side of tooth 71 and 81, and have brown colored. The mother was worried about her
daughter’s condition and want her daughter’s teeth treated.
Seorang perempuan berusia 7 tahun didampingi ibunya datang ke dokter gigi karena
kedua gigi tetap depan bawahnya yang sudah erupsi berwarna coklat dan terletak di belakang
gigi sulung depan bawah sehingga terlihat tumpang tindih. Sang ibu mengatakan bahwa
putrinya pernah sakit dan minum antibiotik tertentu untuk waktu yang lama. Pemeriksaan
klinis didapatkan gigi 31 dan 41 memiliki bentuk dan ukuran normal, erupsi sebagian dan
terletak pada sisi lingual gigi 71 dan 81, serta berwarna coklat. Sang ibu khawatir dengan
kondisi putrinya dan ingin gigi putrinya dirawat.
C. Menganalisis masalah
1. Apa saja kelainan yang terjadi pada kasus diatas
(marcell) persistensi gigi desidui dimana gigi belum tanggal padahal sudah
saatnya untuk tanggal, Diskolorisasi gigi permanen : perubahan warna pada
lapisan gigi yaitu gigi permanen depan bawah yang sudah erupsi berwarna
coklat
Persistensi gigi disertai diskolorisasi etcausa dari medical mentosa
2. Apa saja etiologi terjadinya kelainan pada kasus di atas
(rilla) persistensi gigi dapat terjadi karena adanya kegagalan pada proses
resorbsi akar gigi desidui dikarenakan tidak berperannya odontoklas. Hal
ini disebabkan oleh karena beberapa faktor antara lain lesi akibat trauma,
lesi akibat dorongan gigi permanen, faktor gigi di sebelahnya. diskolorasi
gigi bisa terjadi karena pengaruh antibiotik tetrasiklin pada waktu
pertumbuhan gigi sedang berlangsung.
(mayang) Penyebab persistensi yaitu lambatnya resorbsi akar gigi susu dan
posisi abnormal benih gigi permanen. Diskolorasi gigi itu bisa disebabkan
karena penggunaan obat tertentu yang membuat gigi mengalami gangguan
perkembangan pada tahap mineralisasi, baik di email maupun di dentin.
(vito) etiologi persistensi gigi
1. Tidak cukupnya tempat bagi gigi yang akan tumbuh untuk
menggantikan gigi sulung.
2. Gangguan hormone
3. Kelainan benih gigi permanen
(Nashwa) Penyebab persistensi dihubungkan dengan terhambatnya proses
resorbsi akar gigi sulung karena faktor-faktor tertentu, antara lain Kelainan
benih gigi permanen dan Defisiensi nutrisi,
(arkhab) salah satu penyebab persisitensi gigi adalah kelainan benih gigi
permanen, benih gigi permanen yang tidak berada dalam posisiny dapat
menyebabkan posisi erupsinya menyimpang keluar dari lengkung gigi.
Mekanismenya adalah tetrasiklin akan terikat dengan kalsium dan
membentuk senyawa kompleks berupa tetrasiklin kalsium ortofosfat.
Jaringan gigi yang sedang dalam proses mineralisasi itu tidak hanya
memperoleh kalsium, tetapi juga molekul tetrasiklin yang kemudian
tertimbun di dalam jaringan dentin dan email.
(marcell) Diskolorisasi gigi permanen :
Diskolorasi gigi berdasarkan sumbernya dibagi menjadi 2, yaitu
o Diskolorisasi eksogen karena substansi dari luar gigi dan sering
disebabkan kebiasaan minum-minuman berwarna yang berkepanjangan
dan merokok.
o Diskolorisasi endogen berasal dari dalam gigi, didapat dari sumber
lokal maupun sistemik. Dari kasus tersebut dikarenakan faktor lokal yaitu
pengaruh obat minum antibiotik tertentu untuk waktu yang lama.
Perubahan warna terjadi mengenai bagian dalam struktur gigi selama masa
pertumbuhan gigi dan umumnya warna terjadi di dalam dentin sehingga
relatif sulit dirawat secara eksternal.
(ihsan) Penyebab diskolorasi ekstrinsik dibedakan menjadi dua yaitu
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu kromogenik
organik yang melekat pada pelikel. Warna yang dihasilkan dari warna asli
kromogen tersebut yang berhubungan dengan bahan yang biasanya
dikonsumsi setiap hari seperti teh dan kopi.Penyebab tidak langsung
dihasilkan dari interaksi antara bahan kimia terhadap permukaan gigi
seperti antiseptik kationik dan garam metal.
3. Penjelasan dan pengertiaan dari presistensi gigi desidui dan diskolorisasi gigi
(Rizkyta) Pengertian presistensi gigi desidui Persistensi gigi desidui
merupakan suatu keadaan pada gigi desidui masih ada dan bahkan tidak
goyang sama sekali saat gigi permanen erupsi. Keadaan ini umumnya terjadi
sekitar usia 6-12 tahun. Gigi desidui adalah gigi yang tumbuh pertama
tumbuh, sering disebut gigi sulung atau gigi susu.
• Fase erupsi:
Fase 1 : mahkota gigi mendekati epitel mulut pada fase pra erupsi
Fase 2 : kontak pada epitel enamel yang menyusut bersama kutikel
development menyatu dengan epitel mulut mulai berdekatan.
Fase 3 : penyatuan antara epitel, enamel yang menyusut dengan kutikel
development dengan epitel mulut sudah mulai tampak
Fase 4 : penipisan epitel yang menyatu
Fase 5 : Epitel mulut terbelah berlaku gerakan pada gingiva yang melekat,
mahkota mulai muncul
Fase 6 : mahkota gigi muncul kedalam rongga mulut/ fase prafungsional
Fase 7 : Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir keika gigi
telah tanggal.
(ihsan) Fase Erupsi gigi terbagi tas beberapa tahapan yaitu tahapan pre-
erupsi, intraosseous, penetrasi jaringan mukosa, pre-oklusal dan post
oklusal. Proses erupsi gigi permanen selain gigi molar permanen,
melibatkan gigi desidui, yaitu gigi desidui tanggal yang digantikan oleh
gigi permanen. Resorpsi tulang dan akar gigi desidui mengawali
pergantian gigi desidui oleh gigi permanennya. Resoprsi akar gigi desidui
dimulai di bagian akar gigi desidui yang paling dekat dengan benih gigi
permanen. Tahap awal erupsi gigi permanen akan menghasilkan tekanan
erupsi yang akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui. Namun, folikel
gigi dan retikulum stelata yang merupakan bagian dari komponen gigi juga
berperan dalam resorpsi akar gigi desidui.
(gigih) Resorbsi akar :
Selama tahap inisiasi erupsi gigi permanen pengganti gigi desidui
Resorbsi jaringan
keras gigi desidui dilakukan oleh odontoklas odontoklas mempunyai
enzim kolagenolitik dan proteoglikanase yang berhubungan dengan
resorbsi gigi desidui tulang di antara gigi desidui dan permanen
diresorbsi tahap pertama resorbsi tulang adalah pengambilan kristal
Erupsi gigi:
Aposisi email di daerah mahkota gigi selesai ameloblast membentuk
kutikula dental permukaan email yang baru terbentuk lapisam-
lapisan organ email dimampatkan REE (enzim) bergabung dengan
epitel- epitel permukaan rongga mulut ronggarongga tempat erupsi gigi
melalui epitel- epitel yang melapisi rongga mulut
D. Menarik Kesimpulan
Pada skenario ini diketahui bahwa terdapat kasus mengenai persistensi dan juga
diskolorisasi gigi. Adapun beberapa penyebab yang dapat menimbulkan persistensi
gigi diantaranya karena lesi akibat trauma, lesi akibat dorongan gigi permanen, atau
karen faktor gigi sebelahnya. Sedangkan Diskolorisasi gigi pada kasus ini disebabkan
oleh pengaruh antibiotik tetrasiklin pada waktu pertumbuhan gigi sedang berlangsung.
Deposisi obat dalam gigi dipercaya merupakan hasil dari sifat pengikatan dengan
pembentukan kompleks tetracyclin-calcium orthophosphate. Ada beberapa tetrasiklin
menunjukkan bahwa perbedaan derajat diskolorisasi pada gigi secara keseluruhan.
Tetrasiklin sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 : Tata laksana yang dapat dilakukan
pada Persistensi : ekstraksi gigi desidui (pada kasus ini gigi 71 dan 81) dan untuk
Diskolorisasi gigi permanen : Dapat dilakukan perawatan pencegahan/ preventif
sambil menunggu gigi erupsi sempurna menggunakan Topical aplikasi Fluor. Setelah
gigi erupsi sempurna dapat dilakukan : veneer, mahkota jaket. Apabila diskolorisasi
terjadi pada gigi desidui, selain perawatan pencegahan karies dengan Topical aplikasi
Fluor, untuk gigi anterior dapat dilakukan perawatan menggunakan PCC
(Polycarbonat Crown), acrylic crown, tumpatan composite atau glass ionomer
menggunakan celuloid crown. Sedangkan untuk gigi posterior dapat menggunakan
SSC (Stainless Steel Crown)
E. Menetapkan Tujuan Belajar (LO)
1. Definisi persistensi gigi dan diskolorisasi gigi
2. Etiologi dari kasus tersebut
3. Patofisiologi diskolorasi gigi dan persistensi gigi
4. Waktu tumbuh gigi
5. Apa itu gigi 31, 71, 41, 81
6. Terminologi persistensi gigi
7. Persistensi gigi goyah dan gigi tidak goyah
8. Antibiotik apa yang menyebabkan diskolorisasi
9. Mengapa antibiotik menyebabkan diskolorisasi
10. Pada usia berapakah yang harus diperhatikan konsumsi antibiotiknya?