Baru-baru ini, rumah sakit gigi dan mulut kami menerima kasus rujukan atas seorang pria berusia 27
tahun yang menunjukan tanda dan gejala klinis pada rahang yang tampak bengkak tanpa adanya
rasa sakit di pipi kirinya. Pemeriksaan lebih lanjut pasca dilakukannya terapi bedah pada kasus ini
menunjukan adanya peningkatan ekspresi Ki67 yang lebih tinggi daripada jaringan sekitarnya dengan
metode pemeriksaan IHC. Ahli patologi molekuler menyarankan dokter gigi yang merawatnya untuk
memeriksakan juga tingkat ekspresi P16, p53, dan Gankyrin baik pada tingkat gen maupun ekspresi
protein.
4. Bagaimana pembelahan sel pada ki67? (Penjelasan lebih lanjut tentang ki67)
5. Bagaimana mekanisme pembelahan mitosis?
Ada 2 tahapan : kariosinesis dan sitokinesis
Kariosinesis: pembentukan membran inti, nukleus dan nukleous
Sitokinesis: pembelahan sitoplasma menjadi 2
Meiosis 1
Profase 1 :
Ada 5 tahapan :
Liptoten:benang- benang kromatin menjadi satu kromosom
Zigoten: kromosom homolog berdekatan dan bergandengan dan setiap
asalnya disebut bifolen
Pakiten: tiap kromosom homolog mengganda, tetapi masih pada ikatan
sentromer dan terbentuk tetrat
Diploten: pasangan kromosom homolog melekat pada beberapa
bagian, lalu terjadi pindah silang dan terbentuk kombinasi gen
Diakinesis : nukleus dan membran inti mulai menghilang
Meiosis 2
Persamaan :
Sama sama menggunakan sel induk sebagai acuan untuk membuat DNA dan
RNA, menggunakan serat gelendong untuk memisahkan kromosom
4. Menarik kesimpulan
Mitosis : terjadi di sel tubuh dan sel kelamin, fase ada interfase,
profase,metafase,anafase dan telofase. Anakan seperti induknya 2n jadi 2n
( ailsa_001)
Ki67 merupakan protein non histon yang berlokasi pada inti dan memiliki
masa hidup yang pendek, masa hidup diperkirakan 60-90 menit dan
diketahui berhubungan dengan proliferasi sel. Ekspresi ki67 berhubungan
erat dengan proliferasi antigen inti terekspresi pada seluruh siklus sel yaitu
khususnya pada fase G1,S,G2 dan M kecuali pada fase G0. Terdapat pada
lengan panjang kromosom 10 manusia yang dapat dideteksi pada sel yang
mengalami proliferasi pada jaringan beku atau pada jaringan blok parafin.
Kemudian indeks proliferasi ki67 juga dapat digunakan untuk
memprediksi rekurensi dan prognosis tumor ganas serta untuk menentukan
keberhasilan kemoradioterapi agar pilihan terapi yang dipilih tepat.
(syifa_031) ki67 merupakan suatu protein di nukleus yang terikat kuat dan
diekspresikan pada siklus sel saat sel membelah. Protein ini dapat
ditemukan pada semua sel proliferasi baik sel normal maupun sel tumor.
Protein ini juga dapat digunakan sebagai penanda dari kecepatan
proliferasi sel pada pertumbuhan sel. Ki67 berpengaruh juga pada
kecepatan mitosis sel dan mempengaruhi prognosis dari tumor tumor
ganas, termasuk kanker payudara
3. Metode pemeriksaan IHC
(anisa_058)
1. Fiksasi dan prosesing jaringan, untuk cairan fiksasi menggunakan buffer
permalin 10% dengan suasana netral dengan waktu 24 sampai 72 jam.
Untuk prosesing jaringan diatas fiksasi dehidrasi dan embedding.
2. antigen retrifal tujuannya untuk mengembalikan struktur protein atau
antigen yang merusak pada saat fiksasi dilakukan dengan cara enzimatik,
hit induced epitop retrifal atau keduannya
3. endogenus bloking yaitu untuk menghindari terjadinya false posive atau
positif palsu, larutan yang biasa digunakan H2O2.
4. protein blokin untuk mendeteksi antigen spesifik dalam jaringan pada
pengecatan IHC
(ersa_098)
pengecatan IHC mempunyai tujuan untuk pelekatan antigen dan antibodi,
yang akan dilihat pada pewarnaan
1. ikatan fist antibodi dan antigen , dilihat dari perubahan warnanya yaitu
coklat memaki reaksi diamino benzidin atau biasa disebut DAB. Merah,
menggunakan reaksi alkalifosfatase. Coklat mengasilkan enzim
peraksidase.
2. secondary antibodi menghubungkan fist antibodi dengan peroksidase
dan harus mengaktifkan DAB sehingga harus terikat oleh HRP atau horse
radish peroksidase.
(farikha_068) karena ihc adalah teknik deteksi yang sangat baik dan
memiliki keuntugan luar biasa karena dapat menunjukkan dengan tepat
dimana protein tertentu berada pada jaringan yang diperiksa. Ihc
merupakan cara yang efektif untuk memeriksa jaringan.
(ersa_098) karena untuk deteksi berbagai protein didalam sel tumor ganas
atau engganya untuk menentukan respon terapi dan patogenesis . untuk
prediksi prognosis pada karsinoma sel, skuamosa, rongga mulut, sehingga
dapat menentukan terapi yang tepat.
6. Apoptosis ?
(salsa_074) merupakan proses eliminasi cepat sel rusak atau berlebihan
dengan cara yang tidak menimbulkan peradangan lokal dalam jaringan.
Penyebab apoptosis dibagi menjadi 2
a. Fisiologis
Contoh:
Volume sel dan inti menyusut dengan cepat dan perubahan membran
sel mengakibatkan “ blebbing’’ yang luas pada permukaan sel
Pada akhir apoptosis sel pecah menjadi banyak badan apoptik menjadi
banyak badan apoptik kecil yang mengalami fogositosis oleh sel-sel
sekitarnya
7. Diferensiasi sel
(regita _083)Diferensiasi sel merupakan proses pembentukan berbagai
jenis sel yang memiliki fungsi spesifik, pada proses ini mengubah satu
jenis sel menjadi jenis sel lain dan disebabkan oleh ekspresi gen.
(intan_103)
Faktor diferensiasi sel
1. kontrol gen, perbedaan sel disebabkan sel mengekspresikan gen yang
berbeda. Gen diaktifkan untuk mengatur sintesis
2. asam retinoat, berasal dari vitamin A berfungsi untuk mendorong
diferensiasi sel epitel
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan teori yang kami bahas, ekspresi gen ini mengalami keabnormalan
dalam siklusnya.Pada keadaan normalnya itu seimbang, tidak mengalami pembengkakan atau
ada benjolan. Untuk mengetahui adanya pembengkakan suatu neoplasma atau tidak, di cek
menggunakan metode IHC. Jika pemeriksaan hasilnya positif maka ada aktivitas sel. Metode
IHC untuk mendiagnosis jaringan selnya.siklus yang dilewati oleh sel adalah fase interfase
( G1,S dan G2) dan mitosis (profase,metafase,anafase, dan telofase). Pada kasus ini,ekspresi
gen tidak melewati masa apoptosis . Hal ini diperkuat dengan pemeriksaan metode IHC
yang menunjukkan adanya peningkatan ekspresi Ki67 yang lebih tinggi daripada jaringan
sekitarnya. Masa apoptosis yaitu proses eliminasi cepat sel rusak atau berlebihan dengan cara
yang tidak menimbulkan peradangan lokal dalam jaringan