Anda di halaman 1dari 9

PBL 2 BLOK 2

Pertemuan 1
5 November 2021
Seorang gadis berusia 14 tahun didiagnosa memiliki agenesis pada beberapa gigi rahang atas
dan rahang bawahnya. Ayah dan saudara laki-laki dari pasien (juga diketahui) memiliki
kondisi serupa yang telah dikonfirmasi melalui proses wawancara. Pada kasus ini tidak
ditemukan adanya kelainan fisik lainnya, seperti pada kuku, kulit, rambut, maupun kelenjar
keringat. Pada hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa pasien memiliki mutasi
gen MSX1 (yang juga terjadi pada keluarga pasien) dengan sifat pewarisan dominan-
autosomal non-sindromik.
A. Klasifikasi Istilah
1. Agenesis : adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kegagalan sebagian atau
seluruh organ berkembang saat masih dalam tahap embrio
2. Mutasi gen : Perubahan pada gen
3. MSX1 : msx1 gen yang menyediakan protein untuk mengatur aktivitas gen yang
lain, gen pengatur pola pertumbuhan
4. Pewarisan autosomal : pewarisan pada gen autosom, yang ditentukan oleh gen
yang terdapat pada gen kromosom somatis
5. Non-sindromik : Tanpa gejala lain

B. Rumusan Masalah
1. Etiologi terjadinya agenesis
2. Klasifikasi agenesis
3. Dampak agenesis
4. Perawatan agenesis
5. Peran gen MSX1 dan Identifikasi MSX1
6. Hubungan MSX1 dengan agenesis
7. Apa yang dimaksud dengan genotip
8. Apa yang dimaksud dengan fenotip
9. Apa yang dimaksud dengan mutasi gen
10. Proses terjadinya mutasi gen
11. Macam dari mutasi gen
12. Kenapa pada kasus ini diperlukan pemerikasaan rambut, kuku, kulit, dan kelenjar
keringat?
13. Sifat pewarisan (dominan autosomal sindromik)

C. Analisis Masalah
1. Faktor genetic dan lingkungan. Pewarisan sifat agenesis diwariskan secara
autosomal non-sindromik, yang paling dominan gen PAX9 (agenesis gigi non
sindromik). Gen MSX1 yang akan mengatur pertumbuhan (paling banyak pada
agenesisi semua premolar). Gen
Factor lingkungan karena adanya trauma, konsumsi obat obatan dsb.
Mutasi AXIN2 (pengatur pola pertumbuhan sel, proliferasi, dan diferensiasi)
diasosiasikan dengan berbagai hypodontia, termasuk hypodontia nonsindromik
Mutasi gen EDA menghasilkan hypodontia pada gigi insisivus maxilla lateral
Hypodontia diasosiasikan dengan kebiasaan merokok dan minum alcohol. Sel
Neular Crest rentan terhadap stress oksidatif yang disebabkan kebiasaan tersebut.

2. Agenensis diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu


- dinyatakan Hipodonsia ringan jika agenesis terjadi pada 1 atau 2 gigi
- dinyatakan Hipodonsia sedang jika agenesis terjadi pada 3 sampai 5 gigi
- dinyatakan Hipondosia berat jika agenesis terjadi pada 6 gigi atau lebih.
Anodontia: kelainan genetic pada gigi dimana semua benih gigi tidak terbentuk
sama sekali dan lebih sering mengenai gigi tetap dari pada gigi sulung.
• Anodontial total: keadaan pada rahang tidak ada gigi satupun, baik tetap
maupun gigi susu.
• Anodontial porsial: tumbuh satu atau lebih gigi yangmana sering terjadi pada
gigi permanen dari pada gigi susu. Anondotial parsial sering digunakan sebagai
sinonim dari oligodontia.anodontia
Oligodontia: kelainan genetik pada lebih dari enam gigi tidak tumbuh atau yang
hilang molar tiga.

3. -kesulitan berbicara
-kesulitan mengecap makanan
-dampak psikologis; merasa malu
-gigi ompong gigi ompong sehingga harus dilakukan pembuatan gigi palsu
-besar kemungkinan untuk menurunkan agenesis gigi kepada keturunannya
- a. Kurangnya untuk stimulasi pada rahang dan akan terlihat seperti dilakukan
pencabutan gigi
b. Mengubah oklusi dan posisi melalui kelainan terhadap bentuk gigi posisi gigi
contohnya polidiastema ( celah antar gigi interdental) dan pertumbuhan rahang
kecil berbentuk v seperti paruh burung

4. Perawatan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki penampilan atau membantu


saat mengunyah makanan dan berbicara salah satunya adalah :
Pemasangan gigi palsu atau gigi tiruan lepas pasang yang dibuat untuk
menggantikan gigi yang hilang.
Pemasangan bridge gigi
Yaitu perawatan gigi yang menjembatani bagian gigi yang hilang. Bridge gigi
terdiri dari dua mahkota yang telah dicetak sesuai dengan bentuk gigi dan
dihubungkan dengan kawat besi.
Kedua gigi tersebut diletakkan pada bagian yang kosong, kemudian antar ruang
gigi yang renggang ditanam menggunakan gigi palsu yang disebut pontik
Pemasangan implant gigi
Perawatan ini melibatkan penanaman sekrup titanium pada rahang gigi untuk
menggantikan akar gigi.
5. identifikasi MSX1= Gen MSX1 memberikan instruksi untuk membuat protein
yang mengatur aktivitas gen lain. Gen MSX1 adalah bagian dari keluarga besar
gen homeobox, yang bertindak selama perkembangan awal untuk mengontrol
pembentukan banyak struktur tubuh. Secara khusus, gen ini sangat penting untuk
perkembangan normal gigi dan struktur lain di mulut. Mungkin juga penting untuk
perkembangan kuku jari tangan dan kaki.
Gen MSX1 dikaitkan dengan agenesis gigi dominan autosomal. Selain itu, gen
MSX1 memiliki bukti awal yang mendukung korelasi dengan celah orofasial
dominan autosomal dan displasia ektodermal yang mempengaruhi gigi dan kuku,
juga dikenal sebagai sindrom Witkop. Gen MSX1 mengkodekan represor
transkripsi yang diduga berperan dalam pembentukan pola tungkai, perkembangan
kraniofasial termasuk odontogenesis, dan penghambatan pertumbuhan tumor
peran: untuk perkembangan odontogenesis dan perkembangan insicivus dan
premolar, mengendalikan odontogenesis, menekan transkripsi selama
embryogenesis melalui interaksi dengan kompleks transkripsi inti dan
homeoprotein lainnya, komonen penting proses pemberi sinyal dalam lapisan
epitel. cara kerja: MSX1 diaktifkan oleh sinyal BMP4 di epitel, kemudia MSX1
dan BMP4 bekerja sama membentuka autoregulari sehingga BMP4 dna MSX1
membentuk enamel. memacu perkembangan gigi dan apabila terjadi mutase maka
akan mengganggu perkembangan gigi. BMP4: protein morfogenetik tulang 4
melupakan keluarga protein morgogenetik tulang

6. Mutasinya menyebabkan agenesis dominan autosom pada gigi premolar kedua


dan molar ketiga. Gen tersebut menyebabkan multiple agenesis gigi, yaitu akibat
perubahan urutan nukleotida, dimana prolin menggantikan arginin mutasi MSX1
menyebabkan pembentukan bibir sumbing dan langit-langit mulut, ketika terjadi
secara paralel dengan mutasi gen PAX9. Mutasi dalam MSX1 juga dapat
menyebabkan cacat bawaan langka seperti sindrom Wiktop dan sindrom Wolf-
Hirschhorn.mutasi MSX1 terutama mengubah kualitas mesenkim gigi, tetapi tidak
berekspresi dalam epitel gigi pada tahap kuncup, tutup atau lonceng
perkembangan gigi Hubungan antara penanda MSX1-CA telah ditemukan. Celah
lebih sering diamati pada individu alel homozigot 4 MSX1, yang ibunya merokok
atau dengan kedua orang tuanya merokok. Hasil serupa diperoleh pada anak-anak
dari ibu tanpa suplementasi folat setiap hari selama periode perikonsepsimerujuk
pada keadaan genetic, homozigot maupun heterozigot
Agenesis gigi multipel yang terjadi pada sindrom ini terutama mempengaruhi
premolar dan molar. Ini terkait dengan mutasi MSX1 dan dapat sangat bervariasi
(dari agenesis gigi multipel hingga oligodontia). Anomali gigi lainnya termasuk
taurodontisme dan perkembangan gigi yang terlambat

7. Kata genotip berasal dari bahasa Yunani “genos” yang artinya “lahir” dan “typos”
yang berarti “tanda”. Meskipun keseluruhan kata "genotip" tidak secara tepat
berarti "tanda lahir" seperti yang kita pikirkan tentang frasa tersebut, hal itu
berkaitan dengan genetika seseorang sejak lahir . Genotipe adalah istilah yang
dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari suatu individu atau sekumpulan
individu populasi. Genotipe dapat merujuk pada keadaan genetik suatu lokus
maupun keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh kromosom. Genotipe dapat
berupa homozigot atau heterozigot. Kebanyakan gen terdiri dari dua atau lebih
alel yang berbeda, atau bentuk suatu sifat

8. Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan


perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan
lingkungan serta interaksi keduanya.
Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu
organisme. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat
dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh
fenotipe misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu
penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotipe dapat berupa kandungan
substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Misal, kadar gula darah atau
kandungan protein dalam beras. Pada taraf molekular, fenotipe dapat berupa
jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada
elektroforesis.
Fenotipe ditentukan sebagian oleh genotipe individu, sebagian oleh lingkungan
tempat individu itu hidup, waktu, dan, pada sejumlah sifat, interaksi antara
genotipe dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai

9. Mutasi gen adalah mutasi yang disebabkan oleh perubahan nukleotida-nukleotida


penyusunnya, Mutasi gen disebabkan oleh kesalahan replikasi DNA, penambahan
metagen kimia, fisika, ataupun biologi.
penyebab mutase gen adanya lonacatan energi listrik, dan bahan karsinogenik
Kimia : kolkisin dan digitonin
Fisika : Radiasi radioakti, sinar x, sinar gama, sinar uv
Biologi ; virus dan bakteri

10. Mutasi turun-temurun yang diwariskan dari orangtua dan hadir sepanjang hidup
seseorang di hampir setiap sel dalam tubuh. Mutasi ini juga disebut mutasi
germline karena mereka hadir dalam sel telur atau sel sperma orang tua mereka,
yang juga disebut sel germinal. Ketika telur dan sel sperma bersatu, menghasilkan
sel telur yang telah dibuahi dan menerima DNA dari kedua orang tuanya. Jika
DNA ini memiliki mutasi, anak yang tumbuh dari sel telur yang dibuahi akan
memiliki mutasi di setiap sel nya.

11. Mutase spontan (pengaruh tidak jelas), mutase terinduksi (sinar uv), berdasarkan
jenis sel yang bermutasi, perubahan kode genetic, mutase tanpa arti (perubahan
kodon asam amino), mutase perubahan kerangka
Berdasarkan arah mutasi yaitu mutasi maju dan mundur. Maju yaitu mutasi dari
normal ke abnormal, sedangkan mundur adalah sebaliknya.
Macam mutase:
a. Tipe sel : ada dua somatik dan germinan
b. Kejadian : alam dan buatan
c. Gen : dominan dan resesif
d. Arah mutasi : mutasi maju dan mutasi balik
Mutasi gen alami adalah perubahan yang diwariskan dari orangtua ke anak.
Kondisi ini juga bisa disebut sebagai mutasi germline. Gen-gen ini terdapat pada
sel sperma dan sel telur, yang juga bisa disebut sebagai sel germ.
Saat bersatu dengan sperma, maka sel telur yang telah dibuahi itu akan menerima
DNA dari kedua orangtua. Jika DNA yang diterima adalah DNA yang bermutasi,
bayi yang lahir dari sel telur ini akan mewariskan DNA mutasi itu di semua sel
tubuhnya.
2. Mutasi gen buatan
Mutasi genetik buatan sering juga disebut sebagai mutasi somatis. Mutasi ini tidak
diturunkan dari orangtua dan tidak muncul di semua sel tubuh. Perubahan ini bisa
terjadi karena berbagai hal, seperti faktor lingkungan atau kesalahan yang dibuat
oleh DNA saat proses pembelahan sel.
Berdasarkan tempat terjadinya, gametik atau germinal(terjadi pada sel-sel l(terjadi
pada sel-sel organ reproduksi organ reproduksi
sehingga dapat diturunkan kepada turunannya)

12. Untuk mengetahui sinromik dan non sindromik dimana di kuku, rambut, serta
kelenjar keringat ada DNA yang dapat memberikan informasi. dan Untuk
mengetahui apakah ada kerusakan gen atau tidak.
Hipodonsia biasanya disebabkan oleh kelainan genetik yang lebih dari 10 gen
yang berperan dalam memunculkan kondisi ini. gen yang paling berperan adalah
gen WNT10A.
Gen ini membawa kelainan genetik yang disebut displasia ektodermal. Gejalanya
pada hipodonsia bisa diidentifikasi melalui rambut kering, kelainan bentuk lidah,
serta hiperhidrosis (keringat berlebihan).

13. Pewarisan sifat autosomal dominan ditentukan oleh gen-gen yang terdapat dalam
DNA pada autosom yaitu antara pasangan kromosan ke 1- 22, pewarisan sifat ini
diturunkan oleh gen dominan, apabila genotip dominan ada maka sifaat tertentu
yang diturunkan akan muncul fenotipnya
Pewarisan dominan berarti gen abnormal dari salah satu orang tua dapat
menyebabkan penyakit, meskipun gen yang sesuai dari orang tua lain adalah
normal. Gen abnormal mendominasi .
Risiko masing-masing anak tidak tergantung dari apakah saudara mereka
memiliki kelainan atau tidak. Misalnya, jika anak pertama memiliki gangguan,
anak berikutnya memiliki risiko yang sama 50 % dari mewarisi gangguan . Anak-
anak yang tidak mewarisi gen abnormal tidak akan mengembangkan atau
menularkan penyakit .

D. Kesimpulan
Disebabkan genetic atau lingkungan, diwariskan secara autosomal non sindromik.
Yang mendominasi PAX9 dan MSX1. Bisa karena obatobatan, atau obat ibu hamil,
bisa juga dari merokok. Dampak susah ngomong dan malu karena ompong.
Perawatan gigi palsu/implant. Macam spontan, terinduksi, tanpa arti, pergeseran
kerangka, perubahan kode genetic.
PBL 2 BLOK 2
Pertemuan 2
9 November 2021
E. LO
1. Tahapan kenapa mutasi gen menjadi agenesis dan keterkaitannya (tampilkan
dengan bentuk skema/gambar)
 Keterkaitan : Mutasi pada sejumlah gen ditemukan mengganggu perkembangan
gigi. Namun, hingga saat ini hanya ada tiga gen yang terkait dengan bentuk
nonsyndromic agenesis pada gigi. Di antaranya, Msx1 dan Pax9 yang dipelajari
lebih
intensif. Baru-baru ini, struktur umum dari domain berpasangan Pax telah
dijelaskan
dan filogenetik serta hubungan antara beberapa anggota keluarga Pax
ditetapkan.
Selain itu, kedua ekspresi gen dan patogenesis molekuler Msx1 dan Pax9 telah
dikarakterisasi dengan relatif baik, menjadikannya kandidat khusus untuk
menjelaskan setidaknya sebagian dari variasi gigi. terdapat beberapa hasil
penelitian mutasi pada gen Axin2, EDA, dan Wnt10A telah dikaitkan dengan
hipodonsia non-sindrom.

2. Tahapan perkembangan gigi secara singkat (tampilkan dengan bentuk


skema/gambar)
 o Erupsi gigi adalah proses berkesinambungan meliputi perubahan posisi gigi
melalui beberapa tahap mulai pembentukan sampai muncul ke arah oklusi dan
kontak dengan gigi antagonisnya.
o Keausan gigi/atrisi adalah suatu keadaan faktorial kompleks yang disebabkan
karenainteraksi dari faktor – faktor biologis, kimiawi mekanis, dan tribologikal.

o Resesi gingiva adalah tereksposnya bagian akar gigi karena terjadi penurunan
margin gingiva ke arah apikal menjauhi CEJ (cemento enamel junction). Resesi
gingiva dapat terjadi karena menyikat gigi menggunakan sikat gigi dengan bulu
sikat yang keras.
3. Perbedaan genotip dan fenotip
 Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dari fenotipnya dan fenotip
adalah sifatyang tampak.Contoh fenotip adalah warna mata, berat
badan.Genotip terbagi menjadi homozigot(gen dominan misalnya AA atau
resesif misalnya aa, dengankata lain, alelnya sama) dan heterozigot(alelnya
berbeda, misalnya Aa.
 Genotip adalah identitas genetik lengkap yang diwariskan dari orang tua ke
anak.Fenotip adalah ciri khas pada satu individu yang bisa dengan mudah
diamati secara fisik, seperti warna mata, tinggi badan, dan warna kulit
 Perbedaan genotip dan fenotip
Sederhananya, genotip adalah gen yang diwariskan dari orang tua. Meski
begitu, tidak demikian dengan fenotip. Orang-orang kembar identik akan
memiliki genotip yang sama, meski fenotipnya bisa berbeda. Fenotip seseorang
bisa berubah-ubah sepanjang hidupnya, karena lingkungan bisa memengaruhi
banyak hal di tubuh manusia. Namun genotip tidak akan berubah seumur hidup.
Untuk mengamati fenotip pada manusia, caranya juga sederhana. Kita cukup
melihat ciri fisik seseorang. Sementara itu untuk melihat genotip, caranya lebih
kompleks, yaitu dengan melakukan tes biologis khusus yang dinamakan whole
genome sequencing (WGS). Hasil dari tes WGS ini akan menunjukkan
molekul-molekul DNA secara detail, sehingga susunan genotip seseorang bisa
diketahui secara lengkap.
 Fenotip : warna rambut, warna mata, diturunkan ke anak
 Genotip : warna kullit yang genotipnya terang menjadi gelap karena factor
lingkungan

4. Hubungan fenotip dan genotip pada MSX1

5. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya mutasi gen


 Tes DNA
Suatu pengujian forensic yang melibatkan tekknik biologi molekuler untuk
mendapatkan profil DNA sejumlah materi uji yang merupakan bahan biologis.
Dalam genetika penampisan atau skrinning adlah salah satu cara yang
digunakan untuk membuat atau mendeteksi keberadaan organisme mutasi
(mutagenesis).
 Tes Genetika
Tes DNA yang dilakukan untuk engethaui perubahan dan kelainan komposisi
gen seseorang. Contoh: tes genetic molekuler untuk mendeteksi mutase pada
untaian DNA.
 PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan dengan menggunakan teknologi amplifikasu asam nukleat virus,
untuk mengetahui ada tidaknya virus/ DNA virus. Memerlukan DNA cetakan,
primer, dNTP dan DNA polymerase yang kemudia campuran ini akan
dipaparkan ke dalam 3 maca, suhu dalam beberapa siklus secara berulang-
ulang.
 1 siklus terdiri dari:
o Denaturasi: DNA dicetak dan akan didenaturasi dengan pemansan 95°
dalam campuran yang berisi 2 jenis polomerasi daan 4 dNTP dalam
jumlah berlebih.
o Annealing: campuran didinginkan sampai temperature 60° yang akan
menyebabkan primer berhibridisasi (anneal) dengan sekuens target.
Apabilan temperaturr dinaikan makan proses annealing akan berhenti.
o Extension: primer yang berhibridisasi akan diperpanjang dengan bantuan
DNA polymerase dengan suhu sekitar 72-76°
Siklus ini terus berulang hingga mendapatkan jumlah DNA yang diinginkan.
Kekuatan PCR bergantung pada tinggi sensitifitas pengikatan primer pada sekuens
DNA target selama reaksi annealing. Pada penangan sampel harus diperhatikan agar
tidak terjadi kontaminasi. Karena dapat mengakibatkan kesalahan besar seperti
positif palsu ataupun negative palsu. Sampel yang digunakan untuk tes PCR adalah
sampel cairan gusi, saliva, gigi, specimen patologik dan jaringan mulut lainnyaa.
6. Agenesis (gambar yang dimaksud hipodensia, oligodontia, anodontia)
i. Pengertian
Agenesis gigi merupakan kondisi kelainan pada perkembangan gigi
yang membuat satu atau beberapa gigi hilang dikarenakan tidak adanya
benih gigi.
ii. Etiologi
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan genetik.
Kegagalan proliferasi sel basal gigi dari lamina dental dapat
disebabkan oleh infeksi (misal: rubella, osteomielitis), trauma,
obat-obatan (misal: thalidomide), kemoterapi atauradioterapi.
Mutasi beberapa gen, seperti Msx1 atau Pax9 diketahui
menyebabkantidak tumbuhnya gigi permanen.
iii. Klasifikasi
 Anodontia adalah kelainan kongenital dimana semua gigi tidak
tumbuh disebabkan tidak terdapatnya folikel gigi. Anodontia dibagi
menjadi:
 Anodontia total adalah keadaan dimana pada rahang tidak ada
gigi susu maupun gigi tetap.
 Anodontia parsial adalah keadaan dimana pada rahang terdapat
satu atau lebih gigi yang tidak tumbuh dan lebih sering terjadi pada
gigi permanen daripada gigi susu.
 Hipodontia adalah keadaan dimana benih gigi yang tidak
terbentuk berjumlah antara 1-6 gigi. Pada hipodontia, gigi-gigi yang
paling seringtidak terbentuk adalah gigi premolar dua rahang bawah,
insisif dua rahangatas, dan premolar dua rahang atas.
 Oligodontia adalah keadaan dimana benih gigi yang tidak
terbentuk berjumlah lebih dari 6 gigi.
7. Selain PAX9 dan MSX1 gen apa lagi yang penting untuk pertumbuhan gigi
 Dlx1/2/5, Runx2 and Pitx2
 Pax9
 Lef1
 Gli1/2/3
 Lhx6/7/8
 Prx1/2
 Bmps (bone morphogenesis protein)
 fgf-4 (sebagai growth stimulating)
 Hedgehogs (Hhs)
 Platelet Derived Growth Factors (PDGFs)
 Retinoic Acid (RA)
 Endothelin
 fgf-8: molekul endogen inducer yang diekspresikan dalam oral epitel dibawah
ekspresi lhx-6 dan lhx 7. fgf-8 cepat menginduksi ekspresi gen lhx dlm kultur
mandibula, sehingga dapat memulai rangkaian genetic yang mengawali
keseluruhan tahap inisiasi gigi.
 sinyal epitel: mengontrol inisiasi datang dari gen Pax-9 yang diinduksi oleh fgf-
8 dan ditekan bmp-4.
 EGF: berperan dalam proliferasi sel epitel gigi, namun juga menghambat
proliferasi sel-sel dental papilla dan menyebabkan hambatan pembentukan dan
diferensiasi sel pada benih gigi. EGF eksogen dapat menghambat mekanisme
penangkapan rangsangan dari proliferasi sel dental dan meningkatkan gangguan
pembentukan gigi (abnormalitas).
 TGF-beta, reseptor notch: mengatur awal epitel gigi dan terus berdiferensiasi
pada persilangan sel ameloblast.
 IRF6, GREM2, AXIN2, LRP6, SMOC2, LTBP3, PITX2, dan WNT10B.

8. Pewarisan (gambar) mekanisme pewarisan (fadel)

F. Kesimpulan
Gen gen penting untuk pertumbuhaan gigi, Genotip diwariskan orang tua tidak bisa
berubah seumur hidup, fenotip bisa berubah karena factor lingkungan. Mutase gen
ditemukan mengganggu perkembangan gigi MSX1, PAX9. Tahap pertumbuhan gigi,
inisiasi, dsb. Mekanisme pewarisan bisa menurut seperti hukum Mendel.

Anda mungkin juga menyukai