Anda di halaman 1dari 3

CATATAN SPLINTING

Isi KS lengkap dari anamnesa – rencana perawatan. Kalo okta pas itu nyari dari jurnal, tapi
ngarang juga gapapa 😊
Pemeriksaan Objektif
1. Resesi Gingiva
Klasifikasi resesi gingiva menurut Miler
 Kelas 1 : Margin gingiva yang mengalami resesi belum terjadi perluasan ke
daerah mucogingival junction, serta belum mengalami kehilangan jaringan lunak
dan tulang alveolar pada daerah interdental
 Kelas 2 : Resesi gingiva telah meluas sampai mucogingival junction dan belum
disertai kehilangan tulang maupun jaringan lunak pada daerah interdental
 Kelas 3 : Resesi gingiva telah meluas sampai mucogingival junction dan sudah
disertai kehilangan tulang maupun jaringan lunak pada daerah interdental, bisa
disertai malposisi gigi maupun tidak
 Kelas 4 : Resesi gingiva telah meluas sampai mucogingival junction, disertai
kehilangan tulang yang parah pada daerah interdental, dan atau disertai malposisi
gigi yang parah
2. Kegoyangan gigi
Penyebab gigi goyang :
- Resorpsi tulang alveolar
- Adanya perluasan inflamasi yang meluas ke ligament periodontal
- Attachment loss
- Adanya trauma
o Fraktur di dentoalveolar
o Fraktur di akar gigi
o Fraktur di mandibula/ maksila

Klasifikasi kegoyangan gigi menurut Miller


 Derajat I = apabila gigi dapat digerakan (tetap pada aksinya) pada pergerakan
bukolingual atau mesiodistal sedikit lebih besar dari normal atau kurang dari
1mm.
 Derajat II = apabila gigi dapat digerakan 1 mm atau lebih pada gerakan abnormal
ke arah bukolingual.
 Derajat III = apabila gigi dapat digerakan 1 mm lebih ke arah keduanya,
bukolingual atau mesiodistal dan oklusoapikal (vertical displacement).
Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)
Tanda klinis apa yang mendasari dilakukan pemeriksaan penunjang?
1. Probing depth > normal
2. Kegoyangan gigi yang dikeluhkan oleh pasien
3. Adanya resesi gingiva
Pada kasusku resesi gingiva kelas 1 (1-2 mm). Resesi gingiva kelas 1 dan kelas 2
memang sudah terdapat kerusakan pada tulang alveolar tapi belum terjadi pada
daerah interdental, sedangkan pada pemeriksaan radiografi itu yang terlihat hanya
kerusakan alveolar bone di daerah interdental pada bagian periapikalnya tidak
terlihat.
(Better cari kasus yang resesi gingivanya kelas 3 atau 4 biar ndak diputer2
pertanyaannya hehe ^^)

Gambaran radiografi tulang alveolar


Normalnya, alveolar crest berada ± 2 m di bawah CEJ. Pada gambaran radiografi terlihat bagian
septum interdental, di septum interdental itu terdiri atas cortical plate dan cancellous bone
(spongious bone). Cortical plate lebih radiopaque. Kontur alveolar bone di interdental ini yang
jadi indicator jaringan periodontal yang sehat, gambarannya tipis dari tepi kortikal sampai
puncak tulang interdental. Puncak tulang interdental kontinu dengan lamina dura. Kalo lamina
dura udah terputus, berarti udah terdapat kerusakan jaringan periodontal.
Untuk pengukuran resorpsi tulang alveolar itu disambungin (?) sama panjang akar, misal resorpsi
tulang ½ panjang akar gitu gitu ^^.

Diagnosa.
Biasanya ditanyain diagnosa apa, etiologi apa, faktor predisposisi apa
Kasusku :
Localized periodontitis. Etiologi : bakteri plak, faktor predisposisi : kalkulus

Rencana Perawatan
FASE 1
DHE + SRP
 Untuk menghilangkan etiologi sehingga diharapkan ada perbaikan jaringan
Untuk kalkulus supra gingiva bisa dibersihkan terlebih dahulu. Untuk sub gingiva dilihat dulu
kegoyangannya giginya. Splinting sebelum SRP bisa dilakukan untuk stabilisasi. Setelah
scalling bisa saja terjadi kegoyangan/ peningkatan level kegoyangan yang mungkin pada waktu
pemeriksaan itu tidak terlihat. Untuk kegoyangan derajat 3 lebih baik di splinting sebelum
dilakukan SRP karena dikhawatirkan pada saat scalling gigi bisa terlepas dari soketnya.
SPLINTING
Splinting yang dilakukan diakhir dimaksudkan untuk membantu proses healing. Setelah
dilakukan perawatan, untuk membentuk dinding lateral pocket atau perbaikan jaringan itu
membutuhkan waktu. Splinting kan gigi itu diikat seolah-olah menjadi 1 gigi sehingga tekanan
yang diberikan menjadi berkurang, Karena pada gigi yang jaringan periodontalnya tidak sehat,
sedikit tekanan itu diianggap jejas yang dapat memperparah keadaan jaringan periondontal, nah
splinting digunakan agar tekanan yang diterima tidak berlebih dan menjaga proses
penyembuhan.
Macam- macam splinting
1. Berdasarkan lama splinting
a. Temporary splinting = Lama penggunaan < 6 bulan. Diindikasikan untuk healing
dan stabilisasi. Belum tentu jaringan periodontal itu bisa kembali normal, tapi
diharapkan bisa ada perlekatan kembali.
b. Semi permanent = 6-12 bulan. Biasanya digunakan untuk persiapan untuk
permanent splinting. Misal etiologi sudah dihilangkan tetapi gigi tetap goyang
itu dibutuhkan permanent splinting, nah untuk perawatan itu dibutuhkan
persiapan. Atau proses healing itu membutuhkan waktu yang lebih lama atau
ketika ragu-ragu sama prognosis selama proses healing.
c. Permanent = permanent. Untuk pasien yang masih mengalami kegoyangan gigi
karena kapasitas jaringan periodontal tinggal sedikit.
2. Berdasarkan konstruksi
a. Extracoronal  tidak perlu membuat parit, untuk temporary splinting
b. Intracoronal  membuat parit (preparasi pada gigi yang akan displinting), untuk
permanent splinting
3. Berdasarkan bahan splinting
a. Wire ligature (temporary)  lebih stable tapi kurang estetik
b. Fiber (temporary)
c. Composit dan fiber  untuk permanen splinting

EVALUASI
FASE BEDAH (KURETASE)

Prosedur Splinting
- menentukan gigi yg akan displinting
- cek oklusi
- mengukur panjang kerja dan memotong fiber
- memberikan etsa dan bonding di gigi
- komposit dan ratakan
- light cure 10-20 detik
- pulas
- cek oklusi

Anda mungkin juga menyukai