Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

FRAKTUR ELLIS KELAS IV DAN V

Dosen:
drg. Paulina N. Gunawan, M.Kes, Sp.KGA

Oleh :
Kelompok 2

1. A. Novia Dwi Putri Rasni 16011103002


2. Agnes M. Andries 16011103007
3. Sanny Ch. Korah 16011103013
4. Michael J. Sundah 16011103019
5. Zefanya G. Pontoluli 16011103024
6. Rocky J. Mangindaan 15011103023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2019
PEMBAHASAN

Secara umum trauma adalah sebuah luka baik fisik maupun psikis. Trauma
gigi adalahkerusakan yang mengenai jaringan keras gigi dan atau periodontal
karena sebab mekanis, juga dapat terjadi karena aktivitas olahraga, kecelakaan
kendaraan dan yang paling sering adalah jatuh. Trauma gigi anak sering ditemui
pada usia 9 dan 10 tahun.Paraahli mengklasifikasikan berbagai macam kelainan
akibat trauma gigi anterior. Klasifikasi traumagigi yang telah diterima secara luas
adalah klasifikasi menurut Ellis dan Davey. Ellis dan Davey mengkategorikan
cedera traumatik pada gigi dalam delapan klasifikasi. Mulai dari fraktursederhana
yang hanya melibatkan enamel hingga kerusakan gigi akibat trauma atau
benturan pada gigi sulung.1

Klasifikasi fraktur gigimenurut Ellis and Davey, 1970. cit. Rao.A, 2012

 Kelas Imerupakan fraktur sederhana pada mahkota gigi dengan melibatkan


sedikit atau tidak ada dentin. Fraktur ini akan terlihat berwarna putih dengan
tekstur kapur. Fraktur pada email dapat menyebabkan laserasi pada jaringan
lunak karena ujungnya yang tajam dan sebagian besar menimbulkan masalah
estetik.
 Kelas II merupakan fraktur mahkota yang luas dengan melibatkan cukup
banyak dentin, tanpa melibatkan pulpa. Sering terjadi pada anak anak dari
pada orang dewasa. Hal ini disebabkan karena gigi anak-anak mempunyai
pulpa lebih besar dari pada dentin. Adapun gejala yang sering ditimbulkan
pada fraktur ini yaitu sensitive terhadap air atau udara dingin dan kontak
langsung.
 Kelas III merupakan fraktur mahkota yang luas dengan melibatkan cukup
banyak dentin dan melibatkan pulpa. Fraktur yang terpapar pada pulpa gigi
dianggap fraktur gigi yang paling serius. Dalam kasus ini dapat menyebabkan
hilangnya gigi permanen. Fraktur pada pulpa akan terlihat berwarna warna
merah muda pada bagian tengah retakan, biasanya disertai rasa sakit kecuali
suplai neurovascular gigi telah terganggu pada akargigi (Wang, et al., 2011).
 Kelas IV merupakan gigi yang mengalami trauma menjadi non vital dengan
atau tanpa kehilangan struktur mahkota.
 Kelas V merupakan kehilangan gigi. Avulsi gigi yaitu trauma yang mengenai
gigi sehingga membuat gigi benar-benar terlepas dari soketnya.
 Kelas VI merupakan fraktur akar gigi dengan atau tidak melibatkan struktur
mahkota.
 Kelas VII merupakan perpindahan gigi tanpa fraktur mahkota atau akar
 Kelas VIII merupakan fraktur kompleks mahkota gigi
 Kelas IX merupakan trauma pada gigi desidui

Gambar 1. Klasifikasi Fraktur Ellis dan Davey (1970)

 Fraktur Ellis Klas IV


Fraktur ellisklas IV merupakan gigi yang mengalami trauma menjadi non vital
dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota. 1

Gambar 2. Fraktur Ellis Klas IV

Perawatan Fraktur Ellis KlasIV :Pulpektomi, Ekstraksi

Dua alternative pilihan perawatan pada gigi desidui dengan nekrosis pulpa,
yaitu ekstraksi atau pulpektomi. Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada
anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan
mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta
mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh
jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak terdapat lagi symptom, dapat
berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda patologis yang lain.1

Perawatan endodontik pada gigi sulung juga bertujuan menjaga kesehatan


anak dan mempertahankan gigi sulung yang pulpanya telah terbuka sampai
periode eksfoliasi normal dan gigi permanen erupsi. Keberhasilan perawatan
endodontic tergantung dari reduksi atau eliminasi bakteri pada saluran akar dan
dapat ditingkatan dengan penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat
antimikroba.4 Bahan pengisi saluran akar yang ideal untuk pulpektomi pada molar
desidui harus memiliki beberapa sifat, sepertianti baketrial, dapat diresorpsi pada
tingkat yang sama seperti resorpsi akar, tidak berbahaya untuk benih gigi
permanen, tidak mengiritasi jaringan periapikal, mudah digunakan, dan lain-lain.
Sampai saat ini tidak ada bahan pengisi yang memiliki sifat ideal.1

 Fraktur Ellis Klas V

Fraktur ellisklas V (dikenal dengan nama Avulsi) merupakan kehilangan


gigi. Avulsi gigi yaitu trauma yang mengenai gigi sehingga membuat gigi benar-
benar terlepas dari soketnya.2

Kebanyakan kejadian avulse disebabkan oleh Karena terjatuh, bertabrakan,


dan kecelakaan di rumah, sekolah atau tempat bermain karena banyaknya aktivitas
anak-anak seperti olahraga, bersepeda, berenang dan bertengkar.

Gambar 3. Fraktur Ellis Klas V (Avulsi)

GambaranKlinis

Gaya ekstrusif yang mengenai gigi dapat menyebabkan gigi keluar dari
soketnya. Dalamterjadinya peristiwa ini, ligamen periodontal akan mengalami
ruptur, meninggalkan sisa sementum akar dan dinding bagian dalam dari soket
alveolar. Pembuluh darah yang memasukipulpa melalui foramen apikal akan
berhenti menyuplai darah ke dalam pulpa.Perluasan traumayang terjadi pada
ligamen periodontal dan pulpa, dan proses penyembuhan dari jaringantergantung
kepada periode ekstraoralnya, misalnya berapa lama gigi berada diluar dari
soketnyadan penanganan giginya.2

Gambar 4. Gambaran klinis gigi yang mengalami avulsi

Perawatan pada Gigi Sulung


Tiga pilihan yang mungkin untuk perawatan gigi sulung yang avulsi
meliputi:
1. Tidak dilakukan pengobatan
2. Penggantian prostetik gigi yang hilang
3. Replantasi gigi avulsi.

Replantasi harus dihindari dalam kasus berikut:


1. Ketika mahkota gigi pengganti permanen belum sepenuhnya terbentuk.
2. Anakdengan penyakit sistemik yang dapat memperburuk perawatan
atau menurunkantingkat keberhasilannya.
3. Anak dengan gangguan perilaku yang tidak dapat melakukan instruksi
pasca replantasi
4. Tidak ada gigi berdekatan untuk dilakukan splin
5. Avulsi dari fragmen koronal gigi dengan fraktur akar
6. Fraktur parah dari tulang alveolar.
7. Akar resorpsi karena trauma sebelumnya.
8. Kerusakan gigi yang parah.
9. Gigi yang telah terinfeksi jaringan ligamen periodontal

Perawatan pada Gigi Permanen Muda

1. Replantasi
Replantasimerupakan perawatan pilihan dalam kebanyakan situasi,
tetapi tidak selaludapat dilakukan segera. Replantasi adalah teknik di
mana gigi biasanya satu di bagian anterior, dimasukkan kembali ke
dalam alveolus setelah kehilangan atau perpindahan dengan tidak
sengaja.
2. Antibiotik
Pemberian antibiotik sistemik pada manusia setelah replantasi masih
dipertanyakan karena studi klinis belum menunjukkan nilai. Penelitian
eksperimental telah menunjukkan efek positif pada penyembuhan
ligamen periodontal dan pulpa terutama apabila antibiotik
diberikansecara topikal. Untuk alasan ini, antibiotik pada situasi
tertentu direkomendasikan setelahreplantasi gigi.
3. Splin
Setelah replantasi gigi yang telah avulsi, splin diperlukan untuk
menstabilkan selamasetidaknya minggu pertama penyembuhan. Hal ini
merupakan cara terbaik untuk mempertahankan gigi dalam posisi yang
benar, memberikan kenyamanan bagi pasien danmeningkatkan fungsi.
Penyembuhan periodontal dan pulpa meningkat jika gigi yang
direplantasidiberi kesempatan untuk bergerak sedikit dengan waktu
splin yang tidak terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bratanata O, Sutadi H. Jurnal Restorasi Fraktur Ellis Klas IV Pada Gigi


Insisif Sentral Atas Permanen Menggunakan Pasak Fiber Reinforced
Composite dan Mahkota Resin Komposit. 2009; 11(1):77-81.

2. Gohan K, Latif K. Penatalaksanaan Fraktur Ellis Kelas V Pada Gigi


Sulung dan Permanen Muda. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
Sumatra Utara: Medan; 2016.

Anda mungkin juga menyukai