0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
185 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas relasi gigi anterior dan posterior secara normal, serta berbagai jenis kelainan gigi meliputi kelainan jumlah, bentuk, warna, struktur jaringan, erupsi, dan ukuran gigi. Kelainan jumlah gigi dapat berupa gigi tambahan atau ketidakhadiran sebagian atau seluruh gigi. Kelainan bentuk gigi diantaranya geminasi, fusi, dan dens in dente. Kelainan warna gigi dapat berupa gigi berwarna kuning
Dokumen ini membahas relasi gigi anterior dan posterior secara normal, serta berbagai jenis kelainan gigi meliputi kelainan jumlah, bentuk, warna, struktur jaringan, erupsi, dan ukuran gigi. Kelainan jumlah gigi dapat berupa gigi tambahan atau ketidakhadiran sebagian atau seluruh gigi. Kelainan bentuk gigi diantaranya geminasi, fusi, dan dens in dente. Kelainan warna gigi dapat berupa gigi berwarna kuning
Dokumen ini membahas relasi gigi anterior dan posterior secara normal, serta berbagai jenis kelainan gigi meliputi kelainan jumlah, bentuk, warna, struktur jaringan, erupsi, dan ukuran gigi. Kelainan jumlah gigi dapat berupa gigi tambahan atau ketidakhadiran sebagian atau seluruh gigi. Kelainan bentuk gigi diantaranya geminasi, fusi, dan dens in dente. Kelainan warna gigi dapat berupa gigi berwarna kuning
Yang dimaksud dengan gigi anterior adalah insisiv sentral dan
lateral. relasi gigi anteriror diperiksa dalam jurusan sagital dan vertical. relasi yang normal dalam jurusan sagital adalah adanya jarak gigit/overjet. Relasi gigi posterior Pada keadaan normal relasi transversal gigi posterior adalah gigitan fissura luar rahang atas terlalu sempit atau terlalu lebar daripada rahang bawah. Kelainan gigi : 1. Kelainan Jumlah Gigi. Disebabkan adanya gangguan selama proses inisiasi ketika terjadi perkembangan lamina dental dan tahap tuntas. Kelainan bersifat herediter. Macam macam kelainan jumlah gigi : Supernumerary teeth. Adalah bentuk gigi tambahan di antara dua gigi dengan bentuk dan ukuran abnormal. Anodontia. Adalah tidak berkembangnya sebagian atau seluruh gigi. Anodontia ada yang sifatnya total yakni tidak ada sama sekali gigi pada rahang. Dan ada juga yang sifatnya parsial yakni masih terdapat sejumlah gigi pada rahang. Gigi yang sering mengalami anodontia parsial adalah insisivus lateral atas, molar (geraham belakang) tiga atas dan bawah, dan premolar (geraham depan) dua bawah. 2. Kelainan Bentuk Gigi. Macam macam kelainan bentuk gigi :
Geminasi : Adalah kelainan gigi yang terjadi karena satu
benih gigi terbagi dua pada proses invaginasi, sehingga terbentuk dua gigi yang tidak sempurna. Fusi : Adalah penyatuan sebagian atau seluruh dua benih gigi selama pertumbuhan. Secara klinis terlihat sebuah gigi yang besar dan jumlah gigi dalam rahang kurang. Konkresens : Adalah salah satu bentuk fusi yang terjadi setelah akar terbentuk sempurna, sehingga penyatuan hanya terjadi pada sementum akar gigi. Dilaserasi : Adalah penyimpangan pertumbuhan gigi sehingga hubunganaksial antara mahkota dan akar berubah. Dens in dente : Adalah gigi yang terbentuk dalam gigi. Kelainan ini dapat menyebabkan retensi sisa makanan, sehingga timbul karang gigi. Taurodontia : Adalah pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik seperti tanduk sapi. Akar dan Tonjol Gigi Tambahan : yaitu terdapat cabang atau akar tambahan dengan saluran akar utama pada 1/3 apeks akar. Akar Bersegmen : Adalah akar yang terpisah dari bagian yang lain sehingga menjadi dua segmen. Akar Pendek : Pertumbuhan akar yang tidak sempurna karena kelenjar hipofisis kurang aktif, sehingga akar pendek sedangakan mahkota normal. Hipersementosis : Adalah sementum yang berlebihan di sekitar akar gigi karena kelainan lokal atau sistemik, misalnya akibat inflamasi pulpa atau gangguan metabolik. Mutiara Enamel ( Enameloma ) : Adalah suatu endapan email kecil disekitar apikal dentin akibat pertautan sementum dan email seperti mutiara. Gigi Hutchinson : Adalah bentuk gigi abnormal pada sifilis kongenital. Odontoma : Adalah pembentukan abnormal jaringan gigi karena gangguan pada folikel akibat trauma atau infeksi. 3. Kelainan Warna Gigi. Di klasifikasikan menjadi : Gigi Kuning. Gigi Coklat.
Gigi Biru sampai biru kehijauan.
Gigi putih atau opak kekuningan. Gigi Coklat Kemerahan. Gigi Coklat Keabu abuan. Diskolorasi beberapa warna. 4. Kelainan Struktur Jaringan Gigi. Terjadi karena ketidakseimbangan pertumbuhan sebagian atau seluruh jaringan gigi. Kelainan ini di klasifikasikan : Sindrom Herediter. Pada enamel berupa amelogenesis imperfekta, yaitu hipokalsifikasi enamel herediter dan hipoplasia enamel herediter. Manifestasi Penyakit Lain. Dental fluorosis, hipoplasia akibat penyinaran dengan radiasi, hipoplasia karena kekurangan vitamin D. 5. Kelainan Erupsi Gigi. Di klasifikasikan menjadi : Erupsi Prematur. Erupsi yang terjadi sebelum waktunya. Terdapat gigi sulung atau gigi tetap pada waktu bayi dilahirkan atau pada usia beberapa hari. Erupsi Lambat. Erupsi yang terjadi melewati waktu yang seharusnya. Ankilosis. Adalah tidak terdapat membran periodontal diantara akar gigi dan tulang, sehingga gigi langsung melekat pada tulang.
6. Kelainan Ukuran Gigi.
Di klasifikasikan menjadi : Mikrodontia ( dwarfisme ). Adalah ukuran gigi lebih kecil dari normal. Makrodontia. Adalah ukuran gigi lebih besar daripada gigi normal. Terbagi menjadi, True mcrodontia terjadi pada seluruh gigi penderita gigantisme, sedangakan False macrodontia terjadi pada beberapa gigi dan biasanya insisivus dan kaninus