Anda di halaman 1dari 7

1.

1 Diskolorasi Gigi

1.1.1 Definisi

Diskolorasi merupakan terjadinya perubahan warna pada gigi. Perubahan

warna gigi dapat terjadi selama atau sesudah pembentukan email dan dentin yang

dapat terjadi akibat banyak faktor.

1.1.2 Klasifikasi Diskolorasi

Klasifikasi diskolorasi menurut (Suresh Chandra and Gopikrishna, 2014)

adalah:

1. Diskolorasi Ekstrinsik

Diskolorasi ekstrinsik merupakan perubahan warna yang terjadi di luar

permukaan gigi yang biasanya diakibatkan faktor lokal, seperti noda atau stain

tembakau. Diskolorasi jenis ini lebih mudah dilakukan perawatan pemutihan

gigi (Walton dan Torabinejad,1997).

Faktor yang mempengaruhi diskolorasi ekstrinsik adalah sebagai berikut:

1) Diet: noda cokelat pada permukaan gigi bisa disebabkan oleh pengendapan

tanin yang ditemukan dalam teh dan kopi, wine, cola, kunyit dan beberapa

makanan dan minuman lainnya juga dapat menyebabkan perubahan warna

gigi.

2) Kebersihan rongga mulut: akumulasi plak gigi, kalkulus dan partikel

makanan menyebabkan noda cokelat atau hitam.

3) Kebiasaan: tembakau dari rokok, cerutu, pipa, dan mengunyah tembakau

menyebabkan noda cokelat dan hitam gelap yang menutupi sepertiga tengah

servikal gigi.
4) Faktor obat: antiseptik kationik seperti chlorhexidine, cetylpyridinium

chloride dan obat kumur lainnya dapat menyebabkan noda setelah

penggunaan jangka panjang. Chlorhexidine, misalnya, menghasilkan

perubahan warna cokelat sampai hitam. Bukti yang paling menunjukkan

bahwa penyebab kemungkinan pewarnaan adalah pengendapan makanan

anionik kromogens ke kation teradsorpsi.

5) Pekerjaan dan faktor lingkungan: paparan Industri besi, mangan, dan perak

dapat menodai gigi hitam. Merkuri dan debu timbal dapat menyebabkan noda

biru-hijau; tembaga dan nikel, noda hijau ke hijaubiruan dan asap asam

kromat dapat menyebabkan noda oranye yang pekat.

2. Diskolorasi Intrinsik

Diskolorasi intrinsik merupakan noda yang terdapat di email dan dentin

yang disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur-

struktur ini seperti stain tetracycline (Grossman dkk., 1995). Penyebab lainnya

adalah:

1) Dekomposisi jaringan pulpa atau sisa makanan

Adanya gas yang dihasilkan oleh pulpa nekrosis dapat membentuk ion sulfida

yang berwarna hitam.

2) Pemakaian antibiotik

Tetrasiklin merupakan penyebab paling sering dari perubahan warna gigi

yang bersifat intrinsik. Pemakaian obat golongan tetrasiklin selama proses

pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang permanen.

Mekanismenya adalah tetrasiklin akan terikat dengan kalsium dan


membentuk senyawa kompleks berupa tetrasiklin kalsium ortofosfat.

Jaringan gigi yang sedang dalam proses mineralisasi itu tidak hanya

memperoleh kalsium, tetapi juga molekul tetrasiklin yang kemudian

tertimbun di dalam jaringan dentin dan email.

3) Penyakit metabolik yang berat selama fase pertumbuhan gigi

Contoh penyakit metabolik yang menyebabkan diskolorasi adalah

alkaptonuria yang menyebabkan warna cokelat, endemikfluorosis yang

menyebabkan bercak cokelat pada gigi.

4) Pendarahan dalam kamar pulpa

Ini disebabkabkan oleh terjadinya trauma, aplikasi bahan devitalisasi arsen

ataupun eksterpasi pulpa yang masi vital.

5) Medikamentasi saluran akar

Obat terapeutik yang digunakan dalam endodonti dapat menyebabkan

perubahan warna pada gigi, misalnya perak nitrat.

6) Bahan pengisi saluran akar

Di antara bahan pengisi saluran akar gigi yang dapat mewarnai dentin adalah

iodoform dan semen saluran akar yang mengandung perak atau minyak

esensial.

7) Proses penuaan

Dengan bertambahnya umur, enamel menjadi lebih tipis karena abrasi/erosi

dan dentin menjadi lebih tebal karena deposisi dentin sekunder dan dentin

reparatif yang menghasilkan perubahan warna pada gigi selama hidup


seseorang. Gigi orangtua biasanya lebih kuning keabu-abuan dari gigi orang

muda.

1.1.3 Etiologi Diskolorasi

Etiologi diskolorasi menurut (Fouad, Torabinejad and Walton, 2008)

adalah:

1. Diskolorasi Natural

1) Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa disebabkan oleh iritasi pada pulpa karena bakteri, mekanik

atau kimia yang menyebabkan pelepasan produk disintegrasi jaringan.

Senyawa - senyawa tersebut merembes ke tubulus sehingga mewarnai

sekeliling dentin. Derajat perubahan warnanya berkaitan dengan berapa lama

nekrosis pulpa terjadi. Semakin lama senyawa ini berada dalam kamar pulpa,

maka semakin parah perubahan warnanya.

2) Perdarahan intrapulpa

Pada umumnya berhubungan dengan trauma pada gigi sehingga pembuluh

darah di mahkota putus dan terjadi perdarahan serta lisisnya eritrosit. Produk

disintegrasi darah berupa besi sulfida memasuki tubulus dan mewarnai

sekeliling dentin. Apabila keadaan ini dibiarkan akan semakin parah.

3) Calcific Metamorphosis

Calcific metamorphosis adalah pembentukan dentin tersier (dentin sekunder

ireguler) yang sangat luas dalam kamar pulpa atau dinding saluran akar.

Fenomena ini terjadi setelah trauma yang tidak mengakibatkan nekrosis

pulpa. Pada keadaan ini, pasokan darah terputus sementara dan disertai
kerusakan sebagian dari odontoblas. Odontoblas yang rusak akan diganti oleh

sel - sel yang secara cepat membentuk dentin ireguler di dinding ruang pulpa.

Akibatnya, mahkota gigi secara berangsur-angsur menurun translusensinya

dan bisa menjadi berwarna kekuning-kuningan

atau coklat-kuning.

4) Usia

Pada pasien berusia tua, perubahan warna mahkota gigi terjadi secara

fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan, selain itu juga

terjadi penipisan dan perubahan optik di dalam email. Makanan dan minuman

juga memberikan efek pewarnaan kumulatif karena terjadi keretakan yang

tidak dapat dihindari dan perubahan lain pada email serta dentin di bawahnya.

Restorasi yang sudah mengalami degadrasi akan menambah perubahan

warna.

5) Defek perkembangan

(a) Akibat obat-obatan sistemik

(b) Defek dalam pembentukan gigi

(c) Kelaianan darah dan faktor-faktor lain

2. Perubahan warna iatrogenik

Perubahan warna iatrogenik adalah perubahan warna yang timbul akibat

prosedur perawatan gigi, biasanya tergabung dalam struktur gigi dan sebenarnya

merupakan kejadian yang bisa dicegah. Perubahan warna iatrogenik juga dapat

terjadi saat perawatan endodontik, antara lain::

1) Material obturasi
Material obsturasi paling sering menyebabkan perubahan perubahan warna

yang cukup parah pada satu gigi. Pembuangan material yang tidak bersih dari

kamar pulpa saat menyelesaikan perawatan saluran akar dapat menimbulkan

warna kehitaman pada gigi.

2) Sisa-sisa jaringan pulpa

Fragmen pulpa yang tertinggal di dalam mahkota dapat mengakibatkan

perubahan warna secara perlahan.

3) Obat-obatan intrakanal

Obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna interna pada dentin. Obat

intrakanal golongan fenil atau iodoform yang biasa dimasukkan dalam ruang

saluran akar, berkontak langsung dengan dentin, kadang dalam waktu lama,

sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi obat dan terjadi oksidasi.

Material ini cenderung mewarnai dentin secara perlahan.

3. Restorasi korona

Restorasi korona dapat dilakukan dengan menggunakan logam dan komposit.

Amalgam merupakan penyebab perubahan warna tersering pada restorasi logam

karena warnanya gelap sehingga dapat mengubah dentin menjadi abu-abu gelap.

Pada restorasi komposit penyebab perubahan warnanya adalah mikroleakage

pada tumpatan komposit. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat

masuknya bahan kimia di antara restorasi dan struktur gigi kemudian akan

mewarnai dentin di bagian bawah. Semakin lama komposit dapat berubah warna

dan mengubah warna mahkotanya.

Referensi:
Fouad, A., Torabinejad, M. and Walton, R. E. (2008) Endodontics: Pinciples and

Practice. 4th edn. Elsevier Health Sciences.

Suresh Chandra, B. and Gopikrishna, V. (2014) ‘Grossman ’ s Endodontic

Practice - 13th edition’, (August), pp. 310–341.

Anda mungkin juga menyukai