Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL I-1

SISTIM DIGESTI
Kelompok 3
12 Mei 2014

Mengunyah makanan secara perlahan memiliki kaitan dengan sistim


digesti. Mengunyah sampai makanan menjadi halus memudahkan
mekanisme penyerapan sari makanan pada sistim digesti.
Mekanisme pencernaan :

enzim ptialin
elektrolit (Na,K,Ca)
amilase
tiosianat
pencernaan mekanik dan
kimia

Cavum
Oris

Faring

terdapat tonsil
limfosit masuk ke saluran
cerna
membentuk bolus yang
menutup epiglotis

gerak peristaltik
bolus menuju lambung

Esophag
us

Gaster

gerak peristaltik
enzim peptin, lipase
gastrin, renin dan HCl
2-5 jam
membentuk kimus

pencernaan kimiawi
bersifat asam
hormon sekretin dan
hormon kolesitokinin
mencerna lemak
dengan getah empedu
terdapat jonjot usus

usus
halus

usus
besar

proses pembusukan 1-4


hari
kerja maksimal pukul 57 pagi dan minimal 5-7
malam
bakteri Escherichia coli

otot splinter

defekasi

rektum

1. Stadium Oral : Bersifat volunteer. Dimulai pada cavum oris


(tempat makanan masuk).
2. Stadium Pharingeal : bersifat involunteer. Faring menuju
esophagus. Pada faring terdapat tonsil yang merupakan
kumpulan dari kelenjar limpha berisis limfosit sebagai imunitas
yang akan masuk dan terbawa ke saluran pencernaan. Makanan
pada faring dibentuk menjadi bolus yang akan menutup
epiglotis epiglotis ( katup yang menghalangi makanan masuk
ke saluran pernapasan).
3. Stadium esophagus : bersifat involunteer. Esophagus dengan
gerakan peristaltik yang mendorong bolus menuju lambung
gaster (lambung), bolus dicerna menjadi kimus (makanan halus
yang tercampur dengan HCl dan enzim). Pencernaan di lambung
berlangsung selama 2-5 jam. Lambung mensekresi 3 enzim,
enzim pepsin yang berfungsi mengubah protein menjadi pepton,
enzim renin yang mengubah karsinogen menjadi kasein, dan
enzim lipase gastrin yang mengubah trigliserida menjadi asam
lemak.
4. Usus : Terdiri dari usus duabelas jari, usus halus dan usus besar.
a. Usus halus : terjadi pencernaan secara kimiawi, bersifat asam
karena adanya kandungan HCl yang kemudian merangsang
kelenjar usus untuk mensekresi hormon sekretin (merangsang
getah pankreas) dan hormon kolesistokinin ( merangsang
sekresi getah empedu). Getah empedu berfungsi untuk

anus

mengemusi lemak menjadi asam lemak dan gliserol sehingga


dapat dicerna. Terjadi gerakan peristaltik ke jejunum dan
illeum (tempat penyerapan sari makanan dengan adanya vili
memperluas penyerapan).
b. usus besar tempat terjadi penyerapan air dan pembusukan
makanan. Pembusukan makanan di usus besar terjadi selama
1-4 hari oleh bakteri escherichia coli. Usus besar memiliki
waktu kerja maksimal dan minimal yang spesifik. Usus besar
bekerja maksimal pada pukul 5-7 pagi dan bekerja minimal
pada 5-7 malam. Ketika kita makan di malam hari, kerja usus
besar tidak bekerja maksimal sehingga menghasilkan sampah
yang lebih banyak.
5. Rektum dan berakhir di anus terjadi defekasi. Defekasi dimulai
dari penggelembungan rektum kontraksi rektum defekasi.
Saliva di sekresi oleh kelenjar saliva. Terdapat dua klasifikasi
kelenjar saliva, kelenjar mayor dan minor. Kelenjar mayor terdiri dari
kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis.
Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis bersifat
seromukus dengan kandungan mukus dominan, sedangkan kelenjar
parotis bersifat serous. Kelenjar minor diberi nama sesuai dengan
letaknya.
Mukus bersifat kental. Sel mukus berbentuk piramid dengan inti sel
pipih berada di dasar sel. Sedangkan Serous bersifat cair dengan
kandungan air dan enzim yang lebih banyak. Sel serous berbentuk
piramid dengan inti sel bulat di dasar sel dan sitoplasma dipenuhi
oleh granula.
Saliva mengandung elektrolit (Na, K, Ca); Amilase; Ptialin yang
berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa; tiosianat yang
merupakan anti bakteri; immunoglobulin.

PR yang harus dicari :


1. Kaitan mengunyah perlahan dengan sistim digesti.
2. Pengaruh saliva kental (mukus) dan saliva encer (serous) dan
keuntungannya.
3. Apa itu tiosianat.
4. Mekanisme salivasi.
5. Mekanisme pencernaan di lambung, usus halus, usus besar, anus,
apa saja yang terjadi.
6. Jenis absorpsi di usus halus dengan jonjot usus (vili).
7. Bagaimana mekanisme kentut.
8. Bagaimana mekanisme defekasi.
9. Bagaimana mekanisme pembentukan feses.

Anda mungkin juga menyukai