Anda di halaman 1dari 9

Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

PENGGUNAAN TEKNIK RADIOGRAFI KONVENSIONAL DAN DIGITAL


PADA PERAWATAN ENDODONTIK
(Tinjauan Pustaka)

USE OF CONVENTIONAL AND DIGITAL RADIOGRAPHIC


TECHNIQUES IN ENDODONTIC TREATMENT
(Literature Review)

Ni Putu Sartika Sukma Putri1, Barunawaty Yunus2


1
Resident of Conservative Dentistry Department, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University,
Makassar
2
Lecturer of Radiology Dental Department, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University, Makassar,
*Corresponding author: niputusartikasukmaputri@gmail.com

ABSTRAK
Radiografi kedokteran gigi terus mengalami perkembangan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya
perubahan dari radiografi konvensional ke radiografi digital. Dari waktu ke waktu penggunaan
radiografi digital terus mengalami peningkatan. Namun penggunaan radiografi digital tidak
sepenuhnya dapat menggantikan penggunaan radiografi konvensional. Tujuan penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui perbedaan antara radiografi konvensional dan digital, serta memberikan
informasi kepada para praktisi untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan radiografi dalam
bidang kedokteran gigi, khususnya dalam perawatan endodontik. Radiografi digital menunjukkan
keunggulan dalam dosis radiasi, akurasi, keandalan, spesifisitas dari pencitraan dan efektivitas kinerja
penggunaannya dibandingkan dengan radiografi konvensional. Dapat disimpulkan bahwa teknik
radiografi yang digunakan terdiri dari teknik konvensional dan digital. Dimana teknik digital memiliki
keunggulan dibandingkan dengan teknik konvensional, dan merupakan pemeriksaan penunjang dalam
praktek kedokteran gigi khususnya dalam bidang endodontik (periapikal, oklusal, panoramik dan
CBCT – 3D).
Keywords: radiografi, radiografi konvensional, radiografi digital

ABSTRACT
Dental radiography continues to develop. This can be seen from the change from conventional
radiography to digital radiography. From time to time the use of digital radiography continues to
increase. However, the use of digital radiography cannot completely replace the use of conventional
radiography. The purpose of writing this article is intended to find out the difference between
conventional radiography and digital radiography, as well as to provide information about the
background and characteristics of dental radiography imaging that helps practitioners to know the
modern features and advances of digital radiography and its use in the field of dentistry, especially in
treatment endodontic. Digital radiography demonstrates advantages in radiation dose, accuracy,
reliability, the specificity of the imaging and the effectiveness of its performance compared to
conventional radiography. It can be concluded that the techniques used consist of conventional and
digital techniques. Where digital techniques have advantages over conventional techniques. And
digital technique is a very useful supporting examination in dental practice, especially in the field of
endodontics (periapical, occlusal, panoramic and CBCT -3D).
Keywords: radiographic, conventional radiography, digital radiography

97 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

PENDAHULUAN salah satu Teknik radiografi yang sering


Praktik kedokteran gigi tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis.1
berjalan dengan baik tanpa ada radiografi. Hal Ada dua hal yang perlu diperhatikan
ini merupakan bagian yang sangat penting pada penggunaan data radiografi. Cara
dalam praktek kedokteran gigi. Sehingga, pembuatan atau teknik radiografi merupakan
radiografi digunakan sebagai pemeriksaan hal pertama yang harus diperhatikan untuk
penunjang untuk menentukan diagnosis. memperoleh hasil yang baik dan yang kedua
Gambaran radiografi konvensional dihasilkan adalah interpretasi radiografi yang dapat
oleh sinar-x yang mengenai suatu obyek dilakukan oleh seorang radiograf.3
(pasien) dan emulsi fotografi pada film. Pada Kegunaan radiologi dalam bidang
perkembangannya, perlahan film mulai diganti kedokteran gigi diantaranya adalah:5
dengan menggunakan sensor digital yang a. Untuk megetahui adanya suatu penyakit
dapat menghasilkan gambar pada layar atau kelainan.
komputer. Hasil gambaran radiografi b. Untuk memberikan informasi mengenai
dipengaruhi oleh densitas, bentuk dan perjalanan suatu penyakit.
ketebalan jaringan pasien (jaringan keras).1
Pada kedokteran gigi, radiografi c. Penentuan differensial diagnosis.
digunakan sebagai pemeriksaan penunjang d. Menentukan rencana perawatan.
dalam menentukan diagnosis dan perawatan e. Mengetahui Riwayat penyakit atau
penyakit atau kelainan dalam mulut.2 riwayat medis pasien sebelumnya.
Dibidang endodontik, radiografi
STUDI LITERATUR memiliki beberapa fungsi penting sebagai
a. Sejarah Radiologi berikut:6
Seorang ahli fisika yang berasal dari a. Bantuan dalam diagnosis perubahan
Jerman, Wilhem C. Roentgen merupakan jaringan keras pada gigi dan struktur
orang pertama penemu Sinar X pada tahun periapikal serta kedekatan struktur
1895. Dan memperoleh Nobel tahun 1901. anatomi.
Penggunaan sinar x pertama kali yaitu pada
foto rahang bawah gigi premolar. Hal ini b. Menentukan keadaan saluran akar pada
dilakukan oleh seorang dokter gigi bernama gigi.
Otto Walkhoff yang berasal dari Jerman c. Mengatahui anatomi, ukuran, dan
(antara Desember 1985 sampai Januari 1986). perubahan pada ruang pulpa.
Perkembangan pesat radiografi diawali pada d. Mendeteksi kesalahan prosedural seperti
tahun 1966. Hal ini ditandai dengan adanya perforasi, tepian, transportasi, dan
penggunaan sinar x untuk melakukan foto intra pemisahan instrumen.
oral. Kemudian istilah radiografi digital
pertama kali diperkenalkan oleh Francis e. Mencariari ujung akar sebelum perawatan
Mouyen pada tahun 1987. Sejak saat ini f. Memperkirakan dan mengkonfirmasi
radiografi digital terus berkembang sehingga panjang kanal.
muncul istilah cone-beam computed g. Mendeteksi saluran pulpa yang sulit
tomography (CBCT). Penggunaan CBCT ditemukan, atau ungkap saluran pulpa
memerlukan computer untuk menampilkan yang tidak terduga dengan memeriksa
gambaran radiografi secara dua dimensi (2D) posisi instrumen di dalam akar
atau tiga dimensi (3D).2–4 h. Membantu dalam menemukan ruang
pulpa yang mengalami kalsifikasi dan /
b. Definisi Radiologi di Kedokteran Gigi atau surut.
Merupakan cabang ilmu kedokteran gigi
yang yang digunakan sebagai penunjang untuk i. Menentukan posisi relatif struktur dalam
menegakkan diagnosis. Gambaran tersebut dimensi fasial-lingual.
dapat mempengaruhi rencana perawatan serta j. Konfirmasikan posisi dan adaptasi master
memperlihatkan kondisi jaringan serta tulang cone gutta perca.
sekitarnya. Radiografi periapikal merupakan k. Membantu dalam evaluasi obturasi.

98 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

l. Memfasilitasi pemeriksaan jaringan lunak e. Kesalahan eksposur dan kondisi


untuk mencari fragmen gigi dan benda pemrosesan yang kurang optimal dapat
asing lainnya setelah cedera trauma. menghasilkan kualitas gambar yang buruk
m. Membantu dalam menentukan lokasi yang tidak segera terlihat.
apeks yang sulit ditemukan selama f. Pemrosesan film relatif memakan waktu.
operasi ujung akar. g. Biaya untuk memelihara kamar gelap.
n. Evaluasi, setelah pembedahan ujung akar h. Bahan perak dalam bahan kimia
dan sebelum penjahitan, bahwa semua pengolahan bekas berpotensi
fragmen gigi dan bahan pengisi berlebih menyebabkan pencemaran lingkungan.
telah dikeluarkan dari daerah apikal dan
flap bedah i. Pengarsipan radiograf film radiografi
dalam file fisik pasien membutuhkan
ruang penyimpanan ekstra di kantor.
c. Radiografi Konvensional Mengambil radiograf bisa memakan
Teknik dan prosedur radiografi waktu.
konvensional, yang digunakan selama
Penggunaan sinar radiografi
beberapa decade terbilang masih efektif.
konvensional bersifat satu arah. Dimana sinar
Faktanya, di banyak fasiilitas kesehatan dan
akan menembus objek (gigi) dan diterima oleh
klinik gigi menjadi satu-satunya teknik yang
film sehingga menghasilkan gambaran 2-
digunakan. Komponen radiografi konvensional
Dimensi. Selain itu, teknik pemrosesan film
terdiri dari sinar-X, film dan holder, serta
harus diperhatikan untuk memperoleh
larutan fixer dan developer (Gambar 1).7
gambaran radiografi yang tepat dan jelas.
Prosesing film dilakukan secara manual
dengan menggunakan larutan development dan
fixing.8
Sampai saat ini radiografi konvensional
masih digunakan untuk melakukan
pemeriksaan adanya kehilangan tulang
alveolar yang terjadi akibat penyakit
Gambar 1. Komponen Radiografi periodontal. Radiografi konvensional
Konvensional2 memberikan informasi tentang status
Radiografi konvensional telah bertahan periodonsium dan catatan permanen tulang
sekitar 120 tahun dalam radiografi gigi. sepanjang perjalanan penyakit, namun kualitas
Kelebihan radiografi konvensional yaitu film sensitif sinar-X dapat dipengaruhi oleh
memiliki harga murah, lebih mudah beberapa variabel seperti paparan yang tidak
meletakkan film di dalam rongga mulut tepat, under atau overdeveloping dan poor
(fleksibel). Namun, terdapat kekurangan fixing.6
radiografi konvensional meliputi:3 Radiografi konvensional digunakan
a. Tidak efisien sebagai pendeteksi foto, untuk:
oleh karena itu membutuhkan pemaparan a. Menentukan panjang kerja
radiasi yang relatif tinggi. b. Dapat mengetahui jumlah saluran akar
b. Paket film tipis dan dapat ditemukan luka c. Mengetahui lokasi dan bentuk saluran
irisan pada pasien akar
d. untuk mengevaluasi pengisian saluran
c. Film tidak kaku dan karenanya dapat akar pada tindakan perawatan saluran
melengkung sehingga menghasilkan akar.9
gambar radiografi yang terdistorsi.
d. Menghasilkan gambar statis tanpa Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
ketersediaan proses perbaikan pasca gambar radiografi konvensional yaitu:10
pengambilan gambar a. Kontras
b. Geometri gambar

99 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

c. Karakteristik sinar x-ray operator (Gambar 2). Pada bagian chip silicon
d. Ketajaman gambar dan resolusi CCD juga mencakup susunan piksel. Setelah
paparan terjadi, akan terjadi perubahan jumlah
Penyebab kesalahan pada saat pengambilan elektron yang proporsional dari energi sinar-x.
radiografi konvensional:1 perubahan tersebut disimpan pada chip silikon.
1. Kesalahan pada operator Sinyal elektron kemudian ditransfer ke charge
a. Posisi reseptor yang tidak benar coupling yang selanjutnya diubah menjadi
b. Hilangnya daerah apikal sinyal digital sehingga gambar sinar-x terlihat
c. Film yang tertekuk dengan cepat di monitor computer.2,11
d. Meletakkan film secara terbalik Bentuk sensor intraoral yang lebih tebal
e. Pemilihan film yang kurang tepat dari film konvensional merupakan kekurangan
f. Overexposure atau underexposure dari teknologi CCD. Rasa yang tidak nyaman
g. Film yang ternodai sering dirasakan pasien akibat penggunaan
h. Film yang berkabut sensor intraoral. Penggunaan sensor tersebut
2. Kesalahan pada pasien dapat mengakibatkan penempatan sensor yang
a. Pergerakan pasien lebih sulit dan memerlukan waktu yang lebih
b. Pergerakan film atau reseptor gambar panjang dibandingkan dengan film
konvensional. Selain itu, kekurangan lainnya
d. Radiografi Digital adalah tidak berfungsinya sensor intraoral
Selama 25 tahun radiografi digital yang terjadi akibat kabel yang terpasang sering
digunakan dalam kedokteran gigi. Penggunaan mengalami kerusakan dan dapat mengganggu
radiografi digital tidak sepenuhnya dapat penempatan sensor sehingga sensor menjadi
menggantikan penggunaan radiografi tidak aktif. Akibatnya, area sebenarnya yang
konvensional. Hal ini terjadi karena tersedia untuk pengambilan gambar mungkin
penggantian tersebut memerlukan dana yang hanya 60% dari area sensor, meskipun ini
cukup besar dan perlunya pelatihan guna bervariasi menurut produsen dan ukuran
mengetahui cara pengoperasian alat baru sensor.
tersebut.7Penggunaan film pada radiografi Gambar radiografi akan
digital digantikan oleh penerima gambar yang menggambarkan area yang secara proporsional
dapat digunakan berganti-gantian.pada lebih kecil daripada film konvensional,
radiografi digital menggunakan dua reseptor terkadang mengakibatkan kebutuhan akan
yaitu Storage Phosphor (SP) dan juga Charge- gambar tambahan untuk melihat seluruh area
Coupled Device (CCD). Masing-masing yang diinginkan. Tersedia berbagai ukuran
reseptor ini memiliki kekurangan dan jenis sensor intraoral yang digunakan pada
kelebihan masing-masing dalam menghasilkan radiografi digital ini.
gambar yang digunakan untuk menunjang Untuk mencegah terjadinya infeksi,
diagnosa pada setiap kasus.2,11 sebelum digunakan sensor intraoral dibungkus
dengan menggunakan plastik. Hal ini
dilakukan karena sensor tidak dapat dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan diautoklaf
atau didesinfeksi (Gambar 3).2,11

Gambar 2. Reseptor Sistem Charge-Coupled


Device (CCD)2

Kabel pada CCD mengarah dari sensor Gambar 3. Perangkat intraoral charge-coupled
ke pasien, yang terpasang ke komputer dengan kontrol infeksi plastic.2

100 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

Sistem Sorage Phospor Plate (SP)


menggunakan pelat yang terdiri dari basis
poliester fleksibel yang dilapisi dengan emulsi
kristal senyawa fluorohalida barium europium
yang aktif. Ukuran dan ketebalannya mirip
dengan film radiografi konvensional dan
seluruh area permukaannya aktif. (Gambar 4).2

Gambar 6. Scanner laser Scan X. Plate storage


phosphor.2

e. Akurasi diagnosa antara radiologi


konvensional dan digital
Tidak mudah untuk membedakan antara
Gambar 4. Sorage Phospor Plate2 analisa gambar dan pengelolaan gambar.
Analisa gambar diperoleh dengan cara
Setelah paparan sinar dilakukan, melakukan perhitungan dan penggalian
keluarkan plate, buang kantong plastik dan informasi tertentu dari suatu gambar.
tempatkan pada scan laser (prosesor Sedangkan untuk perhitungan gambar
elektronik). Sinar laser yang mengenai plate diperoleh dari menyesuaian semua gambar
dan elektron yang tersimpan dikeluarkan guna menjadikannya suatu gambaran untuk
sebagai cahaya tampak. mendukung diagnosa. Analisa gambar pada
Sinyal analog ini kemudian akan radiografi digital menghasilkan gambar yang
menjadi gambar digital pada monitor lebih objektif karena tidak dipengaruhi oleh
computer, dalam waktu 20 detik atau beberapa potensial bias operator serta akan lebih cepat
menit hingga gambar dapat dilihat dilayar karena dibantu oleh komponen komputer.12
komputer. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran Analisa gambar pada radiografi
serta jumlah plat yang ditempatkan di scan konvensional hanya dilakukan dengan
laser dan resolusi gambar yang diinginkan. menggunakan penggaris yang memiliki satuan
Ukuran plat SP yang tersedia mirip dengan ukuran milimeter. Sedangkan pada Analisa
film ukuran 0, 1, 2, 3 dan 4, serta untuk radiografi digital, yang dilakukan pada
pencitraan ekstraoral memerlukan ukuran yang komponen komputer dilakukan dengan
lebih besar.2 menarik kursor dari satu titik ke titik yang lain
hingga terbentuk garis. Satuan hasil
pengukuran garis pada radiografi digital
berupa pixel. Garis yang terbentuk dapat
berupa garis lurus ataupun garis yang
melengkung sesuai dengan objek yang
dianalisa. Pengukuran dalam bentuk pixel
dapat dirubah menjadi satuan milimeter
dengan menggunakan tabel internal
karakteristik sensor sehingga dapat dikatakan
sebagai suatu jarak.13
Gambar 5. Kotak tempat plate storage f. Peranan teknik radiografi di bidang
phosphor ditempelkan (Scanner laser endodontik
2
DenOplix) Teknik radiografi yang berhubungan
dengan perawatan endodontik antara lain ;

101 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

A. Teknik Radiografi Intraoral c) Film ditempatkan pada posisi vertikal


Pada Teknik ini film di letakkan di dalam untuk gigi-gigi anterior dan horizontal
rongga mulut. Ini dilakukan untuk untuk gigi-gigi posterior agar
mendapatkan gambaran radiografi gigi dan mendapatkan seluruh gambaran jaringan
jaringan sekitar. Teknik radiografi intraoral apikal
dibedakan menjadi tiga, yaitu:10 d) Cone sinar-X diatur sedemikian rupa
a. Periapikal sehingga sinar yang mengenai gigi dan
b. Bitewing (interproksimal) film mempunyai sudut penyinaran yang
c. Oklusal. benar pada bidang vertikal dan horizontal.

a. Periapikal b. Bitewing
Radiografi periapikal digunakan untuk Radiografi bitewing mengambil nama dari
melihat gigi secara individual. Gambaran teknik asli yang mengharuskan pasien untuk
radiografi yang dihasilkan berupa mahkota, menggigit sayap kecil yang melekat pada
akar dan jaringan pendukung gigi. Dalam paket film intraoral (Gambar 8). Pemegang
bidang endodontik, teknik foto periapikal ini film modern, telah menghilangkan kebutuhan
dapat digunakan antara lain untuk foto untuk sayap (sekarang disebut tab), dan
diagnosa (foto klinis awal), untuk menentukan reseptor gambar digital (solid-state atau pelat
panjang kerja, untuk foto try in pengisian fosfor) dapat digunakan sebagai pengganti
saluran akar dan untuk melihat hasil akhir film, tetapi terminologi dan klinis indikasinya
pengisian saluran akar. Kelebihan radiografi tetap sama. Gambar individual dirancang
periapikal yaitu penempatan film ini sederhana untuk menunjukkan mahkota gigi premolar
dan cepat, posisi film nyaman disemua area dan molar di satu sisi rahang. Indikasi klinis
mulut, dan panjang gigi akan sama panjangnya utama meliputi:10
dengan gigi aslinya, sedangkan kekurangan 1. Deteksi karies gigi
teknik ini adalah mahkota gigi sering 2. Memantau perkembangan karies gigi
terdistorsi, pada bagian tulang periodontal 3. Penilaian restorasi
gambarnya tidak jelas.9
c. Oklusal
Teknik ini digunakan untuk mengetahui
gambaran selain gigi pada rongga mulut,
seperti maxilla dan mandibula dengan
menggunakan film occlusal. Tujuan teknik
oklusal ini untuk melihat gambaran maksila
dan mandibula secara lebih luas. Ukuran film
occlusal lebih besar dari film dental, namun
merupan film dental (single emulsi).10

Gambar 7. Teknik dan Hasil Foto


Periapikal10
Teknik yang ideal dalam pembuatan radiografi
periapikal adalah sebagai berikut:10 Gambar 9. Teknik dan Hasil Foto
a) Gigi yang akan diamati dan film yang Oklusal10
digunakan saling kontak atau sedapat
mungkin saling menempel. B. Teknik Radiografi Ekstraoral
b) Film dan sumbu panjang gigi harus Merupakan pemeriksaan radiografi yang
sejajar satu sama lain. areanya lebih luas, bisa digunakan dari kepala

102 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

sampai rahang dengan film berada di luar


mulut. Radiografi ekstraoral meliputi:10
a. Panoramic
b. Lateral Jaw
c. Lateral Cephalometric,
d. Postero-Anterior
e. Submentovertec
f. Waters
g. CBCT
h. Tomografi Projections
Gambar 11. Hasil Foto Panoramik10
Radiografi ekstraoral yang paling populer
dan sering dipakai adalah radiografi e. Cone Beam Computerized Tomography-
panoramik dan CBCT.10 3D (CB-CT)
a. Panoramik Cone – beam CT (CBCT) menghasilkan
Teknik ini dapat memperlihatkan pencitraan 3-Dimensi (3D) yang mulai dikenal
gambaran radiografi gigi secara keseluruhan tahun 2000. Gambaran 3D yang dihasilkan
dengan sekali pemeriksaan. Hal ini merupakan memungkinkan visualisasi lengkap dari suatu
keuntungan dari teknik radiografi panoramik. area (aksial, sagittal maupun koronal). CBCT
Namun, paparan radiasi yang diterima pasien dapat mengatasi beberapa kekurangan dari
lebih lama dibandingkan dengan radiografi radiografi konvensional, yaitu:
biasa. Teknik ini dapat digunakan untuk: a. Dapat membantu diagnosis kelainan
a. Mengetahui ada atau tidaknya perluasan endodontic
lesi b. Adanya fraktur akar dan alveolar
b. Tumor c. Penilaian morfologi saluran
c. Fraktur rahang d. Menganalisis lesi resorptisi
d. Pertumbuhan gigi pada fase gigi e. Identifikasi lesi patologis non-endodontik
bercampur. f. Evaluasi persiapan pengisian saluran akar
serta tidakan pra-bedah yang diperlukan
Panoramik juga sering disebut dengan panorex untuk operasi endodontik.15–18
atau orthopantomogram yang sangat popular
di kedokteran gigi karena mudah dalam Kelebihan dari Teknik CB-CT yaitu:17
melakukannya, gambaran mencakup seluruh a. Paparan sinar-X rendah
gigi dan rahang dengan radiasi yang rendah.14 b. Waktu pelaksanaan yang cepat
c. Peralatan lebih kecil dan ringan
d. Tersedia fasilitas mengukur panjang,
derajat kemiringan, panjang lengkung
rahang, serta derajat densitas tulang.

Gambar 10. Teknik Foto Panoramik10

Gambar 12. Alat Cone Beam Computerize


Tomografi-3D (CBCT-3D)10

103 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

6. Rasad S. Radiologi diagnostik. 2nd ed.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.
7. Hatta R, Yunus M. Radiografi
konvensional dan digital dalam bidang
kedokteran gigi. Makassar Dent J
[Internet]. 2015;4(1). Available from:
http://jurnal.pdgimakassar.org/index.ph
p/MDJ/article/view/209
8. Perbandingan CBCT dan radiografi
Gambar 13. Hasil Cone Beam
konvensional dalam deteksi kasus
Computerize Tomografi-3D (CBCT-3D)10
supernumerari [Internet]. Available
from:
https://irmadamasurya.wordpress.com/
SIMPULAN
2012/11/30/radiologi-dental-
Pemeriksaan radiografi merupakan
perbandingan-cbct-dan-radiografi-
pemeriksaan penunjang yang sangat berguna
konvensional-dalam-deteksi-kasus-
dalam praktek kedokteran gigi khususnya
gigi-supernumerari/
dalam bidang endodontik. teknik radiografi
9. Honggowidjojo H. Pengukuran panjang
yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi
kerja dan foto rontgen pada perawatan
ada dua (2) yaitu teknik konvensional dan
saluran akar. MI Kedokt Gigi.
teknik digital. Dimana teknik digital memiliki
2001;16:174–80.
keuntungan yang lebih banyak dari pada
10. Whaite E. Radiography and radiology
teknik konvensional. Namun, teknik digital
for dental care professionals. 2nd ed.
masih jarang digunakan karena pengetahuan
London: Churchill Livingstone
operator terhadap teknik yang baru ini belum
Elsevier; 2009.
banyak.
11. Susilo, Sunarno, Setiowati E, Lestari L.
Aplikasi alat radiografi digital dalam
pengembangan layanan foto rontgen. J
DAFTAR PUSTAKA
MIPA. 2012;35(2):140–50.
1. Whaite E. The biological effects and
12. Mohtavipour S, Dalili Z, Azar N.
risks associated with x-rays: Essentials
Direct digital radiography versus
of dental radiography and radiology.
conventional radiography for
4th ed. London: Churchill Livingstone
estimation of canal length in curved
Elsevier; 2007.
canals. Imaging Sci Dent. 2011;41:7–
2. Petrikowski C. Introducing digital
10.
radiography in the dental office: An
13. Stelt P. Better imaging: The advantages
overview. J Can Dent Assoc.
of digital radiography. J Am Dent
2009;71:651a-f.
Assoc. 2008;139(3):7–13.
3. Supriyadi. Pedoman interpretasi
14. Mason R. Radiografi kedokteran gigi.
radiograf lesi-lesi di rongga mulut.
3rd ed. Jakarta: EGC; 2014.
STOMATOGNATIC - J Kedokt Gigi.
15. Gusiyska A. Cone beam computed
2012;9(3):134–9.
tomography in the diagnosis of chronic
4. Bansal G. Digital radiography: A
apical periodontitis and clinical
comparison with modern conventional
decisions: A review. IJSR.
imaging. Postgr Med J. 2006;82:425–8.
2015;4(2):1655–9.
5. Walton R. Endodontic radiography. In:
16. Pratyusha M, Nadig P, Jayalakshmi K,
Ingle J, Bakland L, Baumgartner J,
Math S. CBCT assessment of healing
editors. Ingle’s Endodontics. 6th ed.
of a large radicular cyst treated with
Connecticut: PMPH USA; 2008. p.
enucleation followed by PR F and
554–72.

104 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J;2021,13(2): 97-105

osseograft placement: A case report. 18. Khetarpal A, Chaudhary S, Sahai S,


Saudi J Oral Dent Res. 2017;2(3):72–6. Talwar S, Verma M. Radiological
17. Araki K, Maki K, Seki K, Sakamaki K, assessment of periapikal healing using
Harata Y, Sakaino R, et al. the cone beam computed tomography
Characteristics of a newly developed periapikal index: Case report. IOSR J
dentomaxillofacial X-ray cone beam Dent Med Sci. 2013;9(5):46–51.
CT scanner (CB MercuRayTM):
System configuration and physical
properties. Dentomaxillofac Radiol.
2004;33(1):51–9.

105 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ

Anda mungkin juga menyukai