DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
A. Latar Belakang..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
A. Teknik Radaiografi Intraoral...................................................................................3
1. Radiogradi Periapikal...........................................................................................3
2. Radiografi Bitewing...............................................................................................5
3. Radiografi Oklusal.................................................................................................6
4. Radiografi Teknik SLOB (Same Linguaal Opposite Buccal)..........................10
B. Teknik Radaiografi Extraoral................................................................................10
1. Radiografi Panoramik.........................................................................................10
2. Radiografi Sefalometrik Lateral........................................................................11
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radiologi merupakan cabang dari ilmu medis yang mempelajari mengenai
penggunaan sinar X, substansi radioaktif, dan bentuk lain dari energi radiasi untuk
mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit.1 Radiografi kedokteran gigi adalah
produksi radiograf dari gigi dan jaringan di sekitarnya menggunakan paparan sinar X
ke reseptor gambar.1 Selain itu, radiografi kedokteran gigi merupakan sarana
pemeriksaan untuk melihat manifestasi oral di rongga mulut yang tidak dapat dilihat
dari pemeriksaan klinis namun dapat dengan jelas terlihat gambaran seperti
perluasaan dari penyakit periodontal, karies pada gigi serta kelainan patologis rongga
mulut lainnya. Radiografi dental menjadi pedoman untuk memaksimalkan hasil
diagnosis yang terlihat dari interpretasi gambar.1
Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi yang digunakan terdiri dari
dua jenis, yaitu radiografi intra oral dan ekstra oral. Pada diskusi kali ini akan
membahas mengenai salah satu jenis radiografi intraoral yaitu radiografi periapikal. 1
Adapun klasifikasi radiografi intraoral dan ekstraoral:
a. Radiografi intra oral: pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan radiografi
yang filmnya diletakan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral merupakan
pokok dari radiografi kedokteran gigi. Radiografi intra oral terdiri atas beberapa
tipe, yaitu:
1. Radiografi Periapikal
2. Radiografi Bitewing
3. Radiografi Oklusal.1
b. Radiografi Ekstra Oral: pemeriksaan radiografi yang digunakan untuk melihat
area yang luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada radiografi ekstraoral film
yang digunakan diletakan diluar rongga mulut. Radiografi ekstra oral terdiri atas
beberapa tipe yaitu:
1. Radiografi Panoramik
2. Radiografi Lateral Jaw
3. Radiografi Sefalometri
4. Radiografi Postero-Anterior
5. Radiografi Antero-Posterior
6. Radiografi Proyeksi Water’s.1
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 1. Diagram diatas menunjukkan
posisi film di tempatkan pada mulut
pasien dengan paralel atau sejajar dengan
panjang sumbu gigi.3
4
Gambar 2. Dasar teori sudut teknik bisekting.3
Prinsip dasar teori dari teknik ini yaitu membagi menjadi dua sama
besar sudut sumbu panjang gigi dan film kemudian sinar-X diarahkan
tegak lurus pada garis tersebut sehingga tampak panjang gigi pada film
sama dengan panjang gigi sebenarnya dengan film di tempatkan sedekat
mungkin dengan gigi.3 Berdasarkan prinsip geometris yang menyatakan
bahwa dua segitiga adalah sama jika memiliki sudut dan sisi yang sama.8
a) Keuntungan teknik bisekting
Nyaman untuk dilakukan karena penempatan film di dalam mulut
tanpa bantuan film holder, penentuan posisi yang relatif mudah dan
sederhana, jika sudut yang ditempatkan tepat maka gambaran gigi
akan sama dengan ukuran gigi sebenarnya.9
b) Kelemahan teknik bisekting
Distorsi sering terjadi akibat penentuan sudut vertikal dan horizontal
yang tidak tepat, sudut vertikal dan horizontal harus ditentukan
untuk setiap pasien sehingga memerlukan keterampilan pada
penggunaan teknik ini, dan bagian mahkota sering kali terjadi
distorsi sehingga sulit untuk mendeteksi karies di bagian proksimal.9
2. Radiografi Bitewing
Teknik radiografi bitewing tidak menggunakan pegangan film (film
holder) melainkan dengan cara pasien menggigit sayap film untuk stabilisasi
film di dalam rongga mulut.9
5
a. Indikasi klinis utama meliputi:
Deteksi karies gigi
Pemantauan perkembangan karies gigi
Penilaian restorasi yang ada
Penilaian status periodontal.9
b. Keuntungan teknik bitewing:
Sederhana
Film pocket dipegang dengan kuat pada posisinya dan tidak dapat
dipindahkan oleh lidah
Posisi kepala tabung sinar-X ditentukan oleh holder, sehingga kurang
bergantung pada operator, memastikan sinar sinar-X selalu tegak lurus
terhadap pocket film
Menghindari coning off atau pemotongan kerucut bagian anterior film
Holder dapat diautoklaf atau sekali pakai.9
c. Kelemahan teknik bitewing
Posisi pocket di mulut bergantung pada operator, oleh karena itu tidak
100% dapat direproduksi, jadi tetap tidak ideal untuk memantau
perkembangan karies
Posisi dari holder film dapat membuat pasien tidak nyaman
Beberapa holder relatif mahal
Holder tidak cocok untuk anak-anak.9
3. Radiografi Oklusal
Maxillary occlusal projections
Upper standard occlusal (standard occlusal)
Upper oblique occlusal (oblique occlusal)
Vertex occlusal (vertex occlusal).9
Mandibular occlusal projections
Lower 90° occlusal (true occlusal)
Lower 45 ° occlusal (standard occlusal)
Lower oblique occlusal (oblique occlusal).9
6
Mendeteksi keberadaan kaninus yang tidak erupsi, supernumerary, dan
odontoma
Sebagai tampilan garis tengah, saat menggunakan metode paralaks
untuk menentukan posisi bucco/palatal dari kaninus yang tidak erupsi
Evaluasi ukuran dan luasnya lesi seperti kista atau tumor pada rahang
atas anterior
Penilaian fraktur gigi anterior dan tulang alveolar. Ini sangat berguna
pada anak-anak setelah trauma karena penempatan film sangat mudah.9
7
Gambar 5. Vertex occlusal
8
lantai, kemudian paket film, dengan permukaan putih (pebbly) menghadap
ke bawah, ditempatkan di tengah mulut, pada permukaan oklusal gigi
bawah, dengan sumbu panjangnya di anteroposterior, dan pasien diminta
untuk menggigit secara perlahan lalu, kepala tabung sinar-X diposisikan di
garis tengah, berpusat pada titik dagu, pada sudut 45° terhadap film.9
mandibula.9
9
4. Radiografi Teknik SLOB (Same Linguaal Opposite Buccal)
Clark pertama kali pada tahun 1909 mengemukakan suatu metode
modifikasi radiografik teknik paralel dengan prinsip SLOB (Same Lingual
Opposite Buccal).10 Teknik SLOB mulai dikembangkan, merupakan
modifikasi dari teknik paralel. Teknik SLOB dapat efektif digunakan pada gigi
premolar dan molar pertama rahang atas, serta molar pertama rahang bawah.10
Teknik ini dilakukan dengan meletakkan film paralel dengan gigi, dan arah
cone digeser lebih ke mesial atau ke distal sekitar 20°, superior atau inferior
dari proyeksi paralel, sehingga dapat memperlihatkan saluran-saluran akar
yang tidak terlihat.10 Prinsip dari tube shift technique adalah objek terdekat
dari permukaan bukal akan muncul dan bergerak ke sisi yang berlawanan
terhadap pergerakan tubehead ketika radiografi kedua di ambil.11
10
6) Evaluasi lesi besar pada tulang,
7) Pemeriksaan preoperatif pada implant
8) Evaluasi penyakit sendi temporomandibular.13
c. Keuntungan radiografi panoramic
Melihat area yang luas dan semua jaringan di dalam palung fokal
ditampilkan pada satu film, termasuk gigi anterior, bahkan saat pasien
tidak dapat membuka mulut.
Gambar mudah dipahami oleh pasien,
Pergerakan pasien pada bidang vertikal hanya mendistorsi bagian
gambar yang dihasilkan pada saat itu juga.
Positioning relatif sederhana dan keahlian minimal diperlukan.
Tampilan rahang secara keseluruhan untuk penilaian cepat penyakit
yang mendasarinya, yang mungkin tidak terduga.
Tampilan kedua sisi mandibula pada satu film berguna saat menilai
fraktur dan nyaman untuk pasien yang cedera.
Gambaran keseluruhan berguna untuk evaluasi status periodontal dan
penilaian ortodontik.
Dasar antral, dinding medial dan posterior terlihat jelas.9
d. Kelemahan radiografi panoramik
Gambar radiografi hanya mewakili sebagian dari pasien. Struktur atau
kelainan yang tidak ada di palung fokal mungkin tidak terlihat jelas
Jaringan lunak dan bayangan udara dapat melapisi struktur jaringan
keras yang diperlukan
Film dapat menghasilkan distorsi dan perbesaran gambar akhir
(sekitar x 1,3)
Teknik ini tidak sesuai untuk anak di bawah 5 tahun atau pada
beberapa pasien cacat karena lamanya siklus paparan.9
11
Gambar 10. Radiografi sefalometrik
12
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dalam bidang kedokteran gigi teknik radiografi yang digunakan terdiri dari
dua jenis, yaitu radiografi intra oral dan ekstra oral. Penggunaan teknik radiografi
sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan. Kesalahan dalam pemilihan teknik radiografi
dapat mengakibatkan tidak akuratnya penegakan diagnosis.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR GAMBAR
15