Anda di halaman 1dari 18

LBM 1

Dental Radiology
RADIOGRAFI INTRAORAL

TUJUAN SKILL LAB ( secara umum )


1. Untuk mendapatkan ketrampilan melakukan radiografi intraoral
2. Untuk mendapoatkan ketrampilan prossesing hasil radiografi intraoral
PEKERJAAN SKILL LAB
Meliputi :
1. Melakukan radiografi periapikal, bitewing dan oklusal.
2. Melakukan prosessing radiografi periapikal, bitewing dan oklusal.
SASARAN BELAJAR
1. Menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar-x intraoral.
2. Mampu melakukan setiap tahapan prosedur tekhnik radiograf dengan kualitas yang
baik sehingga dapat diinterpretasikan dengan baik.

ALAT DAN BAHAN


1. Unit rontgen X-ray intra oral
2. Film periapikal
3. Film oklusal
4. X-ray protector / gown rontgen
5. Holder periapikal
6. Hairdryer
7. Box container besar warna gelap
8. Viewer box
9. Safe light
10. Masker dan Handscoon
11. Cawan tempat cairan prosesing
12. Larutan developer
13. Larutan fixer

MATERI
a. Radiografi Periapikal
1. Radiografi Periapikal Radiografi periapikal adalah komponen penunjang
diagnostik yang menghasilkan gambar radiografi dari beberapa gigi dan jaringan
apeks sekitarnya. Radiografi periapikal menggunakan film yang berukuran 3x4
cm. Setiap film biasanya menunjukkan 2-4 gigi dan dapat memberikan gambaran
secara rinci tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Pada radiografi periapikal,
terdapat dua teknik proyeksi yang biasa dapat digunakan, yaitu teknik paralleling
dan teknik bisecting.

Indikasi Radiografi Periapikal Indikasi utama dalam menggunakan radiografi periapikal,


yaitu:
1. Deteksi infeksi apikal atau peradangan.
2. Penilaian status periodontal.
3. Apabila terjadi trauma pada gigi dan tulang alveolar.
4. Penilaian terhadap keberadaan dan posisi gigi yang tidak erupsi.
5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi.
6. Selama perawatan endodontik.
7. Penilaian pra-operasi dan pasca operasi apikal.
8. Mengevaluasi kista apikal dan lesi di dalam tulang alveolar.
9. Mengevaluasi pasca operasi implan.

Persyaratan Posisi Film dan Sinar-X Persyaratan posisi film dari sinar-x yang ideal, yaitu:
1. Gigi dan film harus berkontak.
2. Gigi dan film harus sejajar satu sama lain.
3. Untuk gigi anterior, film diletakkan vertikal.
4. Untuk gigi posterior, film diletakkan horizontal.

Teknik Periapikal Paralel


Prinsip pemotretan teknik paralel, yaitu:
a. Film diletakkan pada film holder dan ditempatkan dalam mulut, pada posisi
paralel terhadap sumbu panjang gigi yang diperiksa.
b. Tube head (cone) diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan film.
c. Dengan menggunakan film holder yang memiliki pemegang film dan penentu arah
tube head, teknik ini dapat diulang dengan posisi dan kondisi yang sama pada
waktu yang berbeda (reproducible).
Prinsip pengambilan radiografi periapikal paralel, yaitu:
a. Untuk pemeriksaan gigi insisivus dan kaninus rahang atas dan bawah gunakan
film holder khusus untuk regio anterior, dengan film ditempatkan secara vertikal.
Sedangkan untuk gigi premolar dan molar gunakan film holder khusus untuk regio
posterior, film ditempatkan secara horizontal. Harus diperhatikan sisi film yang
berwarna putih dan tonjol identifikasi menghadap ke arah datangnya sinar-x.
b. Kepala pasien bersandar pada kursi, bidang oklusal horizontal sejajar dengan
lantai.

Teknik Periapikal Bisecting


Prinsip teknik pengambilan foto bisecting, yaitu:
a. Sudut yang dibentuk antara sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film dibagi
dua sama besar yang disebut garis bagi.
b. Tabung sinar-X diarahkan tegak lurus pada garis bagi ini, dengan titik pusat sinar-
X diarahkan ke daerah apikal gigi.
c. Dengan menggunakan prinsip segitiga sama sisi, panjang gigi sebenarnya dapat
terproyeksi sama besarnya pada film. - Penentuan sudut vertikal tabung sinar-x
adalah sudut yang dibentuk dengan menarik garis lurus titik sinar-x terhadap
bidang oklusal. - Penentuan sudut horizontal tabung sinar-x ditentukan oleh
bentuk lengkung rahang dan posisi gigi. Dalam bidang horizontal, titik pusat
sinar-x diarahkan melalui titik kontak interproksimal untuk menghindari tumpang
tindih satu gigi dengan gigi sebelahnya.
d. Film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi yang diperiksa tanpa menyebabkan
film tertekuk.
Penentuan Posisi Kepala
Bidang Vertikal bidang sagital tegak lurus lantai
Bidang Horizontal
 RA garis khayal dari cuping hidung ke tragus telinga sejajar lantai
 RB garis khayal dr sudut mulut ke tragus di telinga sejajat lantai

Angulasi horizontal teknik bisekting pada daerah maksila


a. insisivus sentral dan lateral dengan sudut penyinaran 0°,
b. kaninus dengan sudut penyinaran 45°sampai 65°,
c. premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran
70°sampai 80°,
d. molar kedua dan ketiga dengan sudut penyinaran 80°sampai 90°.

Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah maksila adalah


a. insisivus sentral, insisivus lateral dan kaninus dengan sudut penyinaran +40° sampai
+45°,
b. premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran +30°
sampai +35°,
c. molar kedua dan molar ketiga dengan sudut penyinaran +20° sampai +25°.

Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah mandibula adalah


a. insisivus sentral, insisivus lateral dan kaninus dengan sudut penyinaran -15° sampai -
20°,
b. premolar pertama, premolar kedua dan molar pertama dengan sudut penyinaran -10°,
c. molar kedua dan molar ketiga dengan sudut penyinaran -5° sampai 0° sampai +5.
Panjang cone standar dengan ukuran delapan inci dapat digunakan dalam teknik bisekting.
Bila radiografer ingin menggunakan long cone maka panjang long cone yang digunakan
berkisar dua belas sampai enam belas inci (12-16 inci). Keuntungan memakai long cone
dapat mengurangi citra pembesaran dan mengurangi distorsi serta dapat memberikan
gambaran anatomi dan panjang gigi yang lebih akurat.
Prinsip penentuan posisi dalam pengambilan foto bisecting, yaitu:
a. Film diletakkan sedemikian rupa sehingga gigi yang diperiksa ada di pertengahan
film untuk gigi rahang atas dan rahang bawah.
b. Film harus dilebihkan kurang lebih 2 mm diatas permukaan oklusal/insisal untuk
memastikan seluruh gigi tercakup didalam film. Perlu diperhatikan juga sisi yang
menghadap tabung sinar-x adalah sisi yang menghadap gigi dengan tonjol orientasi
menghadap ke arah mahkota gigi.
c. Pasien diminta untuk menahan film dengan perlahan tanpa tekanan, dengan ibu jari
atau telunjuk (menahan film dengan tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan film
menjadi distorsi pada gambar yang dihasilkan).
d. Tabung sinar-x diarahkan ke gigi dengan sudut vertikal dan horizontal yang tepat.
e. Lakukan penyinaran dengan kondisi yang telah ditentukan.
b. Radiografi Interproksimal/ Bitewing
Teknik radiografi bitewing digunakan untuk memeriksa daerah interproksimal gigi dan
permukaan gigi yang meliputi mahkota dari maksila dan mandibula didaerah
interproksimal dan puncak alveolar dalam film yang sama. Pada teknik bitewing, film
ditempatkan sejajar dengan permukaan mahkota gigi maksila dan mandibula. Kemudian
pasien disuruh menggigit bitewing tab atau bitewing film holder dan sinarx diarahkan
diantara kontak dari gigi dengan sudut vertikal +5º sampai +10º.
Film dapat diposisikan secara horizontal atau vertikal tergantung pada daerah yang akan
dilakukan pengambilan radiografi. Pengambilan secara vertikal biasa digunakan untuk
mendeteksi kehilangan tulang sedangkan pengambilan secara horizontal biasa digunakan
untuk melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas dan keberhasilan dari hasil perawatan.
Keuntungan dati teknik bitewing adalah dengan satu film dapat dipakai untuk memeriksa
gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus.

c. Radiografi oklusal
Radiografik oklusal adalah suatu teknik radiografik intra oral dimana film diletakkan
pada bidang oklusal gigi. Ukuran film standart yang digunakan untuk teknik ini adalah
7,7 x 5,8 cm, posisi film dimasukkan dalam mulut penderita pada bidang oklusal
(Whaites, 2007).
Secara umum indikasi foto oklusal adalah:
1. untuk menentukan letak/posisi sisa akar, gigi impaksi atau gigi kelebihan apakah
terletak di dalam/di luar lengkung gigi.
2. Untuk melihat keadaan patologis sehubungan dengan gigi dan rahang pada arah
buko-lingual.
3. Untuk melihat letak kelainan sialolithiasis (penyumbatan pada muara saluran
kelenjar ludah RB).
Macam-macam teknik radiografi oklusal adalah :
1. Proyeksi Oklusal Rahang Atas :
a. Upper standard occlusal ( standard occlusal ).
b. Upper oblique occlusal (oblique occlusal ).
c. Vertex occlusal
2. Proyeksi oklusal Rahang Bawah :
a. Lower 90 o occlusal (true occlusal ).
b. Lower 45 o occlusal ( standard occlusal ).
c. Lower oblique occlusal (oblique occlusal
Checklist penilaian foto periapikal

No Tahapan Prosedur Nilai


(range 1-10)
1 Menentukan pilihan tekhnik foto
radiografis dengan benar
2 Mempersiapkan alat dan bahan foto
radiografis
3 Mempersiapkan pasien
4 Menggunakan proteksi radiasi/apron
5 Menempatkan film pada mulut pasien
dengan benar
6 Menempatkan konus /ujung tabung
rontgen dengan sudut yang benar
7 Melakukan eksposure (penyinaran)
8 Melakukan pengambilan foto
TOTAL NILAI

Tanda Tangan Tutor Tanggal


PROSESSING FILM RADIOGRAF

Film Intra oral Terbuat dari :


 Lapisan plastik bening atau selulosa asetat transparan
 Lapisan tipis adhesif
 Emulsi pada 2 sisi dasar  bagian ini terdiri dari kristal perak halida (biasanya
bromida) yang dilekatkan pada matriks gelatin.
 Lapisan pelindung gelatin yang bening

Film radiografi yang belum terekspose akan di gunakan dalam pemeriksaan radiologi untuk
menegakkan diagnosa, film yang sudah digunakan tersebut akan dilanjutkan ke dalam proses
pencucian atau proses membuat hasil radiografi. proses pembuatan hasil radiografi saat ini
berbeda-beda, ada yang masih menggunakan proses manual atau konvensional ada pula yang
menggunakan prosesing automatic. Berikut penjelasan tentang pencucian film manual dan
automatic processing.

Pencucian film dengan Manual Processing

Dalam pencucian film radiologi secara manual, dimana membuat gambaran radiografi yang
permanen dan tampak. Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari pembangkitan
(developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan
(drying).
1. Pembangkitan (developing)
a. Sifat dasar
Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini
perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah
perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran
menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak.
Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi
perubahan. Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-
bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh
film. Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan
butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan laten pada film.
b. Bayangan laten (latent image)
Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr)
yang tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan
eksposi sinar-X maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan
terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan
tersimpan di daiam bintik kepekaan (sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif.
Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas
untuk masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi perak berwarna
hitam atau perak metalik. Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat
tidak tampak.
2. Pembilasan (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari
tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film
dan juga di dalam emulsi filmnya. Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan
pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya. Cairan pembangkit yang
tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses pembangkitan walaupun film telah
dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses
penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak
memuaskan. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi
pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara
merendamnya ke dalam air. Pembilasan ini harus dilakukan dengan air yang mengalir
selama 5 detik.
3. Penetapan (fixing)
Sifat dasar : Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen
dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah
gambaran perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi
perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan
dihilangkan pada tahap pencucian. Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk
menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh
emulsi film. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan
perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air.
4. Pencucian (washing)
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam.
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini
sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan
bersih.
5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk
menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah
emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara
yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga
faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran
udara yang melewati emulsi.

Pencucian film dengan menggunakan automatic processing


Automatic processing merupakan pengolahan film radiografi dengan menggunakan mesin
pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang sebelumnya dilakukan
dengan cara manual yang dilakukan oleh manusia.
Checklist penilaian foto periapikal

No Tahapan Prosedur Nilai


(range 1-10)
1 Mempersiapkan alat pelindung diri
2 Mempersiapkan alat dan bahan dengan
benar
3 Mempersiapkan kamar gelap
4 Membuka lapisan pembungkus luar film
5 Melakukan prosessing dengan benar
6 Hasil foto dapat terlihat dengan baik
TOTAL NILAI

Tanda Tangan Tutor Tanggal

Anda mungkin juga menyukai