DENTAL RADIOGRAFI
PRINSIP DAN TEKNIK
TRELIA BOEL
2010
USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU
Jl. Universitas No. 9
Medan 20155, Indonesia
usupress.usu.ac.id
Dental radiologi; prinsip dan teknik / Trelia Boel -- Cet. Ke-2 -- Medan: USU Press, 2010.
v, 70 p. ; ilus.: 26 cm
Bibliografi
ISBN: 979-458-418-5
iii
Dicetak di Medan, Indonesia
KATA PENGANTAR
Buku Dental Radiografi, Prinsip dan Teknik merupakan buku yang lebih lengkap
dari buku sebelumnya. Pada buku ini sudah ada sejarah sinar x, efek samping
sinar x, dan cara proteksi terhadap bahaya yang mungkin ditimbulkannya.
Mudah-mudahan buku ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami teknik
dan prinsip dasar pembuatan foto ronsen, baik secara intra oral maupun secara
ekstra oral. Selain itu dalam buku ini juga memuat bagaimana melakukan
prosessing terhadap film tersebut serta mengetahui hasil foto yang baik dan hasil
foto yang kurang baik dapat membantu menegakkan diagnosa secara tepat dan
akurat.
Penul
is
PENDAHULUAN
Kedokteran gigi pada saat ini sudah mengalami perkembangan yang baik di
segala bidang, tidak ketinggalan pada teknologi radiografi. Pada saat ini selain
secara konvensional dan digital, sudah ada juga sistim Computed tomography
(CT) dan Magnetic resonance (MR). Namun demikian radiografi yang digital
masih kurang banyak digunakan di kalagan dokter gigi, karena harga alat mahal.
Banyak jenis foto ronsen yang dapat membantu dokter gigi dalam menegakkan
diagnosa sesuai dengan indikasi dan keperluannya baik intra oral maupun ekstra
oral. Selain itu masih dibutuhkan kombinasi antara satu jenis foto dengan jenis
foto yang lainnya dalam menegakkan diagnosa. Selama ini banyak yang senang
membuat foto ronsen periapikal, pada hal foto bitewing sangat membantu dalam
melihat kerusakan di daerah proksimal dan melihat kondisi crest tulang alveolar.
.
Panoramik dan sefalometri sering dibutuhkan oleh dokter/dokter gigi. Selain itu
masih ada jenis foto ekstra oral yang dapat digunakan dalam melakukan
perawatan atau menegakkan diagnosa. Hasil prosessing film yang baik sangat
menentukan agar dapat membuat kesimpulan dari suatu penyakit secara akurat.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB 5. FILM DENTAL DAN PROSESSING.................... 38
5.1. SEJARAH FILM DENTAL............................................. 38
5.2.
PROSESSING FILM.......................................................... 42
5.3.
................................................................................
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PEMBUATAN
RADIOGRAFI............................................................. 46
REFERENSI................................................................ 70
vii
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
BAB 1
DASAR-DASAR RADIOLOGI
1.1. SEJARAH
William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun
1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya
terbakar sehingga direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara
tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang
Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Ia bekerja tanpa
menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan yang cukup
berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama
kelamaan tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya
meninggal karena sudah metastase ke paru.
1
Bab 1. Dasar-Dasar Radiologi
2
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi
alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia
yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat
terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi
buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi
sinar gamma.
1.3.1. SINAR X
Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang
berikan lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk
penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi.
3
Bab 1. Dasar-Dasar Radiologi
a. Daya tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung
( besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah
berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder
(radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu
secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka
diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya makin besar penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink
sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
4
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
e. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi,
tidak terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak
dan kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang
dapat dilihat.
1. Sumber Elektron
Sebagian sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di
dalam tabung pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu
transformator khusus.
5
Bab 1. Dasar-Dasar Radiologi
Tabung sinar x
Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif
disebut anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan
filament, bila diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan
memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda
ditarik ke anoda. Arus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas
dengan bantuan sebuah silinder (focusing cup). Antikatoda menempel pada
anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk
6
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
7
Bab 1. Dasar-Dasar Radiologi
8
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
9
Bab 2. Biologi Radiasi dan Efek Sinar X
BAB 2
BIOLOGI RADIASI DAN EFEK SINAR X
Pada efek somatic ada yang acute/immediate effect terlihat segera setelah
penyinaran dan chronic or long-term effect yaitu terjadi setelah masa yang lama
(masa laten) biasanya 20 tahun atau lebih. Pada efek somatik (efek/resiko terjadi
pada orang yang terkena radiasi sedangkan pada efek genetik adalah efek/resiko
yang terjadi pada turunannya.
Dalam radiografi diagnosa tidak semua sinar x melalui pasien dan mencapai film
dental. Sebagian ada yang diserap tubuh (jaringan) pasien. Apa yang terjadi
ketika energi sinar x diserap oleh jaringan tubuh pasien?. Akan terjadi perubahan
kimia dimana hasilnya menyebabkan kerusakan biologi. Ada 2 mekanisme
spesifik dari radiasi injuri yang terjadi: yaitu ionisasi dan terbentuknya radikal
bebas.
10
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Ionisasi
Ionisasi terjadi ketika sinar x mengenai jaringan tubuh pasien . Radiasi
dapat menyebabkan kerusakan sel terutama membentuk radikal bebas.
Pembentukan radikal bebas terjadi ketika sinar x (photon) mengionosasi air
(merupakan komponen utama sel hidup). Ionisasi air akan menghasilkan
hidrogen dan hidroxyl (free radical) yang tidak berpasangan (neutral), atom
atau molekul yang reaktif dan tidak stabil.
11
Bab 2. Biologi Radiasi dan Efek Sinar X
Gambar 2-2: Ilustrasi kerusakan sel akibat efek radiasi; A Secara langsung
atau kerusakan-sinar x photon berintekgrasi secara langsung
dengan DNA; Secara tidak langsung atau kerusakan-sinar x
photon mengionisasi air yang dapat menghasilkan radikal
bebas dimana merusak DNA
Kelenjar Thyroid
Kelenjar thyroid tidak dalam pembuatan radiografi gigi, tidak langsung
terkena sinar utama (primary beam). Diperkirakan 6000 mrads (0,06 Gy)
dosis yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kankern pada kelenjar
thyroid. Pada foto gigi dalam 20 film serial adalah 6 mrads (0,00006 Gy)
atau 1/100 dari dosis yang diperlukan dalam menghasilkan kanker thyroid.
Bone Marrow
Selama penyinaran di daerah maksila dan mandibula, sangat kecil
persentase jumlah penyinaran (dosis) pada Bone Marrow yang aktif. Resiko
kanker atau Leukimia berhubungan langsung dengan jumlah jaringan yang
memproduksi darah yang terkena radiasi. Dosis yang menyebabkan
12
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
terjadinya leukemia 5000 mrads (0,05 Gy) atau lebih. Rata-rata dosis
periapikal foto kira-kira 1 – 3 mrads (0,00001-0,00003 Gy) per film.
Kulit
Total dosis yang menyebabkan eritema (reddening) pada kulit total
radiasinya adalah 250 rads (2,5 Gy) dalam periode 14 hari. Untuk
menyebabkan perubahan kulit lebih dari 500 film foto gigi yang diperlukan
(film F speed penyinaran rata-rata 0,7 R/detik) dalam 14 hari.
Mata
Lebih dari 200.000 mrads (2Gy) dosis yang dapat menyebabkan katarak/
pengaburan lensa mata. Cornea mata terkena radiasi pada saat radiografi
gigi (D speed, long PID, 20 film series) kira kira 60 mrads (0,0006 Gy).
13
Bab 3. Keamanan dan Proteksi Radiasi
BAB 3
KEAMANAN DAN PROTEKSI RADIASI
14
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Tabel 3-4: Dosis radiasi pada tubuh yang menimbulkan efek akut
Dosis (Sv) Efek pada tubuh
0,25 -
0,25-1,0 Menurunnya kadar sel darah putih
1-2 Sv Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan nafsu makan,
perubahan darah (pemulihan dalam beberapa minggu)
2-6 Sv Muntah dalam 2 jam, perubahan darah yang parah,
kerontokan rambut dalam 2 minggu, pemulihan dalam 1 bulan
sampai satu tahun untuk 70%.
6-10 Sv Muntah dalam 1 jam, kerusakan lambung, perubahan darah
yang parah. Kematian dalam 2 minggu untuk 80-100%
>10 Sv Kerusakan otak, koma, kematian.
(Eric Whaites 2007)
Proteksi radiasi atau Fisika Kesehatan atau Keselamatan Radiasi adalah suatu
cabang ilmu yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu proteksi
yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap
kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.
15
Bab 3. Keamanan dan Proteksi Radiasi
Film badge
Fungsi film badge ialah untuk mencatat dosis radiasi yang di terima oleh
personil (petugas) yang terkena berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu film
badge yang dipakai harus cukup mampu untuk mencatat dosis radiasi yang
berasal dari sumber- sumber radiasi yang berlainan kualitasnya.
Dosimeter saku
Dosimeter saku adalah pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi)
terhadap radiasi sebanding dengan jumlah pasangan ion yang dihasilkan
selama perjalanannya melalui elemen pendeteksian. Pada dasarnya
dosimeter saku lebih teliti dari film badge
Alat pengukur radiasi, Geiger – Muller Survey meter yang bacaannya langsung
dalam mR/jam (mili Rontegen per jam) atau count per menit. Penggunaan Geiger
– Muller Surveymeter di bagian radiodiagnostik, ialah:
1. Mengukur laju pemaparan di tempat – tempat
- Personil kerja
- Dinding – dinding luar sinar X4
- Pintu – pintu
- Jendela kaca Pb
2. Memeriksa apakah alat – alat proteksi memenuhis syarat proteksi
16
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 3-2: Gambar A & B adalah bentuk tabir pelindung untuk kelenjar
tyroid
17
Bab 3. Keamanan dan Proteksi Radiasi
18
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 3-3: Posisi operator berdiri diluar dan melihat pasien melalui
jendela yang sudah diproteksi
Personil dianjurkan memakai film badge secara terus menerus. Selain itu, ruang
pesawat sinar X diagnostik personil diharuskan menggunakan perisai dan
pakaian proteksi yang tersedia, tidak boleh memegang film pasien selama
penyinaran, memakai pesawat Sinar X dental maupun Mobile X- Ray unit (tanpa
19
Bab 3. Keamanan dan Proteksi Radiasi
perisai pelindung) petugas personil harus berdiri di luar berkas sinar guna dan
sejauh mungkin dari pasien.
20
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
21
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
BAB 4
RADIOGRAFI GIGI GELIGI
Periapikal radiografi
Bertujuan untuk memeriksa gigi (crown and root) serta jaringan
disekitarnya. Teknik yang digunakan paralleling dan bisecting.
Oklusal radiografi
Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau
mandibula dalam satu film. film yang digunakan film khusus.
Merupakan pemeriksaaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang. Film
berada di luar mulut.
22
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Panoramik
Lateral jaw
Lateral cephalometric
Postero-anterior
Submentovertec, waters
Reverse towne
Transcranial
Tomografi Projections
1. PERIAPIKAL RADIOGRAFI
Paralleling teknik
extension cone paralleling
right angle technique
long cone technique
true radiograph
Gambar 4-1: Film diletakkan sejajar dengan aksis panjang gigi (kanan)
23
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
Keuntungan
- Tanpa distorsi
- Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan dengan gigi
sesungguhnya
- Mudah dipelajari dan digunakan
- Mempunyai validitas yang tinggi
Kerugian
- Sulit meletakkan film holder, terutama anak-anak dan pasien yang
mempunyai mulut yang kecil
- Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga mengurangi
kenyamanan
24
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4-2: A. letak film untuk kaninus kanan atas, B. sinar tegak lurus
terhadap film dan aksis panjang gigi, C. kolimator
rectangular, D. Hasil radiografi
Gambar 4-3: Contoh Film holder (C: stabe bite block, D: EEZEE-Grip –
Snap A Ray, E: Hemostat and rubber block)
25
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
Bisekting teknik
26
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4-6: Angulasi horizontal (ujung kone bergerak kiri dan kanan)
27
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
Gambar 4-10: B. hubungan antara film, gigi, garis bisektris, dan sentral-
ray, C. Penyinaran film, D. Radiografi
28
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Kerugian
- distorsi mudah terjadi
- masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan)
Untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan crest alveolar
antara 2 gigi.
29
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
30
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
3. OKLUSAL TEKNIK
31
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
32
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
33
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
34
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
35
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
36
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
SLOB
(same = lingual : opposite = buccal)
Gambar 4-22: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan
hitam) akan berimpit pada radiografi, B. Jika arah sinar
digeser ke mesial, bukal objek bergerak ke distal dan lingual
objek bergerak ke mesial
37
Bab 4. RadiograR Gigi Geligi
Gambar 4-23: A.Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan
hitam) akan berimpit pada radiografi, B. Jika arah sinar
digeser ke distal, bukal objek bergerak ke mesial dan
lingual objek bergerak ke distal
38
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 4-24: Right angle technique. A . Pada foto periapikal lokasi objek
terlihat di tulang rahang, B. Foto oklusal menyatakan
bahwa objek itu sesungguhnya berada di jaringan lunak
lingual mandibula
Gambar 40-25: A. Foto pengisian gutta percha saluran akar gigi premolar
dua maksila, B. Jika sinar diarahkan ke mesial, gutta
percha bergerak ke distal, berarti gutta percha barada di
bukal
39
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
BAB 5
FILM DENTAL DAN PROSESSING
F ilm untuk sinar-x pada tahun 1896 – 1913 terdiri dari lempengan plastik
fotografi atau film yang dipotong dua, dibungkus dengan kertas hitam yang
dipersiapkan oleh dokter gigi sebelum digunakan. Sudut dari paket film ini
persegi dan keras yang menyebabkan sebagian besar pasien tidak nyaman.
Pada tahun 1913 Easmant Kodak Company memperkenalkan pertama kali secara
komersil sediaan paket film dental. Paket film ini masih dibuat dengan tangan
yang terdiri dari dua lembar film, tapi lapisan emulsi hanya satu sisi pada
masing-masing film.
Pada tahun 1921 pertama kali mesin pembuat paket film ada di pasaran. Kodak
Company pada tahun 1923 memproduksi film dental dalam dua kecepatan
“regular”dan “extra fast”.
40
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Semua paket film harus resisten terhadap saliva dan mudah dibuka dalam kamar
gelap. Paket film bagian luar dibungkus dengan bahan plastik, bagian dalam
dilapisi oleh kertas hitam dan pelindung foil. Pelindung foil berada di sisi
belakang dari film berguna untuk mengabsorpsi beberapa radiasi yang tidak
berguna (melindungi pasien) seperti secondary radiation serta fogging dari film.
Gambar 5-2: A. Paket dental film yang telah dibuka dari belakang, B.
diagram lapisan paket film
41
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
Sellulose acetate (film base) yang dilapisi dengan emulsi dari silver halide
(biasanya silver bromida). Emulsi ini sensitif terhadap x-ray, cahaya dan listrik
statis. Sensitivitas (speed) adalah gambaran tentang berapa banyak radiasi pada
periode waktu (dibutuhkan) untuk menghasilkan gambar pada film. Dengan
demikian makin sensitif film akan membutuhkan sedikit mAs.
Zaman sekarang tidak ada lagi film yang dibuat dalam bentuk slow speed. Pada
kondisi 65 kVp dan 10 mA slow speed film rata-rata membutuhkan waktu
penyinaran sekitar 3 sec per film, kondisi yang sama intermediate film
membutuhkan kira-kira 1 ½ sec dan untuk fast film kira-kira ¾ sec per film.
Sediaan yang ada sekarang ini yang harus digunakan E film, D film dan F film.
Gambar 5-4: Diagram secara cross-sectional dari dasar dan emulsi film
Duplikat Film
Pada tahun-tahun belakangan ini dengan meningkatnya program asuransi, pasien
dengan mobilitas tinggi atau untuk berobat ke dokter gigi yang baru maka film
duplikat sangat dibutuhkan dan menjadi lebih penting. Film duplikat ada tersedia
di pasaran
Screen Film
Intensifying screen adalah alat yang digunakan untuk memperbesar efek
fotografis dari sinar x dan memperpendek waktu penyinaran. Pada foto ronsen
ekstra oral sistim penggambaran pada film menggunakan film screen
(intensifying screen). Pada intensifying screen terdapat calcium tungtsate crystal
yang akan ber flourescence apabila di radiasi.
42
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Pada saat ini untuk meningkatkan kualitas film terhadap radiasi dan aman
seluruh ekstra oral film harus menggunakan intensifying screen. Intensifying
screen ada dua yaitu blue light dan green light.
Film sediaan untuk foto ekstra oral 5 x 7 inchi, 8 x 10 inchi. untuk panoramik 5
x 12 inchi dan 6 x 12 inchi.
Gambar 5-5: Kaset film dalam keadaan terbuka dan terlihat intensifying
screen dan potongan film
43
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
Gambar 5-7: Efek sinar X pada intensifying screen. Halo of light dihasilkan
di perifer mengurangi penyinaran
Prosessing film dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara
otomatis. Prosessing secara manual dilakukan di kamar gelap dan secara injeksi
sedangkan yang otomatis menggunakan mesin prosesor. Tahap prossesing ini
penting dimana gambar yang dihasilkan digunakan untuk menegakkan diagnosa.
44
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
2. Rinsing
3. Fixing
4. Washing
5. Drying
1. Development (developing)
Sodium sulfite
Mencegah oksidasi dari developer
Sodium carbonate
bersifat basa membantu aktifitas hydroquinon
Potassium bromide
Kontrol aktifitas developing dan mencegah terjadinya chemical fog
A. Manual Prosessing
1. Masuk ke kamar gelap dan pintu dikunci dari dalam, ambil hanger film
(jepitan) lalu tandai film tersebut atas nama siapa.
2. Periksa temperatur larutan dan atur waktu
3. Matikan lampu putih dan hidupkan safelight
4. Pakai sarung tangan dan buka paket film, pakai film hanger segera
celupkan dan larutan dengan gerakan atas dan bawah,pastikan seluruh
permukaan film berada dalam larutan.
5. Apabila sudah cukup waktunya angkat dari larutan (masih dalam kondisi
safelight)
6. Cuci dalam air selama 20 detik (masih dalam kondisi safelight)
45
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
7. Masukkan film ke dalam larutan fixer minimum 10 menit (dua kali waktu
developing) untuk fiksasi permanen, tetapi dapat diangkat setelah 3 – 4
menit
8. Setelah itu dibersihkan dengan air yang mengalir (20 menit).
9. Keringkan
46
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
47
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
2. Milliampere
Merupakan ukuran jumlah dari energi listrik yang melewati x-ray tube.
Untuk dental x-ray digunakan 10-15 mA.
3. Voltase
48
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang melewati x-ray tube. 65 –
90 kV.
49
Bab 5. Film Dental dan Prosessing
Gambar 5-12: Garis imajiner (kiri), sagital plane dari kepala tegak lurus
terhadap lantai (kanan) titik-titik arah dari sentral–ray
(bawah)
5. Posisi film
Posisi film pada prinsipnya harus meliputi gigi yang menjadi perhatian
untuk di foto. Untuk region anterior film diletakkan posisi vertical,
sedangkan posterior film posisi horizontal. Rahang atas film dipegang
dengan ibu jari sedangkan rahang bawah film dipegang dengan telunjuk
(tangan yang berlawanan dengan region yang akan difoto). Permukaan film
sejajar dengan dataran oklusal, sekurang-kurangnya 1/8 inchi sampai 1/4
inchi melebihi permukaan oklusal.
50
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
6. Sudut Penyinaran
Sudut penyinaran bervariasi tergantung region gigi yang difoto.
Rahang bawah
molar dua dan molar tiga +5 0 - 00 (-5) 0
molar satu dan premolar -10 0
Caninus, insisivus -15 0 - -20 0
Selain besar sudut penyinaran sentral ray harus berada pada tanda-tanda yang
menjadi arah dalam menentukan posisi apikal gigi.
7. Waktu penyinaran
Waktu penyinaran untuk ultra speed film ¼ second kecuali molar 3/8 second.
8. Prosessing Film
Mesin automatic, secara injeksi, kamar gelap
Developing, washing, fixing, rinsing, mounting
51
Bab 6. Masalah Prosessing Film dan Solusinya
BAB 6
MASALAH PROSESSING FILM
DAN SOLUSINYA
Masalah prosessing film dapat terjadi dengan sejumlah alasan yang disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
1. Kesalahan yang disebabkan oleh waktu dan temperatur
2. Kesalahan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terkontaminasi
3. Kesalahan yang disebabkan dalam penanganan film
4. Kesalahan yang disebabkan oleh pencahayaan
52
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
53
Bab 6. Masalah Prosessing Film dan Solusinya
54
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Ad.3.Penanganan Film
Gambar yang terlihat : GAMBAR YANG PUTIH DIBAGIAN PINGGIR FILM
Penyebabnya : Developer cut off
Masalahnya : Sewaktu prosessing sebagian film tidak masuk kedalam
larutan developer
55
Bab 6. Masalah Prosessing Film dan Solusinya
56
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
57
Bab 6. Masalah Prosessing Film dan Solusinya
58
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
59
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
BAB 7
RADIOGRAFI EKSTRA ORAL
RADIOGRAFI PANORAMIK
Apabila kita ingin melihat perluasan suatu lesi/tumor, fraktur rahang, fase gigi
bercampur maka foto intra oral tidaklah cukup, panoramik menjadi pilihan.
Panoramik akan memperlihatkan daerah yang lebih luas dibandingkan intral oral
yaitu rahang atas dan rahang bawah dalam satu film.
Pada panoramik, film dan sinar x bergerak mengelilingi pasien dimana cara kerja
ini berbeda dengan radiografi intra oral (sinar x dan film statis). Pasien duduk
atau berdiri, tergantung dari tipe panoramik yang tersedia/yang digunakan.
Pergerakan film dan tubehead yang menghasilkan gambar proses ini yang
dikenal dengan tomography (tomo artinya irisan). Penggunaan intensifying
screen penting karena dapat mengurangi radiasi kepada pasien. Film terletak di
dalam cassette film diantara intensifying screen (intensifying screen ada yang
kaku dan ada yang lentur).
60
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-1: Film dan sinar bergerak mengelilingi pasien dengan arah
yang berlawanan
61
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
Gambar 7-3: Posisi kepala (bite block,forehead rest, lateral head support)
62
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-6: kaset Mlm A&B Kaset Mlm yang kaku, C kaset
Mlm yang lentur
63
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
Indikasi utama secara klinik dari radiografi pada skull dan maxillofacial
skleleton meliputi fraktur maxillofacial skleleton, fraktur pada skull,
penyelidikan pada antra, pengaruh penyakit pada tengkorak kepala dan disorders
TMJ.
64
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
65
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
Proyeksi ini juga memperlihatkan facial skeleton tetapi dari sudut penyinaran
yang berbeda dari 00 OM.
66
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Gambar 7-12: Posisi pasien dan arah sinar pada radiografi 300 OM
67
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
Proyeksi ini memperlihatkan kubah tulang tengkorak, tulang frontal dan rahang
(melihat trauma, perkembangan yang abnormal , perubahan dimensi mediolateral
dari tulang tengkorak).
68
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
69
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
70
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
Proyeksi ini memperlihatkan bagian posterior dari mandibula, tetapi tidak baik
untuk melihat kerangka wajah.
71
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
72
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
73
Bab 7. RadiograR Ekstra Oral
Digunakan untuk survey dari tulang tengkorak dan wajah, trauma penyakit atau
perkembangan yang abnormal. Orthodontist untuk melihat perkembangan tulang
wajah.
74
DENTAL RADIOGRAFI
Prinsip dan Teknik
REFERENSI
75