Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“FOTO GIGI”

BLOK 6 SKENARIO 4

PEMBIMBING:
Dr.drg. Widyawati, M.Kes., Sp.KG
OLEH:
KELOMPOK 2:
1. GEVI MAVANTY (1910070110013)
2. LINDA PUSPITASARI (1910070110019)
3. WILIA SAFITRI (1910070110023)
4. EMBUN IRZAL (1910070110030)
5. ZULFIKAR (1910070110032)
6. MAYONA ADISTI BASTIAN (1910070110034)
7. PUTRI YUWANDA WULANDARI (1910070110036)
8. ADE FAQRI (1910070110043)
9. RIZA FITRIANI MELTA LUBIS (1910070110046)
10. THIFALLUSIA’ANA (1910070110056)
11. BAGUS RIZKI ANANDA (1910070110077)
12. AULIA ZARVI (1910070110084)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah, dan Inayah-nya kepada
kami. Sholawat beiringkan salam tak lupa kami sanjungkan untuk
nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyyah menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Foto Gigi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama Dr. Drg.
Widyawati, M.Kes., Sp.KG sebagai dosen pembimbing sehngga
dapat memperlancarpembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari dosen pembimbing agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah skenario 4
tentang Foto Gigi dari buku panduan BLOK 6 ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 9 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................I
DAFTAR ISI ..........................................................................II
BAB I ......................................................................................3
PENDAHULUAN ..................................................................3
1.1 Latar Belakang ............................................................3
1.2 Rumus Masalah ...........................................................3
1.3 Tujuan Pembelajaran..................................................3
BAB II ....................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................5
2.1 Klarifikasi Istilah ..........................................................5
2.2 Menetapkan Masalah ....................................................6
2.3 Curah Pendapat .............................................................6
2.4 Menganalisis Permasalahan ..........................................8
2.5 Tujuan Pembelajaran.....................................................8
2.6 Belajar Mandiri .............................................................9
2.7 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri ...............................9
2.7.1 Mampu memahami dan menjelaskan tentang
ayat dan hadist yang berkaitan dengan skenari
...................................................................... 9
2.7.2 Mampu memahami dan menjelaskan tentang
morfologi bakteri 1.......................................10
2.7.3 Mampu memahami dan menjelaskan tentang
sifat bakteri...................................................14
2.7.4 Mampu memahami dan menjelaskan tentang
jenis bakteri ..................................................17
2.7.5 Mampu memahami dan menjelaskan tentang
cara laboratorium bakteri..............................26
KESIMPULAN ..................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
 Foto gigi adalah foto rontgen gigi memakai alat dan teknik
intraoral, ekstraoral, prosedur medis untukmengambilgambar bagian
dalam mulut menggunakan cairan radiasi. Rontgen gigi juga disebut
dengan radiografi gigi atau sinar X gigi. banyak sedikitnya paparan
dari cahaya yang nantinya akan bisa diterima oleh sensor yang ada di
sebuah kamera agar bisa mendapatkan gambar dan juga foto yang
bagus.

1.2 Rumus masalah

1. Bagaimana teknik radiografi intra oral dan ekstra oral?


2. 6. Apa yang menyebabkan hasil radiograf terlihat gelap dan
elongasi?
3. 5. Mengapa yg dipilih teknik intraoral periapikal pada gigi 11
saat melakukan rontgen ?
4. 7. Bagaimana teknik pengolahan film sinar X?
5. 4.Kenapa filem di celupkan kedalam larutan developer dengan
suhu 20derajat C selama 7 menit?
6. 8.apa saja klasifikasi radiografi ekstraoral?

1.3 Tujuan pembelajaran


1. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
teknik ekstra oral
2. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
teknik intra oral
3. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang film
sinar-x
4. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
prosedur rontgen gigi
5. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
kesalahan pada radiografi

4
BAB II
PEMBAHASAN

Skenario
Seorang mahasiswa tahap profesi melakukan rontgen dan memilih
teknik intraoral periapikal pada gigi 11 untuk keperluan pemeriksaan
penunjang. Setelah dilakukan exposure, dilakukan pengelolahan dengan
film dicelupkan ke larutan developer dengan suhu 20 C selama 7 menit lalu
cuci dengan air mengalir. Film difxer selama 4 menit dan dibersihkan lagi
dengan air mengalir lalu dikeringkan. Stelah pengolahan selesai, mahasiswa
bingung dengan hasil radiograf karena terlihat gelap dan elongasi.

Klarifikasi istilah

Rontgen gigi atau dental X-ray adalah prosedur medis untuk


mengambil gambar bagian dalam mulut menggunakan cairan
radiasi. Rontgen gigi juga disebut dengan radiografi gigi atau
sinar X gigi.
Exposure adalah banyak sedikitnya paparan dari cahaya yang
nantinya akan bisa diterima oleh sensor yang ada di sebuah
kamera agar bisa mendapatkan gambar dan juga foto yang
bagus.
Developer sebagai pelaku usaha juga dapat diartikan sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan perumahan.
Elongasi adalah sudut antara dua benda langit dilihat dari bumi,
terutama sudut antara bulan dan matahari.

2.1 Menetapkan permasalahan


1. Bagaimana teknik radiografi intra oral dan ekstra oral?
2. Apa yang menyebabkan hasil radiograf terlihat gelap dan
elongasi?
3. Mengapa yg dipilih teknik intraoral periapikal pada gigi
11 saat melakukan rontgen ? (Gevi)
4. Bagaimana teknik pengolahan film sinar X?
5. Kenapa filem di celupkan kedalam larutan developer
dengan suhu 20derajat C selama 7 menit?
6. apa saja klasifikasi radiografi ekstraoral?

5
2.3Curah pendapat

1 Bagaimana teknik radiografi intra oral dan ekstra oral?


 Radiografi intraoral terdiri dari teknik periapikal, bitewing,
dan oklusal.9,11,12 1. Radiografi Periapikal Radiografi
periapikal menjelaskan teknik intraoral yang dirancang untuk
menunjukkan gigi individu dan jaringan di sekitar apeks.
Setiap film biasanya menunjukkan 2-4 gigi dan memberikan
informasi rinci tentang gigi dan sekitar tulang Universitas
Sumatera Utara 8 alveolar. Radiografi periapikal dibagi
menjadi dua teknik yaitu paralel dan bisekting. Teknik
radiografi periapikal paralel dan bisekting memiliki
kelebihan dan kekurangan, yaitu teknik bisekting dianggap
lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan
dengan teknik paralel (kesejajaran). Dosis efektif untuk satu
kali foto sebesar 0,01-0,08 mSi. Keuntungan teknik bisekting
yaitu teknik ini dapat digunakan tanpa film holder. Kerugian
teknik bisekting yaitu distorsi mudah terjadi dan masalah
angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).
Keuntungan teknik paralel yaitu tidak ada distorsi, gambar
yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi
sesungguhnya, mudah dipelajari dan digunakan serta
mempunyai validitas yang tinggi. Kerugian teknik paralel
yaitu pemakaian film holder mengenai jaringan sekitar
sehingga mengurangi kenyamanan serta kesulitanmeletakkan
film holder didalam rongga mulut terutama pada anak-anak
dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil. 2. Radiografi
Bitewing Radiografi bitewing adalah radiografi yang
digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi
mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar di maksila
dan mandibula daerah anterior maupun posterior dalam satu
film khusus. Radiografi ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui status jaringan periodontal dan juga untuk
melihat kalkulus pada interproksimal. Radiografi bitewing
tidak menggunakan pegangan film melainkan dengan cara
pasien menggigit sayap film untuk stabilisasi film di dalam
rongga mulut. Radiografi bitewing lebih akurat menunjukkan
tingkat kerusakan tulang interproksimal daripada radiografi
periapikal. Dosis efektif untuk satu kali pengambilan foto
adalah 0,01-0,08 mSi Radiografi bitewing memiliki
kelebihan yaitu dapat mendeteksi karies dini, puncak tulang
alveolar terlihat jelas dan memudahkan pasien yang memiliki
refleks muntah yang tinggi.Selain itu, radiografi bitewing

6
juga memiliki kelemahan yaitu periapikal dan ujung akar
tidak terlihat serta pasien sulit mengoklusikan maksila dan
mandibula sehingga mulut tetap terbuka. Universitas
Sumatera Utara 9 3. Radiografi Oklusal Radiografi oklusal
adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi
tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas
dalam satu film. Radiografi oklusal dapat mendeteksi adanya
fraktur, celah di palatum, dan kelainan lainnya yang terjadi
pada area luas. Film yang digunakan adalah film khusus
untuk oklusal. Dosis efektif untuk satu kali pengambilan foto
adalah 0,08 mSi. Teknik yang digunakan untuk pengambilan
radiografi, yaitu dengan cara menginstruksikan pasien untuk
mengoklusikan atau menggigit bagian film.
 Radiografi ekstraoral yang sering digunakan adalah
radiografi panoramik. Gambaran panoramik akan
menampilkan daerah seluruh mulut termasuk gigi pada
rahang atas dan rahang bawah dalam satu film. Gambaran
panoramik sering digunakan untuk mendeteksi gigi impaksi,
melihat gigi bercampur dan bantuan dalam mendiagnosis
tumor. Radiografi ekstraoral yang lain dan sering digunakan
untuk perawatan ortodontik adalah radiografi cephalometric.
 Intra oral ada menghasilkan keuntungan dan kerugiannya
mempunyai dalam meletakkan sehingga tidak merasakan
nayaman pada pasien lebih tidak mengeritasikan
 Biasanya digunakan dalam kedokteran gigi posisi maksila
dimna anterio
 Paromic masalah foto yang berguna dalam anterio
pertubuhan dan meliht untuk sinar tulang hidung
2 Apa yang menyebabkan hasil radiograf terlihat gelap dan elongasi?
 Terlalu bnyak film terlalu dibengkokkan dan sinar-x teralalu
tidak terang
 Kesalahan dalam radiografi masih bnyak kesalahan dan
terlalu lama faktornya exp
3 Mengapa yg dipilih teknik intraoral periapikal pada gigi 11 saat
melakukan rontgen ?
 Dapat melihat seluruh mahkota dan untuk melihat keadaan
 Medial secara rinci
 Untuk mendapat gambar gigi aprikal menyediakan untuk
pemeriksaan pulpa dan intradental
 Keperluaannya itu untuk penunjang untuk melihat mahkota
dan akar gigi kerusakan terdpt keuntungan” faditernya lebih
terlihat sangat jelas
4 Bagaimana teknik pengolahan film sinar X?

7
 Ada depeloping serring pencucian pengeringan perubahan
pada penyinari peningkatan
 Sushu udara
 Menimbulkan warna hitam dan tergantung film yg tidak
menerima
 Membangkitkan bayngan menjdi nyata
5 Kenapa filem di celupkan kedalam larutan developer dengan suhu
20derajat C selama 7 menit?
 Karena biasanya terlalu tinggi amper yg berlebihan
penempatan film yg terbalik
 Keliatan karena faktor,kecilnya engulasi dari sinar-xrahang
atas positifnya harus ditingkatkan
 Dikarenakan
6 apa saja klasifikasi radiografi ekstraoral?
 melihat sinus viedalis
 yang digunakan untuk melihat dinding maksila
 untuk melihat

7. Menganalisis permasalahan

radiografi

klasifikasi Evaluasi
Teknik pengolahan

Intra oral Film Kesalahan


ekstra oral

8
8. Tujuan permasalahan
1. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
teknik ekstra oral
2. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
teknik intra oral
3. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
film sinar-x
4. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
prosedur rontgen gigi
5. Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
kesalahan radiografi
9. Belajar mandiri

Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan


mencari berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan
pembelajaran baik dari internet, buku, maupun dari pakarnya
langsung.
10. Melaporkan hasil belajar mandiri
2.7.1 Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
teknik ekstra oral

2.7.2 Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


teknik intra oral
2.7.3 Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang film
sinar-x

2.7.4 Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


prosedur rontgen gigi
2.7.5 Maha siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
kesalahan radiografi

9
BAB III
KESIMPULAN

hampir semua orang pernah terkena virus pada bagian tubuh


tertentu, Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat bahan
organik dari bahan-bahan anorganik. Untuk membuat bahan organik,
diperlukan energi. Beberapa bakteri memperoleh energi dari cahaya
sehingga disebut bakteri fotoautotrof. Bakteri fotoautotrof juga
memiliki pigmen untuk fotosintesis. Jika pada tumbuhan hijau kita
kenal pigmen klorofil, pada bakteri pigmen untuk fotosintesis disebut
bakterioklorofil (yang bewarna hijau) dan bakteriopurpurin (bewarna
ungu atau merah).

10
DAFTAR ISI
Risa Nursanty *, Widya Sari, Safranita, R. N. *, W. S. S., Sari, W. and
Safranita, S. (2019) ‘Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri
Enterobacteriaceae pada Telur Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) asal
Lhok Pante Tibang, Banda Aceh’, Jurnal Sain Veteriner, 37(1), p. 41. doi:
10.22146/jsv.48514.
Hidayat, H. (2015) ‘Identifikasi Morfologi Dan Uji Aktivitas Antimikroba
Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dari Fermentasi Buah Markisa
(Passiflora Sp.)’, Jurnal Eksakta, 15(1-2), pp. 76–85. doi:
10.20885/eksakta.vol15.iss1-2.art8.
Mikroorganisme, K. and Pigmen, P. (2017) ‘Isolasi dan Karakterisasi
Mikroorganisme Penghasil Pigmen dari Limbah Kulit Kentang’, Jurnal
MIPA, 40(1), pp. 7–13.

Yasir, Y. (2015) ‘Bakteri dan Kesehatan Manusia’, Prosiding Seminar


Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan, Fakultas K, p. 8.
Fardiaz, S. (2014) ‘Struktur Sel Mikroorganisme’, Modul, pp. 1–7.
Halubangga, N. (2013) Bakteri, PERBANDINGAN UJI BAKTERI PADA
PRODUK FERMENTASI JEROAN IKAN CAKALANG DENGAN LAMA
PENYIMPANAN YANG BERBEDA.

11

Anda mungkin juga menyukai