Anda di halaman 1dari 10

CASE SCIENTIFIC SESSION

MODUL 9
BAGIAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

“Penggunaan radiografi periapikal ekstraoral dalam


populasi India: laporan Teknik dan kasus ”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi

Kepaniteraan Klinik di Bagian Radiologi Kedokteran Gigi

Oleh:

WIENA AVIOLITA

19100707380604096

Pembimbing : drg. Suci Auliya

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan CSS “Penggunaan

radiografi periapikal ekstraoral dalam populasi India: laporan Teknik dan kasus ”

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul

radiologI kedokteran gigi.

Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses yang

telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Suci Auliya selaku dosen pembimbing,

bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana

mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan

saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, 20 Juli 2020

Penulis

2
MODUL RADIOLOGI KEDOKTRAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan CSS “Penggunaan radiografi periapikal ekstraoral dalam populasi


India: laporan Teknik dan kasus” guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik
pada Modul 9 Radiologi Kedokteran gigi.

Padang, 20 juli 2020


Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

(drg. Suci Auliya)

3
“Penggunaan radiografi periapikal ekstraoral dalam
populasi India: laporan Teknik dan kasus ”

ABSTRAK

Latar Belakang: Melakukan radiografi intraoral pada pasien tertentu sulit karena

pasien tidak bisa menahan penempatan film intraoral. Untuk membantu pasien seperti

itu radiografi telah mengadakan perubahan teknik baru yaitu menggunakan

penempatan Film ekstraoral. Penggunaan teknik ini telah dideklarasikan di Kaukasia

dan populasi Taiwan. Dalam makalah ini kami melaporkan penggunaan teknik ini

untuk penduduk India. Kami telah melakukan sekitar 40 kasus menggunakan teknik

ini dan telah menemukan angulasi rata-rata untuk rahang atas (-25 +/- 5 derajat) dan

mandibula (-15 +/- 5 derajat) gigi untuk penduduk India. Kami merekomendasikan

penggunaan teknik ini di klinik gigi pribadi di mana mesin radiografi panoramik yang

tidak tersedia. Di sini kita melaporkan teknik dan kasus-kasus di mana diagnosis yang

sama dilakukan pada pasien yang menggunakan teknik periapikal ekstraoral.

Kesimpulan: Teknik radiografi periapikal ekstraoral bertujuan untuk menggantikan

radiografi intraoral konvensional. Namun, hal ini dapat digunakan sebagai alternative

di mana saat penempatan film intraoral yang sulit untuk digunakan

Kata Kunci: radiografi ekstraoral, film intraoral / film intraoral, radiografi

periapikal

PENDAHULUAN

Kebutuhan pada radiografi periapikal intraoral selalu banyak dilakukan di

semua cabang kedokteran gigi. Namun, sekelompok besar pasien tidak bisa menahan
4
penempatan film intraoral / film intraoral. Untuk mengatasi hal ini, Michael
Newmann dan Seymour Friedman pada tahun 2003 mengembangkan teknik alternatif

untuk mengontrol respon dari pasien yang dengan mengalami cacat perkembangan,

pasien dengan berlebihan refleks muntah, pasien anak, pasien cemas, pasien dengan

trauma dan pasien dengan keterbatasan membuka mulut.[1,2] Chia-Hui-Chen et al.,

2007 mengembangkan keselarasan film intraoral sinar bertujuan untuk melakukan

radiografi menggunakan teknik ini.[3] Kedua laporan ini beruturut-turut menggunakan

dokumen teknik ekstraoral periapikal di Kaukasia dan populasi Taiwan.

TEKNIK

1. Untuk gigi rahang atas

Pasien duduk tegak, dengan mulut terbuka selebar mungkin, untuk

memungkinkan sinar X-ray masuk dan tidak terhalang dari pipi yang berlawanan.

Film intraoral ditempatkan pada permukaan eksternal dari pipi, tepat pada bukal gigi.

Cotton Roll ditempatkan dimukosa bukal dan pipi sejajar dengan film intraoral paralel

permukaan bukal. Cone itu di miringkan sekitar -25 +/- 5 derajat dari bidang

horizontal (untuk penduduk India). Selain itu, sinar X-ray selaras tegak lurus ke film

intraoral untuk memberikan gambar yang akurat.

Gambar 1. posisi pasien untuk pengambilan radiografi ekstraoral gigi rahang atas

5
2. Untuk gigi mandibula

Pasien duduk tegak dengan dagu terangkat. Film intraoral ditempatkan pada

permukaan eksternal dari pipi, tepat pada bukal gigi. Cone itu di miringkan sekitar -15

+/- 5 derajat dari bidang horizontal (untuk penduduk India). Sinar X-Ray selaras tegak

lurus ke film intraoral untuk memberikan gambar yang akurat [Gambar 2a dan b].

Gambar-gambar tersebut diperoleh dengan menggunakan SOPRO sistem pencitraan

digital (Acteon Group, Marseills, Perancis) dan 30 × 40 mm standar film intraoral

intraoral SOPIX (Acteon Group, Marseills, Perancis). Sebuah mesin intraoral X-ray

(Biomedicare, Thane, India) radiografi memerlukan waktu sebesar 65 kVp, 10 mA,

0,45-0,55 detik.

Gambar 1. Posisi pasien


untuk pengambilan radiografi
ekstraoral gigi rahang bawah

SERANGKAIAN KASUS

A. Aplikasi pada pasien dengan trismus (keterbatasan membuka mulut)

Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun melaporkan kepada kami dengan keluhan

utama terdapat pembengkakan dibagian ekstraoral dan nyeri yang berdenyut di

belakang gigi kiri rahang atas. Pasien di diagnosis mengalami fibrosis submukosa

mulut dengan jarak interincisal sebesar 15 mm. dari informasi diagnosis yang

didapatkan kami harus melakukan hal penting dari kasus tersebut dikarenakan itu

tidak memungkinkan untuk menempatkan film X-ray secara intraoral maka harus

dilakukan penempatan film X-ray secara teknik ekstraoral.


6
Gambar 3. Gambaran radiografi periapikal ekstraoral pasien dengan keterbatasan

membuka mulut

B. Aplikasi pada pasien dengan refleks muntah yang berlebihan

Pasien dengan reflek muntah yang berlebihan sulit untuk menahan penempatan film

intraoral. Oleh karena itu, informasi diagnosis radiografi diperlukan untuk

memudahkan penempatan Film pada pasien tersebut, dan pasien tersebut di

indikasikan untuk menggunakan teknik X-ray Ekstraoral.

Gambar 4. Gambaran radiografi periapikal ekstraoral pasien dengan refleks muntah

yang berlebihan

C. Aplikasi pada pasien dengan Rubber dam ( bendungan karet )

untuk memperoleh gambar radiografi intraoral pada pasien dengan penempatan yang

menggunakan rubber dam sangat memerlukan waktu yang lama dan tidak nyaman
7
bagi pasien. Oleh karena itu, menggunakan teknik ekstraoral pada pasien tersebut
menghasilkan penyesuaian yang meningkat dan juga membutuhkan waktu yang lebih

sebentar untuk mendapatkan informasi diagnosis dari hasil radiografi.

Gambar 5. Gambaran radiografi periapikal ekstraoral dengan rubber pada gigi pasien

D. Aplikasi pada pasien anak

Pasien anak umunya takut dan enggan untuk menempatkan film dibagian intraoral.

Kami menggunakan teknik ekstraoral untuk mendapatkan gambaran radiografi pasien

yang memiliki rasa takut.

Gambar 6: Gambaran radiografi periapikal ekstraoral pasien gigi anak

DISKUSI

Pada tahun 1974, Fisher mengusulkan adanya teknik radiografi ekstraoral

untuk mendapatkan gambaran gigi molar ketiga yang menggunakan film oklusal.

Tetapi yang diperlukan kVp tinggi (setinggi 90 kVp) Namun, aplikasi klinis ini telah

membatasi per harian nya. Kami menemukan bahwa, penggunaan sistem digital
8
imaging 65 kVp sudah cukup untuk menghasilkan gambaran radiografi dengan
kualitas diagnostik yang memadai sebanding dengan radiografi periapikal intraoral

konvensional.

Teknik radiografi ekstraoral adalah teknik alternatif yang bermanfaat dan telah

terbukti efektif untuk pasien yang tidak bisa menahan teknik konvensional.dari

gambaran yang didapatkan telah berhasil memberikan kami kualitas diagnostik yang

jelas. Namun, kelemahan dari teknik ini adalah prosedur teknik yang sensitif, resolusi

gambar lebih rendah dan tidak bias digunakan untuk gigi anterior.

Dengan adanya kemajuan terbaru dalam teknologi radiologi gigi, berbagai teknik

seperti radiografi panoramik tersedia untuk mengendalikan pasien tersebut. Namun,

kami merekomendasikan penggunaan teknik ekstraoral di klinik gigi pribadi di mana

radiografi panoramik yang tidak tersedia. Juga, teknik ini dapat digunakan di mana

pengobatan aktif sedang dilakukan.

KESIMPULAN

Teknik radiografi ekstraoral ini tidak bertujuan untuk menggantikan radiografi

intraoral konvensional. Namun, hal ini dapat digunakan sebagai alternative di mana

saat penempatan film intraoral yang sulit untuk digunakan.

9
REFERENSI
1. Chen CH, Lin SH, Chiu HL, Lin YJ, Chen YK, Lin LM. Sebuah perangkat
bertujuan untuk teknik radiografi ekstraoral. J Endod 2007; 33: 758-60.
2. Fisher D. ekstraowal teknik radiografi gigi molar ketiga. Aust Dent J1974; 19:
306
3. Ingle JI, Bakland LK, Baumgartner JC. Ingle itu Endodontik. ed-6.
AMERIKA SERIKAT:PMPH Penerbit; 2008. p. 554-600.
4. Newman ME, teknik radiografi Friedman S. ekstraowal: Sebuah pendekatan
alternatif. J Endod 2003; 29: 419-21.

10

Anda mungkin juga menyukai