MODUL 9
BAGIAN RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
Oleh:
NIKE LASMUTIA
19100707380604102
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Panoramik Untuk Dokter Emergensi” untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses yang
telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Suci Auliya selaku dosen pembimbing,
bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis
Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
2
MODUL RADIOLOGI KEDOKTRAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
3
“Radiografi Gigi Panoramik untuk Dokter Emergensi”
Abstrak
Keadaan darurat gigi adalah alasan yang umum seseorang datang ke unit gawat
darurat rumah sakit.Disini, kita membahas radiografi panoramik (ortopantomogram
(OPG/ OPT) sebagai alat diagnostik untuk penilaian trauma mandibula dan infeksi
odontogenik. Pada artikel ini, kami meninjau prinsip-prinsip radiografi berupa
akuisisi gambar, dan bagaimana melakukan interpretasi sistematis yang
menggambarkan anatomi maksilofasial.Tujuannya adalah dokter emergensimemiliki
keterampilan untuk menggunakan radiografi OPG bila tersedia, dan dengan cepat
menilai gambar untuk mempercepat manajemen pasien.Hal yang termasuk adalah
diskusi tentang sejumlah kasus yang ditemukanpadakeadaan darurat dan beberapa
kesalahan yang umum dalam diagnosis.
Pendahuluan
Radiografi panoramik merupakan salah satu pemeriksaan radiografi film biasa yang
paling umum untuk anatomi mulut dan wajah.Hal ini karena biaya yang murah,
modalitas pencitraan yang diperoleh dengan cepat dan alat diagnostik yang kuat untuk
trauma maksilofasial dan darurat gigi, karena merepresentasi rahang dan seluruh
gigi.1,2
Kedaruratan maksilofasial dan gigi sering terjadi di unit gawat darurat1,3 dan dapat
menjadi parah dan berpotensi mengancam jiwa.4 Dengan demikian, sangat penting
bagi dokter emergensi dalam melakukan diagnosa dan penatalaksanaan pada kondisi
yang demikian, termasuk penilaian radiografi panoramik.4,5 Mengingat metode yang
unik dari akuisisi gambar, representasi anatomi dan artefak radiografis sehingga
kesalahan pelaporan umumnya terjadipada gambaran pencitraan kerangka wajah.6,7
Artikel ini menguraikan prinsip-prinsip akuisisi gambar, rincian anatomi radiografi
dan menyediakan pendekatan metode untuk interpretasi dari diagnosis keadaan
darurat maksilofasial yang paling umum menggunakan teknik pencitraan ini.
4
Metode
Kami melakukan tinjauan narasi komprehensif dari literatur yang ada mengenai
radiografi panoramik dan klinis. Makalah penelitian yang tersedia dalam penelitian ini
menggunakan PubMed, OvidSP, dan GoogleScholar, dengan menggunakan istilah
pencarian berikut: radiografi panoramik, radiografi gigi, ortho-pantomogram (OPG),
interpretasi, anatomi, infeksi odontogenik, trauma mandibula dan CT. Makalah teks
lengkap yang dimasukkan hanya jika isinya menghasilkan signifikansi dengan tujuan
makalah. Rincian tentang metodologi diuraikan dalam materi tambahan online.
OPG RADIORAPH
Komponen struktural
Seperti pada semua radiografi film biasa, radiografi panoramik memiliki dua
komponen utama: tabung sinar-X, yang menghasilkan radiasi; dan kaset film, yang
menerima sinar-X setelah melewati jaringan. Kedua komponen ini terletak di kedua
sisi kepala pasien, dihubungkan di atas oleh gantry yang berputar.Unit ini memiliki
komponen tambahan yang digunakan untuk menstabilkan kepala dan leher pasien
selama pengambilan radiografi, termasuk dagu dan dahi, foramen bite block dan
penyangga kepala lateral.Banyak mesin menggabungkan penanda sinar cahaya untuk
membantu penyelarasan kepala pasien.Gambar 1 menunjukkan seorang pasien yang
diposisikan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi panoramik.Pasien yang tidak
dapat diam karena masalah perilaku atau keracunan mungkin tidak cocok untuk
pemeriksaan ini.Pasien dengan kifosisberat tidak cocok untuk modalitas pencitraan
ini.
Akuisisi gambar
Proses perolehan gambar mengharuskan pasien berada dalam posisi berdiri atau
duduk. Ketika peralatan melingkari kepala pasien, bagian berbeda dari daerah
maksilofasial dicitrakan secara terpisah, dan pada radiografi akhir disusun kembali
dari bagian gambar yang terpisah ini.Oleh karena itu, hasil akhir OPG memberikan
gambar yang berbeda dari struktur pada“focal trough”, dimana semua struktur lain
yang berada di luar lapisan yang dipilih menjadi kabur.8Focal trough melengkung dan
membentuk busur lingkaran, mengikuti bentuk rahang dan memanjang superoinferior
dari lantai orbital hingga tepat di bawah dari batas bawah mandibula. Dalam proses
5
ini, hanya objek dalam focal troughyang tetap dalam fokus, sedangkan struktur
maksilofasial lainnya tampak buram, terdistorsi atau tidak terlihat dalam gambar.
Representasi anatomiradiografi
Gambar 2 Gambar panoramik dengan beberapa gambaran penting yang disorot. (1)
mandibula (2) rahang atas (3) kondilus mandibula (4) dentition (gigi) (5) tulang
alveolar (6) tulang belakang anterior (7) antrum rahang atas (panah yang
menggambarkan lantai antrum) (8) orbital ( 9) zygoma (10) tulang belakang servikal
(11) gambar ganda palatum keras, terlihat sebagai garis radiopak (12) korteks
mandibula, (13) rongga hidung, (dalam beberapa film aspek tulang septum dapat
dilihat) (14 ) benda asing (perhiasan). Garis putus-putus mewakili area pada radiografi
panoramik tempat bayangan jalan napas dapat terlihat. (a) mewakili bagian koronal
gigi, atau 'mahkota' (b) mewakili akar gigi, tidak terlihat secara klinis. (c) mengacu
pada gigi yang tetap terkena dampak, dan berada di bawah aspek koronal dari gigi
lainnya.
Dosis radiasi
Radiografi panoramik dianggap memiliki dosis radiasi yang secara signifikan lebih
rendah (360μGy) dibandingkan dengan CT konvensional (~ 10000μGy) dan
radiografi CT-cone-beam (~ 1300μGy).714–18Dengan demikian, ada risiko yang dapat
diabaikan dalam kondisi di mana radiografi panoramik berulang diperlukan karena
kualitas gambar yang buruk atau akuisisi gambar non-diagnostik. Penggunaan apron
timbal atau pelindung tiroid tidak diindikasikan karena tiroid dan torso terletak di luar
sinar radiasi.19,20 Pelindung tiroid dapat mengaburkan struktur anatomi, menyebabkan
paparan berulang untuk mendapatkan gambar diagnostik.
INTERPRETASI RADIOGRAFI
Tahap pertama dalam penilaian gambar panoramik adalah untuk menjelaskan struktur
normal yang diperoleh pada film panoramik (gambar 2).Mandibula harus dinilai
secara sistematis dari sisi kiri ke sisi kanangambar.Struktur yang perlu diperiksa
adalah posisi kondilus yang benar, prosessus koronoid, kemudian ramus mandibula ke
korpus, parasimfisis dan daerah mental mandibula.Perhatian harus diarahkan pada ada
atau tidak adanya korteks mandibula yang utuh, serta kualitas dan tampilan tulang.
Anatomi jaringan lunak harus dilihat, dengan perhatian khusus pada tampilan jaringan
lunak yang mungkin menyerupai patologi, serta lapisan mukosa antrum maksila yang
mungkin tampak menebal seperti dalam kasus sinusitis kronis.Posisi bibir dan lidah
pasien dapat menciptakan bayangan jalan
8 nafas di garis tengah radiograf, dan gambar
hantu atau artefak yang ada pada gambar harus diperhatikan dan dicatat.
Tahap akhir, seluruh dentition/ pertumbuhan gigi yang menunjukkam semua gigi
yang ada, serta struktur pendukung, diperiksa.Gigi harus diperiksa untuk mengetahui
jumlah, kualitas, posisi relatif, serta ada atau tidak adanya karies gigi, penyakit
periodontal, radiolusen periapikal atau perawatan gigi restoratif sebelumnya.Posisi
relatif gigi harus dicatat, khususnya, gigi molar ketiga yang sering mengalami
impaksi.Gambar 3 juga menunjukkan foramen mental; radiolusen merupakan
gambaran anatomi yang normal tetapi dapat menyerupai penampakan infeksi
periapikal dan merupakan sumber terjadinya kesalahan diagnosis.Ini dapat dengan
mudah diidentifikasi dengan mengikuti jalur kanal alveolar inferior menuju foramen
ini, serta mencatat ada atau tidak adanya kerusakan gigi di daerah premolar.
Indikasi umum untuk gambar panoramik di departemen gawat darurat adalah sakit
gigi, pembengkakan wajah, trauma mandibula terisolasi, nyeri sendi
temporomandibular dan nyeri wajah non-spesifik.Paling umum gambar panoramik
digunakan untuk menilai trauma mandibula dan penyebab odontogenik pada infeksi
kepala dan leher.
TRAUMA MANDIBULAR
Fraktur mandibula sering terjadi dalam pola yang dapat diprediksi, dimana sering
terlihatpadaregio subkondiler, sudut mandibula, dan parasimfisis. Gambar 5
menguraikan daerah di mana fraktur mandibula paling mungkin terjadi. 28 Ketika
terdapat fraktur mandibular, dokter harus memiliki tingkat kecurigaan yang tinggi
untuk fraktur mandibula kedua atau ketiga. Fraktur biasanya terbukti sebagai garis
radiolusen.Otot-otot yang melekat pada mandibula, khususnya, yang dari
ptergomasseteric sling, dapat berperan dalam mengurangi atau memindahkan fraktur.
11
Gambar 6Menunjukkan fraktur sudut mandibula kanan, ditunjukkan oleh panah
posterior ke gigi 48.Ada fraktur bilateral subkondiler, yang sulit untuk dilihat pada
pandangan ini.Dua panah di regio subkondiler menunjukkan di mana fraktur ini
berada.
Gambar 8 Gambar panoramik ini menunjukkan bagaimana bayangan jalan nafas dapat
meniru gambaran patologi.Di atas sudut mandibular, jalan napas dari epiglotis
menghasilkan bayangan yang ditunjukkan oleh dua panah, dalam keadaan trauma atau
jatuh, ini dapat salah didiagnosis sebagai fraktur. Dalam keadaan ini, gambar
tambahan akan membantu mengatasi masalah ini. (a)Mengilustrasikan gigi dengan
tambalan saluran akar. *Menyoroti gigi dengan restorasi logam, yang tampak sebagai
daerah radiopak yang padat di bagian koronal gigi.
13
Gambar 9 Gambar Panoramik ini menunjukkan fraktur sudut mandibula kiri yang
ditunjukkan oleh panah; direpresentasikan sebagai garis radiolusen.Adanya dua
lempeng mandibula dari operasi sebelumnya ditunjukkan oleh dua panah di daerah
parasymphysis.
INFEKSI ODONTOGENIK
Infeksi kepala dan leher bisa sulit didiagnosis, karena berbagai presentasi seperti
sinusitis, infeksi pada jaringan lunak, kelenjar ludah dan tonsil. Radiografi panoramik
akan membantu dokter emergensi menentukan apakah ada potensi untuk sumber
infeksi odontogenik, dan jika tidak jelas maka dapat meminta saran spesialis.
Gambar 10 Panorama ini menunjukkan tumpatan gigi yang luas pada gigi 16 yang
menyebabkan pembengkakan wajah, ditunjukkan oleh panah.Ini adalah penemuan
halus yang awalnya terlewatkan. Ciri-ciri utama yang mengindikasikan kemungkinan
penyebab infeksi adalah: isian yang terletak pada pulpa gigi, jika Anda
membandingkan gigi yang disorot dengan molar pertama (26) pada sisi kontralateral,
Anda dapat menyadari perluasan garis radiolusen di sekitar akar gigi yang terinfeksi.
Jaringan periapikal juga harus dinilai, dengan perhatian khusus pada puncak akar
gigi.Kehilangan lamina dura (garis radiopak di sekitar akar gigi) adalah tanda awal
infeksi periapikal, tanda akhir infeksi adalah kerusakan tulang yang muncul sebagai
area radiolusen, sering tampak di puncak akar gigi.Gambar 11 menyoroti gigi yang
memiliki karies gigi, pembaca dapat memahami berbagai tingkat radiolusen yang
berkaitan dengan akar gigi.
Apeks akar dan periodonsium gigi, termasuk jaringan di sekitar gigi yang terkena,
memberikan jalur untuk invasi bakteri yang dapat menyebabkan pembentukan abses
yang memerlukan manajemen bedah.Gambar 11A – C menggambarkan lusen pada
apikal yang berkaitan dengan infeksi yang berasal dari apeks akar.
Infeksi odontogenik, dari karies gigi, penyakit perikoronal dan periodontal dapat
membentuk abses yang dapat muncul sebagai kumpulan abses intraoral kecil yang
fluktuatif, infeksi ruang bukal dan ruang kaninus, atau dalam kasus yang parah;
infeksi pada ruang yang lebih dalam yang melibatkan trismus, disfagia, dan jalan
napas yang terganggu. Dalam kasus abses dentoalveolar sederhana, trismus, disfagia
atau gangguan jalan nafas, pemeriksaan radiografi OPG dapat memberikan informasi
diagnostik yang cukup dan CT scan wajah yang tidak akan mempengaruhi
penatalaksanaan.
16
Gambar 11 Contoh gambaran radiolusen yang menunjukkan proses infeksi (A, B, C).
Karies gigi telah meluas ke pulpa gigi, menghasilkan jalur infeksi ke tulang yang
mendasarinya.Tanda panah di A, B dan C menunjukkan area radiolusen periapikal
(D) Menunjukkan hilangnya tulang periodontal, late sign pada penyakit
periodontal.Garis putus-putus menunjukkan tingkatan di mana tulang seharusnya
berada.
17
Gambar 12. Algoritma klinis yang menguraikan peran radiografi panoramik dalam
penilaian trauma wajah
Gambar 13. Algoritma dalam penilaian pembengkakan pada wajah dan peran
radiografi panoramik
Dalam radiografi panoramik, gambar di luar focal trough akan mengalami distorsi
yang cukup besar sehingga posisi pasien dan kemampuan mereka untuk berdiri atau
duduk diam sangat penting. Jika ini tidak dapat dilakukan pasien, dapat
dipertimbangkan pencitraan alternatif, yang dapat mencakup serangkaian radiografi
film biasa24 30 32
atau ultrasound.34 35
Serangkaian gambar mandibula melibatkan
beberapa gambar film polos yang berbeda, termasuk PA, tampilan miring dan lateral.
Gambaran ini berguna ketika pasien tidak dapat tetap diam selama durasi paparan
radiografi panoramik, atau dalam kasus di mana pasien harus tetap terlentang dan
18
memilikicervical collar.2,36Ketika digunakan bersamaan dengan radiografi panoramik,
akurasi diagnostik untuk trauma mandibula meningkat.26
Ultrasound sangat berguna pada pasien yang sedang hamil, atau tidak dapat tetap
diam, karena cepat, relatif murah dan tidak menggunakan radiasi pengion.35 4
KESIMPULAN
Trauma wajah dan infeksi odontogenik sering terjadi di unit gawat darurat rumah
sakit.Makalah ini telah menguraikan utilitas radiografi panoramik dalam keadaan
darurat, dan menyediakan algoritma klinis untuk penggunaannya. Dalam beberapa
pengaturan, radiografi panoramik akan memberikan informasi diagnostik yang cukup
untuk pembengkakan wajah, dan ketika radiografi mandibula PA juga diperoleh,
kedua gambar tersebut cukup untuk mendiagnosis dan management fraktur mandibula
terisolasi. Interpretasi dari gambar panoramik membutuhkan pembiasaan dengan
metode akuisisi, dan pemahaman tentang keberadaan gambar artefak yang mungkin
meniru patologi.Dosis radiasi yang rendah dan kurangnya persyaratan untuk kontras
intravena membuat gambar panoramik menjadi metode pencitraan yang aman ketika
CT tidak diperlukan. Namun, untuk pasien yang terbaring di tempat tidur, tidak dapat
tetap diam atau kifosis berat, mungkin tidak akanmendapatkan gambar kualitas
diagnostic yang layak. Pemahaman tentang nomenklatur dan gambar anatomi yang
relevan dengan yang dicitrakan akan membantu diagnosis, interpretasi laporan ahli
radiologi dan komunikasi antara tim yang merawat.
Pendanaan
Tidak ada
Tidak dibutuhkan
Referensi
22