Digital
Journal Reading
MODUL RADIOLOGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JAKARTA
2017
Kesalahan penentuan posisi pada radiografi panoramik digital
ABSTRAK
Radiografi panoramik adalah teknik film ekstraoral yang unik dan berguna yang
memungkinkan dokter gigi untuk melihat keseluruhan gigi dan struktur terkait, dari
condyle ke condyle, pada satu film. Menangkap berbagai struktur pada dasar film
tunggal kemungkinan kesalahan dalam radiografi panoramik digital. Posisi pasien
yang tidak benar mempersulitnya, mengurangi kegunaan diagnostik dari radiografi
ini. Pengetahuan yang luas tentang kesalahan penentuan posisi yang umum dan cara
untuk memperbaiki manfaatnya bagi dokter gigi dalam interpretasi dan diagnosis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 10 kesalahan posisi umum
(posisi anterior, posterior diposisikan, kepala miring ke atas, kepala miring ke bawah,
kepala dipelintir ke satu sisi, ujung kepala, tumpang tindih tulang belakang di daerah
anterior yang lebih rendah, lidah tidak ditempatkan dekat dengan Langit-langit,
gerakan pasien, dan gambar hantu) di 200 radiograf panoramik digital yang dipilih
secara acak.
Bahan dan Metode: Dua ratus gambar radiografi panorama digital pasien di atas 6
tahun dipilih secara acak dari data yang tersimpan dalam sistem, diproyeksikan pada
layar putih, dan dipelajari. Radiografi dianalisis dengan dua obat oral dan spesialis
radiologi, dengan merekam secara terpisah, kemudian hasilnya dianalisis.
Hasil: Kesalahan yang paling umum adalah kegagalan menempatkan lidah di dekat
langit-langit mulut, yang menyebabkan adanya daerah udara radiolusen yang
menutupi akar gigi rahang atas.
PENDAHULUAN
Radiograf panorama diperkenalkan pertama kali oleh Numeta dan Patero pada
awal 1960an dan telah mendapatkan popularitas yang cukup besar sebagai alat
diagnostik. Ini adalah prosedur radiografi yang menghasilkan gambar tomografi
tunggal dari struktur wajah termasuk lengkung rahang atas dan rahang bawah dan
struktur pendukungnya. Gambar panorama paling berguna secara klinis untuk
masalah diagnostik yang memerlukan cakupan luas rahang dan untuk kasus yang
tidak memerlukan resolusi tinggi dan rincian tajam yang tersedia pada gambar
intraoral.
Masalah lain yang terkait dengan radiografi panorama termasuk pembesaran
yang tidak sama dan distorsi geometris di seluruh gambar dan kadang-kadang adanya
struktur tumpang tindih seperti tulang belakang servikal yang dapat menyembunyikan
lesi di daerah anterior. Metode operasi yang sederhana, cakupan pemeriksaan yang
lebih luas, tampilan struktur anatomis, dan dosis radiasi rendah adalah alasan untuk
popularitas dari radiograf panoramik yang terus berkembang
KASUS 2
Seleksi pasien
Bahan : Sebanyak 390 radiograf panoramik digital
Pasien di atas 18 tahun diambil dari november sampai februari 2012 dengan DR Unit
panorama (Cranex D, Sordex, Helsinki,Finlandia) di bagian radiologi Fakultas
Kedokteran Gigi Rasht. Radiografi diambil oleh hanya dua teknisi terlatih yang
berpengalaman. Untuk pasien dengan gangguan mental atau fisik tidak termasuk
dalam penelitian ini. Radiograf dicetak oleh Kodak (5700, Jerman) printer. Radiograf
dievaluasi dengan satu teknisi dan ahli radiologi maxillofacial, dan frekuensi
kesalahan dicatat sesuai dengan kriteria.
Kesalahan yang terjadi pada penelitian ini:
Kesalahan posisi antero-posterior (Pasien diposisikan terlalu maju atau
mundur)
Kepala pasien dipelintir.
Ujung dagu terlalu rendah atau tinggi.
Pasien merosot.
Dagu tidak diposisikan di chin-rest.
Lidah tidak di palatum.
Gerakan pasien.
Kesalahan teknis:
pasien yang tetap memakai protesa, piranti ortodontik atau perhiasan.
artefak Apron / perisai tiroid.
Kesalahan yang berkaitan dengan radiografi film seperti listrik statis atau paparan dan
masalah kamar gelap tidak dievaluasi dalam penelitian kami. Karena penelitian kami
terfokus pada radiografi panoramik digital, dan masalah paparan dapat dengan mudah
ditangani dengan mengubah tingkat kecerahan. Frekuensi kesalahan individu pada
semua radiografi dievaluasi. Analisis Chi-Square dilakukan untuk tes perbedaan
antara jenis kelamin. Tingkat signifikansi kurang dari 0,05.
KASUS 3
Seleksi pasien
Bahan : 250 OPG dikumpulkan dari Departemen Radiologi RSGM
Paradeniya, dievaluasi oleh satu ahli radiologi dan radiografer. Evaluator
Menilai semua 250 radiografi karena adanya kesalahan dalam kategori
diantaranya persiapan pasien, penentuan posisi pasien, pasien bergerak,
paparan, penanganan dan pengolahan. Dengan metode penelitian:
Frekuensi setiap kesalahan dicatat. Radiograf yang tercatat hanya ada 22 (9%)
bebas kesalahan OPG. 228 (91%) radiograf memiliki kesalahan. 6% OPG
tidak dapat diterima dan harus diambil kembali.
Kesalahan meliputi:
1. Kesalahan perispan pasien sebelum foto (kesalahan yang disebabkan tidak
membuka gigi tiruan, tindikan pada hidung dan tindikan dibagian fasial)
2. Posisi pasien
3. Proses pencucian
PEMBAHASAN
KASUS 1
HASIL PENELITIAN
Dari 200 radiograf panoramik yang diperiksa, 72 (36%) radiografi tidak
menunjukkan adanya kesalahan pada posisi. Dan dari 128 radiografi (64%) yang
tersisa menunjukkan satu atau lebih kesalahan penentuan posisi. Kesalahan yang
paling umum diamati di antara radiograf adalah adanya radiolusen yang menutupi
akar gigi rahang atas (33%).
10 kesalahan posisi yang biasa terjadi: (persentase pada table 1)
1. Posisi terlalu ke depan
2. Posisi terlalu ke belakang
3. kepala miring ke bawah
4. kepala miring ke atas
5. kepala rotasi ke satu sisi
6. kepala miring
7. tumpang tindih tulang belakang di daerah anterior bawah
8. lidah tidak ditempatkan dekat dengan langit-langit
9. pasien bergerak
10. Ghost film
Tabel 1
DISKUSI
Radiograf panoramik meliputi seluruh gigi dan struktur sekitarnya, tulang
wajah dan kondilus, dan bagian sinus maksila dan kompleks hidung. Peralatan yang
digunakan untuk mendapatkan radiografi panoramik terus membaik dengan kemajuan
terkini termasuk eksposur otomatis dan beberapa program gambar. Dalam radiografi
panoramik, lengkungan gigi pasien harus diposisikan dalam zona sempit fokus tajam
yang dikenal sebagai lapisan gambar atau "palung fokus". Gigi dan struktur yang
berada di luar area fokus yang tajam ini akan menunjukkan kabur, distorsi, atau
artefak lainnya.
Akarslan dkk. mengevaluasi 460 radiograf panoramik untuk 20 kesalahan
yang paling umum. Mereka menemukan bahwa kesalahan penentuan posisi
bertanggung jawab atas lebih dari 38% kesalahan. Kesalahan meliputi kemiringan
bidang oklusal yang tidak benar, kabur, penyempitan, dan pelebaran gigi anterior, efek
yang sebagian besar merupakan hasil posisi kepala anterior-posterior.
2. Kesalahan kedua yang paling umum adalah adanya ghost image dan artefak
yaitu dapat disebabkan oleh anatomi atau perhiasan.(Gambar 2)
KASUS 2
HASIL PENELITIAN
Radiografi panoramik dari 390 pasien (perempuan: 199 dan laki-laki: 191)
dievaluasi. Ada 76 radiografi (19,5%) yang bebas dari kesalahan dan 314 radiografi
(80,5%) dengan kesalahan. Posisi kesalahan yang paling umum ditemukan ruang
udara palatoglossal atas akar gigi rahang atas (56,2%). Distribusi frekuensi umum
kesalahan yang diamati dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.
DISKUSI
Radiografi panoramik telah lama menjadi salah satu cara yang paling umum
untuk pencitraan struktur gigi. fokus dari mesin panorama adalah zona tiga dimensi
yang melengkung dan penting untuk mendapatkan gambar berkualitas tinggi.
Terbatas dimensi fokus, kecerobohan operator dan usia unit panoramik
mempengaruhi terjadinya beberapa kesalahan .
KASUS 3
HASIL PENELITIAN
Radiografi panoramik 250 pasien dievaluasi. Hanya 22 (9%) dari 250 foto
bebas kesalahan dan sisanya 228 (91%) foto radiografi memiliki kesalahan 16 (6%)
yang tidak dapat diterima dan harus kembali diambil. Jumlah kesalahan dalam setiap
radiograf bervariasi antara 1 sampai 4, dimana sebagian besar gambar memiliki 2
kesalahan. Kesalahan karena malposisi pasien diamati pada 220 (88%) foto dan ini
menjadi kesalahan yang paling sering terjadi. Tidak ada kesalahan foto akibat gerakan
pasien selama pemaparan. Kesalahan pemaparan yang disajikan dalam 15 OPG (6%)
adalah kesalahan yang paling sering terjadi. Distribusi frekuensi jenis kesalahan
dalam sampel penelitian gambar ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Kesalahan diamati pada 250 radiografi OPG yang diteliti dalam
penelitian ini
Kesalahan posisi Frekuensi Presentase %
Posisi pasien 220 88%
Processing & handling 132 53%
Persiapan pasien 33 13%
Exposure 16 6%
Pasien bergerak 0 0
Hanya 39 (16%) foto yang bebas dari kesalahan posisi. Total 266 kesalahan
posisi pasien telah ditemukan pada penelitian ini. Kesalahan memposisikan lidah ke
palatum adalah kesalahan yang paling umum diamati (86, 32%) sedangkan posisi
kepala miring ke atas pada 13 (5%). Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi
kesalahan posisi pasien dalam sampel penelitian gambar.
DISKUSI
Dalam penelitian kami, semua kemungkinan kesalahan dalam radiografi
panoramik termasuk processing & handling disertakan karena radiografi diproduksi
dari mesin panoramik manual konvensional dengan prosesor film manual. Studi ini
dilakukan pada radiografi panoramik konvensional yang secara langsung dilihat pada
iluminator karena sistem konvensional masih umum terdapat di Sri Lanka meskipun
sistem digital semakin banyak digunakan dalam kedokteran gigi di seluruh dunia.
Malposisi adalah kesalahan yang paling sering terjadi dalam prosedur OPG.
Dalam penelitian ini ada 88% kesalahan posisi. Lidah tidak diletakkan di palatum.
Oleh karena itu pita radiolusen yang gelap di atas akar gigi bagian atas menghasilkan
86 (34%) gambar sebagai kesalahan posisi yang paling jelas dan ini sesuai dengan
hasil beberapa penelitian sebelumnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, di
antara kesalahan posisi pasien yang merosot, tulang belakang serviks menghasilkan
radiografi 54 (20%) sebagai kesalahan kedua yang paling sering terjadi.
KESIMPULAN
1. Menurut anda kesalahan foto apa yang paling sering terjadi pada ronsen foto
panoramik?
Pada jurnal ini disebutkan kesalahan yang paling umum terjadi adalah pasien
tidak meletakkan lidahnya pada palatum.
2. Apa yang terjadi apabila pada saat foto panoramik pasien terlalu maju kedepan
dan terlalu mundur kebelakang?
Apabila terlalu ke depan maka pada hasil foto menghasilkan gigi anteriornya
terlihat lebih pendek-pendek, lalu apabila terlalu ke belakang maka gigi
anteriornya pada ronsen foto terlihat lebih lebar.