Proposal Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk menyusun karya tulis ilmiah
dalamprogram studi Diploma III APIKES Talitakum.
Disusun oleh
GLEND ADAM SITUMORANG
NIM 201020007
2
KATA PENGANTAR
In this study, the authors made direct observations in collecting data and then
processed the data for the period May 2023. The authors used a qualitative
descriptive method at the Hermina Hospital Radiology Installation. The
instrument used was a worksheet. The results of this study are the number of
reject films and repeated panoramic examinations that often occur at Hermina
Hospital
BAB I
PENDAHULUAN
ketiga, penyakit gigi atau tulang yang luas, lesi besar yang diketahui atau
pada dosis radiasi rendah. Pasien juga merasa lebih nyaman misalnya pasien
anak-anak yang mungkin tidak dapat mentolerir proyeksi intraoral akan lebih
radiograf panoramik.
peralatan radiografi yang ada melainkan biasanya hasil dari kesalahan yang
hasilnya 776 radiograf menunjukkan satu atau lebih kesalahan persiapan dan
radiograf adalah dari kriteria tidak berkontak antara lidah dan langit-langit
(46,41%), diikuti oleh dagu menghadap ke atas (23,44%) dan bibir terbuka
kesalahan teknis sebesar 11,3% dan kesalahan posisi sebesar 16,2%, hasil
pasien.
radiolusen yang menutupi akar dari gigi maksila yang dapat didiagnosis
sebagai periodontitis apikal atau resorpsi akar seperti yang disebutkan pada
yang baik juga dapat meminimalkan paparan radiasi dan biaya bagi pasien.
kedepannya.
kesalahan
1. Bagi Institusi
di bidang radiologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
terdeteksi dan untuk melihat kondisi yang tidak dapat diidentifikasi secara
klinis.13 Radiografi yang dibuat dengan teknik yang tepat, dipapar dan
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan resiko yang didapatkan dari
rendah.
4. Banyak penyakit yang tidak memiliki tanda atau gejala klinis, dapat
yang luas (gambar 2.1). Manfaat gambaran tersebut dapat digunakan untuk
evaluasi trauma yaitu fraktur rahang, lokasi molar ketiga, penyakit gigi, lesi
yang besar, perkembangan dan erupsi gigi (terutama pada gigi campuran),
gigi impaksi dan sisa akar (dalam pasien edentulous), nyeri sendi
juga berguna untuk pasien yang tidak dapat menerima prosedur intraoral
dengan baik.
kepala pasien dalam satu arah, sedangkan reseptor berputar di depan kepala
pasien dalam arah yang berlawanan (Gambar 2.1).14 Film bergerak dengan
11
akan selalu diproyeksikan di tempat yang sama pada film dan tidak akan
dalam posisi diam, tergantung pada jenis mesin sinar X panoramik yang
seperti tapal kuda yang meniru lengkung gigi. Focal trough merupakan area
tak terlihat yang terletak pada ruang antara sumber radiasi dan image
receptor. Bentuk focal trough bervariasi. Bentuk berbeda dari focal trough
telah dibuat oleh pabrik agar sesuai dengan berbagai bentuk lengkung gigi
pasien. Focal trough dibuat dengan bagian anterior sempit dan bagian
Posisi pasien yang akurat dalam focal trough sangat penting. Radiograf
trough. Deviasi dari posisi ideal pasien pada bidang anteriore posterior akan
mengakibatkan gigi insisivus sentral dan lateral tergeser di luar focal trough
dalam focal trough dan seberapa dekat penyesuaian maksila dan mandibula
image receptor.
atau nitrile).
10. Posisi dagu pasien di atas chin rest dan pasien menggigit bite
block atau cotton roll di antara insisal gigi atas dan bawah
1. Cakupan Gambar
divisualisasikan pada satu film. Visualisasi penuh dari semua gigi dan
2. Kesederhanaan
setiap anggota dental team dapat menjadi ahli dalam mengambil film.
3. Kenyamanan pasien.
kooperatif.14
(setara dosis efektif) 0,08 mSv adalah sekitar sepertiga dari dosis dari
1. Kualitas gambar.
film yang lebih cepat dengan ukuran large grain size. Gambar
trough dapat terlihat kurang jelas atau tidak sama sekali terlihat.
Gerakan tomografi dan adanya jarak antara focal trough dan reseptor
(kira-kira. × 1,3).10
3. Distorsi.
ketajaman atau detail, distorsi minimal, tidak ada artefak atau ghost
4. Biaya peralatan.
terpisah, yaitu:
17
ditetapkan.
dan horizontal, gigi molar kanan dan kiri mesiodistal vertikal dan
horizontal harus sama, gigi molar kanan dan kiri harus sama dalam
bagian atas akar gigi maksila, gambaran palatum terlihat di atas akar
gigi maksila, tidak ada bayangan artefak karena gigi palsu, anting-
label yang jelas dengan nama pasien dan tanggal pemeriksaan, dan
Notes for Dental Practitioners on the Safe Use of X-ray Equipment, yaitu:
1. Excellent
2. Diagnostically acceptable
diagnostik radiograf.
3. Unacceptable
diagnostic
overexposure tampak gelap atau densitasnya tinggi dan waktu paparan yang
oleh waktu paparan yang terlalu cepat. Faktor paparan yang tepat harus
dipilih dalam tegangan tabung kisaran ±70–90 kVp, arus tabung ±4–12 mA
Pasien memakai protesa atau perhiasan saat paparan dapat terlihat pada
radiopak pada sisi yang berlawanan pada film dan dapat mengaburkan
radiopak yang terlihat pada film panoramik yang dihasilkan ketika objek
radiodenseditembus dua kali oleh sinar.16 Ghost image terlihat di sisi yang
buram dan terdistorsi karena strukturnya terletak jauh dari focal trough.
Ghost image terlihat pada gambar di sisi berlawanan dari lokasi anatomis
sebenarnya dan terlihat lebih tinggi karena inklinasi dari sinar x-ray yang
lebih keatas.
21
Pelayanan yang memenuhi standar akan memberikan hasil yang terbaik dan
atau radiasi non pengion yang terdiri dari pelayanan radiodiagnostik, imaging
Salah satu parameter untuk menilai pelayanan radiologi adalah waktu tunggu
(Kepmenkes, 2010).
masih banyak dijumpai dalam praktik pelayanan kesehatan, dan salah satu
besar yaitu: waktu tunggu saat mendaftar di loket pendaftaran atau disebut
22
juga waktu tunggu di rekam medis atau loket. Menurut Standar Pelayanan
adalah waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dengan standar minimal
pelanggan ≤ 80%.
mulai pasien datang sampai dengan menerima hasil yang sudah di expertise.
salah satu hal penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan
rumah sakit khusus, klasifikasi rumah sakit umum berdasarkan fasilitas dan
kelas D. Adapun di provinsi Riau terdapat RSUD kelas B yaitu RSUD Arifin
Achmad(Permenkes, 2010)
kurangnya sebelas spesialis dan sub spesialistik terbatas. Rumah sakit umum
pemeriksaan berupa foto atau gambar untuk membantu dokter yang merawat
Achmad Provinsi Riau dibawah penanganan para dokter ahli dan para
instalasi radiologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Hasil yang didapat
terkait hal tersebut bahwa di dalam pelaksanaan waktu tunggu rontgen foto
thorax rawat jalan dari pasien masuk ke ruangan radiologi hingga pasien
membawa hasil foto thorax, tenggang waktu yang diberikan kepada pasien
yaitu pada keesokan harinya. Oleh karena itu peneliti tertarik menganalisis
waktu tunggu foto thorax rawat jalan apakah sesuai Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit tahun (2008), dan apa alasan diberikan hasil foto thorax
observasi dan pencatatan berapa waktu tunggu pasien rawat jalan foto thorax
tunggu, kemudian menghitung rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan foto
thorax.
radiologi, menyatakan bahwa waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax yaitu
≤ 3 jam. Sehingga akan dapat diketahui apakah waktu tunggu hasil pelayanan
foto thorax mulai pasien di foto sampai menerima hasil yang sudah
ditentukan atau tidak, dan dari hal tersebut dapat diketahui di instalasi
radiologi baik atau tidak ditinjau dari lamanya waktu tunggu pasien. Sebagai
tunggu foto thorax rawat jalan di instalasi radiologi yang berpengaruh dalam
karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Foto Thorax Pasien
Riau”.
1.2.1 Bagaimana waktu tunggu pelayanan foto thorax pasien rawat jalan di
Provinsi Riau?
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui waktu tunggu pelayanan foto thorax pasien rawat
Provinsi Riau.
25
Riau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang
(Nugroho,2017).
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin
klinik.
klinik.
2.1.2 Pelayanan
jasa dari satu pihak ke pihak lain. Pelayanan pada hakikatnya adalah
pelayanan(Hardiansyah,2011).
cara dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku
serta keluarga.
komersial(Azwar,2010).
2.1.3 Radiologi
32
radioaktif lainnya(Rahayu,2014).
Pelayanan unit radiologi yang diberikan kepada pasien rumah sakit harus
standar akan memberikan hasil yang terbaik dan akan lebih terarah
(Kepmenkes, 2010).
kontrol(Endradita, 2017).
kesehatan(Kemenkes,2008).
selama dan sesudah masa kerja, setiap orang yang mampu melakukan
manusia.
(pesawat)
intervensional
terhadap pasien
medis
pemeriksaan sebelumnya
IPTEK radiologi
station)
kebutuhan
rutin
keselamatan radiasi
digunakan
keselamatan radiasi
g) Memelihara rekaman
h) Mengidentifikasi kebutuhan
i) Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian
Bapeten.
dengan rutin
2017).
kurang memuaskan pasien antara lain yaitu saat pasien mulai dari
dianamnesis dan diperiksa oleh dokter, perawat atau bidan lebih dari ≥
60 menit (kategori lama) namun dalam hal ini yang akan diteliti yaitu analisis waktu
tunggu foto thorax rawat jalan waktu dengan waktu tunggu ≤ 3 jam.
kesejahteraan masyarakat.
Minimal di rumah sakit. SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola
Menteri Kesehatan
Tabel 2.1
Tabel Standar Pelayanan Minimal Radiologi
Jenis Pelayanan Indikator Standar
1.Waktu tunggu hasil 1. ≤ 3 jam
pelayanan thorax foto
Rumah Sakit
Pelayanan
Pelayanan Radiologi
Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II
Waktu Tunggu Pelayanan /2008 tentang
Standar
Pelayananan
Minimal Rumah
Sakit
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tidak berstruktur.
Kebijakan, Sarana Prasarana dan SIM RS. Data hasil wawancara akan
berapa waktu tunggu pasien rawat jalan foto thorax selama periode tertentu
menghitung rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan foto thorax. Dari
jam. Sehingga akan dapat diketahui apakah waktu tunggu hasil pelayanan
foto thorax mulai pasien di foto sampai menerima hasil yang sudah
ditentukan atau tidak, dan dari hal tersebut dapat diketahui mutu pelayanan
Instalasi Radiologi baik atau tidak ditinjau dari lamanya waktu tunggu
pasien.
BAB III
METODE PENELITIAN
benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan
yang di permasalahan. Dalam sebuah penelitian,subjek penelitian
itulah data tentang variabel yang peneliti amati. Pada penelitian ini
3.2.1.1 Kualitatif
3.2.1.2 Kuantitatif
2015).
Subjek pada penelitian ini adalah pasien foto thorax rawat jalan ≤
3jam
2021.
3.4. KERANGKA KONSEP
suatu penelitian yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka yang
logis. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
tunggu foto thorax rawat jalan, jumlah pemeriksaan foto thorax rawat
jalan, jumlah pasien foto tghorax rawat jalan yang waktu tunggu ≤ 3
jam dan peraturan kemenkes No.129 tahun 2008 waktu tunggu foto
thorax ≤ 3 jam.
waktu tunggu foto thorax pasien rawat jalan ≤ 3 jam. Adapun kerangka
Tabel 2.1
Tabel Standar Pelayanan Minimal Radiologi
Jenis Pelayanan Indikator Standar
1.Waktu tunggu hasil 1. ≤ 3 jam
pelayanan thorax foto
Rumah Sakit
Pelayanan
Pelayanan Radiologi
Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II
Waktu Tunggu Pelayanan /2008 tentang
Standar
Pelayananan
Minimal Rumah
Sakit
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tidak berstruktur.
Kebijakan, Sarana Prasarana dan SIM RS. Data hasil wawancara akan
menghitung rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan foto thorax. Dari
jam. Sehingga akan dapat diketahui apakah waktu tunggu hasil pelayanan
foto thorax mulai pasien di foto sampai menerima hasil yang sudah
ditentukan atau tidak, dan dari hal tersebut dapat diketahui mutu pelayanan
Instalasi Radiologi baik atau tidak ditinjau dari lamanya waktu tunggu pasi