Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REJECT FILM

PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI GIGI INTRA ORAL

THE ANALYSIS OF FACTORS CAUSING REJECT FILM INTRA ORAL


DENTAL RADIOGRAPHY EXAMINATION
NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Yustin Nurul Jannah
1810505003

PROGRAM STUDI JENJANG DIPLOMA 3 RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REJECT FILM

PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI GIGI INTRA ORAL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
Yustin Nurul Jannah
1810505003

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan

Program Studi Radiologi


Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Oleh :
Pembimbing : WIDYA MUFIDA, S.Tr.Rad., M.Tr.ID

14 September 2021 07:57:18

Checksum:: SHA-256: B539C1B29F6DC2AC8FC1A7C8D005A7BAC9A8AD7AD9328E355FE335FB412010C2 | MD5: 17626CF4169A77E51D6AC23F71D3204E


ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REJECT FILM
PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI GIGI INTRA ORAL
THE ANALYSIS OF FACTORS CAUSING REJECT FILM INTRA
ORAL DENTAL RADIOGRAPHY EXAMINATION
Yustin Nurul Jannah1, Widya Mufida2, Ike Ade Nur Liscyaningsih3
1,2)
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email- : yustinnurul12@gmail.com

ABSTRAK
Reject analysis sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan film yang ditolak. Analisis faktor penyebab reject yaitu
Positioning, faktor eksposi, objek movement, artefak dan kesalahan yang tidak
teridentifikasi. Terdapat masalah dalam pelaksaan reject film Radiograf yang
mengalami penolakannya. Berdasarkan perbedaan presentase terbesar ketiga
jurnal, penyebab kesalahan dalam pengulangan sama namun presentase
terbesar keduanya berbeda. Penolakan tersebut sudah didata tapi belum
dilakukan analisis sebab-sebab penolakan radiograf secara maksimal, di mana
hal tersebut bisa menurunkan mutu dan kualitas pelayanan diInstalasi
Radiologi. Untuk menjamin penilaian yang tetap persyaratan standar dengan
menerapkan program jaminan mutu (Quality Assurance).
Jenis penelitian ini adalah kepustakaan yaitu mengumpulkan data atau
karya ilmiah yang berkaitan dengan objek penelitian atau pengumpulan data
yang bersifat kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan
mencari data yang relevan kemudian dilakukan reduksi dan dikelompokkan
berdasarkan sub pembahasan data kembali sampai menemukan sumber data
yang benar-benar berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan adalah mencari faktor penyebab
reject film, beserta presentase tertinggi penyebabnya. faktor dominan
penyebab penolakan adalah faktor posisi pasien dan faktor eksposi. Faktor
posisi pasien ini menjadi penyebab perngulangan dikarenakan kurangnya
komunikasi antara petugas kepada pasien. Kemudian faktor eksposi yang
kurang baik dikarenakan kontras film terlalu gelap bahkan terlalu terang,
bahkan cairan developerpun menjadi penyebab nya. Dengan diperoleh faktor
tertinggi adalah posisi pasien dan faktor eksposi presentase tersebut melebihi
standar ≤ 2% pada KMK nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
minimal rumah sakit. Dapat dilakukan pengurangan dengan analisis data dan
perlu dibentuk tim pengendali jaminan mutu.
Kata Kunci : Reject Film, Quality assurance.
ABSTRACT

Reject analysis is a method used to determine which films are rejected.


Analysis of the factors causing rejection included positioning, exposure factors,
object movement, artifacts and unidentified errors. There is a problem in
implementing the rejection of radiographic films which have been rejected.
Based on the difference in the largest percentage of the three journals, the cause
of errors in repetition is the same but the largest percentage of the two is
different. The refusal has been recorded but the reasons for the rejection have
not analyzed optimally, in which it can reduce the quality of service at the
Radiology Installation. Thus, the factors needed to be determined to ensure a
consistent assessment of standard requirements by implementing a quality
assurance.
The research was a library research, namely collecting data or scientific
work related to the object of research or collecting library data. The data
collection method used was to find relevant data and then reduced it and
grouped it based on sub-discussion of the data again until finding data sources
that were related to this research.
The results of the research indicated that the dominant factor causing
rejection was the patient's position factor and exposure factor. The patient's
position factor was the cause of repetition due to lack of communication
between the radiologist and the patients. Then the exposure factor was not good
because the contrast of the film was too dark or even too bright, even the
developer liquid was the cause. The highest factor was the patient's position and
the exposure factor, the percentage exceeded the standard 2% in the KMK
number: 129/Menkes/SK/II/2008 regarding hospital minimum standards. It can
be reduced by data analysis and it was necessary to form a quality assurance
control team.
Keywords : Reject Film, Quality assurance.
PENDAHULUAN Gigi Intra Oral Di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan
Struktur gigi pada manusia Kabupaten Magelang” faktor penyebab
terbagi dalam dua bagian yaitu bagian
terbesar penolakan film antara lain
mahkota dan bagian akar (Tarigan, disebabkan oleh posisi pasien dengan
2013). Manusia termasuk dalam presentase 61,5% sedangkan faktor
golongan heterodontal maka gigi geligi kedua yaitu disebabkan karena kondisi
dibagi dalam beberapa jenis yaitu : gigi faktor eksposi terlalu tinggi (over
seri (Insisivus), gigi taring (Caninus), exposure) atau terlalu rendah (under
gigi geraham kecil ( Premolar), gigi
exposure) dengan presentase 38,4%.
geraham besar (Molar) (Koesoemah, Penelitian lain yang dilakukan
2017). oleh Suraningsih (2015) dengan judul
Secara umum teknik radiografi “Analisa Penolakan Radiograf Di
gigi geligi dapat dibedakan menjadi dua Instalasi Radiologi Rumah Sakit
macam yaitu : teknik radiografi intra Bhayangkara Semarang”
oral dan ekstra oral. teknik radiografi
mengungkapkan bahwa faktor eksposi
ekstra oral adalah suatu teknik merupakan faktor penyebab terbesar
radiografi gigi geligi di mana film dengan presentase sebesar 29,03%,
berada di luar rongga mulut. Pada penyebab lain seperti artefak dengan
dasarnya pemeriksaan tersebut prosentasi 22,58%, pergerakan 16,12%,
menggunakan proyeksi periapikal dan processing film 16,12%, fog 9,67%,
bisecting (Bafagih, 2017; Felayani &
dan posisi pasien 6,45%.
Budiwati 2013). Menurut benza (2018) dengan
Teknik bisecting memiliki judul “The causes of reject images in a
kemanapun adaptasi pasien yang lebih radiology department at a state hospital
baik. Akan tetapi teknik bisecting in Windhoek, Namibia”
memiliki kelemahan sering terjadi mengungkapkan Posisi pasien (63%),
distorsi akibat kesalahan sudut vertikal faktor eksposi (24,9%), gridlines
dan horizontal, memberikan rasa tidak (1,7%), kolimasi (2,2%), tidak adanya
nyaman kepada pasien, kontras penanda anatomi (2,8%), dan artefak
dipengaruhi pengaturan kV (Anggara (5,5%), diidentifikasi sebagai penyebab
Dkk, 2019). Terdapat faktor lain yang penolakan film.
menyebabkan kegagalan pada Faktor eksposi menjadi
pemeriksaan gigi intra oral yaitu penyebab utama reject film pada
Positioning, faktor eksposi, objek pemeriksaan radiografi gigi intra oral
movement, artefak dan kesalahan yang dikarenakan faktor eksposi yang
tidak teridentifikasi (Papp, 2011). digunakan terlalu tinggi melebihi
Menurut penelitian yang dilakukan kisaran pengoperasian , mengakibatkan
oleh Manurung (2013) dalam jurnal terjadinya over eksposi, dan saat
yang berjudul “Analisa Penolakan Foto
prosesing film secara manual cairan efektifitas dan efisiensi kinerja dalam
dalam kondisi lemah (Suraningsih, bidang Instalasi Radiologi.
2015).
Maka dilakukan program METODE PENELITIAN
jaminan mutu (Quality Assurance) dan Jenis penelitian ini adalah
kendali mutu (Quality Control) yang kepustakaan yaitu mengumpulkan data
bertujuan meminimalisir reject analysis atau karya ilmiah yang berkaitan
dan pengulangan radiograf dan dengan objek penelitian atau
memaksimalkan kualitas citra radiograf pengumpulan data yang bersifat
yang baik (papp, 2011). Reject analysis kepustakaan atau studi literatur.
sendiri merupakan suatu metode yang Pengambilan data dilakukan pada bulan
digunakan untuk menentukan film yang September 2020 – Juni 2021. .Metode
ditolak (reject film), efektifitas pengumpulan data yang digunakan
radiografer dan biaya serta bahan dalam dengan mencari data yang relevan
menghasilkan radiograf yang kemudian dilakukan reduksi dan
berkualitas. Jika hasil radiograf ditolak dikelompokkan berdasarkan sub
(reject) maka terjadi pengulangan pembahasan data kembali sampai
radiografi (repeat) namun jika tidak menemukan sumber data yang benar-
terjadi penolakan film hasil radiograf benar berhubungan dengan penelitian
maka sebaliknya (Papp, 2011). ini.
Sehingga untuk menjaga program
jaminan mutu dan kendali mutu HASIL DAN PEMBAHASAN
penolakan nya tidak melebihi 2% 1. Faktor penyebab reject film pada
sesuai dengan Keputusan Menteri pemeriksaan radiografi gigi intra
Kesehatan No, 129 Tahun 2008. oral.
Dari latar belakang tersebut, Berdasarkan Perhitungan
maka penulis tertarik ingin mengetahui presentase pengulangan faktor
masalah yang terdapat pada Quality penyebab reject film menurut ( Papp,
Assurance hingga terjadinya 2011) Positioning, faktor eksposi,
pengulangan radiograf. Berdasarkan objek movement, artefak, tidak ada
perbedaan presentase terbesar kedua penanda atau Faktor penyebab lain,
jurnal, penyebab kesalahan dalam Kesalahan dalam memilih program,
pengulangan sama namun presentase Collimation, Tidak terekspose,
terbesar keduanya berbeda, penolakan Double exposure.
tersebut sudah didata tapi belum Sedangkan, Menurut
dilakukan analisis sebab-sebab Fajarrissetyo dkk (2016) diperoleh
penolakan radiograf secara maksimal, bahwa faktor penyebab reject film
di mana hal tersebut bisa menurunkan posisi pasien, faktor eksposi yang
mutu dan kualitas pelayanan diInstalasi tidak tepat, teknik pada CR, radiasi
Radiologi. Dengan demikian perlu hambur, posisi gambar pada kaset,
dilakukan analisis faktor penolakan lapangan penyinaran terlalu kecil,
radiograf untuk meningkatkan
ketidaktajaman gambar, dan turunkan dan apabila cairan sudah
kesalahan pesawat sinar-x. lemah maka cairan harus diganti.
Menurut Manururng Dkk 2. Presentase tertinggi dari faktor
(2014) Analisa penolakan radiograf penyebab reject film pada
berdasarkan faktor penyebab pemeriksaan radiografi gigi intra
Kesalahan dalam memposisikan oral.
pasien, maupun dalam meletakan Menurut Fajarrissetyo I, Dkk
film. Kesalahan ini mengakibatkan (2016) presentase tertimggi ke yang
gambaran obyek terpotong, tumpang paling terendah posisi pasien
tindih (super posisi), distorsi, (1,65%, 1,05%, 0,84%), faktor
magnifikasi dan lain sebagainya. eksposi yang tidak tepat (1,30%,
Kesalahan faktor eksposi 0,98%, 1,87%), miscellaneous
disebabkan oleh kondisi faktor reasons (0,35%, 0,38%, 0,28%),
eksposi terlalu tinggi (over teknik pada CR / radiasi hambur /
exposure) atau terlalu rendah (under posisi gambar pada kaset / lapangan
exposure) yang ditandai dengan penyinaran terlalu kecil (0,26%,
radiograf yang terlalu hitam atau 0,68%, 0,47%), ketidaktajaman
terlalu putih. gambar (0,17%, 0,0%, 0,0%),
Menurut Suraningsih N, Dkk kesalahan digiscan (0,09%, 0,30%,
(2014) ; Usha, Dkk (2013); Yurt A, 0,84%), dan kesalahan pesawat
Dkk (2018); Banahene O, sinar-x (0,09%, 0,38%, 0,65%).
Dkk(2014) faktor penyebab Menurut Yurt A, Dkk (2018) juga
pengulangan foto gigi intra oral mengungkapkan bahwa Penolakan
diakibatkan karena radiographer gambar tertinggi disebabkan Posisi
kurang tepat dalam menentukan pasien yang tidak tepat (36,11%) dan
faktor eksposi, artefak, pergerakan, pemusatan (16,67%) adalah
processing film dan posisi pasien. penyebab signifikan kesalahan
Menurut penulis dari uraian penolakan yang disebabkan oleh
sebelumnya penyebab faktor teknisi. Persiapan pasien adalah
penolakan adalah faktor posisi penyebab lain dengan tingkat
pasien dan faktor eksposi. Faktor 15,66% yang menunjukkan hasil
posisi pasien ini menjadi penyebab yang signifikan. Penyebab lain
perngulangan dikarenakan pengulangan (11,86%) disebabkan
kurangnya komunikasi antara oleh dokter dan perangkat DDR.
petugas kepada pasien. Kemudian Menurut Banahene O, Dkk (2014)
faktor eksposi yang kurang baik Penolakan atau pengulangan yang
dikarenakan kontras film terlalu disebabkan faktor eksposi sebesar
gelap bahkan terlalu terang, bahkan 12.5 %, 17.1 % , posisi pasien
cairan developerpun menjadi 57.1%, 7.7%, artefak 12.5%.
penyebab nya. Dimana kondisi Sedangkan Menurut
cairan developer dalam kondisi baru Suraningsih N, Dkk (2014) faktor
maka faktor eksposi harus di eksposi merupakan faktor penyebab
pengulangan foto gigi intra oral yang
menempati urutan terbesar pertama menghasilkan gambaran yang baik
dengan presentase sebesar 29,03% beserta ciri-ciri ketebalan objeknya.
diakibatkan karena radiographer Selain itu, tabel panduan faktor
kurang tepat dalam menentukan eksposi yang ada juga selalu
factor eksposi, artefak 22,58%, dievaluasi di setiap pertemuan
pergerakan 16,12%, processing film internal yang diadakan.
16,12%, fog 9,67%, dan posisi Menurut penulis upaya yang
pasien 6,45%. telah disebutkan di dalam jurnal di
Menurut penulis dari hasil atas sudah cukup baik namun dengan
tersebut diperoleh beberapa jurnal upaya tersebut dapat di maksimalkan
yang menyebutkan 2 faktor menjadi dengan dilakukanya analisis data
penyebab presentase yang paling untuk menentukan faktor penyebab
tinggi yaitu faktor posisi pasien dan terjadinya penolakan hasil radiograf
faktor eksposi. Dari standar yang dan perlu dibentuk tim pengendali
ditetapkan pemerintah ≤ 2% pada jaminan mutu sehingga dapat
KMK nomor : menghasilkan radiograf yang
129/Menkes/SK/II/2008 tentang berkualitas tinggi dan
standar minimal rumah sakit meminimalkan atau menghilangkan
menunjukkan adanya penolakan terjadinya penolakan radiograf.
3. Cara mengurangi terjadinya KESIMPULAN
reject film pemeriksaan radiograf 1.Berdasarkan analisis hasil
gigi intra oral keseluruhan faktor penyebab reject
Menurut Fajarrissetyo I, Dkk film yaitu Positioning, faktor
(2016) dengan di dukung penilitian eksposi, objek movement, artefak,
Manururng, Dkk (2014) Upaya- tidak ada penanda atau Faktor
upaya yang dilakukan ditentukan penyebab lain, Kesalahan dalam
berdasarkan faktor-faktor dominan memilih program, Collimation,
yang menyebabkan penolakan dan Tidak terekspose, Double exposure.
pengulangan. Dimana faktor 2. Presentase tertinggi dari jurnal yang
dominan penyebab penolakan dan di bahas menyebutkan faktor
pengulangan pada citra digital penyebab reject film akibat faktor
adalah faktor posisi pasien dengan penyebab yaitu posisi pasien dan
meningkatkan komunikasi yang faktor eksposi presentase ini
efektif dengan pasien, maupun melebihi batas nilai presentase
pengantar pasien. Selain itu, penolakan radiograf yang
pemanfaatan alat-alat imobilisasi diperbolehkan yaitu ≤2% dari
dimaksimalkan untuk pasien yang seluruh pemeriksaan yang
tidak memiliki pengantar baik dilakukan.
keluarga ataupun perawat. Lalu 3. Mengurangi terjadinya reject film
untuk mengurangi penolakan dan pemeriksaan radiograf gigi intra
pengulangan karena faktor eksposi oral dengan menerapkan
yang tidak tepat adalah dengan komunikasi yang mudah dimengerti
mencatat faktor eksposi yang oleh pasien sehingga dapat
mencegah terjadinya kesalahan “Bitewing” For Anterior Dental
posisi pemotretan yang Radiography. Vol. 08, N. 02 : 53-
menyebabkan pengulangan 63.
radiograf. Analisis data untuk
menentukan faktor penyebab Aysegül Y, M. Tintas, R. Yüksel.
terjadinya penolakan hasil radiograf (2018). Reject Analysis in Digital
dan perlu dibentuk tim pengendali Radiography: A Prospective
jaminan mutu sehingga dapat Study. Turki. Reject Analysis in
menghasilkan radiograf yang Digital Radiography: A
berkualitas tinggi dan Prospective Study. Vol-7(4):
meminimalkan atau menghilangkan RO31-RO34.
terjadinya penolakan radiograf. Bafagih, I. A. B. (2017). Persentase
SARAN Jenis Kegagalan Radiografi
1. Meningkatkan komunikasi dengan Periapikal Di Rsgm Umy Yang
menggunakan bahasa yang mudah Diterima Mahasiswa Profesi
dipahami oleh pasien Angkatan 2015. Yogyakarta.
2. Bagi petugas radiografer
diharapkan dapat lebih teliti dalam Benza, C. Damases-Kasi, C. Daniels.
pengaturan faktor eksposi dan Amkongo, M. Nabasenja. 2018.
Sebaiknya dibuat tabel faktor The Causes Of Reject Images In A
eksposi sehingga memudahakna Radiology Department At A State
dalam menetukan faktor eksposi Hospital In Windhoek, Namibia.
yang tepat sehingga pengulangan Vol 56 No. 1. The South African
radiograf dapat diminimalisir. Radiographer.
3. Dibentuknya tim pengendali Clark’s, Whitley, A. S., Sloane, C.,
jaminan mutu sehingga Quality Hoadley, G., Moore, A. D., &
Control bisa di lakukan sesuai Alsop, C. W. (2005). Positioning
periodenya. In Radiography (J. Koster, S.
DAFTAR PUSTAKA Burrows, & A. Ueberberg (eds.
Anggara, A., Iswani, R., & 12). Arnold, a member of the
Darmawangsa, D. (2019). Hodder Headline Group, 338
Perubahan Sudut Penyinaran Euston Road, London NW1 3BH.
Vertikal Pada Bisecting Tecnique http://www.arnoldpublishers.com
Radiography Terhadap Fajarrissetyo, I. J., Nurcahyo, P. W., &
Keakuratan Dimensi Panjang Gigi Aryani, A. I. (2015). Analisis
Premolar Satu Atas. B-Dent, Penolakan dan Pengulangan Citra
Jurnal Kedokteran Gigi Radiografi pada Modalitas
Universitas Baiturrahmah, 5(1), Computed Radiography AGFA
1–8. CR 35-X di Instalasi Radiologi
Apriantoro, H. (2017). Product Design RSUD DR. R. Goeteng
Of Film Dental Holder Taroenadibrata Purbalingga.
Jurnal Imejing Diagnostik Papp, Jefrrey. (2011). Quality
(JImeD), 1(2), 78- 81. Manajement In The Imaging
Sciens (Fourth Edi). St. Louis.
F Felayani, T Budiwati, M. I. P. (2013).
Menggunakan Pesawat General Sukmana, I. bayu. (2019). Radiografi di
Purpose Di Instalasi Radiologi Bidang Kedokteran Gigi.
Rsud Teeth Examination http://eprints.ulm.ac.id/283/1/Buk
Techniques in the Case of Intra- u Radiografi di bidang KG oleh
Oral Impaction Using Aircraft drg Bayu.pdf
General Purpose in Plant. Jurnal Tarigan, S., 2013. Karies Gigi. Jakarta :
Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, EGC, pp: 17-24
4(2), 5–9.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009).
Koesoemah, hetty anggrawati, & Principles of Anatomy &
Dwiastuti, sagung agung putri. Physiology. USA : Joh n Wiley &
(2017). Histologi dan Anatomi Sons. Inc.
Fisiologi Manusia (cetakan ke 1).
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pus Mangset W. Emmanuel & Adesida O.
diksdmk/wpcontent/uploads/2017 Samuel. (2018). Radiographic
/11/histologi_bab1_6.pdf Reject Film Analysis in Radiology
Department of a Teaching
Lioyd, P. J. (2001). Quality Assurance Hospital in Jos, Plateau State,
Workbook of Radiographer and Nigeri. AJMP 2018, Vol. 1,
Radiological Technologist, of Number 1.
lecturer (retired), School of
Medical Radiation. Usha, Bhargava SK, Bhatt S. (2013).
Reject Analysis in Conventional
Manurung, D., Utama, H., & Rosidah, Radiography. Nepal. NJR I VOL 3
S. (2013). Rejection Analysis Intra I No. 2 I.
Oral Dental Photo Installation At
Radiology Regional. 5–8. Banahene J. Owusu, E.O. Darko a , F.
Hasford b , E.K. Addison c , J.
N. Suraningsih, R. Siti. F. Fadli. (2015). Okyere Asirifi d. (2014). Film
Analysis Rejection Radiographs reject analysis and image quality
in Hospital Radiology in diagnostic Radiology
Installations Bhayangkara Department of a Teaching hospital
Semarang. Jurnal Ilmu Dan in Ghana. Journal of Radiation
Teknologi Kesehatan STIKes Research and Applied Science 7
Widya Husada Semarang, 6(No. 589-594.
1), 7–14.

Anda mungkin juga menyukai