Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN KONTAK TABIR PENGUAT INTENSIFYING SCREEN

Dosen Pengampu : Widya Mufida, S.Tr.Rad., M.Tr.ID

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Malisa Supiani 2010505033


2. Muhammad Raihan Saputra 2010505036
3. Muhammad Fadhel Chaekal 2010505038
4. Ridha Miftahurrahmah 2010505039
5. Suriansyah 2010505041
6. Muh. Aswad Prayoga 2010505042
7. Ruliyanto Sulai 2010505044

KELAS A3
PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022 GENAP


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Quality Assurance (QA) atau jaminan mutu adalah suatu proses yang objektif
dan sistematis dalam memonitor dan mengevaluasimutu dan kesiapan dalam pelayanan
terhadap pasien dalam meningkatkan pelayanan dan memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi (Rosyidi, dkk, 2020). Program Quality Control (QC) adalah bagian dari
program Quality Assurance (QA) yang berhubungan dengan teknik dan peralatan yang
digunakan dalam memantau dan memelihara seluruh sistem pelayanan radiodiagnostik
dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan pasien (Rosyidi, dkk, 2020).
Pengujian Kontak Tabir Penguat ini termasuk kedalam Kegiatan Quality
Control (QC) untuk perlengkapan radiografi. Pengujian ini didasari pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (KMK) RI Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009 Tentang Pedoman Kendali Mutu (Quality Control)
Peralatan Radiodiagnostik (KMK RI. 1250).
Tabir penguat atau disebut juga Intensifying screen (IS) adalah sebuah tabir /
lapisan yang apabila terkena ekspose Sinar -X akan mengalami pendaran cahaya. Tabir
penguat ini memiliki fungsi untuk mengubah Sinar–X yang tidak tampak menjadi sinar
tampak (Susilo, dkk, 2013). Tabir penguat atau Intensfying Screen (IS) ini merupakan
lembar peguat yang berada didalam kaset Rontgen yang berfungsi menyerap radiasi
sinar–X (Priantoro, 2011). Tabir penguat merupakan alat yang terbuat dari kardus (card
board) khusus yang berisi lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat yang
sesuai (Rasad, 2016).

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui apakah ada ketidak kontakan film screen karena adanya benda asing
pada permukaan screen.
BAB II
PROSEDUR PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat mobile sinar-X
2. Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm
3. Paper clips
4. Densitometer
5. Cairan processing
6. Viewing box
7. Alat tulis

B. CARA KERJA
1. Isi kaset dengan film yang belum diekspose dan masih baru, kemudian tempatkan
di atas meja pemeriksaan.
2. Tutup seluruh permukaan kaset dengan alat uji paper clips yang didistribusikan
secara merata.
3. Atur jarak antara tabung sinar-X dengan kaset setinggi 150 cm (FFD yang tinggi
mengurangi ketidak tajaman geometri).
4. Buka kolimator seluas kaset.

Gambar 1. Mengatur luas lapangan kolimator


5. Lakukan eksposi menggunakan 50 kV dan 6 mAs (densitas film 1-2).

Gambar 2. Faktor eksposi yang digunakan dalam pengujian kekontakan film IS

6. Proses film.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3. Hasil radiograf

Menurut KMK Nomor 1250 Tahun 2009 Uji Kontak Tabir Penguat Dengan Film
Radiografi merupakan salah satu penyelenggaraan kegiatan Pedoman Kendali Mutu (Quality
Control) Peralatan Radiodiagnostik. Menurut KMK Nomor 1250 Tahun 2009, densitas film
sebaiknya 1-2. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah ada ketidak
kontakkan film-screen karena adanya benda asing pada permukaan screen. Pengujian ini
dilakukan setiap tahun, setiap selesai perbaikan fisik terhadap kaset sinar-x dan jika diperlukan.

Menurut Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial (2019), ada beberapa hal yang


memengaruhi densitas yaitu miliamper, kilovoltage, dan waktu eksposure. Makin tinggi
miliamper maka densitas juga meningkat karena sinar-X yang lebih banyak. Makin tinggi
puncak kilovoltage, densitas juga makin tinggi karena sinar-x yang mengenai film memiliki
lebih tinggi energi. Makin lama waktu eksposure maka makin tinggi densitas karena akan
semakin banyak sinar-x yang mengenai film. Selain itu, faktor yang memengaruhi kualitas
radiograf dalam pembuatannya antara lain: peralatan sinar X, film yang digunakan, processing,
pasien, operator, dan teknik pembuatan radiograf yang dilakukan (Septina dan Reyvaldo,
2020).
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian kontak tabir penguat (intensifying screen / IS)
dengan film radiologi di laboratorium radiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
dapat menarik kesimpulkan sebagai berikut:
1. Data pada sampel film ukuran 30 x 40 cm didapatkan sedikit pada bagian samping-
samping gambar terdapat daerah yang terjadi pengaburan. Pengaburan ini
disebabkan oleh, (1) kaset yang cedera ; (2) salah pemasangan screen ; (3) kantong
udara

B. SARAN
1. Jika terdapat daerah pengaburan pada radiograf, maka harus dicurigai adanya
ketidak kontakan pada film screen. Screen harus diperiksa dan dibersihkan secara
teratur.
2. Untuk alat densitometer, semoga lekas diperbaiki untuk menghitung densitas dari
radiograf agar kami dapat mengetahui lebih lanjut tentang data rata-rata densitas
yang mana dicocokkan densitas menurut KMK Nomor 1250 Tahun 2009.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rosyidi, M. Imron, Sudarta, I Wayan & Susilo, Eko. 2020. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
2. Susilo, Sunarno, Swakarma, I Ketut, Setiawan Rudi & Wibowo, Edi. 2013. Kajian
Sistem Radiografi Digital sebagai Pengganti Sistem Computed Radiography yang
Mahal. Jurnal Fisika Indonesia. 50 (17).
3. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1250/MENKES/SK/XII/2009 TENTANG PEDOMAN KENDALI MUTU
(QUALITY CONTROL) PERALATAN RADIODIAGNOSTIK
4. Suryandartiwi, Wiwik dkk. 2021. PENGUJIAN KONTAK TABIR PENGUAT
DENGAN FILM RADIOGRAFIDI INSTALASI RADIOLOGI RSUD PETALA
BUMI. Journal of STIKes Awal Bros Pekanbaru. 2 (2) hal 22-30. Pekanbaru : STIKes
Awal Bros

Anda mungkin juga menyukai