Disusun Oleh:
ADRIANSYAH\P122068\C
i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................................iv
BAB 1.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi gambaran Radiografi...............................................7
1. Faktor Eksposisi..........................................................................................................8
2. Ketebalan Objek........................................................................................................13
3. Tipe kaset yang digunakan........................................................................................15
4. Intensifyng Screen.....................................................................................................16
5. Penggunaan Grid.......................................................................................................18
6. Processing Film.........................................................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................23
Kesimpulan...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................25
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1............................................................................................................10
Gambar 2...........................................................................................................12
Gambar 3...........................................................................................................13
Gambar 4...........................................................................................................18
Gambar 5...........................................................................................................20
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Radiofotografi 2”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Adriansyah
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
pasti menginginkan gambar radiografi atau foto rontgen dengan kualitas yang
semaksimal mungkin dalam rangka menegakkan diagnosis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja factor yang mempengaruhi gambaran radiografi?
2. Apa saja tipe kaset yang digunakan?
3. Ada berapa macam grid?
4. Bagaimana cara kerja grid?
5. Bagaimana cara processing film manual?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi
jawaban dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin
sebagai berikut:
6
1. Untuk mengetahui tipe kaset yang digunakan
2. Untuk mengetahui macam-macam grid
3. Untuk mengetahui cara kerja grid
4. Untuk mengetahui cara processing film manual
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kvp
2. mAS (mili ampere second)
3. jarak pemotretan
4. ketebalan jaringan
5. tipe film yang digunakan
7
6. IS
7. Grid
1. Faktor Eksposisi
Faktor eksposi sangat bervriasi tergantung pada berbagai hal antara
lain :
a. Ukuran / tebal objek atau pasien yang di foto
b. Pada objek yang selalu bergerak, organ yang pergerakany tidak
dapat di control, anak kecil, dll
8
a). Pengaruh kV terhadap Intensitas
Besaran kV padaumumnya di kaitkan dengan daya tembus sinar,
makin tinggi kV yang digunkan makin besar pula daya tembusnya sinar,
demikian pula sebaliknya. Umumnya, jumlah kV menunjukan kualitas
radiasi. Bila kV di naikan maka densitas foto meninggi, kontras rendah
dan sinar hambur meningkat. Pada radiodiagnostik penggunaan kv antara
50 – 80 kv, setiap kenaikan atau penurunan 10 kV, mAs dapat dinaikan
atau di turunkan sekitar 50 %.
I a (kVp)^2
Dimana :
I = Intensitas
9
Gambar 1
Pada os. Femur bagian proximal lebih tebal daripada bagian distal.
Untuk menghasilkan densitas yang sama antara bagian proximal dengan
bagian distal, maka harus diatur bagian proximal di letakan di bawah
katoda dan bagian distal di letakkan di bawah anode sehingga radiograf
yang di hasilkan akan memiliki densitas yang relative sama antar bagian
proximal dan bagian distal os femur.
10
c). Pengaruh kV terhadap gambaran
Apabila penggunaan kV yan tidak tepat maka akan terjada
kesalahan pada gambar radiograf yaitu over ekspouse (gambaran
dengan densitas terlalu tinggi akibat factor eksposi terlalu tinggi) dan
under ekspouse (gambaran dengan densitas terlalu rendah akibat
penggunaan factor eksposi terlalu rendah).
2). mAs
mAs adalah salah satu cara untuk mengukur muatan elektrostatik. Ini
menentukan jumlah/kuantitas elektron. mAs adalah perkalian antara
besaran nilai ampere dengan waktu eksposi. mAs menunjukan kuantitas
radiasi. Contoh :
mAs = mA X s
50 X 1/5 detik
11
Dengan contoh di atas mAs dapat di peroleh dengan berbagai cara,
sehingga untuk organ yang bergerak yang memerlukan waktu yang
singkat dapat menggunakan mA tertentu.
a). Jarak antara fokus-film (Focus Film Distance disingkat FFD), disebut
juga SID (Source to Image Reseptor Distance)
Gambar 2
12
b). Jarak antara film-objek (Film Object Distance disingkat FOD)
Istilah ini diberikan untuk jarak dari focus yang berada pada window
di tube sampai objek yang di inginkan.
Istilah ini diberikan untuk jarak dari objek yang di inginkan sampai ke
permukaan film.
(1). Apabila salah satu jarak pemotretan ini di ubah, maka gambaran akan
berubah begitu juga kondisinya( KVdan MAS ) harus berubah.
(2). Bila FFD di perbesar, OFD tetap maka gambar akan mendekati besar
aslinya. Bila OFD di perjauh, FOD tetap gambar mengalami
pembesaran( magnifikasi ). Apabila FOD = OFD terdapat pembesaran
gambar sebanyak 2X. Dalam hal ini bila objek tidak sejajar dengan film,
maka gambar akan mengalami distorsi. Bila objek sejajar dengan film, arah
sinar menyudut, gambar akan mengalami distorsi. Penggunaan focus
kecilterjadigambar yang tajam, sedangkanpenggunaan focus besar, jarak di
perkecil, terjadi gambar yang kurang tajam.
Gambar 3
2. Ketebalan Objek
Jika ketebalan jaringan meningkat maka KVP harus ditingkatkan yang
lebih besar.Obyek yang tebal lebih banyak mengalami distorsi dibandingkan
13
obyek yang tipis. Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan
menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x
(seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak sinar x
sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x
(seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya
tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih.
Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya
energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom, jenis
obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x
disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan
bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film
berwarna putih.
14
tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan
sinar-x dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda.
15
2). Non screen film: film yang
dalampenggunaannyatidakmenggunakan intensifying screen,
seperti:
3). Sensitifitasnya
4. Intensifyng Screen
Intensifying screen adalah alat yang terbuat dari kardus (card board)
khusus yang mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat
yang sesuai. yang banyak di pergunakan adalah kalsium tungstat.
a. fast screen
16
c. Slow screen
17
IS menambah efek sinar X pada film sehingga memperpendek masa
penyinaran. Perbandingan antara banyaknya eksposi yang di perlukan bila
tidak menggunakan IS dengan banyaknya eksposi yang di perlukan bila
menggunakan IS di sebut factor intensifikasi.
Gambar 4
5. Penggunaan Grid
Grid merupakan alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi
hambur agar jangan sampai ke film.Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan
tipis timbal yang di susun selang-seling diantara bahan yang tembus
radiasi misalnya plastic dan kayu. Grid digunakan terutama pada
pemotretan yang menggunakan MAS yang tinggi.
A. Fungsi grid :
1. Meningkatkan kontras
2. Mengurangi densitas
18
3. Harus menggunakan MAS yang lebih besar
B. Jenis-jenis grid:
1. Grid diam (stationary grid ataulisholm)
19
2. Jarak focus-film(FFD= focus film distance) harus tepat
Gambar 5
6. Processing Film
a. Developing
Developing merupakan tahap pertama dalam proses pengolahan film.
Developing bertujuan untuk mereduksi ion perak menjadi perak metalik dari
bayangan laten yang terdapat dalam emulsi film setelah terkena ekspouse.
Jika film terlalu lama di developer, suhu cairan developer yang terlalu
tinggi, komposisi developer yang salah dan terkontaminasinya cairan
pembangkit dengan bahan lain maka akan mengakibatkan chemichal fog
20
yaitu fog yang di hasilkan karena factor kimia yang berada pada developer
saat pengolahan film.
b. Rinsing
Rinsing merupakan tahap ke dua dari pengolahan film. Umumnya
rinsing dilakukan dengan cara memasukkan film yang sudah di
bangkitkan dari cairan developer ke dalam cairan yang berisi air murni
dengan pH 7. Hal ini bertujuan untuk menetralkan film yang berasal dari
developer (bersifat basa) ke cairan fixer (bersifat asam).
Jika proses rinsing tidak dilakukan dengan waktu yang cukup maka
akan meyebabkan dechroic fog yang di akibatkan interaksi dari developer
dan fixer. Interaksi langsung antara developer dan fixer akan
menyebabkan fog.
c. Fixing
Fixing merupakan tahap ke tiga dari processing film. Fixing bertujuan
untuk :
2). Untuk melarutkan perak bromide yang tidak terkena eksposi, sehingga
bagian dari film yang tidak terkena eksposi akan bening (tidak berwarna).
Ini memudahkan pembacaan pada radiograf.
1). Streaking yaitu jalur atau coretan pada film yang disebabkan adanya
residu fixer yang mongering sehingga akan tampak seperti jalur
berminyak jika film di miringkan.
21
2). Yellow patch adalah bercak bercak kuning yang terdapat pada film
yang di keringkan dan di simpan beberapa saat. Yellow patch di sebabkan
karena memakai fixer yang sudah lemah.
3). Jika suhu larutan fixer terlalu tinggi maka akan menyebabkan frilling
yaitu a akan tampak seperti jalur berminyak jika film di miringkan.
4). Yellow patch adalah bercak bercak kuning yang terdapat pada film
yang di keringkan dan di simpan beberapa saat. Yellow patch di sebabkan
karena memakai fixer yang sudah lemah.
5). Jika suhu larutan fixer terlalu tinggi maka akan menyebabkan frilling
yaitu lepasnya emulsi dari base film.
d. Washing
Tujuan dari washing adalah menghilangkan bahan bahan yang di
peroleh selama penetapan yang apabila di biarkan melekat pada film
akan merusak gambaran.temperatur air harus di jaga jangan melebihi
250 C sebab di atas suhu tersebut, gelatin pada film akan
membengkak.
e. Drying
Drying merupakan tahap terakhir dalam processing film. Tujuanya
adalah untuk mengeringkan permukaan film agar mudah di simpan dan
mencegah menempelnya bahan bahan lain seperti tissue, kertas dan debu
apabila permukaan filnya basah.
22
Jika suhu drying terlalu tinggi maka pada sisi emulsi film akan
bergelombang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengetahui factor gambaran radiografi, maka kita harus
mengetahui Intensitas keseluruhan dari satu gambaran yang dipengaruhi
oleh tiga faktor, mA, jarakdan kV. Bila mA atau jarak digunakan sebagai
faktor pengontrol intensitas maka perubahan kontras subyek(bahan) tidak
terjadi.Tetapi bila kV digunakan sebagai factor pengontrol intensitas
maka terjadinya perubahan kontras subyek selalu muncul dalam
hubungannya dengan perubahan intensitas.
23
dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu,
mA, jarak dan jenis film yang digunakan.
1. KVP
2. MAS (mili ampere second)
3. JarakPemotretan
4. Ketebalanjaringan
5. Tipe kaset yang digunakan
6. IS
7. Grid
24
DAFTAR PUSTAKA
25