RADIOGRAPHIC QUALITY
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2 KELAS 2B
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Radiographic
Quality (Kontras Subjek, Kontras radiasi, Kontras Radiografi, dan Konras Film”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Radiodiagnostik di Semester IV, Program Studi Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Semarang, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Ibu Siti
Daryati, S.Si, M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Radiodiagnostik yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini. kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna
memperbaiki makalah berikutnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri maupun pembaca yang budiman.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
C. Film Kontras……………..……………………..……………………….……………...6
BAB III.................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan
hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia
yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan kualitas radiograf yang baik?
2. Apa yang dimaksud dengan kontras subjek?
3. Apa yang dimaksud dengan kontras radiasi?
4. Apa yang dimaksud dengan kontras radiografi?
5. Apa yang dimaksud dengan kontras film?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kualitas radiograf yang baik?
2. Untuk mengetahui kontras subjek
3. Untuk mengetahui kontras radiasi
4. Untuk mengetahui kontras radiografi
5. Untuk mengetahui kontras film
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kualitas gambar dapat didefinisikan sebagai rasio antara signal dan noise
a. Signal adalah informasi yang diperlukan dari sistem pencitraan, misalnya radiograf
b. Signal dapat didefinisikan sebagai siza minimum objek yang harus terlihat
c. Noise adalah sesuatu yang dapat mengurangi signal pada gambaran
d. Noise, dalam film / screen sistem konvensional, dapat didefinisikan sebagai graininess
gambar
Eksposi dan proses pada film akan menghasilkan derajat dan pola penghitaman film yang
tergantung dari berbagai factor. Beberapa kualitas gambar yang dapat dilihat pada hasil
gambaran radiografi adalah:
a. Densitas Radiografi
b. Kontras Radiografi
Menurut Stuart dan Michael, kontras radiografi biasanya melukiskan jarak atau
perbandingan hitam dan putih pada gambaran radiografi.
c. Detail Radiografi
3
d. Ketajaman
a. Densitas Radiografi
Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010. Radiography Densitas film
adalah ukuran tingkat kegelapan dari suatu film. Secara teknik, hal ini disebut transmitted
density yang terjadi pada film berbahan dasar transparan yangdiukur sejak saat cahaya
ditransmisikan melewati film. Densitas merupakanfungsi logaritma yang menjelaskan suatu
perbandingan dari dua pengukuran,secara spesifik merupakan perbandingan antara
intensitas cahaya yang masuk kefilm (I0) terhadap intensitas cahaya yang keluar melewati
film (It).
D=logI0It6
Densitas film diukur dengan alat yang disebut densitometer. Secara sederhana,
densitometer memiliki sensor fotoelektrik (photoelectric sensor) yang dapat menghitung
banyaknya cahaya yang ditransmisikan melewati selembar film. Film diletakkan di antara
sumber cahaya dengan sensor dan pembacaan densitas dilakukan oleh instrumen.
b. Kontras Radiografi
4
Gambar 1. Radiografi dengan kontras tinggi dan kontras rendah.
Ada dua hal yang mempengaruhi kontras radiografi , yaitu subyek kontras dan detektor
kontras atau film radiografi itu sendiri.
1) Subjek kontras
Perbedaan material dalam menyerap radiasi, berakibat pada tingkat kontras film
radiografi. Perbedaan ketebalan atau massa jenis material yang lebih besar, akan
memberikan perbedaan densitas radiografi atau kontras yang semakin besar. Akan tetapi,
dari satu obyek material bisa dihasilkan dua gambar radiografi dengan kontras yang
berbeda. Sinar-X yang ditembakkan dengan kV yang lebih kecil akan menghasilkan
gambar radiografi dengan kontras yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena energi radiasi
yang rendah lebih mudah diserap oleh bahan, sehingga perbandingan foton yang
ditransmisikan melewati material yang tebaldan tipis akan lebih besar dengan energi
radiasi rendah.
5
Gambar 2. Visualisasi penyinaran radiasi stepwedge dengan kV berbeda
Secara umum jika senstivitas tinggi, maka latitude akan rendah. Radiographic
latitude merupakan jangkauan ketebalan material yang bias tergambar pada film. Hal ini
berarti banyaknya area dari ketebalan yang berbeda akan tampak pada gambar. Gambar
radiografi yang baik memiliki kontras dan latitude yang seimbang, artinya cukup kontras
untuk mengidentifikasi ciri-ciri area inspeksi, tapi juga menyakinkannya dengan latitude
yang baik, sehingga seluruh area dapat diinspeksi dalam satu gambar radiografi.
2) Film kontras
Kontras film merupakan perbedaan densitas yang dihasilkan oleh setiap tipe film
radiografi yang telah melalu proses radiografi (Chris Gunn, 2002:175). Penyinaran
radiasi pada film untuk mendapatkan film dengan densitas yang lebih tinggi secara umum
akan meningkatkan kontras pada gambar radiografi. Kurva karakteristik film secara
umum ditunjukkan padagambar di bawah. Kurva ini memberi gambaran tentang respon
film terhadap jumlah penyinaran radiasi. Dari bentuk kurva dapat dilihat bahwa saat film
tidak mengalami interaksi dengan foton, kurva memiliki tingkat kemiringan yangrendah.
Pada daerah kurva ini, perubahan penyinaran radiasi yang besar hanya akan memberi
sedikit perubahan densitas film, sehingga sensitivitas film relatif rendah.
6
a) Untuk mengetahui besar kecilnya fog level
Kurva ini pertama kali ditemukan oleh Hurteen dan Drifield pada tahun 1890, maka dari
itulah kurva ini biasanya disebut juga dengan kurva H dan D.
· Kontras Objektif, perbedaan kehitaman ada seluruh bagian citra yang dapat dilihat &
dinyatakan dengan angka. Adapun penyebabnya :
o Faktor radiasi
o Faktor film
7
o Faktor processing
· Kontras Subjektif, yaitu perbedaan terang di antara bagian film, jadi tidak dapat diukur,
tergantung dari pemirsa/pengamat
a. Ketajaman
3) Faktor Fotografi atau intrinsik; yang berhubungan dengan bahan perekam citra.
4) Layar Pendar terdiri dari kristal fosfor yang bila terkena sinar-x akan memendarkan
cahaya, ini menimbulkan ketidaktajaman bentuk.
5) Efek Parallax pengamatan dari jarak tertentu dengan sudut yang berbeda.
6) Emulsi film ”iradiation”, yakni menyebar/melebarnya cahaya yang tiba pada film,
menyebabkan ketidaktajaman bentuk citra
8
diukur. Ketajaman dapatr juga dipengaruhi oleh faktor yang tidak obyektif yang disebut
faktor subyektif, sangat bervariasi tidak dapat diukur, termasuk hal yang berada di luar.
Citra seperti kondisi dari “viewer” boleh dikatakan bahwa ketajaman yang dimaksud
adalah kualitas visual yang lebih bersifat subyektif.
b) Tingkat eksposi
Bila citra radiografi berbatas/berbentuk jelas, benda densitas masih dapat diamati,
walau tingkat densitasnya sedikit (ketajaman baik walau dengan kontras yang sangat
rendah). Jika citra radiografi dengan perbedaan densitas tinggi, struktur masih dapat
terlihat jelas walau dengan batas yang tidak begitu tegas (ketajaman masih dapat dilihat,
walaupun detail struktur tidak optimal).
Pada praktek radiografi, hal itu dapat kita temukan pada x-foto abdomen untuk melihat
struktur dari janin, terlihat adanya perbedaan densitas yang kecil, namun bentuk janin
terlihat jelas. Juga pada x-foto abdomen anak kecil tertelan uang logam terlihat adanya
perbedaan densitas yang tinggi, ketajaman uang logam masih terlihat walau bentuknya
tidak tegas (uang logam bergerak). Dengan demikian, batas yang tegas dari citra
radiografi tidak hanya tergantung oleh ketajaman/kontras tetapi dari keduanya. Tingkat
eksposi signifikan merubah kontras yang terlihat pada citra radiografi. Bila terjadi
overexposure maka densitas pada seluruh bidang film juga meningkat, tetapi “kontras
obyektif” (overexposure tidak berlebihan) tidak berubah, karena perbedaan melewatkan
cahaya dari seluruh bidang x-foto tetap ada dan dapat diukur. Karena densitas yang
demikian besar, mata sudah tidak dapat lagi melihat, karena tidak ada lagi cahaya dari
viewer yang dapat melaluinya. Oleh karena itu pemirsa mengatakan bahwa kontras visual
berkurang karena overexposure, jadi kontras visual ini bersifat subyektif tidak dapat
diukur. Pada underex posure dimana densitasnya sangat minim menyebabkan kontras
obyektif dan subyektif menjadi kurang.
9
2) Faktor Viewer/Illuiminator (alat baca x-foto)
a) Penerangan
b) Penglihatan Pemirsa
b. Distorsi
Merupakan perbandingan yang salah dari struktur yang direkam, bentuk serta
hubungan dengan struktur lainnya kurang betul. Hasil yang benar diperoleh bila garis
tengah struktur yang akan di x-foto berada sejajar dengan film yang tegak lurus dengan
pusat sinar-x. Hal ini sering terlihat pada x-ray foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray
foto gigi akan terlihat bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek.
10
c. Ukuran Citra Radiografi
Obyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil ukuran
obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan.
Sebagai contoh, bila ukuran obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat diamati
(tidak mengalami kekaburan), begitu pula bila ukuran obyek diperkecil, maka detil yang
dihasilkan juga dapat diamati (tidak mengalami kekaburan). Jadi ketika tidak terjadi
kekaburan maka baik obyek yang besar maupun yang kecil dapat kita amati. Sekarang
bagaimana kalau obyek tersebut kita kaburkan?
Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga
kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detil gambar.
2) Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik.
Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah
kekaburan (blurring).
11
pasang garis (LP) yang tampak dalam setiap satuan mm. Menaikkan nilai LP/mm
biasanya berhubungan dengan menaikkan detil citra medik. Oleh sebab itu resolusi
bagian yang tinggi (baik) menandakan kenampakan (visibility) detil anatomi yang akurat.
Film rontgen adalah film yang digunakan sebagai tempat terciptanya gambar radiograf
dalam ilmu radiologi.
Adapun jenis-jenis film sinar x terbagi atas:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam kualitas radiografi, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
suatu gambaran radiografi baik kontras maupun non kontras. Di dalam gambaran
radiografi kontras itu sendiri dipengaruhi salah satunya kontras subjek, kontras film,
kontras radiasi dan kontras radiografi. Dalam mengetahui faktor gambaran
radiografi,maka kita harus mengetahui Intensitas keseluruhan dari satu gambaran yang
dipengaruhi oleh tiga faktor, mA, jarak dan kV. Bila mA atau jarak digunakan sebagai
faktor pengontrol intensitas maka perubahan kontras subyek (bahan) tidak terjadi. Tetapi
bila kV digunakan sebagai faktor pengontrol intensitas maka terjadinya perubahan
kontras subyek selalu muncul dalam hubungannya dengan perubahan intensitas.
Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya
didefinisikan sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek,
kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak
tergantung terhadap waktu, mA, jarak dan jenis film yang digunakan.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Desai, N., Singh, A., and Valentino, D. J. (2010). Practical Evaluation of Image Quality in
Computed Radiographic(CR)
Imaging System. (E. Samei and N. J. Pelc, Eds.)Proc. SPIE7622, Medical Imaging: Physics of
Hendee, W. R., and Ritenour, E. R. (2002). Medical Imaging Physics. New York: Wiley-Liss,
Inc.
14