Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN PENGOLAAN REJECTION FILM DI


INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG

Praktik Kerja Nyata

Muhammad Sultoni (191104171)

PROGRAM STUDI D III RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS dan KESEHATAN (ITKM)

WIDYA CIPTA HUSADA MALANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Sultoni

Nomor Induk Mahasiswa : 191104171

Program Studi : D-III Radiodiagnostik dan Radioterapi

Judul : Manajemen Pengolahan Rejection Film di Instalasi


Radiologi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah
Malang.

Malang, 04 April 2022

DISETUJUI DAN DITERIMA

CI Institusi CI Lapangan

Aris Samsul, S.Si., M.Si Ventino Bayu Diarga A.md.Rad

MENGETAHUI,

Ketua Program Studi Radiologi

ITKM Widya Cipta Husada

Sri Sugiarti, S.Si, M.Si

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
yang berjudul ”Manajemen Pengolahan Rejection Film di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. Sri Sugiarti S.Si,M.Si selaku Ka. Program studi dan dosen Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan Radiodiagnostik dan Radioterapi ITKM Widya
Cipta Husada Kepanjen-Malang.
2. Ventino Bayu Diarga A.md Rad selaku Kepala Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Seluruh radiografer dan staf administrasi Radiologi yang telah bersedia
membimbing kami.
4. Teman-teman seperjuangan waktu praktek di Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan
doa.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki laporan kasus
berikutnya. Penulis juga berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri maupun pembaca yang budiman.

Malang, 04 April
2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................6
1.3.1. Tujuan umum.................................................................................................6
1.3.2 Tujuan khusus.................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................6
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti...............................................................................6
1.4.2 Manfaat Bagi Intstitusi ITKM Widya Cipta Husada............................6
1.4.3 Manfaat Bagi Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.........................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
DASAR TEORI......................................................................................................8
2.1 Anatomi Thorax.......................................................................................................8
2.2 Tuberkulosis...................................................................................................11
2.2.3 Diagnosis..........................................................................................................13
2.3 Pemeriksaan Penunjang................................................................................13
BAB III..................................................................................................................23
PROFIL KASUS..................................................................................................23
3.1 Identitas Pasien...............................................................................................23
3.2 Riwayat Pasien................................................................................................25
3.3 Prosedur Pemeriksaan...................................................................................25
BAB IV..................................................................................................................28
PEMBAHASAN...................................................................................................28
4.1 Prosedur Pemeriksaan.........................................................................................28

iii
4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan............................................................................28
4.4.2 Pelaksanaan Pemeriksaan............................................................................30
1.4.2 Hasil Diagnosa Dokter Spesialis Radiologi...........................................33
1.4.3 Pembahasan Kasus.........................................................................................24
1 Teknik Pemeriksaan Thorax pada kasus TB paru di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang............................................24
1.4.5 Proteksi Radiasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang.......................................................................................25
BAB V....................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................27
5.1 Kesimpulan............................................................................................................27
5.2 Saran...............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reject Analysis Program (RAP) adalah suatu program menganalisis

berbagai penolakan film dan pengulangan foto dari proses pemeriksaan yang

dilakukan di instalasi radiologi atau proses yang sistematik untuk mendata

gambar yang diulang dan menentukan penyebab terjadinya pengulangan

sehingga pengulangan dapat diminimalisasi dan bahkan dihilangkan. Analisa

ini meliputi suatu film yang secara total tidak dapat diterima atau ditolak

karena memiliki nilai diagnostik yang rendah. Sedangkan reject analysis adalah

suatu metode yang digunakan untuk menentukan film yang ditolak (film

reject), efektifitas biaya, konsistensi radiografer, dan bahan dalam

menghasilkan radiograf yang berkualitas (Jenkins, 1980).

Tujuan utama dari program analisis pengulangan dan penolakan film

radiografi adalah untuk melakukan tindakan perbaikan. Selanjutnya

memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatur sebuah sistim yang

akan memberikan sebuah analisis secara rinci terhadap penolakan film dan

alasan dari penolakan film tersebut dan cara-cara pelaksanaannya (Lloyd,

2001).

Program ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi manfaat penggunaan

modalitas Digital Radiography dan Computed Radiography (Jones, 2015).

Modalitas CR menghasilkan dua citra, yang pertama adalah citra digital

radiografi. Merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gambar

5
6

radiografi dalam bentuk digital yang dapat ditampilkan di layar monitor.

Sistem pencitraan digital terdiri dari Computed Tomography (CT), Magnetic

Resonance Imaging (MRI), Ultrasonography, dan Computed Radiography

(Ballinger, 2012).

Faktor-faktor penyebab diketahui, karena terjadi kelalaian saat

pengimputan data pada pasien yang dalakukan dengan kurang teliti.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan prosedur reject &

repeat film analysis program di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas

Muhammadiyah Malang.

Maka dilakukan program jaminan mutu (Quality Assurance) dan kendali

mutu (Quality Control) yang bertujuan meminimalisir reject analysis dan

pengulangan radiograf dan memaksimalkan kualitas citra radiograf yang baik

(papp, 2011). Reject analysis sendiri merupakan suatu metode yang digunakan

untuk menentukan film yang ditolak (reject film), efektifitas radiografer dan

biaya serta bahan dalam menghasilkan radiograf yang berkualitas. Jika hasil

radiograf ditolak (reject) maka terjadi pengulangan radiografi (repeat) namun

jika tidak terjadi penolakan film hasil radiograf maka sebaliknya (Papp, 2011).

Sehingga untuk menjaga program jaminan mutu dan kendali mutu .

Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik ingin mengetahui

masalah yang terdapat pada Quality Assurance hingga terjadinya pengulangan

radiograf. Berdasarkan pengalaman saya yang pernah melakukan praktik kerja

lapangan di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang, selama satu

bulan, di mana hal tersebut bisa menurunkan mutu dan kualitas pelayanan

diInstalasi Radiologi. Dengan demikian perlu dilakukan analisis faktor


7

penolakan radiograf untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja dalam

bidang Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalah sebagai berikut:
Faktor apakah yang dominan menyebabkan terjadinya pengulangan
citra radiograf di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostic di
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
1.3.2 Tujuan khusus
Sebagai tolak ukur dalam menilai Management pelayanan kesehatan
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah
Malang sudah sesuai standart yang ditentukan belum.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Manfaat yang diperoleh untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya mengenai Management pengolahan rejection film di
Instalasi Radiologi RS UMM.
1.4.2 Manfaat Bagi Intstitusi ITKM Widya Cipta Husada
Dapat diguakan sebagai tambahan referensi bahan ajar dan
keperluan pendidikan khususnya dibidang radiologi untuk
mengembangkan mutu mahasiswa ITKM Widya Cipta Husada.
1.4.3 Manfaat Bagi Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Malang
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
peningkatan Management yang terjadi di Instalasi Radiologi RS
UMM untuk meningkatan kualitas Management di Instalasi
Radiologi.
8

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian Radiologi

Radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk

melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran atau

radiasi gelombang mekanik. Pemeriksaan radiologi memungkinkan

suatu penyakit terdeteksi pada tahap awal sehingga akan

meningkatkan keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

Pemeriksaan radiologi adalah cara-cara pemeriksaan yang

menghasilkan gambaran bagian dalam tubuh manusia untuk tujuan

diagnostic yang dinamakan pencitraan diagnostic (Patel2005).


9

BAB III

PROFIL KASUS

3.1 Identitas Pasien


Nama : NY. T****
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kec Dau
No Rekam Medis : 18****0
No Reg RO : 7***6
Proyeksi Pemeriksaan : PA
Keterangan Klinis : TB Paru
Tanggal Pemeriksaan : 15 Desember 2021
10

Gambar 3.1 Surat permintaan pemeriksaan

3.2 Riwayat Pasien


Pada tanggal 15 Desember 2021 pasien yang bernama Ny. T
datang ke poli untuk mengecek lagi melakukan foto thorax untuk
melihat perbaandingan diawal pemeriksaan pada tanggal 12
Oktober 2021, selain itu sebelumnya pasien memiliki gejala batuk-
batuk selama 2minggu serta demam, dan sesak. Kemudian pasien
dirujuk ke Instalasi Radiologi untuk dilakukan pemeriksaan
radiologi.Kemudian Pasien ke Inslasi Radiologi dengan membawa
surat pemeriksaan / permintaan foto dari dokter pemeriksa untuk
dilakukan foto rontgen. Kemudian setelah itu surat permintaan
diterima oleh bagian Instalasi Radilogi.

3.3 Prosedur Pemeriksaan


Untuk mengetahui adanya TB paru pada pasien umumnya
menggunakan dua proyeksi, yaitu posteroanterior (pa) dan
anteroposterior (ap). Dan diharapkan dengan menggunakan dua
proyeksi maka dapat melihatkan semua keadaan di seluruh bagian
thorax dengan tepat dan akan diketahui diagnosisnya.Dikarenakan
pasien masih bisa berdiri dan posisi pemeriksaan thorax yang
bangun menggunakan posisi PA agar bisa full inspirasi maka
pasien diposisikan PA dan diberi arahan untuk Tarik nafas buang
Tarik nafas tahan dan kembali nafas biasa setelah diekspose.
11

Adapun prosedur pemeriksaan thorax adalah sebagai berikut :


1. Radiograf memanggil nama pasien,menayakan benda logam
yang menempel ditubuhnya agar tidak menggangu proses
pemeriksaan.
2. Pasien dipersilahkan mengganti baju bila di baju pasien
terdapat benda logam atau lainya yang bisa mengganggu
proses pemeriksaan (baju sudah disediakan oleh petugas
Radiograf di kamar salin).
3. Mempersiapkan dan memasang kaset ukuran 35x43 pada
bucky stand.
4. Memposisikan pasien agar sejajar dengan kaset
5. Posisi Posterior Anterior
6. Posisikan pasien dengan menghadap ke arah kasel atau ke arah
bucky stand. Dada menempel pada bucky stand, dan kedua
tangan memeluk ke bucky stand agar scapula tidak super
posisi, dan tidak menutupi lapang paru. Dan kepala tetap
mendongak ke atas, pastikan kanan dan kiri simetris, serta
batas atas bawah tidak terpotong.
7. Mengatur central ray tegak lurus pada kaset.
8. Mengatur FFD 100 - 150 cm
9. Mengatur faktor eksposi kV 65 - 80 dan mAs 40
10. Menaruh marker
11. Mengatur eksposi : Pasien Inspirasi penuh
12. Kriteria radiograf thorax:
a. Seluruh lapangan paru tampak;
b. Batas atas apex paru tampak;
c. Batas bawah kedua sinus costopernicus tidak terpotong,
d. Kedua sternoclavicular joint tampak simetris kanan dan kiri;
e. Lapangan pulmo terbebas dari gambaran os scspula;
f. Inspirasi penuh costae 9-10 tampak;
g. Vertebrae thorax 1-4 terlihat;
h. Tampak karina;
12

i. Tampak vaskularisasi paru;


j. Diafragma naik;
k. Gambar cardio tampak;
l. Posisi simetris dilihat dari proyeksi tulang corpus vertebra
thorakal terletak ditengah sendi sterno clavicular joint;
1. Melakukan processing film menggunakan computed
radiography:
a. Ambil kaset dari bucky stand.
b. Barcode kaset dan memasukkan kedalam scanner untuk
diproses. Menunggu beberapa detik sampai film terdeteksi
oleh computer. Setelah itu edit hasil gambar yang sudah
terdeteksi, dan beri marker dan edit sedemikian rupa lalu
print out.
c. Setelah film yang diproses keluar dari print, kemudian
diberikan kepada Dokter Radologi untuk dilakukan
pembacaan.
13

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Pemeriksaan

4.4.1 Persiapan Alat dan Bahan

1. Pesawat Rontgen dan Meja Pemeriksaan


 Merk : Toshiba
 Nomor Seri : 61D859
 Max Voltage : 150 kVp
 Made in : Japan

Gambar 4.1 Pesawat Rontgen dan Meja Pemeriksaan


14

2. Kaset berukuran 35 x 43 cm

Gambar 4.2 Kaset berukuran 35 x 43

3. Alat untuk memproses film

Gambar 4.3 Alat Processing Film


15

4. Alat Ekspose dan Pengatur Kv,maS.mA

Gambar 3.4 alat pengatur kV

5. Komputer Editing

Gambar 3.5 Komputer Editing

4.4.2 Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Setelah menerima surat permintaan yang telah dibawa oleh


perawat. Kita cek terlebih dahulu pemeriksaan apa yang harus
dilakukan
2. Data rekam medis pasien di biling dan di input sesuai
permintaan ke komputer yang telah disediakan.
16

3. Kemudian perawat mengantarkan pasien ke ruang radiologi.


4. Persiapan pasien
Seperti halnya persiapan foto thorax pada umumnya, pasien
diminta untuk mengganti baju yang sudah siapkan oleh petugas
radiologi. Pasien juga di minta unutk melepas semua benda
yang berbau logam seperti kalung dan benda-benda lain yang
dapat mempengaruhi hasil foto.
5. Persiapan Alat
 Pesawat Rontgen dan Meja Pemeriksaan
 Kaset berukuran 35 x 43
 Grid
a) Posisi Pasien
 Pasien berdiri memeluk bucky stand
 Pastikan MSP pasien berada pada pertengahan kaset
 Tangan pasien memeluk bucky stand
b) Posisi Obyek
Pastikan batas-batas atas apex paru dan batas bawah sinus
costo prenicus tidak terpotong.
c) CR
Vertikal tergak lurus kaset.
d) CP
Setinggi thoracal 6.
e) Faktor Eksposi
 kV : 65
 ma :5
 mAs : 200
 mSec : 20
 FFD : 100 cm
f) Kolimasi
Selebar obyek thorax yang akan difoto.
6. Processing Film
Masukan kaset ke mesin prosesing
17

Adapun prosedur untuk melakukan proses pencetakan film :


1. Setelah melakukan expose klik nama pasien yang sudah
di input di dalam komputer. Kemudian, kaset dilakukan
prosesing di kapsul.
2. Tunggu hingga gambar muncul. Setelah itu, diedit
dengan memberikan marker dan proyeksi yang
digunakan. Lihat kondisi foto, sudah layak baca atau
belum.
3. Apabila sudah selesai diedit, tekan image viewer untuk
dilakukan pencetakan foto lebih lanjut.
4. Atur ukuran film yang akan digunakan. Pilih orientasi
film, menggunakan landscape atau potrait.
5. Klik true agar hasil radiograf menjadi 100 dan filter
agar hasil radiograf tampak lebih jelas.
6. Pastikan hasil pemotretan baik, tanpa ada pengulangan
7. Film siap dicetak dan siap untuk dibacakan oleh dokter
radiologi.
7. Hasil Radiograf

Gambar 4.4 Foto Hasil Radiograf


18

1.4.3 Hasil Diagnosa Dokter

Gambar 4.5 Hasil Bacaan Dokter


24

4.4.4 Pembahasan Kasus

Teknik Pemeriksaan Thorax pada kasus TB paru di Instalasi


Radiologi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.
Teknik pemeriksaan radiograf thorax dengan kasus TB
Paru meliputi persiapan alat dan persiapan pasien tidak
membutuhkan persiapan khusus. Hanya pasien diminta untuk
memastikan bahwa thorax terbebas dari benda-benda yang dapat
mengganggu hasil radiograf.
Berdasarkan dari pengamatan penulis, di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang,
pemeriksaan thorax dengan indikasi klinis TB Paru pada teknik
pemeriksaan meliputi, posisi pasien, posisi objek, CP, dan FFD
yang sudah berdasarkan dengan teori. Untuk kaset yang
digunakan adalah 35 x 43 cm posisi yang digunakan untuk
memeriksa adalah PosteriorAnterior (PA) Tidak ada kesulitan
dalam memposisikan pasien . Central ray tegak lurus terhadap
kaset. Faktor eksposi yang digunakan dalam pemeriksaan thorax
kV 65, dengan Ma 5 dan mAs 200 mSec 20.
Dengan menggunakan faktor eksposi tersebut, sudah
menghasilkan densitas dan kontras yang cukup terhadap hasil
radiograf tersebut dan dapat di evaluasi sesuai dengan kriteria
radiograf yang layak baca.
Proteksi radiasi yang digunakan di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang sudah cukup
sesuai dengan yang diharuskan. Dengan ditunjukkannya
bangunan yang sudah sesuai dengan standard nya, dan diberikan
pemisah antara ruang pemeriksa yang telah dilapisi timbal (Pb).
Penggunaan faktor eksposi yang sudah optimum, pengulangan
terhadap foto dapat dihindari dan dapat di minimalisir.
Penggunaan kolimasi yang tepat dan menutup pintu ketika
memeriksa dan penggunaan apron untuk keluarga yang
mendampingi pasien yang ada didalam ruang pemeriksaan.
25

1.4.5 Proteksi Radiasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit


Universitas Muhammadiyah Malang.
Bahaya radiasi dapat timbul akibat penggunaan radiasi
terbuka, yaitu sumber yang tidak terikat dalam suatu bahan atau
tertutup oleh suatu wadah yang cukup kuat. Bahan radioaktif
yang terlepas dari sumber terbuka ini disebut dengan
kontaminan, dan peristiwanya disebut dengan kontaminasi.
Jika suatu bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh manusia,
maka bahan tersebut akan terus menyinari tubuh sampai
radioaktifitasnya meluruh atau mengeluarkan bahan tersebut.
Bahan radioaktif, seperti halnya agen toksik yang lain dapat
masuk ke dalam tubuh melalui tiga jalan, yaitu:
1. Inhalsi : melalui penghirupan debu atau gas.
2. Ingesi : melaui makanan atau minuman terkontaminasi yang
masuk melalui mulut.
3. Menyerap melalui kulit atau luka yang terbuka.

Proteksi radiasi dengan demikian dibuat dengan menutup


jalan masuk ke tubuh dan menghalangi kemungkinan masuknya
radioaktif dari sumber ke manusia. Upaya penghalangan dapat
dilakukan pada sumber dengan cara menutup atau mengikat
sumber, dengan mengendalikan lingkungan dengan
menggunakan ventilasi dan rancangan ruangan yang baik, atau
pada manusianya sendiri dengan memakai pakaian pelindung
dan peralatan pelindung lain. Selain itu, proteksi radiasi untuk
pasien, proteksi radiasi terhadap petugas radiologi dan
masyarakat sekitar, yaitu : (Bapeten no tahun 2013)

1. Proteksi Radiasi terhadap Petugas Radiologi :


a. Pemeriksaan terhadap ruangan ditakutkan adanya kebocoran
atau rusaknya pelindung yang dilapisi dengan Pb.
b. Bersembunyi di balik tempat yang sudah disediakan.
c. Arah sinar mengalami control table.
26

2. Proteksi Radiasi terhadap Masyarakat sekitar :


a. Keluarga pasien tidak disarankan untuk masuk di dalam
ruang pemeriksaan. Keluarga pasien dapat masuk ke dalam
ruang pemeriksaan jika hal darurat atau hal yang sangat di
butuhkan.
b. Tutup pintu ruang pemeriksaan, agar radiasi hambur tidak
sampai keluar dan menyebar ke luar ruangan. Karena hal
tersebut akan membahayakan masyarakat yang ada disekitar.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan yaitu Teknik pemeriksaan thorax yang digunakan
adalah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan sinar-X dapat
menegakkan diagnosa adanya indikasi klinis Tuberkulosis Paru
sehingga dapat dilakukan pengobatan dengan tepat.

5.2 Saran
1. Kesulitan mengantur besar luasnya kolimasi ke arah objek yang
akan akan di foto,karena lampu kolimasi mati.
2. Secepat mungkin segera dilakukan perbaikan pada kolimasi
agar memudahkan Radiograf untuk mengatur cp pada
pemeriksaan dan agar tidak terjadi pengulangan foto.

27
DAFTAR PUSTAKA

Agfa Healthcare. 2010. Agfa Digital Imaging: Computed Radiography.


agfahealthcare.com: 9 Maret 2016

Bushong, Stewart C. 2001. Radiologic Science for Technologist. Seventh


Edition, St. Louis: Mosby.

Ballinger, P.W. 2012. Merill’s Atlas of Radiographic Position and Radiographic


Procedures, Volume Two. London : Mosby Co.

Jones, A. Kylie, and Co. 2015. Ongoing Quality Control in Digital Radiography:
Report of AAPM Imaging Physics Comitee Task Group 151. Houston,
Texas: American Association of Physists in Medicine

Papp, Jeffrey. 2006. Quality Management in the Imaging Science, Processor of


Physics and Diagnostic Iaging Controlling of Dupage Glen Ellyn. Illinois:
Moby Inc.

Rimadhani, Aditya. 2014. Analisa Faktor Penyebab Penolakan Citra Digital Pada
Modalitas Computed Radiography (CR) di Instalasi Radiologi RSUD dr. R.
Goeteng Purbalingga, Purwokerto. Poltekkes Kemenkes Semarang, Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi.

Purnomo, Adi. 2014. Analisa Penolakan Film di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, Purwokerto. Poltekkes
Kemenkes Semarang, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Putri, Tyas Annisha. 2015. Analisa Penolakan Film Radiografi di Instalasi


Radiologi RSUD dr. Soesilo Slawi, Purwokerto: Poltekkes Kemenkes
Semarang, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

28

Anda mungkin juga menyukai