Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di Instalasi
Disusun oleh :
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan (PKL) II pada Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Yogyakarta.
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
Pembimbing
?????
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan II. Dalam
penyusunan Laporan Kasus ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan saran dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu dr. Eny Suci Wahyuni, Sp. Rad selaku Direktur Akademi Teknik
Yogyakarta.
Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta.
iii
8. Kedua orang tua dan adik saya tercinta yang telah membeikan doa,
10. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan tidak
lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................5
2.1. Anatomi Usus Besar..........................................................................................................5
2.2. Fisiologi Usus Besar...........................................................................................................7
2.3 Teknik Pemeriksaan Colon In Loop...........................................................................9
BAB III................................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 20
3.1 Hasil Penelitian............................................................................................................20
BAB IV................................................................................................................................. 27
PENUTUP............................................................................................................................ 27
4.1. Kesimpulan..................................................................................................................27
4.2. Saran.............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 28
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 29
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
yang dapat digunakan untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari suatu organ
dan juga terapi. Instalasi radiologi sebagai salah satu instalasi penunjang medik di
rumah sakit yang mempunyai fungsi yang cukup penting bagi pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini instalasi radiologi dituntut untuk mampu menyampaikan radiograf yang
berkualitas, informatif dalam rangka untuk menegakkan diagnosa. Oleh karena itu, perlu
pemahaman dan teknik yang baik untuk menghasilkan radiograf yang berkualitas
(Rasad, 1992).
colon adalah Colon In Loop pemeriksaan colon in loop adalah pemeriksaan secara
radiologis dari usus besar dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan
gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu untuk menegakkan diagnosa
suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada colon (Ballinger,1999). Salah satu indikasi
1
Sigmoid redundant disebut juga dengan usus berliku atau usus Panjang.
Sigmoid redundant adalah keadaan dimana ukuran usus besar seseorang lebih panjang
dan tidak normal. Perpanjangan usus besar umumnya terjadi pada kolon desenden,
Maka untuk mengetahui lebih jelas kelainan ini dilakukan pemeriksaan radiologi Colon
In Loop (CIL). Menurut teori pemeriksaan CIL menggunakan proyeksi AP, PA, Lateral,
dan RAO, akan tetapi pada pemeriksaan CIL di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pada pasien ini hanya menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Disamping itu secara
umum pada pemeriksaan CIL ada persiapan khusus, akan tetapi pada kasus ini tidak
Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk
tulisan dengan judul laporan kasus “TEKNIK PEMERIKSAAN COLON IN LOOP ANAK
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA”.
Dalam penulisan studi kasus ini penulis membatasi rumusan masalahnya sebagai
berikut :
3. Mengapa pada pemeriksaan CIL anak pada kasus Sigmoid Redundant tidak
2
1.3 Tujuan Penulisan
Yogyakarta.
3
Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman maka
BAB I PENDAHULUAN
Dasar teori yang meliputi anatomi usus besar, fisiologi usus besar, patologi,
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.2. Caecum
5
Merupakan ujung yang buntu dari colon asenden dan berbentuk seperti
kantong. Ileum memasukinya dari sisi dan dilindungi oleh katup ileocaecal.
Apendiks, yang sebagian besar mengandung jaringan limfoid, melekat dengan
caecum pada dasarnya dan merupakan tempat umum dari inflamasi (pendisitis)
(Sacharin, 1996).
Caecum merupakan kantong dengan ujung buntu yang menonjol ke
bawah pada regio iliaca kanan, dibawah junctura ileocaecalis. Appendiks
vermiformis berbentuk seperti cacing dan berasal dari sisi medial usus besar.
Panjang caecum sekitar 6 cm dan berjalan ke caudal.
Caecum berakhir sebagai kantong buntu yang berupa processus
vermiformis (apendiks) yang mempunyai panjang antara 8-13 cm (Pearce,1999).
8
Gambar Sigmoid Redundant
secara radiolografi pada daerah colon dengan menggunakan media kontras positif
a. Indikasi
1) Sigmoid Redundant
2) Colon Redundant
3) Procititis adalah inflamasi pada anus dan bagian distal rektum yang
4) Ca
6) Mega colon adalah suatu kelainan konginetal yang terjadi karena tidak
10) Atresia adalah tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada.
10
11) Intussusepsi adalah gangguan mekanis pada bayi yang sering
b. Kontra Indikasi
berlebihan.
adalah untuk membersihkan colon dari feases, karena bayangan dari feases
b. Minum Sebanyak-banyaknya
11
Pemberian minum yang banyak dapat menjaga tinja selalu dalam
keadaan lembek.
2) Kaset.
3) Film.
4) Irigator set.
5) Bengkok.
6) Handscoon.
7) Spuit.
8) Catheter.
9) Bola Tensimeter.
10) Barium.
12) Jelly.
b. Persiapan bahan
3) Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula
12
2.3.6 Teknik Pemeriksaan
jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling
Pasien diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post
dengan pompa. Udara dipompakan dan posisi pasien diubah dari posisi
lienalis.
a. Tahap Pengisian
b. Tahap Pelapisan
13
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4
c. Tahap Pengosongan
d. Tahap Pengembangan
e. Tahap Pemotretan
sempurna.
pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada
kedua kaki lurus ke bawah batas atas prosesus xipoideus dan batas
14
Gambar 2.2 Posisi pasien AP (Merill’s, 2016)
MSP tubuh tegak lurus meja kedua lengan disamping tubuh dan kaki
lurus.
15
c. Proyeksi Lateral
3) CP : Setinggi SIAS.
16
menyilang di depan tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan
e. Proyeksi LAO
17
4) FFD : 100 cm.
sedikit superposisi bila disbanding pada proyeksi PA, dan daerah colon
descendens tampak.
grid. Pertengahan kaset setinggi krista iliaca. Kedua kaki lurus pastikan
tidak ada rotasi pelvis. Kedua tangan berada disamping kanan kiri
kepala.
18
Gambar 2.5 Double Kontras (Merill’2016)
19
BAB III
PEMBAHASAN
anak dengan klinis sigmoid redundant yang dilakukan di tempat praktek berbeda
dengan teori yang penulis pelajari. Penulis mengamati terdapat beberapa perbedaan
dengan teori yang dipelajari pada pemeriksaan Colon In Loop yaitu proyeksi
pemeriksaan, dan pasien tanpa melakukan persiapan terlebih dahulu. Menurut penulis,
hal ini berbeda dengan apa yang penulis dapat berdasarkan teori yang seharusnya
menggunakan proyeksi AP, PA, Lateral,LAO dan RAO. Akan tetapi di RS PKU
Adapun uraian dan penjelasan yang terdapat dalam bab ini yaitu hasil penelitian,
Nama : MR
Umur : 4 tahun
No. RM : 7912XX
bersama keluarga membawa surat pengantar dari dr. Ahmad Mahmudi. Dengan
a. Persiapan Pasien
Pada pasien ini tidak dilakukan persiapan khusus, bertujuan supaya keadaan
keadaan colon saat itu, karena colon dapat mengecil kembali. Jadi
pemeriksaan CIL ini bertujuan untuk mencari penyebab sulitnya buang air
besar.
b. Persiapan Alat
2) Kaset.
3) Film.
4) Irigator set.
5) Bengkok.
6) Handscoon.
7) Spuit.
8) Catheter.
9) Bola Tensimeter.
10) Barium.
12) Jelly.
21
c. Persiapan Media Kontras
mengendap.
fillng.
dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah
kaset
kaki lurus ke bawah batas atas prosesus xipoideus dan batas bawah
simpisis pubis.
22
Gambar 3.1 Hasil Radiograf AP Polos.
b. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Tidur miring dengan MSP sejajar dengan kaset genu
CP : Setinggi SIAS.
dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah
kaset
kaki lurus ke bawah batas atas prosesus xipoideus dan batas bawah
simpisis pubis.
Posisi Objek : Mid sagital Plane (MSP) tubuh tegak lurus terhadap
3.1.5. Pembahasan
radiolografi pada daerah colon dengan menggunakan media kontras positif maupun
negative secara retrograde. Menggunakan proyeksi AP, PA, Lateral, RAO, LAO
(Bontrager, 2014). Tetapi pada kasus Sigmoid Redundant pada pasien ini di Instalasi
Lateral recto Sigmoid dilanjutkan dengan AP full filling. Pertama pasien difoto AP
supine polos untuk melihat gambaran anatomi awal. Setelah dimasukkan media
kontras pasien difotto lateral dan AP Recto Sigmoid. Setelah gambaran anatomi
dirasa sudah mencukupi maka pasien difoto AP full filling. Dengan dibuat 4 proyeksi
25
ini pemeriksaan CIL sudah bisa memperlihatkan anatomi colon dan kelainan
didaerah recto sigmoid. Sehingga menurut kami keempat proyeksi ini sudah cukup.
keadaan pada colon, sehingga kita tidak bisa melihat jika ada kelainan lain seperti
mega colon. Dimana pada kasus megacolon terjadi penumpukan feses pada bagian
Dengan hasil bacaan dari dr. AHMAD FAESOL, SP. Rad selaku dokter
radiologi :
Redundant memakai suspense microbar encer 1:4 yang dimasukkan sebanyak 400
cc melalui kateter Per Rectal dengan metode single kontras, hasil tampak kontras
mengisi Rectum dan colon sigmoid sampai dengan flexura coli sinistra, passage
kontras lancar, kaliber rectum terlebar KL 3,5 cm, kaliber colon sigmoid terlebar KL
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
bahan kontras positif yaitu barium sulfat dan bahan kontras negatif yaitu udara,
dengan tujuan memvisualisasikan keadaan colon atau usus besar yang dimasukkan
kedalam tubuh melalui anus. Teknik yang digunakan pada pemeriksaan Colon In Loop
Lateral.
kontras, dan lateral adalah informasi anatomi sudah dapat untuk menegakkan
diagnose. Disamping itu untuk mengurangi dosisi radiasi yang diterima pasien.
3. Alasan pasien tidak menggunakan persiapan terlebih dahulu karena untuk melihat
keadaan colon apa adanya, sehingga dapat diketahui penyebab sulitnya BAB.
4.2. Saran
dengan baik agar tenang saat diperiksa dan menahan BAB supaya larutan barium
tidak keluar
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
29