Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI COLON IN LOOP

DENGAN SUSPEK COLITIS DI INSTALASI RADIOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN
Disusun oleh :
FADHOLI GALIH RIZVANDA 201633
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
ATRO CITRA BANGSA YOGYAKARTA
2021/2022
LATAR BELAKANG
Dengan berjalannya waktu, pemeriksaan Proyeksi yang biasa digunakan dalam
radiologi colon juga mengalami perkembangan pemeriksaan colon in loop adalah proyeksi AP,
yang pesat. Pemeriksaan dengan menggunakan PA, Obliq AP/PA, AP Aksial, PA Aksial koli dan
media kontras ganda, sebagaimana halnya tempat feses. Usus besar juga terdiri dari
pada saluran pencernaan khususnya pada beberapa bagian yaitu caecum, colon asenden,
colon, ternyata mampu menampilkan mukosa appendiks (usus buntu), colon transversum,
colon secara rinci. Salah satu pemeriksaan colon descendens, colon sigmoid, rectum dan
radiodiagnostik yang sering dilakukan untuk anus.
mendiagnosa adanya kelainan atau penyakit
pada penderita yang mengalami gangguan
pencernaan pada usus besar (colon) dikenal
dengan pemeriksaan Colon In Loop.

Kelainan-kelainan yang biasa terjadi pada colon ini adalah carsinoma (keganasan), divertikel,
megacolon, obstruksi atau illeus, stenosis, volvulus, atresia dan colitis yang diangkat penulis dalam
penulisan laporan kasus ini.
Colitis merupakan penyakit yang etiologinya belum diketahui, ditandai oleh peradangan dan ulcerasi
colon. Penyakit ini selalu melibatkan rectum, bila lebih luas ia meluas secara kontinu mengelilingi colon,
kadang-kadang mengenai seluruh colon. Maka untuk mengetahui lebih jelas kelainan ini
diadakan pemeriksaan radiologis.
2
Rumusan Masalah , TUJUAN MASALAH
- Bagaimanakah teknik pemeriksaan Colon In Loop pada kasus colitis di Instalasi Radiologi
RSU Islam Klaten?
- Apakah keuntungan digunakan pemasukan media kontras dengan metode pemasukan
double kontras satu tingkat pada pemeriksaan Colon In Loop pada kasus colitis di Instalasi
Radiologi RSU Islam Klaten ?
- Bagaimanakah usaha proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten ?

- Untuk mengetahui proses pemeriksaan Colon In Loop pada kasus colitis di Instalasi Radiologi
RSU Islam Katen.
- Untuk mengetahui keuntungan menggunakan teknik pemeriksaan Colon in Loop double
kontras satu tingkat.
- Untuk mengetahui usaha proteksi radiasi pada pemeriksaan Colon In Loop Di Instalasi
Radiologi RSU Islam Klaten

3
Anatomi dan Fisiologi Usus Besar
(Colon)
Usus besar atau colon adalah sambungan dari usus halus
yang merupakan tabung berongga dengan panjang kira-
kira 1,5 meter, terbentang dari caecum sampai canalis ani.
Diameter usus besar lebih besar daripada usus halus.
Diameter rata-ratanya sekitar 2,5 inchi. Tetapi makin
mendekati ujungnya diameternya makin berkurang. Usus
besar ini tersusun atas membran mukosa tanpa lipatan,
kecuali pada daerah distal colon.
Usus besar dibagi menjadi ; caecum, appendiks
vermivormis, colon ascendens, colon transversal, colon
descendens, colon sigmoideum (colon pelvicum), rectum
dan anus
Keterangan :
1. Appendiks
2. Caecum
3. Persambungan ileosekal
4. Apendises epiploika
5. Colon ascendens
6. Fleksura hepatika
7. Colon transversal
8. Fleksura lienalis
9. Haustra
10. Colon descendens
11. Taenia koli
12. Colon sigmoid
13. Canalis Ani
14. Rectum
15. Anus

5
patologi
Colitis adalah penyakit inflamasi pada colon. Berbagai jenis penyakit inflamasi colon menghasilkan
perubahan beraneka ragam pada mukosa dan dindingnya. Tidak ada satupun tanda radiologik yang khas
untuk golongan ini. Keterangan klinis dan laboratorium sangat penting untuk menegakkan diagnosa.
Berbagai bentuk perubahan pada colon dari yang ringan sampai berat dapat disebutkan sebagai berikut :
Colitis crohn terbanyak di colon sisi kanan dan ileum terminal. Ulkus apotosa memperlihatkan perubahan
khas pada mukosanya disamping kerancuan dinding colon. Perubahan pada crohn bersifat terbatas dan
asimetris.
Striktura displasia, dan fecal imfaction, merupakan komplikasi tersering pada colitis ulseratif, sedangkan
fistulasi, abses dan massa tumor, pada colitis crohn.
Colitis ulseratif dimulai dari rectum kea rah proksimal. Mukosanya memperlihatkan gambaran granuler
dengan bintik-bintik halus barium diantaranya. Perubahan mukosa ini bersifat merata dan simetris.
Colitis ulseratif merupakan penyakit radang colon non spesifik yang umumnya berlangsung lama disertai
masa remisi dan eksaserbasi dan berganti-ganti. Penyakit ini sering menyerang pria dan wanita dan paling
banyak usia antara 20-40 tahun.

6
PEMBAHASAN KASUS
Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang teknik pemeriksaan radiografi Colon In Loop pada kasus suspect colitis di Instalasi
Radiologi RSU Islam Klaten, berupa laporan kasus yang meliputi pelaksanaan pemeriksaan atau prosedur
pemeriksaan yang akan diuraikan di bawah ini. Adapun laporan kasus tersebut adalah :
Identitas Pasien
Pada tanggal 7 mei 2022 pasien rawat inap Ruang Zam 2 datang ke Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten dengan
identitas sebagai berikut :
Nama Pasien : Sdr. AKW
No RM : 0371306
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki (L) Diagnosa : Susp Colitis Permintaan Foto : Colon In Loop

Riwayat pasien
Pada hari sabtu, tanggal 7 mei 2022 pasien dengan nama Sdr. AKW dari Ruang Inap ZAM 2 datang ke instalasi
radiologi RSU Islam Klaten diantar oleh perawat menggunakan brankard membawa lembar permintaan foto
rontgen. Pasien datang untuk foto rontgen Colon In Loop Setelah pasien sering merasa sakit pada bagian perutnya.
Dokter pengirimin meminta foto Colon In Loop untuk menegakan diagnose, kemudian diterima oleh petugas
administrasi instalasi radiologi untuk diregistrasi terlebih daahulu sebelum dilakukan tindakan

7
Persiapan Alat PERSIAPAN BAHAN
1. Pesawat X – Ray Bahan kontras yang digunakan dalam pemeriksaan colon ini
2 .DR Plate menggunakan barium sulfat dan air panas sebagai pelarut, dengan
3. komputer DR perbandingan antara barium sulfat yang digunakan adalah 1 : 8
dengan jumlah larutan sebanyak 800 ml. Pada pemeriksaan ini
4. Kateter menggunakan metode kontras ganda satu tingkat.
5. Spuit dan pompa untuk
memasukan kontras
6. Vasellin atau jelly
7. Sarung tangan
8. Penjepit atau klem
9. Kassa
10 .Apron
11.Tempat mengaduk media
kontras

8
Prosedur Pemeriksaan
Sebelum dilakukan pemeriksaan, perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:
Pasien yang diperiksa di instalasi Radiologi RSU Islam Klaten merupakan penderita rawat inap dari ruang ZAM 2.
Persiapan yang dilakukan untuk pemeriksaan Colon In loop adalah sebagai berikut :
1. Satu hari sebelum pemeriksaan rontgen, pasien makan bubur kecap saja.
a.Jam 08.00 malam makan terakhir
b.Jam 10.00 malam, minum garam inggris 30 gr atau dulcolax 4 tablet. Hanya sampai Jam 24.00 malam pasien boleh minum
maksimum 100 cc (setengah gelas).
c.Jam 05.00 pagi perawat memberikan lafemen jika pasien dirawat atau minum dulcolax sup 2 butir dimasukan ke dubur.
d.Jam 10.00 pagi pasien datang ke radiologi untuk dilakukan pemeriksaan.
(1)Dilarang banyak bicara.
(2)Dilarang merokok.
3.Sebelum dimulainya pemeriksaan pasien ditanyai punya alergi terhadap
obat-obatan atau tidak serta keluarga atau pasien mengisi surat-surat persetujuan untuk dilakukannya pemerikasaan
menggunakan kontras atau biasanya sering kita sebut dengan info konsen.

9
Teknik Pemeriksaan COLON IN LOOP Proyeksi AP kontras 250 ml

Foto Pendahuluan -Posisi pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan
dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis
-Posisi pasien : tengah meja pemeriksaan
Tidur telentang -Central point : Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca.
(supine) di atas -Central ray :Vertikal tegak lurus terhadap kaset
meja. Eksposi :Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan
nafas.
-Central point : FFD: 100 cm.
Titik bidik pada Kriteria : Kontras sudah memasuki colon sigmoid.
pertengahan kedua Faktor Eksposi :kV 65 mAs 18
crista illiaca.
-Central ray :
Vertikal tegak lurus
terhadap kaset
-Eksposi :
Dilakukan saat
pasien ekspirasi
penuh dan tahan
nafas.
-FFD : 100 cm
-Faktor Eksposi :
Kv : 65 mAs : 18 10
Foto AP Full Filling
Proyeksi Lateral 25o ml Proyeksi : Proyeksi AP (Antero posterior).
Tujuan : Melihat Kontras sudah masuki ke seluruh
Posisi pasien : Pasien diposisikan colon
lateral atau tidur miring Posisi pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja
Cenral Ray : Arah sinar tegak lurus pemeriksaan
Central point : Titikbidik pada pertengahan
terhadap film kedua crista illiaca.
Central Point :Pada Mid Coronal Plane Central ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
setinggi spina illiaca anterior superior Eksposi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh
dan tahan nafas.
(SIAS). FFD : 1 00 cm.
Eksposi :Dilakukan saat pasien Kriteria : Kontras sudah memasuki seluruh colon.
ekspirasi dan tahan nafas. Faktor Eksposi : kV 65 mAs 1 8
FFD: 100cm
Kriteria: Daerah rectum dan
sigmoid tampak jelas, rectosigmoid
pada pertengahan radiograf.
Faktor Eksposi :kV65 mAs 18..

11
proyeksi rpo Full Filling
Posisi pasien : Posisi pasien supine di meja
pemeriksan kemudian dirotasikan ke kanan kurang
lebih 350 – 450 terhadap meja pemeriksaan.
Central point : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah
lateral kiri dari titik tengah kedua crista illiaca
Central ray : Sinar vertikal tegak lurus terhadap
kaset.
Eksosi : Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh
dan tahan nafas.
FFD : 100 cm
Kriteria :Menunjukkan tampak gambaran fleksura
lienalis dan colon ascendens.
Faktor Eksposi : Kv 65 mAs 18

12
pembahasan kasus
1.Teknik pemeriksaan colon in loop pada kasus colitis di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten.
Teknik pemeriksaan Colon In Loop di Instalasi radiologi RSU Islam Klaten seluruhnya cukup menggunakan proyeksi AP supine,
Lateral dan RPO kecuali apabila ditemukan kelainan lain. Metode pemasukan kontras yaitu double kontras satu tingkat, media
kontras positif menggunakan BaSO4 dan media kontras negative menggunakan udara. Perbandingan larutan air dengan BaSO4
1 : 8.
Prosedur pemeriksaan colon In Loop di Instalasi radiologi RSU Islam Klaten yaitu:
1)Foto polos abdomen, untuk melihat persiapan pasien dan untuk melihat ketepatan posisi pasien dan faktor eksposi.
2)Kemudian foto setelah pemasukan media kontras 250 ml menggunakan proyeksi Lateral dan AP untuk melihat kontras sudah
memasuki colon sigmoid.
3)Selanjutnya foto full filing, untuk melihat Kontras telah mengisi seluruh colon. Terakhir, foto Full Filling tambahan
menggunakan proyeksi RPO.
Secara umum teknik pemeriksaan Colon In loop di Instalasi radiologi RSU Islam Klaten sesuai dengan teori yang telah
diberikan, tetapi ada sedikit perbedaan karena dalam kasus susp colitis ini hanya menngunakan proyeksi AP Polos, AP,Lateral
dan RPO. Alasan digunakannya 4 proyeksi ini adalah selain effisien disegi waktu, dari segi proteksi radiasi juga pasien tidak
terlalu banyak terkena efek radiasi dari pemeriksaan tersebut. Selain itu 4 proyeksi tersebut sudah dapat menegakan diagnose
dalam kasus susp colitis.
2.Keuntungan digunakan pemasukan media kontras menggunakan metode doble kontras satu tingkat pada
pemeriksaan Colon In Loop pada kasus susp colitis di Instalasi Radiologi RSU Islam Klaten.
Keuntungannya adalah salah satunya gambaran colon dan mukosa 13 langsung dapat terlihat, karena disaat barium masuk,
udara juga dimasukan sehingga barium dapat terlapisi udara untuk melihat colon serta dinding colon secara sekaligus. Selain itu
3. Usaha proteksi radiasi pada pemeriksaan Colon In Loop di Instalasi Radiologi RSU Islam
Klaten.
Proteksi radiasi yang diusahakan oleh Instalasi radiologi RSU Islam Klaten pada pemeriksaan Colon in
loop adalah sebagai berikut:
a. Proteksi radiasi untuk pekerja radiasi adalah dengan berlindung dibalik dinding pelindung dan kaca
timbal selama pemotretan berlangsung.
b.Proteksi radiasi untuk penderita adalah dengan menghindari semaksimal mungkin pengulangan foto
dan lapangan penyinaran secukupnya sesuai dengan objek yang diperiksa.
c.Proteksi radiasi untuk masyarakat umum adalah dengan tidak mengijinkan pihak-pihak yang tidak
berkepentingan berada diruang pemeriksaan
Kesimpulan
Berdasarkan uraian laporan kasus yang berjudul “TEKNIK PEMERIKSAAN COLON IN LOOP PADA KASUS SUSPEC
COLITIS DI INSTALASI RADIOLOGI RSU ISLAM KLATEN” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1 . Prosedur pemeriksaan Colon in loop pada kasus colitis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Islam Klaten
menggunakan proyeksi AP Polos, AP, Lateral dan RPO.

2. Pemeriksaan Colon In Loop pada kasus susp colitis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Islam Klaten
menggunakan media kontras positif berupa barium (BaSO4) dan media kontras negatif berupa udara. Di Instalasi
Radiologi RSU Islam Klaten menggunakan metode kontras ganda satu tingkat dengan perbandingan barium dan air
adalah 1 : 8.

3.Keuntungan digunakan pemasukan media kontras dengan metode pemasukan double kontras satu tingkat pada
pemeriksaan CIL adalah salah satunya gambaran usus(colon) dan dinding colon (mukosa) langsung terlihat ada
kelainan atau tidaknya. Karena disaat barium masuk, udara juga dimasukan sehingga barium dapat terlapisi udara
untuk melihat bentuk dinding colon. Selain itu juga dapat menghemat waktu pemeriksaan sehingga pasien merasa
nyaman dan dari segi proteksi radiasi mengurangi dampak radiasi terhadap pasien.

4.Proteksi radiasi yang di lakukan di Instalasi RSU Islam Klaten sudah cukup aman.
SARAN
1 . Persiapan pasien pada pemeriksaan Colon In Loop perlu benar-benar diperhatikan sehingga tidak tampak
gambaran udara dan feces yang dapat mengganggu gambaran objek yang diinginkan.
terlebih dahulu, dikarena pemeriksaan Colon in Loop adalah pemeriksaan menggunakan media kontras yang
dimasukan melalui lubang anus, sehingga kemungkinan baju terkena media kontras sangat besar.

2. Sebaiknya jika pasien dirasa koperatif diajurkan ganti baju pemeriksaan terlebih dahulu, dikarena pemeriksaan
Colon in Loop adalah pemeriksaan menggunakan media kontras yang dimasukan melalui lubang anus, sehingga
kemungkinan baju terkena media kontras sangat besar.

3. Proteksi radiasi kepada pasien dan radiografer perlu ditingkatkan lagi. Salah satunya bagi pasien yaitu
menghindari pengulang foto dan bagi raidografer adalah pintu ruang pemeriksaan dan ruang control dapat ditutup
dengan rapat sehingga radiasi tidak mengenai tubuh radiografer.

Anda mungkin juga menyukai