Anda di halaman 1dari 36

COLON IN

LOOP

CA COLON

Sera Fajarina Yoseva


Anatomi colon
Keterangan :
1. Appendiks
2. Caecum
3. Persambungan ileosekal
4. Apendises epiploika
5. Colon ascendens
6. Fleksura hepatika
7. Colon transversal
8. Fleksura lienalis
9. Haustra
10. Colon descendens
11. Taenia koli
12. Colon sigmoid
13. Canalis Ani
14. Rectum
15. Anus
Colon in loop

Teknik pemeriksaan Colon in Loop adalah teknik pemeriksaan secara radiologis dari
usus besar dengan menggunakan media kontras barium.

Tujuan pemeriksaan Colon in Loop adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis


dari colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit atau
kelainan-kelainan pada colon.
COLON IN LOOP

INDIKASI KONTRAINDIKASI
 Colitis  Toxic megacolon

 Ca  Rectal biopsy

 Divertikel  Persiapan pasien


belum sempurna
 Ileus obstruksi

 Stenosis
COLON IN LOOP

PERSIAPAN PASIEN KOMPLIKASI


– Tujuan persiapan pasien
• Perforasi  >>Rectum
sebelum dilakukan pemeriksaan
Colon in Loop adalah untuk • Refleks vagal
membersihkan colon dari feses.
Prinsip dasar:

1. Mengubah pola makan pasien

2. Minum sebanyak banyaknya

3. Pemberian obat pencahar


COLON IN LOOP
persiapan alat & bahan

• Pesawat x – • Tempat mengaduk


ray siap pakai media kontras
• Kaset dan film • Medium kontras 
sesuai dengan barium enema
kebutuhan
• Air hangat
• Marker
• Vaseline/jelly
• Kanula rectal
• Sarung tangan
• Kassa
• Apron
COLON IN LOOP
teknik pemeriksaan

KONTRAS TUNGGAL KONTRAS GANDA


– Barium dimasukkan lewat anus
1. Tahap pengisian
sampai mengisi daerah caecum.

– Untuk keperluan informasi yang 2. Tahap pelapisan


lebih jelas pasien diposisikan.

– Radiograf full filling  AP


3. Tahap pengosongan

– Pasien defekasi, kemudian 4. Tahap pengembangan


dibuat radiograf post evakuasi
(AP) 5. Tahap pemotretan
Proyeksi radiograf

a. AP/PA b. Lateral

Menunjukkan seluruh colon Daerah rectum dan sigmoid tampak


terlihat, termasuk fleksura dan jelas, rectosigmoid pada
colon sigmoid pertengahan radiograf.
CA COLON
DEFINISI

Karsinoma kolon merupakan


keganasan yang mengenai sel-sel
epitel di mukosa kolon.

Suatu keganasan pada usus besar yang


dimulai dari sekum, yang terletak di
kuadran kanan bawah abdomen,
sampai rektum.
FAKTOR RESIKO

– Polyps
– Age
– Inflammatory Bowel Disease
– History of Cancer
– Family History of Colorectal Cancer
– Physical Inactivity/obesity
– Smoking
– Diets
– Alcohol
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGIS

(A) sel epitel tunggal yang bertransformasi menjadi sel tumor karena proses karsinogenik. (B) sel
abnormal mengalami ploriferasi untuk memproduksi kumpulan sel. (C) proliferasi lebih lanjut
membentuk tumor jinak, suatu polip non-invasif yang menonjol keluar dari permukaan mukosa. (D)
sel mengalami transformasi lebih lanjut karena perubahan genetik, lesi berubah menjadi ganas
(karsinoma). (E,F) lesi ganas yang sudah terbentuk menginvasi pembuluh darah dan kelenjar limfe,
Colon Polyp to Cancer takes about 10-15 years
• Tipe polipoid atau
vegetatif
Histologi • Tipe skirus atau
(Cappel infiltratif
MS. 2005)
• Tipe ulserasi

Klasifikasi Dukes
(Sjamsuhid


A
B
• C
Tumor
ajat- dJong,
2010) • D

TNM system
(American •T
Cancer •N
Society •M
2013)
Secara makroskopis terdapat tiga tipe karsinoma kolon, yaitu:

– Tipe polipoid atau vegetatif


Pada tipe ini tumor tumbuh menonjol ke dalam lumen usus,
berbentuk bunga kol dan ditemukan terutama di sekum dan
kolon ascendens.
– Tipe skirus atau infiltratif
Pada tipe ini biasanya mengakibatkan penyempitan sehingga
terjadi stenosis dan gejala obstruksi, terutama ditemukan pada
kolon descendens, sigmoid dan rektum.
– Tahap ulserasi
Pada tipe ini terjadi karena nekrosis di bagian sentral dan
terletak di daerah rektum. Pada tahap lanjut, sebagian besar
tumor kolon akan mengalami ulcerasi menjadi tukak yang
maligna.
Klasifikasi karsinoma kolon menurut Dukes:

– Tahap A: Infiltrasi karsinoma terbatas pada dinding usus (survive


for 5 years 97 %)
– Tahap B: Infiltrasi karsinoma sudah menembus lapisan
muskularis mukosa (80 %)
– Tahap C: Terdapat metastasis ke dalam kelenjar limfe
C1: Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer (65 %)
C2: Dalam kelenjar limfe jauh (35 %)
– Tahap D: Metastasis jauh (< 5 %)
T – Tumor primer
Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak ada tumor primer
T1 - Invasi tumor di lapisan sub mukosa
T2 - Invasi tumor di lapisan otot propria
T3 - Invasi tumor melewati otot propria ke subserosa atau masuk ke perikolik yang
tidak dilapisi peritoneum atau perirektal
T4 - Invasi tumor terhadap organ atau struktur sekitarnya atau peritoneum viseral
N – Kelenjar limfe regional
Nx - Kelenjar limfe regional tidak dapat dinilai
N1 - Metastasis di 1-3 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N2 - Metastasis di ≥ 4 kelenjar limfe perikolik atau perirektal
N3 - Metastasis pada kelenjar limfe sesuai nama pembuluh darah atau pada kelenjar
apikal
M – Metastasis jauh
Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 - Tidak ada metastasis jauh
M1 - Terdapat metastasis jauh
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang
ANAMNESIS

Sign Symptoms

Konstipasi atau diare, mual, nyeri Anemia defisiensi besi


abdomen dan distensi abdomen

BU  melemah/meningkat
kelemahan seluruh badan, cepat
lelah, sesak atau palpitasi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
1. Laboratorium darah (hemoglobin dan hematokrit).
2. Test guaiac pada feses.
3. Carcinoembryonic antigen (CEA).

Pemeriksaan Histopatologi
– Pemeriksaan histopatologi melalui biopsi merupakan
diagnosis pasti dari karsinoma.
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI

Ultrasonografi

– Imaging diagnostic untuk pemeriksaan alat-alat tubuh 


mempelajari bentuk, ukuran anatomi, gerakan, serta hubungan
dengan jaringan sekitarnya.

– Bersifat noninvasive, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat


dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh
mempunyai nilai dignostik yang tinggi.
CT-Scan

– Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk


melihat kelainan-kelainan pada daerah
kolon. Indikasi dari pemeriksaan CT
colon adalah kolitis, polip, tumor,
invaginasi, hemoroid sedangkan kontra
indikasinya adalah perforasi, keadaan
umum pasien jelek, dan diare.

– menjadi standar untuk gambar


modalitas abdomen pada pasien
dengan karsinoma kolorektal.

– . Sensitifitas CT scan mencapai 55%


Foto Polos Abdomen

– Pada foto polos abdomen umumnya perhatian


kita cenderung terfokus pada kolon. Tetapi
kelainan lain yang sering menyertai penyakit ini
adalah batu ginjal, sakroilitis, spondilitis
ankilosing dan nekrosis avaskular kaput femur.
– Gambaran kolon sendiri terlihat memendek dan
struktur haustra menghilang.
Colon in Loop

– Double-Contrast Barium Enema


– Single-Contrast Barium Enema

Memberikan keuntungan sebagai berikut :

Sensitivitasnya untuk mendiagnosis karsinoma


kolon-rektum: 65 – 95 %,
Aman,
Tingkat keberhasilan prosedur sangat tinggi,
Tidak memerlukan sedasi,
Telah tersedia di hampir seluruh rumah sakit.
Kolonoskopi

– Kolonoskopi dianjurkan untuk memeriksa pasien


lebih dari 50 tahun rata-rata berusia risiko kanker
usus besar atau polip kolon.
– Kolonoskopi adalah tes yang sangat spesifik untuk
kanker kolon.
– Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon termasuk
yang tidak terlihat pada foto rontgen dan dapat juga
dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang
mencurigakan.
Gambaran Radiologi Kanker
Kolon
– Pada foto rontgen abdomen dengan kontras akan
nampak gambaran tumor yang menonjol ke dalam
lumen dan menyebabkan penyempitan lumen kolon
yang sering disebut dengan gambaran “apple core” atau
“napkin-ring”.
Sigmoid mass on MRI
Detection of a tumor in the rectum by
Angiography showing multiple liver metastases
angiography
Metastasis

a. Brain b. Liver

Anda mungkin juga menyukai