ABSTRAK
Densitometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kehitaman suatu titik pada
sebuah film radiografi. Densitometer sangat diperlukan untuk menghasilkan citra radiografi yang
berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat purwarupa densitometer berbasis mikrokontroler
sehingga bersifat portabel dan relatif murah serta mempelajari karakteristiknya. Perancangan dan
pembuatan prototype densitometer ini menggunakan densitometer digital Victoreen model 07-424 sebagai
pembanding. Hubungan yang diperoleh antara tegangan keluaran fototransistor (x) dan densitas optis (y),
yaitu y = 0,0118 x4 – 0,1478 x3 + 0,6395 x2 – 122037 x + 1,2423; dengan koefisien korelasi R2 = 0,9951.
Persamaan tersebut kemudian digunakan dalam perangkat lunak mikrokontroler untuk menghasilkan
keluaran berupa densitas optis. Hasil perbandingan keluaran purwarupa dengan densitometer digital
Victoreen model 07-424 menunjukkan perbedaan nilai densitas optis berkisar antara 0,011 sampai 0,045
dengan ralat relatif 3,4% sampai 22,9%. Rentang dapat ukur purwarupa yang dirancang adalah pada step 7
sampai dengan 16 yang bertepatan dengan densitas optis 0,124 sampai dengan 1,242.
1
MEDIA ELEKTRIK, Volume 2 Nomor 2, Juni 2008
2
Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler
Film LCD
radiografi
LED
1 2 3 ... 21
1. LED digunakan untuk menghasilkan Step
intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk Gambar 5. Film standar
mengukur densitas optis dari film radiografi.
2. Fototransistor digunakan untuk mengukur Terdapat dua jenis film yang digunakan
intensitas cahaya setelah menembus film dalam radiografi, yaitu blue-sensitive film dan
radiografi. green-sensitive film. Tetapi dalam prakteknya,
3. Keluaran dari fototransistor yang berupa green-sensitive film yang paling umum
tegangan analog diubah oleh ADC (Analog to digunakan. Oleh karena itu, akan dibatasi
Digital Converter) menjadi besaran digital. penelitian dengan hanya menggunakan green-
4. Setelah diubah menjadi besaran digital, maka sensitive film.
data tersebut diolah oleh mikrokontroler.
Mikrokontroler juga digunakan sebagai pusat HASIL DAN PEMBAHASAN
pengendalian alat.
5. Sebagai display digunakan LCD M1632 Pada bagian ini diuraikan hasil
buatan Seiko Instruments Inc. pengukuran yang telah dilakukan untuk
menguji kinerja purwarupa hasil perancangan
3
MEDIA ELEKTRIK, Volume 2 Nomor 2, Juni 2008
dengan cara mengkalibrasinya dengan terang dibandingkan pada step yang lebih tinggi,
densitometer digital Victoreen model 07-424 yang maka intensitas cahaya yang menembus film
terdapat di Jurusan Radiodiagnostik dan tersebut juga lebih besar. Fototransistor
Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang. meresponnya dengan mengalirkan arus yang lebih
besar sehingga tegangan keluaran yang diperoleh
juga lebih besar.
a. Pengukuran menggunakan densitometer
digital Victoreen model 07-424
5
Pengukuran menggunakan densitometer
4
Balza Achmad,dkk. Densitometer Film Radiografi Portabel Berbasis Mikrokontroler
2 2120 1,5
19 16 y = 0,0118x4 - 0,1478x3 + 0,6395x2 - 1,2037x + 1,2423
18
R 2 = 0,9951
1,5 17 15
D e n s ita s O p tis
1
D e n s i ta s O p ti s
16 14
15 13
1
0,5
14
13 12
98
0,5 12 11
10 7
11 0
10 9
8 1-7 0 1 2 3 4 5
0 Tegangan keluaran (V)
0 1 2 3 4 5
Tegangan keluaran (V)
Gambar 9. Grafik curve fitting polinomial orde 4
untuk rentang step 7 sampai dengan 16
Gambar 8. Grafik hubungan tegangan
keluaran alat dengan nilai Tabel 1. Perbandingan antara pengukuran densitas
densitas optis optis menggunakan densitometer digital Victoreen
model 07-424 dengan purwarupa yang dirancang
Untuk mendapatkan nilai pada tegangan Tegangan Densitas Optis
keluaran di antara data-data yang diperoleh, Step keluaran
(volt) Victoreen Purwarupa Selisih Ralat relatif
dilakukan curve fitting terhadap data pada rentang
7 4,7 0,096 0,124 0,028 22,9%
dapat ukur (applicable) pada step 7 sampai
dengan step 16. Setelah dilakukan curve fitting 8 4,592 0,109 0,135 0,026 19,3%
menggunakan fungsi yang berbeda, hasil terbaik 9 4,508 0,134 0,145 0,011 7,6%
diperoleh untuk fungsi polinomial orde 4 10 4,375 0,178 0,163 -0,015 9,3%
sebagaimana terlihat pada Gambar 9. Salah satu 11 3,65 0,259 0,276 0,017 6,1%
pertimbangan yang digunakan untuk menentukan 12 2,183 0,376 0,393 0,017 4,2%
fungsi untuk curve fitting adalah fungsi tersebut 13 1,108 0,555 0,510 -0,045 8,7%
harus bersifat monotonically decreasing atau 14 0,467 0,775 0,805 0,030 3,7%
menurun secara monoton sehingga tidak akan 15 0,167 1,017 1,058 0,041 3,9%
diperoleh nilai densitas obyek yang sama untuk 16 0 1,284 1,242 -0,042 3,4%
tegangan keluaran yang berbeda. Dengan
demikian hubungan antara tegangan keluaran (x)
dengan densitas optis (y) dapat dituliskan sebagai: Di sini terlihat bahwa ralat relatif yang
besar terdapat pada rentang step yang rendah. Hal
ini terjadi karena faktor pembagi untuk
y = 0,0118 x 4 - 0,1478 x 3 + 0,6395 x 2 - 1,2037 x + 1,2423
menghitung ralat relatif tersebut juga kecil pada
(2) step yang rendah tersebut. Sementara selisih
pengukuran secara absolut bernilai hampir sama
dengan koefisien korelasi R2 = 0,9951. untuk semua rentang step, yaitu berkisar dari
d. Perbandingan pengukuran purwarupa dan 0,011 sampai dengan 0,045.
densitometer Victoreen
e. Pengaruh nilai resistor yang digunakan
Relasi pada Persamaan (2) kemudian pada fototransistor
digunakan untuk memprogram mikrokontroler,
sehingga hasil pengukuran yang ditampilkan di Pada percobaan sebelumnya digunakan
LCD langsung berupa nilai densitas optis. Apabila resistor bernilai 100 Ω pada fototransistor.
hasil ini dibandingkan dengan hasil pengukuran Apabila resistor ini diganti, maka akan terjadi
menggunakan densitometer digital Victoreen pergeseran rentang dapat ukur dari purwarupa
model 07-424, maka diperoleh perbedaan dan yang dirancang. Hal ini terjadi karena perubahan
ralat sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. nilai resistansi tersebut akan mengakibatkan
5
MEDIA ELEKTRIK, Volume 2 Nomor 2, Juni 2008
perubahan beda tegangan yang terjadi pada Sedangkan ralat relatifnya adalah 3,4%
rangkaian fototransistor yang pada akhirnya sampai dengan 22,9%.
mengubah tegangan keluaran dari rangkaian 4. Rentang dapat ukur purwarupa yang
fototransistor sebelum masuk ke rangkaian ADC. dirancang adalah pada step 7 sampai dengan
Gambar 10 menunjukkan tegangan 16 yang bertepatan dengan densitas optis
keluaran fototransistor pada pengukuran dengan 0,124 sampai dengan 1,242. Rentang dapat
resistor 100 Ω dan 1,1 kΩ. Terlihat rentang dapat ukur ini dapat digeser dengan mengubah nilai
ukur bergeser ke rentang step yang lebih rendah resistor pada rangkaian fototransistor.
(dari rentang step 7-16 menjadi rantang step 5-
14). Pemilihan rentang dapat ukur bergantung
pada citra yang akan diperiksa. Hal ini menjadi DAFTAR PUSTAKA
keuntungan dari desain alat ini. Namun, apabila anonim, www.tendt.com
rentang dapat ukur berubah, maka harus
dilakukan curve fitting lagi serta pemrograman Yaffe, M.S., Shroy, R. E. Jr., Van Lysel, M. J.
ulang mikrokontroler yang digunakan. 2000, “X-Ray.”, dalam The Biomedical
Engineering Handbook: Second Edition, Ed.
Joseph D. Bronzino, Boca Raton: CRC Press
5,0 LLC.
100 ohm
4,0
1,1 k ohm
D e n s ita s O p ti s
3,0
2,0
1,0
0,0
0 5 10 15 20
Step
SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Telah dapat dibuat sebuah purwarupa
densitometer optis portabel berbasis
mikrokontroler yang menggunakan komponen
yang terdapat di pasar lokal.
2. Dari kalibrasi yang dilakukan menggunakan
densitometer digital Victoreen model 07-424,
diperoleh hubungan antara tegangan keluaran
fototransistor (x) dan densitas optis (y), yaitu
y = 0,0118 x4 – 0,1478 x3 + 0,6395 x2 –
122037 x + 1,2423; dengan koefisien korelasi
R2 = 0,9951.
3. Selisih densitas optis hasil pengukuran
purwarupa dengan alat standar, yaitu
densitometer digital Victoreen model 07-424,
berkisar antara 0,011 sampai dengan 0,045.