Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMBINASI SCREEN FILM

Oleh

Shofwatul Widad

NIM: 222317141

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AN NASHER CIREBON
2024
KATA PENGANTAR

Pertama- tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho allah SWT,
karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.

Tidak pula kami ucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Arif, M.Si selaku dosen
pengampu Fisika Radiodiagnostik yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah
kami ini menjelaskan tentang CT Scan.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon skritik dan saran dari dosen.Demi tercapai makalah yang sempurna.

Cirebon, 03 Februari 2024

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kombinasi screen film dalam bidang radiologi melibatkan penggunaan dua lembar layar
proyeksi yang dipasangkan bersama untuk memperluas tampilan gambar radiologi. Dengan
menggunakan dua lembar layar proyeksi, gambar radiologi dapat ditampilkan dalam ukuran
yang lebih besar dan lebih jelas, memungkinkan para radiologi dan dokter untuk melihat
dengan lebih detail dan akurat.
Teknologi kombinasi screen film pada bidang radiologi telah memberikan manfaat yang
signifikan. Pertama, dengan menghasilkan gambar radiologi yang lebih besar, kombinasi
screen film memungkinkan para profesional medis untuk melihat struktur anatomi dan
kelainan dengan lebih jelas. Hal ini penting dalam mendiagnosis dan merencanakan perawatan
yang tepat bagi pasien.
Selain itu, kombinasi screen film juga memungkinkan para radiolog dan dokter untuk
melakukan analisis lebih rinci pada gambar radiologi. Dengan tampilan yang lebih besar,
mereka dapat melihat detail kecil, memperhatikan perubahan kecil dalam gambar, dan
membuat penilaian yang lebih akurat tentang kondisi kesehatan pasien. Hal ini berkontribusi
pada peningkatan ketepatan diagnosis dan perencanaan perawatan yang lebih baik.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kombinasi screen film bekerja
dalam bidang radiologi dan bagaimana teknologi layar proyeksi dapat diterapkan secara
efektif. Sinkronisasi yang tepat antara dua lembar layar proyeksi dan kalibrasi yang akurat
adalah faktor penting dalam memastikan reproduksi gambar radiologi yang akurat dan
konsisten. Selain itu, kualitas layar proyeksi dan pencahayaan ruangan juga perlu diperhatikan
untuk mencapai visualisasi yang optimal.
Dalam kombinasi screen film, dua lembar layar proyeksi mungkin memiliki karakteristik
yang berbeda. Misalnya, satu lembar layar proyeksi mungkin lebih sensitif terhadap sinar-X
rendah, sementara yang lainnya lebih sensitif terhadap sinar-X tinggi. Dengan menggunakan
kombinasi ini, rentang dinamis gambar yang lebih besar dapat dicapai, yang berarti bahwa
baik struktur anatomi yang lebih lembut maupun yang lebih keras dapat direproduksi dengan
baik dalam satu gambar radiologi.
Kombinasi screen film dalam radiologi telah memberikan manfaat yang signifikan dalam
pengambilan keputusan medis. Gambar radiologi yang lebih besar dan lebih jelas
memungkinkan para radiolog dan dokter untuk melihat dengan lebih detail dan akurat. Hal ini
membantu dalam mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan, merencanakan perawatan yang
tepat, dan mengawasi perkembangan pasien.
Penting untuk mencatat bahwa dengan kemajuan teknologi, kombinasi screen film dalam
radiologi telah digantikan oleh sistem digital yang lebih canggih, seperti sistem PACS (Picture
Archiving and Communication System). Sistem PACS menggunakan citra digital yang dapat
ditampilkan pada layar monitor, menggantikan penggunaan film radiografi tradisional.
Namun, konsep kombinasi screen film masih memiliki nilai historis dan menjadi dasar bagi
perkembangan teknologi visualisasi medis saat ini.
Secara keseluruhan, kombinasi screen film dalam radiologi adalah praktik penggunaan
dua lembar layar proyeksi yang dipasangkan bersama untuk memperluas tampilan gambar
radiologi. Konsep ini telah memberikan manfaat penting dalam meningkatkan visualisasi dan
analisis gambar radiologi, meskipun saat ini telah digantikan oleh teknologi digital yang lebih
modern.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kombinasi screen film?
2. Apa faktor pengaruh terhadap kualitas gambar radiografi?
3. Apa jenis-jenis intensifying screen dalam kombinasi screen film?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kombinasi
screen film.
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas gambar radiografi.
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis intensifying screen dalam kombinasi screen film.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kombinasi screen film
terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kombinasi screen
film dalam radiologi. Berikut adalah beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan:
1. Tipe Layar Proyeksi
Ada berbagai jenis layar proyeksi yang tersedia, termasuk layar intensifying screen,
layar phosphor screen, dan layar dual-emulsion screen. Setiap jenis layar proyeksi
memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal sensitivitas terhadap sinar-X, kecepatan
dan akurasi reproduksi gambar, serta tingkat kebisingan. Pemilihan tipe layar proyeksi
harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dalam radiologi.
a. Layar Intensifying Screen: Layar intensifying screen adalah jenis layar proyeksi
yang terdiri dari lapisan fosfor yang sensitif terhadap sinar-X. Ketika sinar-X
melewati bahan radiografi, partikel fosfor dalam layar intensifying screen akan
mengubah energi sinar-X menjadi cahaya tampak. Cahaya ini kemudian akan
mempengaruhi film radiografi yang berada di sebelahnya untuk menghasilkan
gambar radiologi. Layar intensifying screen dapat meningkatkan sensitivitas gambar
dan mengurangi dosis radiasi yang diperlukan untuk mendapatkan gambar yang
cukup. Namun, mereka cenderung menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih
tinggi dan dapat mengurangi ketajaman gambar.
b. Layar Phosphor Screen: Layar phosphor screen menggunakan fosfor yang memiliki
sensitivitas yang lebih tinggi terhadap sinar-X daripada layar intensifying screen.
Ketika sinar-X mengenai layar phosphor screen, fosfor akan menyerap energi sinar-
X dan kemudian mengeluarkan cahaya yang dapat menyebabkan film radiografi
menjadi terpapar. Layar phosphor screen memiliki keunggulan dalam meningkatkan
sensitivitas gambar, mengurangi dosis radiasi, dan menghasilkan gambar yang lebih
tajam dibandingkan dengan layar intensifying screen. Namun, mereka juga dapat
menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih tinggi daripada layar intensifying
screen.
c. Layar Dual-Emulsion Screen: Layar dual-emulsion screen adalah jenis layar
proyeksi yang memiliki dua lapisan emulsi film yang sensitif terhadap sinar-X.
Setiap lapisan emulsi film ini dapat berinteraksi dengan sinar-X dalam jangkauan
energi yang berbeda. Dengan menggunakan kombinasi emulsi film yang berbeda,
layar dual-emulsion screen dapat meningkatkan rentang dinamis gambar radiologi
yang terekam. Hal ini memungkinkan reproduksi yang lebih baik dari detail anatomi
yang lembut dan keras dalam satu gambar radiologi. Layar dual-emulsion screen
dapat menghasilkan gambar yang lebih baik dalam hal kontras dan resolusi. Namun,
mereka mungkin memerlukan teknik pengolahan yang lebih kompleks untuk
menghasilkan gambar yang optimal.
2. Kualitas Gambar
Kualitas gambar yang dihasilkan oleh kombinasi screen film merupakan faktor
penting. Kualitas gambar dipengaruhi oleh resolusi, kontras, dan tingkat kebisingan.
Pemilihan kombinasi screen film harus mempertimbangkan kemampuan untuk
menghasilkan gambar radiologi yang jelas, tajam, dan berkualitas tinggi.
a. Resolusi
Resolusi mengacu pada kemampuan sistem untuk membedakan detail kecil dalam
gambar. Dalam konteks screen film, resolusi dipengaruhi oleh resolusi spasial dari
film radiografi dan kemampuan layar proyeksi untuk mereproduksi detail tersebut.
Resolusi yang tinggi penting untuk melihat struktur anatomi yang kecil dan
kompleks dengan jelas. Pemilihan kombinasi screen film harus mempertimbangkan
resolusi yang cukup tinggi untuk memastikan detail yang tepat dan akurat terlihat
dalam gambar radiologi.
b. Kontras
Kontras mengacu pada perbedaan kecerahan antara area terang dan gelap dalam
gambar radiologi. Kontras yang baik diperlukan untuk membedakan struktur
anatomi yang berdekatan dan memberikan informasi diagnostik yang lebih baik.
Kombinasi screen film harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan kontras
yang optimal, dengan perbedaan signifikan antara jaringan atau struktur yang
berbeda. Hal ini dapat dicapai melalui kombinasi yang tepat antara sensitivitas layar
proyeksi terhadap sinar-X dan karakteristik film radiografi.
c. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan mengacu pada kualitas gambar yang terpengaruh oleh faktor-
faktor lain selain sumber sinar-X yang diinginkan. Kebisingan dapat mengurangi
ketajaman dan kejelasan gambar radiologi. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kebisingan termasuk kebisingan elektronik, kebisingan termal, dan
kebisingan akibat pergerakan pasien atau gerakan kamera. Pemilihan kombinasi
screen film harus mempertimbangkan tingkat kebisingan yang rendah untuk
menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.
3. Sinkronisasi dan Kalibrasi
Dalam kombinasi screen film, sinkronisasi yang tepat antara dua lembar layar proyeksi
sangat penting. Selain itu, kalibrasi yang akurat juga diperlukan untuk memastikan
reproduksi gambar yang konsisten. Pemilihan kombinasi screen film harus
mempertimbangkan kemudahan dalam sinkronisasi dan kalibrasi, serta ketersediaan alat
bantu yang diperlukan untuk melakukan tugas ini.
Sinkronisasi mengacu pada penempatan yang tepat dari dua lembar layar proyeksi
dalam kombinasi screen film. Lembar layar proyeksi harus saling berdekatan dan sejajar
secara presisi untuk memastikan bahwa cahaya yang dihasilkan oleh layar proyeksi
mempengaruhi film radiografi dengan cara yang diinginkan. Jika ada penyimpangan
dalam sinkronisasi, gambar yang dihasilkan mungkin memiliki distorsi, kehilangan detail,
atau ketidakseimbangan kontras. Sinkronisasi yang tepat dapat dicapai melalui
penggunaan perangkat bantu seperti penandaan atau pegangan yang terintegrasi dalam
sistem screen film. Pemilihan kombinasi screen film harus mempertimbangkan
kemudahan dalam mencapai sinkronisasi yang akurat.
Kalibrasi mengacu pada proses penyesuaian sistem screen film untuk memastikan
reproduksi gambar yang konsisten dan akurat. Ini melibatkan pengukuran dan
penyesuaian parameter seperti sensitivitas layar proyeksi terhadap sinar-X, kepadatan
optik film radiografi, dan kecepatan pengolahan kimia. Kalibrasi yang akurat memastikan
bahwa gambar yang dihasilkan memiliki kontras dan kecerahan yang konsisten, serta
respon sistem yang linier terhadap variasi intensitas sinar-X. Dalam beberapa kasus,
perangkat bantu seperti alat pengukur densitometer atau kalibrator sensitometer
digunakan untuk melakukan kalibrasi yang tepat. Pemilihan kombinasi screen film harus
mempertimbangkan ketersediaan alat bantu yang diperlukan untuk kalibrasi yang akurat.
4. Ukuran dan Bentuk Gambar
Kombinasi screen film harus dipilih berdasarkan ukuran dan bentuk gambar radiologi
yang akan ditampilkan. Beberapa kombinasi screen film mungkin lebih cocok untuk
gambar dengan ukuran yang lebih besar, sedangkan yang lainnya mungkin lebih sesuai
untuk gambar dengan ukuran yang lebih kecil. Pemilihan kombinasi screen film harus
mempertimbangkan kebutuhan spesifik dalam hal ukuran dan bentuk gambar yang akan
ditampilkan.
5. Biaya dan Ketersediaan
Faktor biaya dan ketersediaan juga harus dipertimbangkan. Kombinasi screen film
yang dipilih harus sesuai dengan anggaran yang tersedia dan mudah ditemukan di
pasaran. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga biaya pemeliharaan dan penggantian jika
diperlukan.
2.2 Faktor pengaruh terhadap kualitas gambar radiografi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar radiografi ada 4 yaitu: kejelasan,
kontras, resolusi, dan kebisingan gambar:
1. Kejelasan (Clarity)
Kejelasan mengacu pada tingkat detail yang terlihat dalam gambar radiografi. Semakin
tinggi kejelasan, semakin baik gambar radiografi dalam menampilkan struktur dan
detail anatomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejelasan meliputi teknik eksposur
yang tepat, resolusi spasial perangkat pemotretan, dan penanganan yang benar
terhadap film radiografi atau data digital. Kejelasan juga tergantung pada kemampuan
radiografer dalam memposisikan pasien dengan benar dan mengoptimalkan
pengaturan teknis.
2. Kontras (Contrast)
Kontras adalah perbedaan kecerahan antara area yang berbeda dalam gambar
radiografi. Kontras yang baik penting untuk membedakan struktur anatomi yang
berdekatan dan dapat membantu identifikasi patologi atau kelainan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kontras termasuk pengaturan kVp dan mAs yang tepat, jenis perangkat
pemotretan, dan sensitivitas layar proyeksi atau detektor digital yang digunakan.
Pemilihan teknik eksposur yang sesuai dan pengaturan parameter yang tepat akan
membantu mencapai kontras yang optimal.
Pengaturan kilovolt peak (kVp) dan milliampere-second (mAs) adalah faktor utama
dalam mengontrol kontras dalam gambar radiografi. kVp mengontrol penetrasi sinar-
X dan mempengaruhi kontras gambar. Pengaturan yang tepat dari kVp dapat
menghasilkan kontras yang optimal dengan mempertimbangkan komposisi jaringan
yang diimajikan. mAs, di sisi lain, mengontrol jumlah radiasi yang mencapai detektor.
Dosis radiasi yang tepat berkontribusi pada kontras gambar yang baik dengan
menjamin bahwa ada cukup sinyal yang tertangkap oleh detektor.
Jenis perangkat pemotretan juga dapat mempengaruhi kontras gambar. Perangkat
pemotretan yang menggunakan sistem intensifying screen dan film radiografi
memiliki karakteristik kontras yang berbeda dibandingkan dengan sistem digital yang
menggunakan detektor digital. Sistem intensifying screen dan film radiografi
cenderung memberikan kontras yang lebih lembut, sementara detektor digital dapat
menghasilkan kontras yang lebih tajam. Pemahaman karakteristik perangkat
pemotretan yang digunakan dapat membantu dalam mengoptimalkan kontras gambar.
Selain itu, sensitivitas layar proyeksi atau detektor digital juga berperan dalam kontras
gambar. Sensitivitas yang tinggi pada layar proyeksi atau detektor digital dapat
menghasilkan kontras yang lebih baik dan detail yang lebih tajam. Kualitas dan
resolusi detektor digital juga dapat mempengaruhi kontras gambar yang dihasilkan.
Pemilihan teknik eksposur yang sesuai dan pengaturan parameter yang tepat sangat
penting dalam mencapai kontras yang optimal. Penggunaan teknik eksposur yang
tepat, seperti teknik eksposur selektif atau teknik eksposur ganda, dapat membantu
meningkatkan kontras gambar dengan memanfaatkan perbedaan densitas jaringan
yang diimajikan. Pengaturan parameter yang tepat, seperti kVp dan mAs, berdasarkan
pada pertimbangan anatomi yang diimajikan dan karakteristik perangkat pemotretan
yang digunakan, juga berkontribusi pada kontras gambar yang baik.
3. Resolusi (Resolution)
Resolusi mengacu pada kemampuan sistem radiografi untuk membedakan detail kecil
dalam gambar radiografi. Resolusi yang tinggi penting untuk menampilkan struktur
yang halus dan kecil dengan jelas. Resolusi dipengaruhi oleh resolusi spasial perangkat
pemotretan (misalnya, ukuran piksel pada detektor digital), kualitas optik sistem, dan
kualitas film radiografi atau sensor digital yang digunakan. Faktor-faktor ini
berkontribusi terhadap kemampuan sistem untuk mereproduksi detail dengan akurat.
Resolusi spasial perangkat pemotretan merupakan salah satu faktor kunci dalam
menentukan resolusi gambar radiografi. Resolusi spasial ini berkaitan dengan ukuran
piksel pada detektor digital atau ukuran butir perak pada film radiografi. Semakin kecil
ukuran piksel atau butir perak, semakin tinggi resolusi spasial yang dapat dicapai.
Dengan piksel atau butir perak yang lebih kecil, sistem radiografi dapat mereproduksi
detail yang lebih halus dalam gambar.
Selain itu, kualitas optik sistem juga berpengaruh pada resolusi gambar. Kualitas optik
sistem mencakup lensa, filter, dan komponen optik lainnya yang digunakan dalam
perangkat pemotretan. Kualitas optik yang baik memastikan reproduksi detail yang
akurat dan mengurangi distorsi atau aberrasi optik yang dapat mempengaruhi resolusi
gambar.
Selanjutnya, kualitas film radiografi atau sensor digital juga mempengaruhi resolusi
gambar. Film radiografi yang memiliki kualitas tinggi dan sensor digital dengan
resolusi tinggi dapat mereproduksi detail dengan lebih akurat. Film radiografi yang
diproses dengan baik dan sensor digital dengan jumlah piksel yang lebih besar dapat
meningkatkan resolusi gambar yang dapat dicapai.
Penting untuk mencatat bahwa resolusi gambar radiografi juga tergantung pada faktor-
faktor lain seperti teknik pemotretan yang digunakan, pengaturan parameter eksposur,
dan pengolahan gambar setelah akuisisi. Semua faktor ini berkontribusi terhadap
kemampuan sistem untuk mereproduksi detail dengan akurat dalam gambar radiografi.
4. Kebisingan Gambar (Image Noise)
Kebisingan gambar merujuk pada varian acak dalam tingkat kecerahan yang terlihat
dalam gambar radiografi. Kebisingan dapat mengaburkan detail dan mengurangi
kejelasan gambar. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kebisingan gambar
meliputi sensitivitas detektor atau film radiografi, pengaturan teknis yang tidak
optimal, dan faktor-faktor lingkungan seperti radiasi latar belakang dan interferensi
elektromagnetik. Penggunaan teknik eksposur yang tepat dan pengendalian
lingkungan dapat membantu mengurangi kebisingan gambar.
Sensitivitas detektor atau film radiografi dapat mempengaruhi kebisingan gambar. Jika
sensitivitas detektor atau film terlalu rendah, gambar radiografi mungkin akan
memiliki tingkat kecerahan yang rendah dan kebisingan yang lebih tinggi. Sebaliknya,
jika sensitivitas terlalu tinggi, gambar mungkin memiliki tingkat kecerahan yang tinggi
dan kebisingan yang lebih rendah. Pengaturan teknis yang tidak optimal, seperti
menggunakan parameter eksposur yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, juga dapat
menyebabkan kebisingan gambar.
Selain itu, faktor-faktor lingkungan seperti radiasi latar belakang dan interferensi
elektromagnetik dapat mempengaruhi kebisingan gambar radiografi. Radiasi latar
belakang dapat berasal dari sumber-sumber seperti radiasi alamiah atau peralatan
medis lainnya yang ada di sekitar area pemotretan. Interferensi elektromagnetik dapat
disebabkan oleh peralatan elektronik lainnya yang beroperasi di dekat perangkat
pemotretan radiografi. Faktor-faktor lingkungan ini dapat mempengaruhi kualitas
gambar radiografi dan menyebabkan kebisingan yang tidak diinginkan.
Untuk mengurangi kebisingan gambar dalam radiografi, penting untuk menggunakan
teknik eksposur yang tepat sesuai dengan jenis pemotretan yang dilakukan. Pengaturan
teknis yang optimal, seperti pengaturan kVp (kilovolt peak) dan mAs
(milliamperesecond) yang sesuai, harus dipilih untuk mendapatkan gambar dengan
tingkat kecerahan yang sesuai. Selain itu, pengendalian lingkungan, seperti
mengurangi radiasi latar belakang dan menghindari interferensi elektromagnetik, juga
penting untuk mengurangi kebisingan gambar.
2.3 Jenis-jenis intensifying screen dalam kombinasi screen film
1. High-Speed Intensifying Screens
High-Speed Intensifying Screens, atau layar penguat kecepatan tinggi, adalah jenis
intensifying screen yang dirancang khusus untuk meningkatkan sensitivitas radiografi.
Mereka menggunakan bahan penguat yang sangat efisien untuk mengubah sinar-X
menjadi cahaya yang intens. Dalam kombinasi dengan film radiografi, layar penguat
kecepatan tinggi memungkinkan pengurangan dosis radiasi yang diperlukan untuk
menghasilkan gambar yang baik.
Kecepatan tinggi ini memberikan beberapa keuntungan. Pertama, layar penguat
kecepatan tinggi menghasilkan cahaya yang lebih intens, sehingga memungkinkan
penggunaan dosis radiasi yang lebih rendah. Hal ini dapat mengurangi paparan radiasi
yang diterima oleh pasien, sementara tetap menghasilkan gambar radiografi yang jelas.
Selain itu, kecepatan tinggi ini memungkinkan waktu eksposur yang lebih singkat. Waktu
eksposur yang singkat dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya gerakan
pasien selama pemotretan, yang dapat menyebabkan gambar kabur atau artefak gambar
yang disebabkan oleh gerakan tersebut. Dalam aplikasi diagnostik yang dinamis, seperti
radiografi pada pasien yang sulit diam atau anak-anak yang gelisah, kecepatan tinggi
sangat penting untuk memperoleh gambar yang tajam dan akurat.
2. Medium-Speed Intensifying Screens
Medium-Speed Intensifying Screens, atau layar penguat kecepatan menengah, adalah
jenis intensifying screen yang memberikan tingkat sensitivitas yang sedang antara layar
kecepatan tinggi dan rendah. Mereka menghasilkan cahaya yang cukup intens, namun
membutuhkan dosis radiasi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan layar
kecepatan tinggi.
Kecepatan menengah ini menyediakan keseimbangan antara kecepatan dan kualitas
gambar. Dalam kombinasi dengan film radiografi, layar penguat kecepatan menengah
memungkinkan pengurangan dosis radiasi yang diperlukan untuk menghasilkan gambar
yang baik dibandingkan dengan layar kecepatan rendah. Meskipun dosis radiasi yang
sedikit lebih tinggi dibutuhkan dibandingkan dengan layar kecepatan tinggi, kecepatan
menengah ini masih dapat memberikan pengurangan dosis yang signifikan dibandingkan
dengan penggunaan film radiografi tanpa layar penguat.
Selain itu, kecepatan menengah ini memungkinkan waktu eksposur yang sedang. Waktu
eksposur yang sedang dapat memberikan fleksibilitas yang diperlukan dalam berbagai
situasi klinis. Misalnya, dalam radiografi konvensional di mana pasien dapat bergerak
dengan sedikit kegelisahan, waktu eksposur yang sedang dapat membantu mengurangi
risiko gambar kabur atau artefak gerakan.
Pemilihan layar penguat kecepatan menengah biasanya dipertimbangkan ketika ada
kebutuhan untuk mencapai keseimbangan antara kecepatan dan kualitas gambar, terutama
dalam situasi di mana gerakan pasien tidak sepenuhnya dapat dihindari.
3. Low-Speed Intensifying Screens
Low-Speed Intensifying Screens, atau layar penguat kecepatan rendah, dirancang khusus
untuk menghasilkan gambar radiografi dengan kualitas gambar yang sangat baik dan
kebisingan gambar yang rendah. Mereka menggunakan bahan penguat yang
menghasilkan cahaya yang intens, namun membutuhkan dosis radiasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan layar penguat kecepatan tinggi atau menengah.
Kecepatan rendah ini menghasilkan beberapa keuntungan. Pertama, layar penguat
kecepatan rendah menghasilkan cahaya yang intens, yang memungkinkan penggunaan
dosis radiasi yang lebih tinggi. Dengan menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi,
gambar radiografi dapat memiliki kontras yang lebih baik dan detail yang lebih tajam,
sehingga menghasilkan gambar dengan kualitas yang sangat baik.
Selain itu, kecepatan rendah ini memungkinkan waktu eksposur yang lebih lama. Waktu
eksposur yang lebih lama dapat membantu mengatasi beberapa tantangan, seperti risiko
gerakan pasien. Dalam kasus di mana pasien tidak dapat tetap diam atau ada risiko
gerakan yang tinggi, waktu eksposur yang lebih lama dapat membantu mengurangi
artefak gambar yang disebabkan oleh gerakan tersebut, sehingga menghasilkan gambar
yang lebih tajam dan akurat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa waktu eksposur yang lebih lama juga dapat
meningkatkan risiko gambar kabur jika pasien tidak dapat tetap diam dengan baik. Oleh
karena itu, penggunaan layar penguat kecepatan rendah harus dipertimbangkan dengan
hati-hati dengan mempertimbangkan situasi klinis dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kualitas gambar.
BAB III
PENUTUP
Dari hasil pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kombinasi screen film dalam bidang radiologi merupakan praktik penggunaan dua lembar
layar proyeksi yang dipasangkan bersama untuk memperluas tampilan gambar radiologi.
Hal ini memungkinkan para radiolog dan dokter untuk melihat dengan lebih detail dan
akurat.
2. Kombinasi screen film telah memberikan manfaat signifikan dalam pengambilan
keputusan medis. Gambar radiologi yang lebih besar dan lebih jelas membantu dalam
mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan, merencanakan perawatan yang tepat, dan
mengawasi perkembangan pasien.
3. Dalam memilih kombinasi screen film, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk
tipe layar proyeksi yang digunakan, seperti layar intensifying screen, layar phosphor
screen, dan layar dual-emulsion screen. Setiap jenis layar proyeksi memiliki karakteristik
yang berbeda dalam hal sensitivitas terhadap sinar-X dan reproduksi gambar.
4. Kualitas gambar radiografi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tipe layar proyeksi,
kecepatan dan akurasi reproduksi gambar, tingkat kebisingan, serta kontras dan resolusi
gambar yang dihasilkan.
5. Kombinasi screen film telah digantikan oleh teknologi digital yang lebih canggih, seperti
sistem PACS (Picture Archiving and Communication System). Namun, konsep kombinasi
screen film masih memiliki nilai historis dan menjadi dasar bagi perkembangan teknologi
visualisasi medis saat ini.
Daftar Pustaka

Wáng, Y. X. (2019). Application of multi-screen interactive teaching system in radiology


teaching. Pakistan Journal of Medical Sciences, 35(2), 396-400.
Kim, H. J., & Han, Y. (2018). Comparison of image quality according to the number of displays
in digital breast tomosynthesis. Radiological physics and technology, 11(1), 67-73.
Seeram, E. (2015). Computed tomography: Physical principles, clinical applications, and quality
control. Elsevier Health Sciences.
Bushberg, J. T., Seibert, J. A., Leidholdt Jr, E. M., & Boone, J. M. (2011). The essential physics
of medical imaging. Lippincott Williams & Wilkins.
Huda, W. (2016). Radiation physics for medical physicists. Springer.
Bushong, S. C. (2018). Radiologic science for technologists: physics, biology, and protection.
Elsevier Health Sciences.
Sprawls, P. (2007). Physical principles of medical imaging. Lippincott Williams & Wilkins.
Samei, E., & Flynn, M. J. (2012). Basic physics of digital radiography. In Medical Imaging
Physics (Vol. 1, pp. 49-91). CRC Press.

Anda mungkin juga menyukai