Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEKNIK PESAWAT RADIOLOGI KONVENSIONAL

“ COMPUTER RADIOGRAPHY ”
Disusun untuk memenuhi tugas Teknik Pesawat Radiologi Konvensional
Dosen Pengampu : Guntur Winarno, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
D-IV Teknik Radiologi Pencitraan 1B

Miranda Dewinta Gumilar (P21130220036)


Nendika Tyas Wandhani (P21130220043)
Surya Rio Ariyanto (P21130220052)
Vicka Zahara Firdaus (P21130220055)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Computed Radiography (CR)”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah teknik pesawat radiologi konvesional. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi mengenai Computed Radiography.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan kerendahan hati,
kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun
demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Jakarta, 25 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN COMPUTER RADIOGRAPHY
II. KOMPONEN COMPUTER RADIOGRAPHY
III. PRINSIP KERJA COMPUTER RADIOGRAPHY
1.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Computer radiography adalah satu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog
pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi, dengan menggunakan
photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan parameter dari gambaran yang
akan dimanipulasi oleh komputer (Balliger, 1999:370) 
Salah satu kelebihan citra digital sistem CR adalah citra soft copy yang dapat
dimanipulasi terang gelap untuk menghasilkan kontras citra kualitas tinggi. Karakteristik
PSP yang memiliki rentang sensitifitas terhadap paparan sinar-X yang lebar dan aplikasi
perangkat lunak memungkinkan penyesuaian hasil citra terhadap kondisi eksposi . Dengan
kelebihan tersebut memungkinkan penggunaan kondisi eksposi yang berlebih (over
exposure), sehingga dosis radiasi yang diterima pasien menjadi lebih tinggi daripada
sistem Radiografi Konvensional. Penelitian lebih lanjut meyebutkan bahwa dengan dosis
1/10 lebih rendah dari dosis pemeriksaan sistem Radiografi Konvensional didapatkan hasil
radiografi dengan kualitas yang sama. Pengurangan dosis pemeriksaan CR dapat secara
langsung dan secara tidak langsung, karena tidak ada pengulangan pemeriksaan akibat
penolakan hasil citra, pengurangan dosis pada beberapa pemeriksaan dapat menghasilkan
citra radiografi yang dapat memberikan informasi diagnosa. (Seibert, J.A, 2006).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Computer Radiography?
2. Apa sajakah komponen-komponen Computer Radiography?
3. Apa prinsip kerja Computer Radiography?
4. Apa persamaan dan perbedaan antara Computer Radiography dengan Radiologi
Konvensional?
5. Apa kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography?
6. Apa sajakah perawatan sistem Computer Radiography?
7. Apa sajakah pengamanan untuk pekerja radiasi saat mengoperasikan Computer
Radiography?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan defenisi Computer Radiography.
2. Menyebutkan dan menjelaskan komponen-komponen Computer Radiography.
3. Menjelaskan prinsip kerja Computer Radiography.
4. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara Computer Radiography dengan
pesawat konvensional.
5. Menyebutkan kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography.
6. Mengetahui perawatan system Computer Radiography
7. Mengetahui pengaman untuk pekerja radiasi saat mengoperasikan Computer
Radiography
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Computer Radiography

Computer radiography adalah satu sistem atau proses untuk mengubah sistem
analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi, dengan menggunakan
photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan parameter dari gambaran
yang akan dimanipulasi oleh komputer (Balliger, 1999:370)
Computer radiography masih memerlukan x-ray unit seperti halnya radiografi
konvensional sebagai sumber radiasi untuk mengekspose pasien.

B. Komponen Computer Radiography

Adapun komponen dari computed radiography yaitu:

1. Imaging plate (IP)

Imaging plate adalah plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan


energi sinar-x, dan energi tersebut dapat di bebaskan atau dikeluarkan melalui
proses scanning dngan menggunakan laser. Imaging plate biasa digunakan dengan
ditempatkan dalam cassette imaging plate. Ukuran imaging plate yang paling
banyak digunakan adalah 18x24, 24x30, 35x35, dan 35x43 cm. ukuran 30x40 cm
tidak ada lagi karena ukuran tersebut akan digunakan 35x43 cm. imaging plate
merupakan media pencatat gambaran sinar x pada computed radiography, yang
terbuat dari bahan photostimulablephosphor tinggi, BaFX (X=halogen).

Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabungan antara


film radiogrfi dan screen, akan tetapi pada computed radiography menggunakan
imaging plate. Walaupun imaging plate terlihat sama dengan screen konvensional
tetapi fungsinya sangatlah jauh berbeda dengan imaging plate, karena pada
imaging plate berfungsi untuk mencatat gambar sinar-x kedalam foto stimulable
phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu kedalam bentuk elektrik.

Struktur dari imaging plate adalah :


 Protective layer : berukuran tipis & transparent berfungsi untuk melindungi IP.
 Phosphor layer : mengandung barium fluorohalide dalam bahan pengikatnya.
 Reflective layer : terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
 Conductive layer : terdiri dari Kristal konduktif. Yang berfungsi untuk
mengurangi masalah yang disebabkan oleh electrostatic. Selain itu ia juga
mempunyai kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal
tersebut dapat meningkatkan ketajaman gambaran.
 Support layer : mempunyai stuktur dan fungsi yang sama seperti yang ada
pada intensifying screen.
 Backing layer : lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selama
proses pembacaan di dalam image reader.
 Bar code label : digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk
mengidentifikasi imaging plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan
dengan data pasien.

2. Cassette
Cassette pada computed radiography bagian depan (front side) terbuat dari
carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari aliminium.

3. Image reader

Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari imaging


plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Dilengkapi dengan
preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan tidak terpotong
atau obyeknya bergerak. Pada kasus ini pemotretan harus diulang. Namun apabila
gambar kurang baik karena faktor eksposi pemotretan tidak perlu diulang
pemotretan tersebut, karena gambaran dapat diperbaiki dengan image console.
Semakin besar kapasitas memori dari image reader semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk memproses imaging plate, karena semakin besar memori dari
suatu perangkat komputer maka semakin besar daya simpan dari perangkat
tersebut. Semakin besar memori dari image reader akan menghasilkan daya
perputaran dari perangkat memori yang besar. Selain itu, imaging reader juga
mempunyai beberapa peranan penting dalam proses pembacaan, pengolahan
gambar, sistem transportasi imaging plate serta proses penghapusan data gambar
dari permukaan imaging plate.

4. Image console

Berfungsi untuk mengolah gambar, berupa komputer dengan software khusus


untuk medical imaging. Gambar dapat diolah tampilannya sehingga memudahkan
memperoleh gambar yang lebih baik.

Pada image console juga dilengkapi dengan menu yang lebih dari 200 macam
pilihan gambar yang sesuai dengan bagian anatomi yang akan difoto pada anatomi
tertentu. Karena computed radiography merupakan bentuk digital, bermacam-
macam jenis processing gambar dapat digunakan untuk menambah dan juga
mempertinggi kualitas gambar.

5. Imager (printer)
Apabila foto dikehendaki untuk dicetak maka gambar dapat dikirim
kebagianimager untuk dicetak sesuai yang diinginkan karena imager itu sendiri
mempunyai fungsi sebagai pencetak gambaran. Pada proses pencetakan ini tidak
memerlukan kamar gelap lagi karena dapat dicetak langsung didalam dry imager
tanpa harus di kamar gelap, dan juga tidak memerlukan lagi cairan seperti fixer
dan developer sehingga tempat kerja biasa lebih bersih.

C. Prinsip kerja Computer Radiography

1. Imaging plate yang terletak didalam kaset, dilakukan eksposi dengan


menggunakan peralatan pembangkit sinar-x. Pada saat sinar-x menembus objek,
akan terjadi attenuasi (perlemahan) akibat dari kerapatan objek karena berkas
sinar-x yang melalui objek tersebut. Kemudian membentuk bayangan laten.

2. IP cassete kemudian dimasukkan kedalam image reader. Di dalam image reader,


bayangan laten yang disimpan pada permukaan phosphor, dibaca dan dikeluarkan
menggunakan cahaya infra merah untuk menstimulus phosphor, sehingga
mengakibatkan energi yang tersimpan berubah menjadi cahaya tampak.

3. Cahaya yang dikeluarkan dari permukaan plate, akan ditangkap oleh sebuah
pengumpul cahaya dan diteruskan ke tabung photomultiplier yang mengubah
energi cahaya tersebut menjadi sinyal listrik analog.

4. Selanjutnya sinyal analog ini diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian analog
to digital converter (ADC) dan diproses dalam komputer.

5. Setelah proses pembacaan selesai, data gambar pada imaging plate dapat dihapus
dengan cara imaging plate dikenai cahaya yang kuat. Hal ini membuat imaging
plate dapat dipergunakan kembali.

6. Setelah gambaran tampil dilayar monitor, gambaran tersebut dapat dilakukan


rekontruksi atau dimanipulasi pada image console sehingga mendapatkan
gambaran yang diinginkan.
D. Persamaan dan perbedaan antara Computer Radiography dan Radiologi Konvensional
a. Persamaan
 Memanfaatkan sinar – X dalam pencitraan gambar
 Masih menggunaka kVp dan mAs yang standar
 Memanfaatkan kaset ataupun gambar reseptor
 Adanya bayangan laten yang dapat diolah menjadi bayangan nyata
b. Perbedaan
 Konvensional dapat diartikan menjadi automatic processing dimana metode
pemrosesan film secara konvensional dengan peralatan yang membutuhkan
langkah – langkah dalam pencucian film ialah :
Film – developing – rinsing – fixing – washing – drying
Sedangkan Computer Radiography merupakan proses merubahnya system
analog pada Radiologi Konvensional jadi radiografi digital.
 Pada proses Radiografi Konvensional memerlukan waktu dalam mencetak
film dan mengirimkan film kepada dokter, waktu tunggu menjadi lama, saat
keadaan darurat pun film tidak bisa langsung dibaca, dan masih adanya
limbah.
Sedangkan proses computed radiography tidak adanya processing film seperti
radiologi konvensional, tidak membutuhkan kamar gelap sebab laset telah
dilengkapi imaging plate, gambaran dapat dimanipulasi sehingga mendapat
kriteria gambar yang diinginkan, waktu processing lebih cepat, hasil gambar
bisa disimpan dalam bentuk file, dan dapat mengurangi jumlah kerusakan
film.

E. Keunggulan dan kelemahan Computer Radiography

Pada saat penggunaan system Computer Radiography tentu ada perubahan yang
dirasakan jika dibandingkan dengan system Conventional Radiography. Perubahan
tersebut merupakan keunggulan yang dari Computer Radiography, namun tentu masih
terdapat kelemahan pula dari system Computer Radiography. Adapun keunggulan dan
kelemahan dari system Computer Radiography, sebagai berikut :

a. Keunggulan Computer Radiography


Adapun keunggulan dari system Computer Radiography, sebagai berikut :
1. Meningkatkan akurasi diagnostic dan cakupan diagnostic yang diperluas
Pada system Computer Radiography ketika penyimpanan gambar x –
ray pada imaging plat sensitivitas tinggi dan perbedaan menit dalam
penyerapan sinar – X akan mudah terdeteksi yang menghasilkan informasi
diagnostik secara rinci dan mudah untuk dibaca sehingga perawatan medis
pasien dapat dilakukan dengan tepat.
Adanya perluasan paparan latitude eksposi memungkinkan pegambilan
gabar di seluruh area yang diinginkan yang mengakibatkan pencitraan dari
tulang ke jaringan lunak dengan satu kali ekspos.
2. Pengurangan dosis sinar – X
Pengurangan dosis sinar -X ditentukan pada jenis dan kecepatan film..
Maka dari itu, pekerja radiasi atau radiographer memahami bahwa untuk
meningkatkan ekposure adalah dengan meningkatkan kV yang nantinya akan
meminimalkan dosis peningkatan pada pasien.
3. Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalah faktor teknik
Pada system Computer Radiography Teknik latitude yang luas maka
kesalahan teknis mudah diperbaiki untuk memberikan informasi diagnostic
utama. Kesalahan teknis memiliki pengaruh yang jauh lebih sedikit pada
kualitas akhir gambar. Keunggulan ini memungkinkan hasil film yang bagus
dan mengurangi ketidak nyamanan pasien untuk tidak melakukan
pengulangan pemeriksaan.
4. Picture Archive and Communication (PACS)
Dengan Computer Radiography memungkinkan semua modalitas
pencitraan untuk akhirnya pindah ke lingkup tanpa film dan mengurangi biaya
film radiografi. Namun biaya awal pembelian semua perangkat computer
yang diperlukan masih cukup tinggi. Beberapa institusi yang telah menginstal
PACS dan saat ini memanfaatkan system tersebut menunjukkan bahwa
keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada kerugian apapun. Bahwa
pada akhirnya teknologi dan pengalaman akan mengurangi bahkan
menghilangkan kelemahannya.
Adapun keuntungan dan kekurangan PACS, sebagai berikut :
a) Keuntungan PACS
 Hampir tidak menggunakan film.
 Akses yang lebih cepat dan mudah untuk pemeriksaan selanjutnya.
 Kemampuan untuk membandingkan gambar multi-modalitas pada
pasien yang sama.
 Ketersedian data digital ketika menjelaskan pemeriksaan.
 Kemampuan pada hasil suatu pemeriksaan untuk dilihat di beberapa
computer saat waktu yang bersamaan
b) Kekurangan PACS
 Biaya awal yang dikeluarkan untuk membeli perangkat sangatlah
mahal atau tinggi
 Mempelajari paradigma baru untuk mengartikan pemeriksaan
radiologi.

b. Kelemahan Computer Radiography


Adapun kelemahan dari Computer Radiography, sebagai berikut :
1. Memerlukan tenaga listrik yang banyak
2. Anggaran pengeluaran awal yang dikeluarkan cukup tingi ataupun mahal
untuk IP, unit CR, hardware dan software.
3. Terdapatnya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang
baik

F. Perawatan system Computer Radiography


Bersihkan Tangan
– Sebelum memegang screen, terlebih dulu cuci tangan dengan air dan sabun, dan
bilas hingga bersih , lalu keringkan
– Lapisan pospor pada screen sangat rentan terhadap zat-zat kimia yang terdapat
pada disinfectant dan lotion pembersih tangan.
– Membilas tangan dengan air akan meminimalisasi kerusakan permanent pada
screen.

Memegang Screen
– Hindari kontak langsung tangan dengan lapisan pospor pada screen.
– Pada plate screen (rigid), pegang bar alumunium -yang ada penguncinya- saat
membersihkan screen. ( Untuk CR 850, CR 975, classic dan elite)
– Sedang untuk flexible screen, hindari kontak dengan menopangkan tangan pada
sisi belakang warna hitam saat mengeluarkan dan memasukkan screen pada kaset.
(Untuk PoC 140, 160 ,240 dan CR 500)

Membersihkan screen.
– Letakkan screen pada tempat yang kering dan bebas dari zat-zat disinfektan .
– Untuk membersihkan debu, gunakan kain yang tidak berserat dan kering
(biasanya kain flannel pengelap kacamata).
– Pada noda yang membandel, berikan cairan pembersih khusus.
– Cairan pembersih screen yang dianjurkan :
a. KODAK Intensifying Screen cleaner and antistatic solution
b. KODAK MIN-R Screen Cleaner
c. KODAK MIN-R Screen Cleaner Wipes.
– Ikuti instruksi yang ada pada masing-masing pembersih.
– Hindari memakai cleaner secara berlebihan saat membersihkan screen.
– Mengelap permukaan screen yang terdapat sisa cleaner hingga bersih dengan kain
flannel, dan biarkan mengering oleh udara.

Mendisinfektan Screen.
1. Lap dengan 10% larutan pemutih (5.25% sodium hypochlorite diencerkan air
dengan perbandingan 1:10).
2. Hapus sisa larutan dengan lap flannel.
3. Keringkan pada udara terbuka, atau lap dengan kain flannel yang lembut.

HINDARI
– Jangan membersihkan screen dengan isopropanol, alcohol atau disinfektan yang
mengandung alcohol.
– Jangan mendisinfektan screen dengan hydrogen peroxide, atau cleaner yang
mengandung peroxide.
– Jangan memegang screen sehabis menggunakan pembersih tangan yang berbahan
dasar alcohol
– Jangan membersihkan screen dengan pembersih kaca atau disinfektan rumah sakit.
G. Pengaman untuk pekerja radiasi saat mengoperasikan Computer Radiography

Pada dasarnya Computer Radiography masih memerlukan sinar – X dalam


melalukan ekposi atau pengambilan gambar sesuai diagnosa. Maka dari itu seorang
radiographer harus memakai proteksi radiasi seperti apron, gonad shield, sarung
tangan, masker, dan penahan radiasi. Seorang radiographer atau pekerja radiasi
diharuskan untuk berdiri sejauh mungkin dari pasien, tabung X – ray dan berdiri
dibelakang bilik atau pembatas saat proses eksposi berlangsung.

Ada tiga metode utama yang digunakan untuk melindungi radiographer atau
pekerja radiasi dari paparan radiasi yaitu waktu, jarak dan shield.
a. Waktu
Metode pertama melibatkan waktu, jumlah paparan yang diterima berbanding
lurus dengan waktu yang digunakan, sehingga dosis sinar – X menurun ketika
waktu ini diminimalkan.
b. Jarak
Metode kedua melibatkan menggunakan jarak, memperjauh jarak antara seorang
radiographer dan sumber radiasi yang bertujuan untuk mengurangi paparan
radiasi. Sehingga jika jarak seorang radiographer dekat dengan sumber radiasi
maka kemungkinan terpaparnya relatife besar. Maka pastikan saat proses ekposi
berlangsung seorang radiographer berada di bilik ekposi.
c. Shield
Penggunaan shield merupakan metode paling umum atau paling banyak
digunakan oleh radiographer. Dinding utama bilik control atau bilik ekposi
menjadi pertahanan pertama bagi seorang radiographer.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Computer Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan
imaging plate untuk akusisi data gambar X-Ray (Ballinger, 1999). Merupakan
teknologi digital yang mendukung pengembangan komputer berbasis sistem informasi
dan prosessing. Radiograf yang dihasilkan CR akan terformat dalam bentuk digital
sehingga dapat dimanipulasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Ballinger,
1999).
Computed radiography adalah proses merubah system analog pada
konvensional radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1).
Pada sistem Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital
pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate
dengan menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap
oleh Photo Multiplier Tube (PMT) kemudian cahaya tersebut digandakan dan
diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di
konversi kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC).
Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara fil
radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi menggunakan imaging
plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen konvensional
tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada imaging plate berfungsi
untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo stimulable phospor (PSP) dan
menyampaikan informasi gambar ke dalam bentuk data digital.
Komponen-komponennya adalah:
1. Kaset
2. Image Plate (IP)
3. Image Reader
4. Image Console
5. Image Recoder
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
radiografi konvensial, antara lain :
 Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor
teknis.
 Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas
dibandingkan emulsi film radiografi.
 Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film (jika gambar tidak
ditampilkan dalam hard copy).
 Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
 Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun
penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).

B. SARAN
Sebaiknya memakai Computer Radiography dibandingkan yang konvensional karena
Computer Radiography sangat bermanfaat untuk diagnosa sehingga untuk memeriksa
berbagai objek tanpa perlu merusak di sekitarnya walaupun dari segi biaya CR terbilang
cukup mahal dibandingkan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

COMPUTER RADIOGRAPHY . (2013, Oktober 8). Retrieved from DUNIA RADIOLOGI:


http://dunia-radiology.blogspot.com/2013/10/computer-radiography_8.html?m=1

Philip W. Ballinger, E. D. (2003). MERRILL'S ATLAS OF RADIOGRAPHIC POSITIONS


& RADIOLOGIC PROCEDURES. In E. D. Philip W. Ballinger, MERRILL'S ATLAS
OF RADIOGRAPHIC POSITIONS & RADIOLOGIC PROCEDURES (p. 356-370).
Andrew Allen.

Rahayani, R. (2015, Mei 29). MAKALAH CR. Retrieved from


http://raturhyni.blogspot.com/2015/05/komponen-utama-cr-atau-digitalisasi.html

Ruth Ann Ehrlich, J. A. (n.d.). Patient Care In Radiography WITH AN INTRODUCTION


TO MEDICAL IMAGIN . In J. A. Ruth Ann Ehrlich, Patient Care In Radiography
WITH AN INTRODUCTION TO MEDICAL IMAGING (p. 32). Jeanne Wilke .

Mashari Ali, CT.NLP, CHt (2012, Mei 12). PEMELIHARAAN SCREEN COMPUTED
RADIOGRAPHY
https://radiologitop.wordpress.com/2012/05/12/pemeliharaan-screen-computed
radiography-cr/

Anda mungkin juga menyukai