(CR)
DISUSUN OLEH
RIAN RAMADHAN
(P2.31.38.017.036)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Computer Radiography (CR) “ dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang komponen pesawat sinar X atau lebih
spesifiknya Computer Radiography. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Computer Radiography.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radiografi ialah penggunaan sinar pengionan (sinar X, sinar gamma) untuk
membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya
digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam
tubuh manusia, digunakan pada berbagai bidang, terutama pengobatan dan
industri. Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiograf.
Sinar X yang dihasilkan untuk mendapatkan radiograf terbentuk didalam
pesawat sinar X oleh penemuan Wilhelm Cundrad Rooentgen pada tanggal 8
november 1895. Adapun pesawat yang sering digunakan yaitu pesawat
konventional (non charging). Pesawat sistem changer, dan sekarang karena
semakin canggihnya teknologi pesawat sinar X pun didigitalisasi yang dikenal
dengan sebutan CR (Computed Radiografi).
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang komponen utama CR dan
prinsip kerjanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Computer Radiography?
2. Apa sajakah komponen-komponen Computer Radiography?
3. Menjelaskan prinsip kerja Computer Radiography.
4. Apakah perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat
konvensional?
5. Apakah kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography?
1
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Menjelaskan defenisi Computer Radiography.
2. Menyebutkan dan menjelaskan komponen-komponen Computer Radiography.
3. Menjelaskan prinsip kerja Computer Radiography.
4. Menjelaskan perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat
konvensional.
5. Menyebutkan kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography.
D. Manfaat
Diharapkan makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan belajar untuk mahasiswa
maupun umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara fil
radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi menggunakan
imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen
konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada
imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo
stimulable phospor (PSP) dan menyampaikan informasi gambar ke dalam bentuk
data digital.
Cassette pada Computer Radiography bagian depan terbuat dari carbon fiber
dan bagian belakang terbuat dari aluminium, cassette ini berfungsi sebagai
pelindung dari Imaging Plate. Phospor screen (IS) pada kaset berfungsi
mengubah sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum
oxybromide). Kaset CR hanya berisi plate yang dilapisi phospor / storage
phospor screens (barium fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film
sehingga dapat dipakai berulang-ulang.
Cara kerja Cassette CR :
Storage phospor screen di ekspose seperti biasa.
Phospor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung
pada area anatomikalnya.
4
Phospor di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada
besarnya energi sinar-x yang diserap.
Isian ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus.
Jenis – jenis Cassette CR
a. Cassette General Purpose
5
b. Cassette Panjang (Long Lenght/Full Spine)
6
2. Imaging Plate (IP)
7
Reflective layer
Terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.
Conductive layer
Terdiri dari Kristal konduktif yang berfungsi untuk mengurangi masalah yang
disebabkan oleh electrostati. Selain itu ia juga mempunyai kemampuan untuk
menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan
ketajaman gambar.
Support layer
Mempunyai struktur dan fungsi yang sama seperti yang ada pada intensifying
screen.
Backing layer
Lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selama proses
pembacaan di dalam image reader.
Bar code label
Digunakan untuk memberikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi imaging
plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan pasien.
b. Peran Imaging Plate
IP mempunyai peran yang sama seperti intensifying screen dan
ditempatkan pada kaset yang mirip dengan kaset radiografi konvensional.
Sensitifitas IP kira-kira sama dengan kombinasi film-screen yang memiliki
speed 200 (Bushong, 2001).
Pada proses loading dan unloading IP, pada CR reader harus
diminyaki dan dibersihkan dengan rutin. IP harus dijaga dari kotoran dan debu
untuk menghindari artefak pada gambar akhir yang dapat mengganggu
gambaran patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau retakan setiap
bulannya. Karena goresan, kerutan atau retakan dapat menyebabkan artefak
pada gambar yang dapat menimbulkan gambaran seperti patologi, misalnya
gambaran fraktur maupun pnemothorak (Papp, 2006).
Pembacaan gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh
laser optoelectronik helium neon (He-Ne), 632,8 nm yang terdapat dalam
8
IP reader (Greene, 1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14 mikrosekon per
pixel (10 pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan gambar adalah 1 menit.
Emisi cahaya (309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer
ke photo multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive terhadap
cahaya biru (Carlton, 2001).
PMT mengubah cahaya tampak ke dalam bentuk sinyal analog. Sinyal
analog tersebut diubah dalam bentuk digital sebelum ditampilkan di komputer
oleh Analog Digital Converter (ADC) (Carlton, 2001).
Gambar laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu
yang agak lama setelah dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun
sebanyak 25% setelah 8 jam. Setelah IP discan untuk memperoleh gambar,
maka gambar laten dapat dihapus dengan mengeksposi IP dengan cahaya
tampak dalam jumlah yang besar untuk penggunaan selanjutnya. Untuk
meminimalisasi fenomena noise, IP harus segera dihapus setelah dieksposi
(Greene, 1992).
c. Proses Pembentukan Gambar pada IP
Exposure
Imaging plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan
menyimpan bayangan laten, terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan
pendukung. Imaging plate biasanya digunakan dengan ditempatkan ke
dalam kaset imaging plate setelah itu kita lakukan eksposi dengan
menggunakan sinar x. Sinar x yang menembus obyek akan mengalami
atenulasi sehingga enersi dari sinar x tersebur ditangkap oleh imaging
plate dalam bentuk data digital.
Fungsi imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien yang
dieksposi seperti pada film konvensional. Struktur Imaging Plate terdiri
dari; Protective Layer,Phosphor Layer, Suporting Layer, Backing
Layer,Bar Code Layer.
9
Stimulate
Stimulate merupakan alat pengolah dari gambaran laten pada imaging
plate menjadi data digital. Gambaran laten pada Imaging plate dibaca
dengan laser scanner, setelah diubah menjadi data dapat diolah dengan
bantuan komputer untuk memberikan data baik tentang pasien maupun
segi teknis. Dengan image reader memungkinkan mendapatkan gambaran
dalam waktu yang singkat, dibuat untuk mendapatkan image yang stabil
dan berkualitas serta untuk meminimal radiasi yang dikeluarkan.
Bayanggan tersebut kemudian distimulasi dengan Photo Stimulable
Phosphor (PSP) yang fungsinya untuk mengubah bayangan laten pada IP
menjadi cahaya tampak.
Read
Dengan menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di
tangkap dan digandakan serta diperkuat intensitasnya kemudian diubah
menjadi sinyal elektrik. kemudian sinyal-sinyal ini direkonstruksikan
menjadi sebuah gambaran yang dapat dilihat oleh layar monitor.
Erasure
Setelah proses pembacaan seselai, data gambar pada imaging plate
secara otomatis akan dihapus oleh Intense Light sehingga imaging plate
dapat digunakan kembali.
10
Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang
diperoleh dari Image plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin
cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan
mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk
membaca imaging plate pada image reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan
yang sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi
Image plate serta penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader sudah
dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang
sudah di baca oleh Image reader disebut dengan image console.
Cara kerja scanner :
a) Kaset yang akan dibaca ditandai dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai
dengan pasien dan pemeriksaan.
b) Di dalamnya terdapat rektor laser (optical), dengan bantuan sinar laser untuk
merangsang aktifasi phospor (stimulate) dan detektor (PMT) untuk
menangkap emisi phospor sebagai informasi yang akan diolah menjadi data.
c) Data tersebut diolah dan divisualisasikan dalam format digital
d) Setelah selesai proses scan, informasi yang ada pada plate kemudian dihapus
dengan memaparkan sinar intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan
kembali.
e) Seluruh sistem itu digerakkan secara motorik/mekanik.
Scanning dilakukan selama 20 ms/garis, sinyal yang diterima PMT masih
berwujud analog lalu didigitalisasi oleh digitizer.
4. Image Console
Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa
computer khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image
console dilengkapi oleh bebagai macam menu yang menunjang dalam proses
editing dan pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi
hasil gambaran organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
11
Fungsi console :
o Memasukkan data pasien
o Menentukan alur kerja radiologi
o Mengolah data dan image pasien sesuai dengan jenis pemeriksaannya
o Melakukan quality control image sebelum didistribusikan
o Melakukan pendistribusian image untuk pencetakan image, pada printer,
kepentingan back up, CD/DVD, untuk share ke RIS/HIS.
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser
imager, film processor dan laser printer, mempunyai fungsi sebagai proses akhir
dari suatu pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah
diproses dari awal penangkapan sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh
image reader dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder
12
untuk dilakukan proses output dapat berupa media compact disc sebagai media
penyimpanan.atau dengan printer laser yang berupa laser imaging film.
Pada proses pencetakan ini tidak memerlukan kamar gelap lagi karena dapat
dicetak langsung didalam dry imager tanpa harus di kamar gelap, dan juga tidak
memerlukan lagi cairan seperti fixer dan developer sehingga tempat kerja bisa
lebih bersih.
13
Apabila gambaran sudah baik, maka terdapat dua pilihan, apakah gambaran akan
dicetak dengan film atau disimpan didalam file khusus. Jika ingin dicetak, maka
gambaran akan dicetek menggunakan lasser.
14
Komponen CR
o Kaset
o Imaging Plate
o Image Reader
o Image Console
o Image Recorder
Pada Proses Computer Radiography
o Hasil foto dapat di simpan dalam bentuk file.
o Tidak menggunakan processing film seperti developer dan fixer.
o Tidak memerlukan kamar gelap, karena kaset sudah di lengkapi
image plate.
o Foto dapat di edit sebelum di cetak
o Waktu processing lebih cepat
o Kerusakan film karena terbakar bisa di hindari
o Mengurangi dari jumlah reject film
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Computer radiography adalah satu sistem atau proses untuk mengubah
sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi, dengan
menggunakan photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan
parameter dari gambaran yang akan dimanipulasi oleh komputer (Balliger,
1999:370).
Komponen-komponennya adalah:
1. Kaset
2. Image Plate (IP)
3. Image Reader
4. Image Console
5. Image Recoder
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
radiografi konvensial, antara lain :
Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor
teknis.
Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas
dibandingkan emulsi film radiografi.
Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak
ditampilkan dalam hard copy).
Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun
penyimpanan elektronik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Raturhyni.2015.”CR-Xray”. http://raturhyni.blogspot.com/2015/05/komponen-
utama-cr-atau-digitalisasi.html. 29 Mei 2015
Bushong, Steward C. 2001. Radiologic Science for Technologists, Physics,
Biology and Protection. Saint Louis: Mosby.
Kristina Naralyawan. 2013.”Perbandingan CR dengan Radiologi
Konvensional”. http://kristinanaralyawan.blogspot.com/2013/10/perbandingan
-konvensional-cr-computer.html. 12 maret 2015
https://bocahradiology.blogspot.com/2017/01/v-behaviorurldefaultvmlo_2.html
http://dunia-radiology.blogspot.com/2013/10/computer-radiography_8.html
http://serba-serbiradiologi.blogspot.com/2014/01/computed-radiography-
cr.html
17