Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................4
BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
2.1 Tentang Digital Radiografi.....................................................................6
2.2 Teknologi Digital Diagnostik Medis......................................................6
BAB III. ISI
3.1 Pengertian Digital Radiografi................................................................9
3.2 Pengertian Computer Radiografi...........................................................9
3.3 Komponen Digital Radiografi................................................................11
3.4 Komponen Computer Radiografi...........................................................16
3.5 Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi..........................................21
3.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar............................23
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan............................................................................................39
4.2 Saran.......................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penemuan sinar- X merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran
karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian
tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara-cara
konvesional. Perkembangan ilmu teknologi dibidang Radiologi berkembang
begitu pesat, dengan perkembangannya teknologi imaging yang terbukti
sangat
membantu
diagnosa
berbagai
macam
penyakit,
khususnya
system CR adalah citra soft copy yang dapat dimanipulasi terang gelap untuk
menghasilkan kontras citra kualitas tinggi. Sedangkan pada penggunaan
konvensional yang dikombinasikan dengan sistim film Intensifying Screen
(IS) tidak dapat dimanipulasi terang gelap (soft copy) sehingga penggunaan
tegangan tinggi (kV) tidak dapat dilakukan. Karakteristik PSP yang memiliki
rentang sensitivitas terhadap paparan sinar-X yang lebar dan aplikasi
perangkat lunak memungkinkan penyesuaian hasil citra terhadap kondisi
eksposi. (Seibert, J.A, 2006).
Suatu unit pesawat sinar-X yang dilengkapi system CR diantaranya harus
mampu memproduksi sinar-X sesuai uji fungsi dan citra yang dihasilkannya
dapat digunakan untuk menegakkan diagnose. Oleh karena itu, semua
perangkat penghasil citra pesawat sinar-X dan system CR harus berfungsi
sesuai standar yang diisyaratkan, sehingga kemampuan kerjanya akan
menentukan apakah sinar-X yang dikeluarkan dari pembangkitnya akan
berguna untuk diagnosa suatu penyakit atau tidak. Jika tidak maka dapat
mengakibatkan terjadinya penyinaran ulang yang berarti akan memberikan
dosis yang tidak bermanfaat dan akan merugikan pihak terkait dalam
pemeriksaan terutama pasien yang diperiksa. Dengan dasar ini peneliti
melakukan pemeriksaan thorax dengan faktor eksposi yaitu teknik tegangan
tinggi (kV) dan teknik tegangan standar (kV) dimana pesawat sinar-X yang
dilengkapi dengan Computed Radiography harus mampu memproduksi sinarX untuk menghasilkan kontras foto kualitas tinggi yang digunakan untuk
menegakkan diagnosa.
Salah satu kuantitas radiasi yang sering digunakan dalam acuan batasan
dosis adalah pengukuran dosis masuk permukaan atau yang lebih umum di
kenal dengan ESD (Entrance Surface Dose) yang dapat diperoleh melalui
pengukuran langsung menggunakan TLD (Thermoluminecence Dosimeter)
dan pengukuran tidak langsung. (DeWerd, L.A, Bartol L., & Davis, S. (n.d).
Thermoluninescence dosimetry.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa itu Digital Radiografi?
2. Apa itu Computer Radiografi?
3. Apa saja komponen Digital Radiografi?
4. Apa saja komponen Computer Radiografi?
5. Bagaimana prinsip pembentukan Gambaran Radiografi?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Digital Radiografi dan Computer Radiografi.
1.3.2
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tentang Pengertian Digital Radiografi, Pengertian
Computer Radiografi, Komponen Digital Radiografi, Komponen
Computer Radiografi, Prinsip Pembentukan Gambaran Radiografi, dan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Gambar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
digital
adalah
modalitas
radiologi
diagnostik
yang
scanning
film,
direct
digital
radiography
menggunakan
dapat
disebut sebagai
Computerized Radiography.
tinggi karena sel detektor atau elemen detektor relatif mudah mengalami
kerusakan akibat terjangan radiasi sinar-x secara terus-menerus. Karena itu,
alternatif investasi teknologi radiografi yang cukup baik adalah dengan
mengembangkan teknologi digitisasi berbasis X-Ray Intensifying Screen
(XRIS). Keunggulannya adalah bahwa unit pendigitisasinya semata-mata
merupakan suatu konversi bayangan obyek akibat disinari sinar-x pada layar
pendar CsI (TI) yang difokuskan ke suatu bidang gambar pendaran. Gambar
pada gambar pendaran tersebut kemudian ditangkap oleh suatu sistem optik
untuk selanjutnya diubah menjadi sinyal digital.
BAB III
ISI
Sebuah sistem digital radiografi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu XRay Source, Image Receptor, Analog to Digital Converter, Komputer, dan
Output Device.
A. X-ray Source
Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama
dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena
itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu
mengganti pesawat X-ray.
B. Image Receptor
Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan
Gambar 3.3 X-Ray Source
keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar
digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line
Scan Solid State Detectors.
(scan)
oleh
sebuah
dioda
laser
linear
untuk
detektor
menjadi
data
digital
D. Komputer
Gambar 3.3 Analog to Digital Converter
yang
dapat
E. Output Device
Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk
Gambar 3.3 Komputer Radiografi
menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat
menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan
kepada work station radiolog.
Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila
ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiografi). Media yang
digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry
view)
yang
tidak
memerlukan
proses
kimiawi
untuk
mengasilkan gambar.
Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam
bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melalui jaringan
work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto
melaui teleradiology.
hal
tersebut
dapat
meningkatkan
ketajaman gambaran.
e) Support Layer
f) Backing Layer
2) Cassette
Cassette pada computed radiography bagian depan (front side) terbuat
dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari aliminium.
3) Image Reader
Gambar 3.4 Cassette
Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari imaging
plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Dilengkapi
dengan preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan
tidak terpotong atau obyeknya bergerak. Pada kasus ini pemotretan harus
diulang. Namun apabila gambar kurang baik karena faktor eksposi
pemotretan tidak perlu diulang pemotretan tersebut, karena gambaran
dapat diperbaiki dengan image console. Semakin besar kapasitas memori
dari image reader semakin cepat waktu yang diperlukan untuk memproses
imaging plate, karena semakin besar memori dari suatu perangkat
komputer maka semakin besar daya simpan dari perangkat tersebut.
Semakin besar memori dari image reader akan menghasilkan daya
perputaran dari perangkat memori yang besar. Selain itu, imaging reader
4) Image Console
Gambargambar,
3.4 Image
Reader
Berfungsi untuk mengolah
berupa
komputer dengan software
khusus untuk medical imaging. Gambar dapat diolah tampilannya
sehingga memudahkan memperoleh gambar yang lebih baik.
Pada image console juga dilengkapi dengan menu yang lebih dari 200
macam pilihan gambar yang sesuai dengan bagian anatomi yang akan
difoto pada anatomi tertentu. Karena computed radiography merupakan
bentuk digital, bermacam-macam jenis processing gambar dapat
digunakan untuk menambah dan juga mempertinggi kualitas gambar.
5) Imager (Printer)
2. Image plate yang telah dieksposi selanjutnya dimasukan dalam reader unit,
dengan laser scanner hasil eksposi pada image plate dibaca dan diubah
Gambar 3.5 Imaging Plate (IP)
4. Gambar dapat disimpan dalam bentuk hasil cetak seperti halnya x-ray film,
juga memungkinkan
disimpan
dalam Radiografi
hard disk, compact disk,
Gambaruntuk
3.5 Monitor
Komputer
floppy disk atau media penyimpanan digital lainnya.
Imaging plate akan secara otomatis terhapus setelah dibaca oleh laser
pada plate reader, jika IP tidak digunakan untuk jangka waktu tertentu
maka harus secara manual dihapus, atau menghapus eksposur yang
salah. Dalam kedua kasus diatas, pengaturan penghapusan harus benar
digunakan ketika produsen menyediakan lebih dari satu penghapusan
pilihan.
Untuk
radiografi
eksposur
yang
salah
dalam
siklus
pengolahan
unsharp
mask
tertentu. Ketika
untuk
meningkatkan
pada gambar jika garis grid sejajar dengan pembaca scan lines, moir
pattern atau garis garis sejajar yang berpola dilihat dalam radiograf
genu diatas disebabkan oleh penggunaan grid dengan tingkat garis grid
kurang dari 33 lines/cm. Untuk menghindari terjadinya artefak ini harus
menggunakan grid dengan tingkat garis grid tidak kurang dari 60
lines/cm yang dalam orientasinya garis grid akan di-scan sejajar oleh
plate reader scan lines.
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang CR di atas dapat di simpulkan, yaitu :
1. Teknologi terbaru yang dapat memproses 8 kaset sekaligus dengan cepat
dan dengan hasil yang baik. Teknologi ini menghasilkan foto dengan
akurasi yang tinggi, data-data digital yang dapat diproses atau dicetak
ulang serta mengurangi resiko pengulangan foto.
2. CR di gunakan untuk Pemeriksaan foto/Rontgen polos. Alat ini juga
untuk mengubah menjadi digital yang lebih jelas dan Pemeriksaan
roentgen dan zat kontras.
3. Tahapan proses terbentuknya imaging plate yaitu exsposure, stimulute,
read dan erasure.
4. Komputer radiografi menggunakan imaging plate untuk menghasilkan
gambar radiografi.
4.2 Saran
Sebaiknya memakai Computer Radiologi dibandingkan yang konvensional
karena Computer Radiografi sangat bermanfaat untuk diagnosa sehingga
untuk memeriksa berbagai objek tanpa perlu merusak di sekitarnya walaupun
dari segi biaya CR terbilang cukup mahal dari konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/04/computer-radiografi_15.html
http://tentangradiologi.blogspot.com/2014/01/sejarah-radiografi-digital.html
http://yurryelian.blogspot.com/2012/01/tugas-radiografi-nii.html
http://kristinanaralyawan.blogspot.com/2013/10/perbandingan-konvensional-
cr-computer.html
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/viewFile/5002/453
5
http://teknikelektromedik-medan.blogspot.com/2011/01/digital-
radiografi.html
http://dunia-radiology.blogspot.com/2013/10/computer-radiography_8.html
http://fera-sun.blogspot.com/2010/12/radiografi.html
http://blogbabeh.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo_281.html
http://blogbabeh.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_855.html
http://chusnihidayad.blogspot.com/2012/03/artefak-computedradiography.html