DISUSUN OLEH :
RISMAWATI DIAN ARETNASIH
P17430212095
REGULER IIIC
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44, 2009). Dalam melaksanakan tugasnya
pedoman dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan kondisi dan tipe dari
rumah sakit tersebut. Oleh karena itu diharapkan pelayanan terhadap pasien dapat
Pengelolaan pelayanan adalah hal yang sangat penting bagi suatu struktur kerja
yang bergerak dibidang pelayanan jasa, khususnya bagi suatu rumah sakit. Baik atau
buruknya sistem pengelolaan pelayanan akan menentukan kualitas suatu rumah sakit.
Rumah sakit yang maju, berkualitas dan terpercaya oleh masyarakat, tentunya akan
menunjukan bahwa sistem pengelolaan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut baik.
Instalasi Radiologi sebagai salah satu komponen dari rumah sakit memerlukan
suatu pengelolaan pelayanan yang baik untuk menjadi salah satu penunjang medik
pengarsipan radiograf ataupun penyimpanan hasil radiograf termasuk termasuk hal yang
harus dikelola dengan baik. Sebuah Instalasi Radiologi yang mempunyai tingkat
pemeriksaan dan jumlah pasien yang banyak, membutuhkan sistem pengarsipan yang
teratur, dimana arsip yang telah disimpan dapat dicari dan ditemukan kembali dengan
Dalam perkantoran atau Rumah Sakit arsip digunakan untuk membantu dalam
penyediaan informasi. Mengingat peranan arsip yang begitu penting bagi kehidupan
berorganisasi, maka keberadaan arsip di kantor atau rumah sakit benar-benar dapat
organisasi. Tujuan kearsipan itu sendiri adalah menyediakan data dan informasi secepat-
cepatnya dan setepat-tepatnya kepada yang memerlukan. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut diperlukan pengelolaan arsip yang efektif dan efisien dengan cara memahami
masalah apa yang terkandung didalam arsip. Sistem penyimpanan arsip dikatakan baik
apabila waktu arsip yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat,
5
sehingga diperlukan penataan arsip yang sistematis dan efektif, karena sistem
penyimpanan arsip tidak lepas dari kegiatan penataan arsip dan penemuan kembali
(Candrawati, 2010).
pengarsipan secara desentralisasi dimana arsip dikelola sendiri oleh pihak radiologi.
Sistem pengarsipan dilakukan secara terpisah dan acak sehingga mempersulit proses
pencarian kembali arsip yang telah diarsipkan. Arsip radiograf untuk pasien rawat jalan
ditempatkan di ruang administrasi sedangkan arsip radiograf pasien rawat inap, pasien
dari Intensive Care Unit (ICU) dan pasien dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)
ditempatkan pada satu almari terbuka di ruang jaga petugas. Penyusunan arsip radiograf
pasien rawat jalan tidak dipisahkan antara arsip radiograf foto rontgen, CT-Scan dan
USG. Pada penyusunan arsip radiograf pasien rawat inap, ICU dan IGD pun masih
bercampur tidak dipisahkan per bangsal atau ruang sehingga menyulitkan dalam
pencarian kembali arsip dan membutuhkan waktu pencarian yang lama. Pengadaan
buku ekspedisi untuk mencatat laporan keluar masuknya radiograf yang diambil belum
memadai karena masih tercampur antara foto rontgen, CT-Scan dan USG. Kelalaian
petugas maupun pihak yang mengambil atau meminjam foto mengakibatkan masalah
yang besar karena terkadang foto diambil atau dipinjam tanpa menulis di buku ekspedisi
pada masalah-masalah yang terkait dengan sistem pengarsipan maka penulis ingin
B. Rumusan Masalah
6
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menemukan masalah sebagai
berikut :
1. Masalah apa saja yang dihadapi pada pengelolaan arsip di Instalasi Radiologi Rumah
C. Tujuan Penulisan
penulisan yaitu :
1. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi pada pengelolaan arsip di Instalasi Radiologi
D. Manfaat Penulisan
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Memberikan masukan dan informasi kepada pihak rumah sakit khususnya petugas
pengelolaan arsip.
7
3. Bagi Institusi
Kesehatan Semarang.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan
Berisi tentang pengertian Rumah Sakit, pengertian Instalasi Radiologi, dan sistem
pengarsipan.
Berisi tentang profil RSUD Kabupaten Temanggung, profil Instalasi Radiologi RSUD
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
8
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
radioterapi kepada pasien yang membutuhkan dengan menegakkan diagnosis yang cepat
dan tepat dan atau pemberian radioterapi yang akurat (Liwoso, 2012).
C. Sistem Pengarsipan
1. Pengertian Arsip
direkam dalam bentuk atau medium apapun, dibuat, diterima, dan dipelihara oleh suatu
organisasi atau lembaga atau badan atau perorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
(Walne, 1988: 128). Sedangkan menurut UU No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Kearsipan Pasal 1 disebutkan, yang dimaksud arsip adalah naskah-
naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan
9
Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun
2. Tujuan Pengarsipan
berikut :
a. Sebagai pusat ingatan dan informasi jika berkas diperlukan sebagai keterangan.
b. Memberi data kepada pegawai yang memerlukan data mengenai hasil-hasil kegiatan
3. Jenis Pengarsipan
Menurut Bhavati ( 2014), arsip dibedakan menjadi berbagai jenis arsip, baik
berdasarkan fungsinya.
2) Arsip tidak berbentuk lembaran atau arsip elektronik. contoh: disket, flash disk, cd,
dvd, dll
cek.
10
4) Sales Record, arsip yang berhubungan dengan masalah penjualan. Contoh: daftar agen
Republik Indonesia). Arsip Nasional di setiap ibu kota Daerah Tingkat I (Arsip
Nasional Daerah).
2) Instansi Pemerintah atau Swasta yang meliputi arsip primer, arsip sekunder, arsip
1) Arsip tidak penting, arsip hanya memiliki kegunaan informasi, contoh surat undangan.
2) Arsip biasa, arsip yang semula penting kemudian tidak berguna lagi pada saat
3) Arsip penting, arsip yang memiliki hubungan dengan masa lalu dan masa yang akan
5) Arsip rahasia, arsip yang hanya boleh diketahui oleh orang tertentu saja dalam
1) Arsip dinamis, diantaranya adalah arsip aktif, arsip semi aktif, arsip inaktif.
2) Arsip statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan
administrasi negara.
4. Sistem Pengarsipan
11
Menurut Candrawati (2010), Sistem pengarsipan adalah cara pengaturan atau
penyimpanan arsip secara logis dan sistematis dengan memakai abjad, numerik atau
nomor, huruf ataupun kombinasi huruf dan nomor sebagai identitas arsip yang terkait.
penyusunan menurut abjad. Umumnya dipakai untuk arsip yang dasar penyusunannya
dilakukan terhadap nama orang, nama perusahaan atau organisasi, nama tempat, nama
benda dan subjek masalah. Nama-nama diambil dari nama si pengirim (surat masuk)
Sistem subjek adalah cara penyimpanan dan penemuan kembali surat berpedoman
pada perihal surat atau pokok isi surat. Yang perlu dipersiapkan untuk sistem perihal
adalah.
1) Daftar Indeks adalah daftar yang memuat seluruh kegiatan yang dilakukan diseluruh
lagi. Masalah pokok tersebut dalam pembagian utama, sedangkan uraian masalahnya
disebut dalam pembagian pembantu, apabila uraian masalah masih dibagi lagi menjadi
a) Filling Cabinet
b) Guide
c) Folder
d) Kartu kendali
Kode adalah tanda yang terdiri atas gabungan huruf dan angka untuk
membedakan antara beberapa masalah yang terdapat dalam Pola Klasifikasi Arsip.
12
4) Penyimpanan surat, dengan cara membaca surat untuk mengetahui isi surat, memberi
kode surat, mencatat surat dalam kartu kendali, menyimpan kartu kendali.
Sistem Nomor merupakan jenis penjajaran arsip atau berkas rekam medis
berdasarkan urutan nomer dari arsip atau berkas rekam medis itu sendiri.
Sistem geografis atau wilayah adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan
pembagian wilayah atau daerah yang menjadi alamat suatu surat. Surat disimpan dan
geografi atau wilayah atau kota dari surat berasal dan tujuan surat dikirim. Dalam
hubungan ini surat masuk dan surat keluar disimpan dan ditempatkan dalam folder yang
sama, tidak dipisah-pisahkan. Dalam penyimpanannya menurut sistem ini harus dibantu
e. Sistem Tanggal (Chronologis)
Sistem tanggal merupakan jenis penjajaran arsip atau berkas rekam medis yang
pengelolaan arsip yang ada di dalam organisasi. Dalam hal ini, Suatu organisasi yang
menerapkan sentralisasi memiliki satu unit kearsipan yang mempunyai fungsi membuat
Keuntungan Sentralisasi :
13
1) Memberikan prosedur yang konsisten.
2) Jelas penanggungjawabnya.
4) Memberikan pelayanan yang seragam bagi semua unit kerja atau departemen.
Kelemahan Sentralisasi :
Sentralisasi pada organisasi yang besar akan dihadapkan pada masalah keterlambatan
penanganan arsip aktif, yang justru berakibat pada in efisiensi dan in efektifitas.
Keuntungan Desentralisasi :
2) Waktu dan tenaga lebih hemat karena ada dilokasi unit atau bagian
Kelemahan Desentrasilasi :
4) Kemungkinan terdapat kesamaan arsip karena tiap unit atau bagian memiliki arsip
tersendiri
14
Sistem penyimpanan kombinasi atau ganda merupakan suatu cara kompromi yang
memperbolehkan setiap unit untuk menyimpan dan memelihara arsip atau warkat
Keuntungan Sistem Gabungan :
4) Memudahkan pergerakan arsip sesuai dengan jadwal retensi dan penyusutan arsip.
1) Problem yang melekat dalam masing-masing sistem dapat muncul pada sistem
kombinasi.
2) Arsip yang berkaitan tidak disimpan secara bersama-sama dalam satu kesatuan.
Rumah sakit tersebut mengalami kesulitan dalam penemuan kembali arsip karena
data tersebar dan tidak disimpan dalam satu tempat dan membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk kegiatan pencarian data yang dibutuhkan (Suryawan, 2013).
berkas rekam medis karena arsip tidak tersimpan dalam satu tempat sehingga saat arsip
atau berkas rekam medis di butuhkan dalam proses pelayanan, maka akan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan arsip atau berkas rekam
medis yang di butuhkan. Hal ini akan mengganggu proses pelayanan terhadap
Dampak selanjutnya, tenaga atau pegawai yang dibutuhkan dalam proses temu
kembali arsip akan tersebut akan bertambah karena arsip yang disimpan tidak di suatu
15
tempat penyimpanan, jadi secara otomatis tenaga yang yang dibutuhkan akan semakin
Belum lagi dampak lebih lanjut yang timbul dari penelusuran (temu kembali)
arsip tersebut. Masalah yang mungkin akan muncul adalah terkait dengan kualitas
waktu yang terlalu lama, di sisi lain pasien juga ingin segera mendapatkan pelayanan
dari dokter, dokter juga harus segera mendapatkan arsip pasien (dalam hal ini berkas
rekam medis) sebelum memberikan pelayan kepada pasien, maka arsip pasien yang
berupa berkas rekam medis tersebut seharusnya segera ditemukan. Namun, karena arsip
dibutuhkan untuk temu kembali arsip tersebut menjadi lama. Hal ini yang menyebabkan
tingkat kepuasan pasien dari segi pelayanan menjadi berkurang. Dampak berikutnya
yang timbul dari pasien yang kurang tingkat kepuasannya adalah pasien tersebut akan
dirasakannya, kepada orang lain. Tentu saja hal ini akan mengancam kelangsungan
organisasi kesehatan yang dalam hal ini adalah rumah sakit (Suryawan, 2013).
Menurut Suryawan (2013), masalah yang timbul akibat temu balik arsip yang
kurang cepat memiliki dampak yang paling banyak, maka diperlukan solusi agar data
a. Membuat sistem penyimpanan yang baik agar dalam penemuan kembali berkas rekam
b. Membuat sistem penjajaran berkas yang sesuai dengan arsip atau berkas rekam medis
BAB III
16
A. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung
1. Sejarah, Visi, Misi, Motto dan Nilai Dasar RSUD Kabupaten Temanggung
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung didirikan pada tahun 1907
yang dulu bernama Rumah Sakit Umum Daerah Djojonegoro Temanggung. Pada tahun
1983, rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas D. Dengan Surat Keputusan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) per 1 Januari 2012
berdasarkan Keputusan Bupati Temanggung Nomor 440/448 Tahun 2011 dan berganti
nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung. RSUD Kabupaten
Temanggung ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas B pada tahun 2013 dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung pada tanggal 11 November 2013.
1) VIP : 18 TT
4) Kelas IA : 19 TT
5) Kelas IB : 9 TT
6) Kelas II : 31 TT
7) Kelas III : 94 TT
8) HCU : 4 TT
9) Isolasi : 9 TT
10) ICU : 9 TT
17
b. Visi
c. Misi
d. Motto
e. Nilai Dasar
1) Profesionalisme (Profesionalism).
2) Kepedulian (Responsiveness).
4) Kewirausahaan (Enterpreneurship).
5) Keterbukaan (Transparancy).
terlampir.
Temanggung
18
d. Instalasi Rawat Intensif
f. Instalasi Radiologi
g. Instalasi Hemodialisa
h. Instalasi Laboratorium
j. Instalasi Farmasi
k. Instalasi Gizi
l. Penunjang lain
Temanggung
a. Falsafah
pelanggan sesuai klinis dan permintaan dokter, tidak lupa memperhatikan bahaya
b. Tujuan
Melakukan pemeriksaan rutin dan darurat untuk menunjang diagnosa atau terapi
c. Visi
dan akurat.
d. Misi
19
Kabupaten Temanggung dan pihak pengguna jasa layanan dari luar RSUD Kabupaten
Temanggung.
a. Pemeriksaan Radiodiagnostik
tanpa menggunakan media kontras dan dilaksanakan pada jam kerja serta dilaksanakan
paranasal, mastoid, gigi, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, thorax, abdomen, dan
vertebrae.
dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu. Persiapan tersebut sesuai dengan jenis
(CIL), Histerosalphingography (HSG), Uretrography, Custography,
Uretrocystography, dan Oesophagus.
b. Pemeriksaan Ultrasonogrpahy (USG)
4) USG Ekstremitas
c. Pemeriksaan CT-Scan
20
a. Pemeriksaan CT-Scan Kepala Kontras dan Non Kontras
C. Paparan Masalah
baik yang masih dibutuhkan maupun yang sudah tidak dibutuhkan. Sistem pengarsipan
yang baik disusun secara teratur dan rapi pada satu tempat, misalnya ditempatkan pada
almari arsip di ruang arsip. Penempatan arsip sebaiknya tidak ditempatkan secara
terpisah. Tujuan dari penempatan tersebut adalah untuk mempermudah dalam pencarian
arsip kembali dengan cepat. Pengelompokan arsip terdiri dari urutan abjad, nomor
ataupu tanggal pembuatan radiograf yang akan lebih teratur dan efektif dalam pencarian
tempat dalam penempatan arsip. Arsip Radiograf rawat jalan ditempatkan secara acak di
jalan tidak dipisahkan antara pemeriksaan radiograf biasa, pemeriksaan CT-Scan dan
USG. Tempat penyimpanan arsip pun kurang memadai, karena hanya diselipkan di
dekat tumpukan buku yang akan membuat radiograf mudah terlipat dan mudah rusak.
Kemudian untuk arsip radiograf dari rawat inap, IGD dan ICU ditempatkan dalam satu
rak di ruang jaga radiografer. Penempatan arsip radiograf tersebut kurang tertata rapi
karena hanya dijajar menurut tanggal dan tidak dipisahkan menurut bangsal atau ruang.
Sehingga akan menyulitkan dan kurang efektif dalam pencarian kembali arsip radiograf.
21
Gambar 1. Penempatan Arsip Radiograf Rawat Jalan di Instalasi Radiologi RSUD
Kabupaten Temanggung
Gambar 2. Penempatan Arsip Radiograf Rawat Inap, IGD dan ICU di Instalasi
Radiologi RSUD Kabupaten Temanggung
Selain itu, penyedian buku pengambilan foto untuk mencatat laporan keluar
Radiologi RSUD Kabupaten Temanggung terdiri dari buku pengambilan hasil rawat
jalan, buku pengambilan hasil untuk rawat inap, buku pengambilan hasil tanpa bacaan
dan buku pengembalian foto. Buku pengembalian foto tersebut tidak difungsikan
kembali karena peminjam terkadang malas untuk menulis laporan pengembalian arsip
radiograf dalam buku tersebut. Buku pengambilan foto antara pemeriksaan rontgen, CT-
22
Scan dan USG dicampur jadi satu baik pada buku pengambilan foto rawat jalan, ICU,
IGD, maupun rawat inap. Buku pengambilan foto pada pasien rawat inap pun tidak
dipisahkan per ruang atau bangsal. Hal tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam
pencarian kembali pihak yang mengambil foto ketika terjadi kehilangan radiograf, hasil
Selain arsip radiograf, penyimpanan arsip permintaan foto dan hasil ekspertisi
tidak rapi dan acak. Penempatan arsip tersebut kurang rapi dan masih tercampur antara
arsip radiograf, CT-Scan dan USG. Penempatan arsip permintaan foto dan hasil
ekspertisi diletakkan pada almari terbuka yang akan mempermudah kertas rusak dan
Gambar 3. Penempatan Arsip Lembar Permintaan Foto dan Hasil Ekspertisi di Instalasi
Radiologi RSUD Kabupaten Temanggung.
D. Pembahasan
Kabupaten Temanggung.
ditempatkan secara terpisah dan acak, tidak dikumpulkan pada satu ruang arsip sehingga
b. Arsip radiograf tidak ditempatkan dalam satu almari khusus, untuk arsip radiograf
rawat jalan hanya diselipkan di dekat tumpukan buku di ruang administrasi sedangkan
23
arsip radiograf rawat inap tidak dipisahkan per ruang atau bangsal dan bercampur
c. Di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Temanggung memiliki buku ekspedisi yang
khusus mencatat laporan masuk keluarnya radiograf namun buku ekspedisi tersebut
masih bercampur antara pengambilan hasil rontgen, CT-Scan maupun USG sehingga
ketika terjadi kehilangan arsip radiograf dan ingin menelusur kembali siapa yang
khusus untuk tempat penyimpanan arsip radiograf maupun arsip lembar permintaan foto
dan hasil ekspertisi. Untuk arsip radiograf diletakkan dalam satu almari. Arsip radiograf
pasien rawat jalan dijadikan dalam satu almari dan dibagi antara arsip rontgen, CT-Scan
dan USG. Sedangkan untuk pasien rawat inap dan IGD disimpan dalam satu almari
Kelebihan :
1) Penyimpanan radiograf yang diarsipkan di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
Temanggung akan lebih teratur karena tersimpan dalam satu tempat.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pencarian suatu radiograf yang diarsipkan
akan semakin singkat.
Kekurangan :
b. Menyusun arsip radiograf dalam almari yang sudah terbagi-bagi menurut jenis arsip nya
baik rawat jalan, ICU, IGD dan rawat inap. Untuk arsip rawat jalan dipisahkan menjadi
24
arsip rontgen, CT-Scan dan USG sedangkan rawat inap dipisahkan menurut bangsalnya.
Untuk penyusunan arsip lembar permintaan foto dan arsip hasil ekspertisi sebaiknya
disusun secara rapi dalam stopmap yang didalamnya terdapat pengait kemudian
disimpan dalam almari dan diurutkan berdasarkan tanggal serta dipisahkan menurut
Berikut adalah desain almari untuk arsip radiograf rawat jalan dan rawat inap serta
IGD :
25
Gambar 5. Desain Almari Arsip Radiograf Rawat Inap, IGD dan ICU
Kelebihan :
1) Arsip radiograf rawat jalan, IGD, ICU maupun rawat inap akan tertata rapi karena
2) Pencarian arsip radiograf kembali akan lebih mudah dan tidak menghabisakan banyak
waktu.
3) Stopmap yang digunakan harganya murah sehingga tidak memerlukan biaya yang besar
Kekurangan :
yang akan digunakan untuk menempatkan arsip radiograf baik rawat jalan, IGD, ICU
2) Pengadaan stopmap untuk menyimpan arsip lembar permintaan foto dan hasil ekspertisi
sulit karena pihak gudang rumah sakit membatasi jumlah permintaan barang yang
dibutuhkan.
c. Membuat buku ekspedisi secara terpisah yaitu buku ekspedisi pasien rawat jalan
rontgen, CT-Scan dan USG. Kemudian buku ekspedisi untuk pasien rawat inap yaitu
26
dipisahkan menurut bangsal untuk buku ekspedisi rontgen, CT-Scan dan USG. Di
pengambilan foto tanpa hasil yang sangat bermanfaat untuk mengetahui pihak yang
meminjam atau mengambil hasil rontgen, CT-Scan dakembali buku pengembalian arsip
radiograf.
Kelebihan :
1) Mempermudah dalam pencarian kembali pihak yang meninjam atau mengambil hasil
ketika terjadi kehilangan maupun kesalahan yang lain terkait dengan hasil rontgen, CT-
yang diarsipkan dan mengetahui apakah arsip radiograf sudah diambil pasien atau
keluarga pasien atau dipinjam oleh dokter maupun perawat, sehingga kemungkinan
semakin kecil.
Kelemahan :
2) Petugas bekerja ganda untuk mencari dan membedakan pencatatan antara radiograf
yang dipinjam dengan radiograf yang sudah diambil pasien atau keluarga pasien.n USG
dengan tanpa bacaan atau hasil ekspertis dari dokter. Selain itu, petugas dan seluruh
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas tentang Sistem Pengelolaan Arsip di Instalasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
27
1. Masalah yang dihadapi dalam sistem pengelolaan arsip adalah tidak tersedianya
ruang khusus arsip, penempatan arsip radiograf baik rawat jalan, rawat inap, IGD dan
ICU maupun arsip lembar permintaan foto dan hasil ekspertisi ditempatkan secara acak
khusus arsip untuk arsip radiograf rawat jalan, rawat inap, IGD dan ICU. Penempatan
arsip radiograf rawat jalan dipisahkan menurut jenis pemeriksaan seperti pemeriksaan
rontgen, CT-Scan dan USG sedangkan untuk arsip radiograf rawat inap, IGD dan ICU
dipisahkan menurut bangsal atau kelas. Untuk arsip lembar permintaan foto dan hasil
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, didapatkan saran sebagai berikut :
1. Pihak Rumah Sakit menyediakan almari untuk penempatan arsip radiograf untuk
rawat inap dan rawat jalan, selain itu menyediakan stopmap yang terdapat pengaitnya.
foto agar mempermudah dalam mencari pihak yang mengambil atau menghilangkan
arsip foto.
DAFTAR PUSTAKA
28
Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit
RSUD Kabupaten Temanggung. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Temanggung. Temanggung : RSUD Kabupaten Temanggung.
29