Laporan praktikum
Disusun oleh
Edi Kurniawan
Hasil dari radiograf yang berkualitas baik sendiri kadang kala diperlukan salinan atau hasil kopi dari
gambaran radiograf yang asli,untuk memenuhi kebutuhan penggandaaan itu maka digunakan lah
prinsip penggandaaan film radiograf yang biasa disebut atau dikenal sebagai prinsip
duplikasi.sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hasil gambaran radiograf yang baik tanpa
superposisi dengan tulang maka digunakanlah prinsip substraksi yakni suatu teknik untuk
menghilangkan atau mengurangi gambaran yang tidak diinginkan pada radiograf. Teknik ini
digunakan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang menggunakan media kontras seperti pada
pemeriksaan angiografi.untukmemenuhi kebutuhan tersebut maka,penulis ingin membahas
masalah duplikasi dan substraksi lebih dalam.
Latar belakang penyusunan laporan praktikum ini tidak lain adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Radiofotografi III. Selain itu untuk mengetahui metode-metode dan teknik yang digunakan
dalam penggandaan hasil radiograf yang dapat digunakan untuk arsip atau kebutuhan medis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Umum :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan dan teknik penggandaan duplikasi radiograf dengan
menggunakan metode fotografi dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan dan teknik penggandaan substraksi radiograf dengan
menggunakan metode fotografi dengan baik.
1. Khusus :
1. Dapat menyebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh duplikating film sehingga kualitas
duplikasi mendekati radiograf objeknya.
2. Dapat menjelaskan cara pembuatan dan membuat substraksi film dari radiograf sebelumnya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat mengetahui prinsip dan cara pembuatan duplikasi dari film radiograf sebelumnya.
1.3.2 Dapat mengetahui prinsip dan cara pembuatan substraksi dari film radiograf sebelumnya
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Duplikasi
Duplikasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan atau membuat salinan (copy) berupa radiograf
dari radiograf aslinya dengan kualitas yang relatif sama.Dilihat dari segi ukuran akhir,maka
duplikasi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Enlargement copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih besar dari aslinya.
2. Facsimili copy, yaitu ukuran hasil duplikasi sama dengan aslinya.
3. Miniatur copy, yaitu ukuran hasil duplikasi lebih kecil dari aslinya.
Jenis-jenis duplikasi dapat mengahasilkan gambaran yang Ukurannya kecil,sama atau serupa dan
pembesaran.
o Kebutuhan medis
o Demonstrasi
o Pendidikan
o Pelatihan
o Pameran
Bahan-bahan yang di gunakana untuk menduplikasi hasil radiograf adalah:
o Radiograf asli
o Film duplikasi
o Sumber cahaya
o Kaca datar
Duplicating film
o Reaksi film duplikasi akan menampakan dan membangkitkan gambaran yg terbalik dari biasanya à
Efek Solarisasi
o A single sided-material
Dapat diproses secara otomatis dalam mesin processing film selama ± 90 detik dan secara manual
Blue sensitif.
Sumber cahaya
Normal Exposure
Adapun metode yang digunakan adalah fotografi dan radiografi. Agar hasil duplikasinya memuaskan
,maka antara radiograf objek dan film baru harus dalam keadaan kontak (copying by contact).
Menurut teori terdapat film khusus yang dipakai dalam pembuatan duplikasi (duplicating
film),dimana ada kekhususan pada emulsi film,pada bagian yang sedikit terkena foton akan menjadi
Radiolusent dan sebaliknya,pada bagian yang banyak terkena foton akan menjadi Radioopaque saat
dilakukan processing (chemical treatment).
2.2 Substraksi
Substraksi adalah suatu teknik untuk menghilangkan atau mengurangi gambaran yang tidak
diinginkan pada radiograf. Teknik ini digunakan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang
menggunakan media kontras seperti pada pemeriksaan angiografi.
Sebagai contoh pada radiograf hasil pemotretan arteriografi carotis dengan menggunakan media
kontras, terlihat gambaran arteri-arteri didaerah kepala yang saling superposisi dengan bayangan
tulang-tulang kepala. Untuk itu perlu dilakukan peniadaan gambaran tulang-tulang kepala agar
gambaran arteri tampak jelas.
Langkah-langkah
o 2 original radiograf dengan posisi pasien yang sama. Salah satu radiograf memiliki informasi yang
tidak dimiliki oleh radiograf yang lain
o Film positif dibuat dari salah satu dari radiograf original
o Radiograf original yang lain disuperimposisikan dengan film positif
o Dilakukan penyinaran dari kombinasi diatas
Prinsip
o Mereduksi sampai kontras mendekati angka nol pada informasi yang sama diantara kedua radiograf
original
o Hasil akhir hanya berupa informasi yang berbeda pada kedua radiograf original
o Teknik ini biasanya digunakan pada prosedur angiografi dimana 2 buah radiograf yang salah
satunya terlihat kontras media
Persyaratan Original Film
o Memiliki patient position yang sama
o Memiliki kontras yang sama
o Memiliki tingkat unsharpness yang sama
Film Positif/ MASK
o Mask merupakan film positif yang dibuat dari salah satu radiograf original
o Radiograf yang dibuat mask harus dipilih dari salah satu original, tetapi biasanya dipilih dari
radiograf yang “tidak terdapat kontras media”/ foto polos
Karakteristik Mask
o Disebut juga subtraction mask film
o Single side emulsion film
o Memiliki density range yang terbatas
o Memiliki G=1
Menentukan exposure time
o Densitometer, dengan cara menentukan midrange density: ½ (Dmax-Dmin). Kemudian lihat grafik
untuk menentukan waktu eksposi
o Produksi series stepwedge image, dari berbagai waktu exposi untuk kemudian ditentukan waktu
eksposi dengan cara menyuperimposisikannya dengan film original
Proses produksi final
o Mask harus benar-benar superimposisi dengan original film (yg ada kontrasnya)
o Pastikan sisi emulsi yang kontak
o Untuk final print, ada 2 jenis film yang digunakan yaitu yang memiliki gradien rata-rata 1 dan 1,75
(memiliki karakteristik kontras tinggi tapi mottle noise juga tinggi).
Pembuatan substraksi radiografi dapat dilakukan dengan menggunakan metode radiografi(screen
methode), fotografi maupun elektronik(digital), tetapi pada dasarnya konsepnya pembuatan
bayangan substraksi sama.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan
Kelompok 1
3.1.2 Pelaksanaan:
Jam : 15.00-selesai
1. Pesawat x-ray.
2. Film untuk radiograf yang akan menjadi objek duplikasi.
3. Film untuk membuat radiograf positif (mask).
4. Film untuk membuat radiograf duplikasi.
5. Sumber sinar (ultraviolet / pijar 15 watt).
6. Phantom Cranium.
7. Alas berwarna gelap.
8. Kaca bening 2 buah.
9. Kawat sebagai kontras radiograf.
10. Plester.
11. Safe light.
12. Processing film dan asesorisnya.
13. Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm.
3.3 Prosedur Praktikum Duplikasi
1. Membuat sebuah radiograf yang akan digunakan sebagai obyek duplikasi, dengan menggunakan
phantom cranium proyeksi lateral.
1. Menyalakan lampu safe light dan mematikan lampu penerang dalam kamar gelap.
2. Meletakkan radiograf yang akan diduplikasi dan film baru diantara kaca atas dan bawah dengan
urutan dari atas ke bawah sebagai berikut:
Radiograf yang akan di duplikasi kemudian film baru.
1. Mematikan lampu penerangan pada kamar gelap dan menyalakan lampu safe light.
2. Mengatur film diantara kaca dengan urutan sebagai berikut: radiograf positif kemudian film baru.
3. Menyalakan sumber sinar (lampu) selama t detik.
4. Selanjutnya, memproses film baru dikamar gelap.
b. Selanjutnya, dengan mengguankan proyeksi yang sama, dengan menggunakan kontras media
(bahan kawat dan dibentuk sedemikian rupa menyerupai arteri).
c. Setelah itu,
membuat radiograf
positif dari
(mask),dari
radiograf non
kontras. Caranya :
1. Menyalakan lampu
penerang kamar
gelap, mengatur alat-alat dengan urutan dari atas ke bawah sebagai berikut :
Sumber sinar, diffuser, kaca bagian atas, kaca bagian bawah dan alas berwarna gelap.
1. Memastikan susunan radiograf positif, radiograf kontras dan film baru tidak bergeser, menyalakan
sumber sinar selama 1,5 detik.
2. Selanjutnya, memproses film baru di kamar gelap.
3.6 Hasil Praktikum
Hasil yang didapat pada praktikum substraksi ini, menunjukan bahwa dengan metode subtraksi kita
dapat mendapatkan hasil gambar radiograf (dengan kontras media) yang menjadi pembeda pada
radiograf original. Dengan teknik substraksi, kita dapat menghasilkan radiograf baru tanpa ada
gambaran media kontras yang menghalanginya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran