Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RADIOFOTOGRAFI LANJUT

KELOMPOK I
Disusun Oleh :
1.ALDO ALL AKBAR ( P21130219004 )
2.ALIF NUR IRVANSYAH ( P21130219005 )
3.ANINDITA DEVANADA . R ( P21130219011 )
4.ANNISA RAHMAYULI ( P21130219013 )
5.ARIEF DARMAWAN ( P21130219014 )

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


Jl. Hang Jebat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641 Fax. 021-7397769
Website : www.poltekkesjkt2.ac.id
Email : info@poltekkesjkt2.ac.id dan poltekkes_jakarta2@yahoo.com
DENSITAS RADIOGRAFI
Menurut Stuart dan Michael, densitas radiografi adalah : Keseluruhan derajat penghitaman pada
film radiografi yang telah dieksposi dan mengalami proses pencucian.
Densitas radiografi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
A. Infuencing Factor (kVp)
Influencing factor adalah faktor utama yang mempengaruhi densitas radiografi dan faktor utama
yang mempengaruhi densitas radiografi adalah kilovoltage peak(kVp). Kilovoltage peak
menentukan beda potensial atau tegangan tabung antara katoda dan anoda yang akan
mempengaruhi kualitas daya tembus x-ray yang dihasilkan,karena kV memiliki kemampuan
mengatur kecepatan elektron.
Peubahan nilai kVp dapat merubah daya tembus sinar x, banyaknya radiasi hambur,dan
besarnya dosis yang diterima pasien ( Bushong,2001) . Perubahan daya tembus sianr x
mengakibatkan perubahan nilai densitas. Saaat nilai kVp dinaikkan mengakibatkan densitas citra
radiografi semakin meningkat karena semakin banyaknya elektron yang diteruskan ke image
reseptor begitu juaga sebaliknya apabila nilai kVp diturunkan maka densitas citra radiografi juga
turun. Selain itu radiasi hambur yang sampai ke film akan bertambah saat nilai kVp dinaikkan
dan saat densitas tinggi maka latitude film juga akan tinggi (Bushong,2001 )
B. Controlling Factor ( mAs )
Controlling faktor adalah faktor yang secara tidak langsung mengontrol citra radiografi, faktor
tersebut ialah mAs. mAs merupakan hasil perkalian arus tabung (mA) denga waktu (S) yang
menentukan kuantitas sinar x atau banyaknya elektron yang dihasilkan yang dihasilkan. Nilai
mA berada pada rentang 20 – 580 sehingga,intensitas sinar x akan bertambah sesuai dengan
peningkatkatan mA. Oleh sebab itu, densitas juga dapat diatur dengan mengubah mAs.
Pengaruh mAs terhadap gambaran sama dengan kv yaitu menikkan nilai mAs berarti menaikkan
nilai densitas dan menurunkan nilai noise
C. Other Influencing Factor
Other influencing factor merupakan faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi
citraradiografi namun tida begitu signifikan.
Other influencing factor terdiri dari ;
1. Focal Spot
Focal spot adalah suatu area fokus pada anoda yang terpapar elektron dari katoda. Titik fokus
tabung merupakanfaktor penting karena titik fokus yang besar dapat menahan panas yang
dihasilkan oleh eksposur besar, sedangkan yang kecil menghasilkan kualitas gambar yang lebih
baik. Penngunaan fokus efektif akan menurunkan nilai densitas namun meningkatkan ketajaman
sedangkan penggunaan fokus actual akan meningkatkan nilai densitas namun, menurunkan
ketajaman radiografi.
2. Anoda Heel Effect
Anoda heel efek adalah fenomena yang terjadi karena kemiringan sudut anoda. Anoda heel efek
menggambarkan bahwa intensitas sinar x yang dihasilkan lebih besar disisi katoda dibanding sisi
anoda. Pada saat elektron bergerak menuju anoda sebagian besar diserap oleh anoda sehingga
mneyebabkan intensitas sinar x sisi katoda lebih besar daripada anoda,perbedaan intensitas
antara katoda dan anoda bisa mencapai 45%. Oleh karena itu objek yang berada dibawah katoda
akan mempunyai nilai densitas yang lebih besar dibanding ketika berada di bawah anoda.
3. Distance
Distance merupakan jarak antara tabung dengan objek atau dengan IR. Semakin kecil jarak
antara tabung dengan objek semakin besar intensitas sinar x yang dihasilkan,dan semakin besar
jarak tabung dengan objek maupun IR semakin kecil intensitas sinar x yang dihasilkan.
4. Filtration
Filtration adalah komponen tabung sinar x yang berfungsi menyaring energi phton yang lemah.
Filtration ditempatkan di jendela tabung sinar x. filter ada 2 yaitu :
• Inherent filter : terdiri dari bahan berupa kaca atau gelas dan merupakan filter tambahan
• Additional filtter :filter tambahan yang berfungsi menahan gelombang sinar x dengan
panjang gelombang tertentu
5. Beam Restriction
Beam restriction atau kolimator merupakan alat yang berfungsi meperbesar atau memperkecil
luas penyebaran sinar x. semakin besar kolimasi semakin banyak hamburan sinar yang sampai ke
IR sehingga, semakin meningkat nilai densitas radiografi.

Anatomical Part
Tissue type/jenis jaringan
Jaringan terdiri dari berbagai macam atom , ada nomor atom yang lebih tinggi (seperti tulang)
dan ada bagian yangmemiliki nomor atom rendah (seperti: lemak ). Semakin tinggi nomor atom
itu maka semakin banyak partikel atom pada jaringan yang berinteraksi dengan photon sinar x,
maka semakin banyak pula sinar x yang diserap. Semakin bnyak sinar x yang diserap semakin
kecil nilai densitas radiografi.
 Tissu tickness/ketebalan jaringan
Semakin tebal jaringan maka semakin besar pula atenuasi sinar x. atenuasi sinar x dapat terjadi
sekitar 50% untk ketebalan jaringan 4cm-5cm. butuh faktor eksposi yang llebih besat untuk
jaringan yang lebih tebal agar mendapatkan nilai densitas yang optimal pada gambaran
radiografi.
 Contrast media
Contras media adalah suatu zat yang dapat diinstal keseluruh tubuh dengan cara diinjeksi atau
ditelan untuk melihat jaringan didalam tubuh dengan kontras subjek rendah. Jenis kontras media
sangat mempengaruhi kenaikkan atau penurunan atenuasi sinar x. Kontras terdiri dari dua jenis
yaitu pertama kontras media positif (seperti : barium dan iodine ), memiliki nomor atom tinggi
sehingga atenuasi sinar x menjadi lebih tinggi, yang kedua kontras medi negatif yang memiliki
nomor atom rendah sehingga, atenuasu sinar x nya rendah
 Pathology
Kelainan atau penyakit yang berada pada suatu jaringan yang akan dilakukan pemotretan
radiografi akan menimbulkan sutu densitas radiografi yang lebih hitam maupun lebih putih
dibandingkan dengan densitas disekitar.

Grids
Grids merupakan suatu alat pendukung pemeriksaan radiografi yang diletakkan diantara kaset
dan objek yang berfungdi memfilter radiasi hambur yang dihasilkan oleh interaksi sinar x dengan
objek. Penggunaan grid menyebabkan kenaikkan kontras radiografi dibanding dengan tidak
menggunakan grids padaa saat faktor eksposi yang sama.
Grids ratio and frequency
Kenaikan ratio grid dengan frekuensi yang sama dapat menyerap lebuh banyak radiasi hambur.
Semakin tinggi ratio grid maka semakin banyak radiasi hambur yang diserap grid. Hal ini dapat
menyebabkan nilai densitas semakin kecil
Type of the grid
Ada beberapa macam grid yang dibagi menjadi dua bagiaan secara garis besar yaitu stationary
grid dan moving grid. Stationary grid terdiri dari grid wafer,grid cassette, dan grid cap.
Sedangkan yang termasuk kedalam moving grid adalah bucky.
• Wafer grid
Adalah lempengan grid yang ukurannya sesuai dengan IR, biasanya wafer grid ditempelkan
dengan selotip ke IR dengan selotip pada saat pemeriksaan radiografi.
• Grid Cassete
Adalah grid yang sudah menyatu dengan IR.
• Grid Cap
Memiliki kesamaan dengan wafer grid,hanya saja grid cap sudah dilengkapi dengan mount agar
mudah dipasangkan dengan berbagai IR
 Grid Pattern
Terdapat 2 jenis patterb pada grid,linear grid dan crossed grid. Crossed grid dapat menyerap
lebih banyak radiasi hambur karena lebih banyak memiliki lead strips, dan diorientasikan 2 arah.
Oleh karena itu penggunan crossed grid mengurangi nilai densitas pada hasil citra radiografi
karena paparan paparan sinar x terhadap fil berkurag.
 Grid Usage
Radiografer butuh mempertimbangkan banyak faktor saat memilih tipe-tipe grid untuk
pemeriksaan radiografi. Meskipun sangat efisien dalam mengurangi radiasi hambur,penggunaan
grid tidak cocok dengan semua jenis pemeriksaan. Ketika cocok dengan suatu pemeriksaan
penggunaan grid dapat menaikkan nilai kontras dengan cara menyerap radiasi hambur.

Film/ Screen Combination


a. Film
Film dalam radiografi adalah alat yang dapat digunakan untuk mencatat gambaran radiograf
secara permanen yang terbuat dari bahan-bahan khusus. Ketika film telah memperoleh gambaran
laten, maka film harus diproses secara kimiawi agar gambaran yang terdapat di film tersebut
terlihat.
• Jenis film menurut lapisan:
1. Single side: Hanya memiliki satu lapisan emulsi dimana lapisan perekat (substratum) dan
lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu sisi base saja.

2. Double side: Memiliki dua lapisan emulsi dimana substratum dan lapisan emulsi
dioleskan pada kedua sisi base. Keuntungan film double side, yaitu;
 Meningkatkan kepekaan
 Peningkatan nilai kontras

• Jenis film menurut sensitifitasnya:


1. Green sensitive: Film yang sensitive terhadap cahaya hijau. Penggunaan green screen
dapat mengurangi pemakaian faktor eksposi yang tinggi sehingga selain rendahnya dosis yang
diterima pasien, juga dapat menyebabkan beban terhadap x-ray tube menurun sehingga akan
memperpanjang usia dari x-ray tube.
2. Blue sensitive: Film yang sensitive terhadap cahaya biru. Berbanding terbalik, penggunaan
blue sensitive ini harus menambahkan pemakaian faktor eksposi yang akan mempertinggi dosis
yang diterima oleh pasien, juga akan memperpendek usia dari x-ray tube.
•> Jenis film berdasarkan butir emulsi:
1. Ukuran besar: Berbahan perak halogen (grain) ukuran besar. Jarak antara satu dengan yang
lain renggang mengakibatkan emulsi mendapat sedikit cahaya karena lebih banyak yang
diteruskan dan sifat nilai kontras rendah, namun kecepatannya cepat karena emulsi mendapatkan
sedikit cahaya.
2. Ukuran sedang: Berbahan perak halogen (grain) berukuran sedang. Dengan ukuran buutir
yang sedang ini maka cahaya yang menembus emulsi akan lebih sedikit karena banyaka
dihalangi oleh butiran yang tidak terlalu renggang. Dan memiliki sifat nilai kontras yang cukup
tinggi tapi kecepatannya lebih lambat karena emulsi mendapat cukup banyak cahaya.
3. Ukuran kecil: Berbahan perak halogen (grain) berukuran kecil. Dengan ukuran butir yang
kecil maka jarak satu sama lain agak rapat, sehingga cahaya akan lebih banyak mengenai butiran
dan sedikit sinar yang diteruskan. Dan memiliki sifat nilai kontras yang tinggi namun
kecepatannya lambat karena emulsi mendapat banyak cahaya.
B. Screen
 > Suatu perangkat yang dipasang dalam kaset yang berfungsi untuk mengubah berkas sinar-x
yang menembus objek menjadi cahaya tampak dan akan berinteraksi dengan film membentuk
bayangan laten.
 > Screen lebih sensitif terhadap cahaya dan kurang sensitif terhadap rongten. Screen dapat
memiliki lapisan emulsi ganda ataupun tunggal.
I.PHOSPHOR SIZE
Semakin besar ukuran kristal fosfor, semakin besar pula penyerapan yang terjadi. Maka semakin
banyak cahaya yang dipancarkan setiap adanya interaksi dengan energi gelombang sinar-x,
semakin besar pula kecepatan pada intensifying screen. Intensifying screen kecepatan tinggi
memiliki ukuran kristal ±8 mikro sedangkan kecepatan rendah ukuran kristalnya ±4 mikro.
II..PHOSPHOR LAYER THICKNESS
Semakin tebal lapisan fosfor akan menghasilkan intensifying screen yang lebih cepat karena
menyerap banyak foton sinar-x dari pada lapisan fosfor yang tipis, namun lapisan fosfor yang
tebal akan menyebabkan pengurangan ketajaman gambar yang tercatat pada film. Ketebalan
lapisan fosfor bervariasi mulai dari 50 µm sampai 300 µm, tergantung pada jenis screennya.

III.PHOSPHOR CONCENTRATION
> Selama bertahun-tahun, beberapa bahan telah digunakan sebagai fosfor. Bahan-bahan ini
antara lain:
- Kalsium tungstate
- Seng sulfida
- Barium timbal sulfat
- Oksisulfida
- Gadolinium
- Lantanium
> Bahan fosfor yang menyerap sinar-x yang ditransmisikan dan mengubahnya menjadi cahaya
tampak itu adalah bahan fosfor yang paling umum, yang terdiri dari senyawa kimia unsur langka
rare earth. Unsur yang jarang digunakan adalah unsur yang berkisar dalam nomor atom dari 57-
71 karena mereka relative sulit dan mahal diekstrak dari bumi.

Processing Film
Terdapatberbagai hal yang dapat mempengaruhi nilai densitas pada saat processing film
radiografi. Faktor cairan processing sangatlah berpengaruh terhadap kualitas citra radiografi,
terlebih cairan developer yang berfungsi sebagai pengembang AgBr
 Developer Temperature
Kenaikan atau penurunan suhu dari cairan developer dapat sangat berpengaruh terhadap hasil
citra radiografi. Kenaikan suhu dari cairan developer dapat menikkan densitas begitu juga
sebaliknya.
 Developer Immersion Time
Lamanya waktu penyelupan film kedalam cairan developer akan mempengaruhi nilai densitas
pada radiografi. Semain lama suatu film didalam cairan developer maka semakin tinggi nilai
densitas film radiografi tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin sebentar durasi film dicelupkan
maka nilai densitas nya rendah atau optimum.
 Developer Replenishment Rate
Lamanya film dalam cairan developer tergantung dari kualitas cairan developer, bila caran dalam
keadaan baik (baru) waktu yang dibutuhkan relatif singkat sesuai dengan penglihatan
adiografer,sebaliknya jika keadaan developer dalam keadaan kurang baik (sering digunakan)
waktu yang dibutuhkan akan lebih lama dibanding yang baru untuk mendapat densitas optimal.
KONTRAS RADIOGRAFI

 KONTRAS
Kualitas gambar atau perbedaan densitas / (derajat kehitaman) pada film radiografi.
(semakin besar nilai kontras maka gambaran akan semakin jelas).
Sumber : https://jiwafotografi.wordpress.com/tag/kontras/
 INFLUENCING FACTOR / mAs
mAs atau arus dan waktu eksposi , ini untuk menentukan jumlah atau kuantitas elektron
yang mana besaran arus ini menentukan kuantitas radiografi.
Sumber : http://nazrilirhas.blogspot.com/2014/03/assalamualaikum_31.html?m=1
 CONTROLING FACTOR / KV
KV merupakan satuan beda potensial yang diberikan Antara katoda dan anoda di dalam
tabung rontgen. (semakin besar KV maka makin besar pula daya tembusnya).
Sumber : http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/08/faktor-eksposi.html?m=1
 OTHER INFLUENCING FACTORS
Merupakan faktor faktor lain yang mempengaruhi kontras radiografi.Antara lain : Focal
Spot,Anode Heel Effect,Distance,Filtration,Beam Restriction,Dan Anatomical Part.
1) FOCAL SPOT
Focal Spot adalah area permukaan anoda yang menerima berkas elektron dari
katoda,dibagi menjadi dua yaitu :
a. Focal Spot Efektif : Daerah fokus yang tampak tegak lurus dengan sinar
pusat.
b. Focal Spot Nyata : Daerah yang menerima pancaran elektron dari filament
atau katoda.
Sumber : http://raturhyni.blogspot.com/2015/05/produksisinar-x-dignosticx-ray-tube- x.html?
m=1

2) ANODE HEEL EFFECT


Anode Heel Effect adalah perbedan intensitas sinar-x akibat perbedaan sudut pada anoda
atau tidak merata untuk setiap area film yang di sinari dan biasanya digunakan untuk
objek yang tebal.
Sumber : http://nazrilirhas.blogspot.com/2014/03/assalamualaikum_31.html?m=1
3) DISTANCE
Distance atau bisa disebut jarak,terdiri atas
a. FOD : Focus Obyek Distance (jarak focus ke objek)
b. OFD : Obyek Film Distance (jarak objek ke film)
c. FFD : Focus Film Distance (jarak fokus ke film)
Semakin jauh jarak atau Distance maka dapat menyebabkan mengurangi ketidaktajaman
atau (kekaburan) gambaran,mengurangi magnifikasi (pembesaran), Dan dapat
mengurangi dosis radiasi ke pasien.
Sumber : http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/08/faktor-eksposi.html?m=1
4) FILTRATION
Filtration adalah filter yang merupakan suatu bahan yang berfungsi untuk menyerap foton
berenergi rendah , dibagi menjadi dua yaitu :
a. Inherent Filter : Filter bawaan yang sudah ada di dalam sinar-x,Contohnya
Tabung kaca,Oli,Pendingin,Dan Jendela tabung.
b. Additional Filter : Menyaring energi rendah sinar-x untuk membuat
homogeny sinar-x.
Sumber : http://ilmuradiologi.blogspot.com/2011/09/filter-tabung-sinar-x.html?m=1
5) BEAM RESTRICTION
Yang dimaksud adalah pembatas balok atau kolimator yang merupakan alat yang
mempersempit berkas partikel atau gelombang,yaitu membuat cahaya terkolimasi atau
menyebabkan penampung spasial balok menjadi lebih kecil.
Sumber : http://roes-rusmanto.blogspot.com/2012/06/kolimator-pesawat-sinar-x d an.html?
m=1

6) ANATOMICAL PART
Merupakan bagian objek yang akan diperiksa juga sangat mempengaruhi nilai kontras
suatu citra radiografi,Antara lain : Tissue Type,Tissue Thickness,Contrast Media,Dan
Pathology.
A. TISSUE TYPE / (Jenis Jaringan)
Terdapat bagian jaringan yang memiliki nomor atom lebih tinggi (seperti tulang) dan
bagian yang memiliki nomor atom lebih rendah (seperti lemak).Semakin tinggi nomor-
nomor atom itu maka akan semakin banyak partikel atom pada jaringan yang berinteraksi
dengan photon sinar-x,maka semakin banyak pula sinar-x yang diserap.Semakin banyak
penyerapan sinar-x oleh jaringan maka semakin kecil nilai densitas suatu radiograf dan
begitu pula sebaliknya semakin banyak penyerapan sinar-x maka semakin besar nilai
kontrasnya.
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2100186/
B. TISSUE THICKNESS / (Ketebalan Jaringan)
Semakin tebal jaringan maka semakin besar juga atenuasi sinar-x.Atenuasi sinar-x dapat
terjadi sekitar 50% untuk ketebalan jaringan kisaran 4-5 cm.Butuh lebih besar faktor
eksposi pada jaringan yang tebal untuk mendapatkan nilai kontras & densitasyang
optimal pada gambaran radiografi.
Sumber : http://www.ajnr.org/content/30/1/136
C. CONTRAST MEDIA
Kontras Media adalah suatu bahan yang dimasukan kedalam tubuh pasien untuk
membantu pemeriksaan radiografi.Digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang
tidak dapat terlihat dalam radiografi.
Sumber : http://radiologyedu.blogspot.com/2014/01/kontras-media.html?m=1
D. PATHOLOGY
Pathology merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang berperan penting dalam
mendiagnosa penyakit,dan ilmu yang mempelajari penyakit,analisis,pengambilan sampel
jaringan,sel,dan jaringan tubuh.
Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.docdoc.com/id/info/specialty/patologi/amp/
GEOMETRY
Ketajaman gambar bayangan didinding adalah fungsi dari factor geometri. Misalnya, semakin
dekat tangan dengan dinding maka semakin tajam bayangan sari tangan. Begitu juga dengan
cahaya, semakin jauh sumber cahaya dri tangan maka gambar bayangan tangan akan semakin
kabur. 3 prinsip geometri antara lain magnifikasi ( prmbesaran ), distorsi, focal spot blur.

A. FOCAL SPOT
Focal spot adalah area permukaan anoda yang menerima berkas elektron dari katoda. Ukuran dan
bentuk focal spot ditentukan oleh ukuran dan bentuk berkas elektron ketika menyerang anoda.
Ukuran dan bentuk berkas electron ditentukan oleh :
a. Dimensi dari lilitan filmen tungsten.
b. Konstruksi dari focusing cup.
c. Posisi filamen diposisi focusing cup.
d. Medan Listrik yang dibuat antara anoda dan katoda : focal spot membesar dengan
meningkatnya arus dikarenakan tolakan electron yang berdekatan (blooming effect).
Untuk menghasilkan gambar yang tajam, focal spot harus kecil namun mampu menahan
pemuatan panas tanpa melelehkan target anoda. Focal spot kecil digunakan ketika resolusi
spasial penting, sementara focal spot besar digunakan ketika waktu paparan penting.
Dimensi fisik focal spot pada target anoda dalam tabung x-ray yang digunakan pada aplikasi
radiografi standart biasanya berkisar 0,5 – 1,2 mm. Ukuran focal spot kecil biasanya 0,5 – 0,6
mm, sedangkan focal spot besar biasanya 1 – 1,2 mm. kekaburan focal spot dapat dinyatakan
dengan : Kekaburan focal spot mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan
detail dari anatomi. Padahal hal yang tersebut sangat penting untuk citra radiografi, menurunkan
ketajaman nilai struktur dan objek dari citra radiografi.
B. DISTANCE
Jarak memengaruhi intensitas sinar-x di film tetapi tidak berpengaruh pada kualitas dari radiasi.
Dalam proses pemotretan radiografi terdapat pengaturan jarak pemotretan jarak antara lain :
a. Source to Image Reseptor Distance (SID) atau disebut juga dengan Focus Film Distance
(FFD) merupakan jarak antara focus ke film.
* SID mempengaruhi densitas citra radiografi, ukuran, dan bentuk bagian yang diperiksa.
* Juga mempengaruhi ketajaman serta detail citra radiografi.
* Dikarenakan intensitas langsung mempengaruhi densitas citra radiografi, maka setiap
perubahan jarak akan menyebabkan perubahan dalam densitas ketiak faktor-faktor lain konstan.
b. Focus Object Distance (FOD) merupakanjarak dari focus yang berada pada window di tube
sampai objek yang di inginkan.
c. Object to Image Reseptor Distance (OID) atau disebut juga dengan Object Film
Distance(OFD) merupakan jarak antara objek ke film.
* Apabila salah satu jarak pemotretan di ubah, maka gambaran akan berubah begitu juga
kondisinya (kv dan mAs) juga berubah.
*Bila FFD di perbesar, OFD tetap. Maka gambaran mendekati besar aslinya, dan bila OFD di
perbesar, maka FOD tetap gambar mengalami magnifikasi (pembesaran)
*Apabila FOD = OFD terdapat pembesaran gamabr sebanyak 2 kali. Dalam hal ini bila objek
tidak sejajar dengan film, maka gambar akan mengalami distorsi dan bila objek sejajar dengan
film serta arah sinar menyudut, gambar juga akan mengalami distorsi.

MOTION
Motion adalah Gerakan dari pasien atau tabung x-ray selam eksposi yang dapat menyebabkan
kekaburan gambar radiografi tau blur. Gerakan pasien biasanya merupakan penyebab motion
blur.
A. VOLUNTARY MOTION (Gerakan sadar)
Merupakan gerakan yang dikontrol langsung oleh pasien. Gerakan sadar dapat diminimalkan
dengan cara mengurangi waktu eksposi.
B. INVOLUNTARY MOTION (Gerakan tidak sadar)
Merupan Gerakan yang bukan dibawah kontrol sadar dari pasien. Sebagian besar dikendalikan
oleh sistem saraf tak sadar, seperti detak jantung dan peristaltic. Dapat dikurangi dengan cara
mengurangi waktu eksposi.
C. EQUIPMENT MOTION
Merupakan getaran atau gerakan yang disebablkan tau berasal dari pesawat.
FILM/SCREEN COMBINATION
 Dibuat untuk kompatibilitas, membantu memastikan kualitas gambar.

A. FILM
Film dalam radiografi adalah alat yang dapat digunakan untuk mencatat gambaran
radiograf secara permanen yang terbuat dari bahan-bahan khusus. Ketika film telah memperoleh
gambaran laten, maka film harus diproses secara kimiawi agar gambaran yang terdapat di film
tersebut terlihat.
 Jenis film menurut lapisan:
1. Single side: Hanya memiliki satu lapisan emulsi dimana lapisan perekat
(substratum) dan lapisan emulsi dioleskan hanya pada satu sisi base saja.

2. Double side: Memiliki dua lapisan emulsi dimana substratum dan lapisan emulsi
dioleskan pada kedua sisi base. Keuntungan film double side, yaitu;
 Meningkatkan kepekaan
 Peningkatan nilai kontras

 Jenis film menurut sensitifitasnya:


1. Green sensitive: Film yang sensitive terhadap cahaya hijau. Penggunaan green
screen dapat mengurangi pemakaian faktor eksposi yang tinggi sehingga selain
rendahnya dosis yang diterima pasien, juga dapat menyebabkan beban terhadap x-
ray tube menurun sehingga akan memperpanjang usia dari x-ray tube.
2. Blue sensitive: Film yang sensitive terhadap cahaya biru. Berbanding terbalik,
penggunaan blue sensitive ini harus menambahkan pemakaian faktor eksposi
yang akan mempertinggi dosis yang diterima oleh pasien, juga akan
memperpendek usia dari x-ray tube.
 Jenis film berdasarkan butir emulsi:
1. Ukuran besar: Berbahan perak halogen (grain) ukuran besar. Jarak antara satu
dengan yang lain renggang mengakibatkan emulsi mendapat sedikit cahaya
karena lebih banyak yang diteruskan dan sifat nilai kontras rendah, namun
kecepatannya cepat karena emulsi mendapatkan sedikit cahaya.
2. Ukuran sedang: Berbahan perak halogen (grain) berukuran sedang. Dengan
ukuran buutir yang sedang ini maka cahaya yang menembus emulsi akan lebih
sedikit karena banyaka dihalangi oleh butiran yang tidak terlalu renggang. Dan
memiliki sifat nilai kontras yang cukup tinggi tapi kecepatannya lebih lambat
karena emulsi mendapat cukup banyak cahaya.
3. Ukuran kecil: Berbahan perak halogen (grain) berukuran kecil. Dengan ukuran
butir yang kecil maka jarak satu sama lain agak rapat, sehingga cahaya akan lebih
banyak mengenai butiran dan sedikit sinar yang diteruskan. Dan memiliki sifat
nilai kontras yang tinggi namun kecepatannya lambat karena emulsi mendapat
banyak cahaya.
B. SCREEN
 Suatu perangkat yang dipasang dalam kaset yang berfungsi untuk mengubah berkas
sinar-x yang menembus objek menjadi cahaya tampak dan akan berinteraksi dengan film
membentuk bayangan laten.
 Screen lebih sensitif terhadap cahaya dan kurang sensitif terhadap rongten. Screen dapat
memiliki lapisan emulsi ganda ataupun tunggal.
I. PHOSPHOR SIZE
Semakin besar ukuran kristal fosfor, semakin besar pula penyerapan yang terjadi.
Maka semakin banyak cahaya yang dipancarkan setiap adanya interaksi dengan
energi gelombang sinar-x, semakin besar pula kecepatan pada intensifying screen.
Intensifying screen kecepatan tinggi memiliki ukuran kristal ±8 mikro sedangkan
kecepatan rendah ukuran kristalnya ±4 mikro.
II. PHOSPHOR LAYER THICKNESS
Semakin tebal lapisan fosfor akan menghasilkan intensifying screen yang lebih
cepat karena menyerap banyak foton sinar-x dari pada lapisan fosfor yang tipis,
namun lapisan fosfor yang tebal akan menyebabkan pengurangan ketajaman
gambar yang tercatat pada film. Ketebalan lapisan fosfor bervariasi mulai dari 50
µm sampai 300 µm, tergantung pada jenis screennya.
SPEED RECORDED PATIENT
SCREEN FACTOR
SCREEN DETAIL DOSE
Thicker phosphor layer
Larger phosphor crystal size
Absorbing layer
Dye in phosphor layer

III. PHOSPHOR CONCENTRATION


 Selama bertahun-tahun, beberapa bahan telah digunakan sebagai fosfor. Bahan-
bahan ini antara lain:
- Kalsium tungstate
- Seng sulfida
- Barium timbal sulfat
- Oksisulfida
- Gadolinium
- Lantanium
 Bahan fosfor yang menyerap sinar-x yang ditransmisikan dan mengubahnya
menjadi cahaya tampak itu adalah bahan fosfor yang paling umum, yang terdiri
dari senyawa kimia unsur langka rare earth. Unsur yang jarang digunakan adalah
unsur yang berkisar dalam nomor atom dari 57-71 karena mereka relative sulit
dan mahal diekstrak dari bumi.

Referensi :
 Http://riarian.blogspot.com/2014/01/intensifying-screen.html?m=1
 https://www.scribd.com/doc/263519416/Film-radiografi

Anda mungkin juga menyukai