Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

TEMPOROMANDIBULAR JOINT : CASE SERIES

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh :

Bella Amanda
NIM. P1337430318010

PROGRAM STUDI RADIOLOGI PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA TIGA


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIS KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
NASKAH PUBLIKASI

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


TEMPOROMANDIBULAR JOINT : CASE SERIES

RADIOGRAPHIC EXAMINATION PROCEDURE OF THE


TEMPOROMANDIBULAR JOINT : CASE SERIES

Disusun oleh :

1. Bella Amanda
2. Akhmad Haris Sulistiyadi, S.ST, M.Kes

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi Radiologi


Purwokerto Program Diploma Tiga

Fatimah, S.ST., M.Kes Ardi Soesilo Wibowo, ST., M.Si


NIP. 19750523 199803 2 00 3 NIP. 19701216 199403 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi

Temporomandibular Joint : Case Series” telah disetujui dan dinyatakan memenuhi

syarat untuk diunggah atau diupload pada laman https://repository.poltekkes-

smg.ac.id/ Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Purwokerto, Juli 2021

Pembimbing,

(Akhmad Haris Sulistiyadi, S.ST, M.Kes)


NIP. 19890424 201503 1 001
PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TEMPOROMANDIBULAR JOINT :
CASE SERIES

Bella Amanda 1) Akhmad Haris Sulistiyadi2)

Program Studi Radiologi Purwokerto Program Diploma Tiga ; Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ;
Poltekkes Kemenkes Semarang Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

Email : bellaamanda242@gmail.com

Abstrak

Prosedur pemeriksaan radiografi temporomandibular joint menurut Bontrager (2014) dilakukan dengan proyeksi AP
Axial (metode Towne), proyeksi Axiolateral Oblique (metode Law) dan proyeksi Axiolateral (metode Schuller). Menurut
Whaites & Drage (2017) teknik panoramic juga dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografi temporomandibular
joint. Berdasarkan kajian literatur, penulis menemukan perbedaan prosedur pemeriksaan radiografi
temporomandibular joint pada ketiga artikel yaitu menurut penelitian Parmiasih (2017), Widyastuti (2018), dan
Yakhsivan (2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi temporomandibular
joint dan peranan proyeksi pemeriksaan radiografi temporomandibular joint berdasarkan sumber literatur yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan case series. Pencarian literatur
dilakukan pada databese online yaitu repository Poltekkes Kemenkes Semarang, repository Poltekkes Jakarta II, google
scholar, PubMed, dan Sciencedirect. Berdasarkan pencarian tersebut diperoleh tiga literatur berupa artikel ilmiah yang
kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemeriksaan radiografi temporomandibular joint
dapat dilakukan dengan menggunakan proyeksi Axiolateral (metode Schuller) pada sisi kanan dan kiri dan teknik
panoramic. Peranan proyeksi Axiolateral dan teknik panoramic yaitu untuk menampilkan gambaran kondilus
mandibular dan fossa mandibular.

Kata kunci : Pemeriksaan radiografi TMJ, radiografi

Abstract

The procedure for radiographic examination of temporomandibular joint according to Bontrager (2014) performed
with AP Axial projection (Towne method), Axiolateral Oblique projection (Law method) and Axiolateral projection
(Schuller method). According to Whaites & Drage (2017) panoramic technique can also be used. According to
research by Parmiasih (2017), Widyastuti (2018), and Yakhsivan (2020) there are procedure differences. This study
aims to determine the procedure for radiographic examination the temporomandibular joint and the role of
projections for radiographic examination of temporomandibular joint based on the literature used. This is a literature
review with a case series approach. Literature searches were carried out on online databases, namely the Semarang
Ministry of Health Poltekkes repository, Jakarta II Poltekkes repository, Google Scholar, PubMed, and Sciencedirect.
Based on the search, three literatures in the form of scientific articles were obtained which were then analyzed. The
results showed that radiographic examination procedure of temporomandibular joint can be performed using the
Axiolateral projection (Schuller's method in right and left side and panoramic technique. The role of the Axiolateral
projection and panoramic technique is to display an image of the mandibular condyle and mandibular fossa.

Keyword : Radiographic examination of TMJ, radiography

1) Student of Diploma Three Studi Program of Radiologi Purwokerto, Health Polytechnic of Semarang
2) Lecturer of Diploma Three Studi Program of Radiologi Purwokerto, Health Polytechnic of Semarang
1. Pendahuluan dilakukan pada sisi kanan dan kiri
untuk perbandingan serta dilakukan
Temporomandibular joint (TMJ) buka mulut dan tutup mulut.
adalah persendian yang Menurut Whaites & Drage (2017)
menghubungkan antara rahang teknik pemeriksaan panoramic juga
bawah (mandibula) dengan rahang dapat digunakan untuk menilai
atas (maksila). TMJ merupakan penyakit yang merusak permukaan
tempat artikulasi antara tulang artikular TMJ, dilakukan ekposi saat
mandibula dengan cranium mulut terbuka dan tertutup.
(Nasution, 2011). TMJ dibentuk oleh Berdasarkan literature yang
kondilus dari mandibula dan diperoleh penulis terdapat
mandibular fossa dari tulang temporal. perbedaan prosedur pemeriksaan
TMJ terletak di anterior dan sedikit radiografi pada literature Parmiasih
lebih tinggi dari EAM (External (2017), Widyastuti (2018), dan
Acoustic Meatus) (Bontrager & Yakshivan (2020). Menurut
Lampignano, 2014). TMJ merupakan Parmiasih (2017) teknik pemeriksaan
salah satu sendi yang paling sering radiografi TMJ menggunakan
digunakan, berfungsi pada saat proyeksi Lateral kepala tanpa
berbicara, mengunyah, menggigit, adanya penyudutan, menurut
dan menguap. TMJ memungkinkan Widyastuti (2018) menggunakan
pergerakan elevasi dan depresi teknik panoramic dan proyeksi
rahang bawah, gerakan menggiling, Axiolateral (Schuller method),
maju, dan mundur (Paulsen & sedangkan menurut Yakhsivan
Waschke, 2011). (2020) menggunakan proyeksi
Oleh karena itu, TMJ sering Axiolateral (Schuller method) atau
terajadi gangguan yang disebut teknik panoramic.
dengan istilah temporomandibular Tujuan dari penelitian ini adalah
disorders (TMD). Gangguan TMJ untuk mengetahui prosedur
dapat disebabkan oleh banyak faktor pemeriksaan radiografi
termasuk penyakit sendi degeneratif temporomandibular joint dalam
dan trauma (Alzarea, 2015). Menurut menegakkan diagnosis berdasarkan
penelitian Ginting & Napitupulu sumber literatur yang digunakan
(2019) dari 33 orang penderita dan untuk mengetahui peranan
kelainan TMJ dengan besar populasi proyeksi pemeriksaan radiografi
100 orang, yang mengalami temporomandibular joint berdasarkan
osteoarthritis pada TMJ sebanyak sumber literatur yang digunakan.
9,09%. Sedangkan menurut Nasution
(2011) menyatakan terdapat 40% dari 2. Metode Penelitian
90% kasus kelainan TMJ terjadi
karena trauma. Di Jerman, trauma Jenis penelitian yang digunakan
yang mengakibatkan dislokasi TMJ dalan karya ilmiah ini adalah metode
terjadi setidaknya 25 per 100.000 literature riview. Desain penelitian
populasi setiap tahun (Prechel et al., yang digunakan adalah study case
2018). riview dengan pendekatan case series.
Pemeriksaan yang dapat Literature yang akan dianalisis
dilakukan untuk mendiagnosa diperoleh dari repository Poltekkes
adanya gangguan TMJ yaitu Semarang, repository Poltekkes
pemeriksaan radiografi. Menurut Jakarta II, dan Google Scholar.
Bontrager (2014), pemeriksaan Berdasarkan pencarian tersebut
radiografi yang dapat digunakan didapatkan 3 buah literature yang
yaitu proyeksi AP Axial (Towne kemudian dibaca dan dibuat
Method) buka mulut dan tutup ringkasan dengan cara
mulut, proyeksi Axiolateral Oblique mengklasifikasikan elemen-elemen
(Law Method) dan proyeksi Axiolateral yang akan di analisis dalam bentuk
(Schuller Method). Proyeksi Law tabulasi dan kesimpulan.
method dan proyeksi Schuller method
3. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil
1) Hasil Seleksi Literature
Berdasarkan hasil pencarian dan telah dilakukan seleksi, terdapat 3 artikel yang akan
digunakan sebagai data referensi kasus penyusunan karya ilmiah penulis
ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut :

Tabel 4.1 Daftar Literature Pemeriksaan Radiografi Temporomandibular Joint


No Nama Penulis Tahun Judul
1 Yuni Ade Parmiasih 2017 Pemeriksaan Radiografi Temporomandibular
Joint pada Pasien Trauma di Instalasi
Radiologi RSPAU Dr. Suhardi Hardjolukito
Yogyakarta
2 Arum Widyastuti 2018 Teknik Pemeriksaan Radiografi
Temporomandibular Joint di Instalasi
Radiologi RSUD Sleman Yogyakarta
3 Mohamad Salvatory 2020 Pemeriksaan Temporomandibular Joint
Yakhsivan Menggunakan Teknik Panoramic di Siloam
Hospital Lippo Cikarang

2) Prosedur pemeriksaan menggunakan pesawat


radiografi pada pemeriksaan panoramic.
temporomandibular joint c) Teknik Pemeriksaan
a) Persiapan pasien Radiografi
Menurut Parmiasih (2017); Menurut Parmiasih
Widyastuti (2018); (2017) teknik pemeriksaan
Yakhsivan (2020) persiapan radiografi
pasien sebelum dilakukan temporomandibular joint
pemeriksaan adalah pasien yaitu menggunakan
melepas benda-benda yang proyeksi Lateral kepala sisi
berada disekitar kepala kanan dan kiri saat mulut
yang dapat menimbulkan terbuka dan tertutup tanpa
artefak pada radiograf. adanya penyudutan arah
b) Persiapan Alat dan Bahan sumbu sinar. Sedangkan
Alat dan bahan yang menurut Widyastuti (2018)
digunakan dalam dan Yakhsivan (2020)
pemeriksaan pemeriksaan radiografi
temporomandibular joint temporomandibular joint
yaitu pesawat sinar-X, menggunakan proyeksi
menurut Parmiasih (2017) Axiolateral (Schuller’s
dan Widyastuti (2018) method) dengan arah sumbu
menggunakan image sinar 25°-30° caudad dan
receptor ukuran 24 x 30 cm teknik panoramic. Menurut
sedangkan menurut Widyastuti (2018) proyeksi
Yakhsivan (2020) Axiolateral dilakukan pada
menggunakan ukuran 35,4 sisi kanan dan kiri saat
x 35,4 cm, computed mulut terbuka dan tertutup
radiography dan printer. dengan central point pada
Menurut penelitian anterior MAE menuju
Widyastuti (2018) dan temporomandibular joint,
Yakhsivan (2020) sedangkan menurut
pemeriksaan Yakhsivan (2020) central
temporomandibular joint juga point pada 1,3 cm anterior
dan 5 cm superior dari Widyastuti (2018) dan
MAE. Yakhsivan (2020), alat dan
Menurut Parmiasih bahan yang digunakan
(2017), Proyeksi Lateral untuk pemeriksaan
dalam pemeriksaan radiografi TMJ meliputi
temporomandibular joint pesawat sinar-X, image
berperan untuk mengetahui receptor ukuran 24 x 30 cm,
adanya pergeseran pada komputer radiografi, dan
TMJ (subluksasi). Menurut printer. Pada pemeriksaan
Widyastuti (2018) dan dengan metode panoramic,
Yakhsivan (2020) proyeksi terdapat peralatan
Axiolateral berperan untuk tambahan yaitu pesawat
menampilkan anatomi TMJ radiografi panoramic dan
dan anatomi disekitarnya, image receptor berukuran 15
sedangkan teknik panoramic x 30 cm. Terdapat
berperan untuk perbedaan ukuran image
menampilkan gambaran receptor untuk pemeriksaan
TMJ tanpa adanya radiografi, yaitu ukuran 24
superposisi dengan x 30 cm menurut
anatomi disekitarnya. Widyastuti (2018) cm dan
ukuran 35,4 x 35,4 cm
b. Pembahasan menurut Yakhsivan (2020).
1) Prosedur Pemeriksaan Menurut penulis, alat
Radiografi pada dan bahan yang digunakan
Temporomandibular Joint belum sesuai dengan
a) Persiapan Pasien Bontrager & Lampignano
Pada ketiga literatur (2014). Image receptor yang
Parmiasih (2017), digunakan seharusnya
Widyastuti (2018), dan ukuran 18 x 24 cm.
Yakhsivan (2020) Menurut pendapat penulis,
disebutkan bahwa pasien penggunaan image receptor
diminta untuk melepaskan ukuran 24 x 30 cm dan 35,4
benda-benda logam yang x 35,4 cm terlalu besar dan
ada di sekitar kepala, radiasi hambur yang
dengan tujuan agar gambar diterima pasien juga akan
radiograf yang dihasilkan besar apabila kolimasi yang
tidak menimbulkan artefak. diatur seluas image receptor.
Menurut pendapat penulis, Penggunaan image receptor
persiapan pasien untuk 18 x 24 cm sudah cukup
pemeriksaan radiografi untuk menampilkan
TMJ sudah sesuai dengan gambaran TMJ tanpa
Bontrager & Lampignano adanya obyek yang
(2014) yaitu persiapan terpotong. Jika tetap
pasien dilakukan untuk menggunakan image
mendukung hasil receptor 24 x 30 atau 35,4 x
pemeriksaan radiografi, 35,4 maka pengaturan
sehingga radiograf yang kolimasinya diatur seluas
dihasilkan dapat obyek yang akan difoto.
memberikan informasi Bontrager &
yang jelas untuk Lampignano (2014)
menegakkan diagnosis menyatakan bahwa
tanpa adanya gambaran pemeriksaan radiografi
artefak. TMJ menggunakan lead
b) Persiapan Alat dan Bahan shielding atau apron,
Menurut penelitian sedangkan pada penelitian
Parmiasih (2017), Parmiasih (2017),
Widyastuti (2018), dan penggunaan proyeksi
Yakhsivan (2020) tidak Axiolateral (Schuller) dengan
disebutkan adanya arah sinar menyudut 25°
penggunaan lead shielding caudad dapat menampilkan
atau apron. Menurut gambaran TMJ tanpa
pendapat penulis, superposisi antara TMJ
sebaiknya lead shielding atau kanan dan kiri. Sehingga
apron digunakan pada saat menurut penulis, radiograf
pemeriksaan sebagai upaya yang dihasilkan lebih
proteksi radiasi untuk informatif dibandingkan
melindungi organ yang dengan proyeksi Lateral
sensitif di luar obyek tanpa penyudutan arah
pemeriksaan. sinar.
c) Teknik Pemeriksaan Menurut penulis,
Radiografi pengaturan posisi pasien
Teknik pemeriksaan dalam melakukan teknik
yang dilakukan untuk pemeriksaan TMJ dapat
pemeriksaan radiografi dilakukan semi prone
TMJ terdapat persamaan maupun erect. Akan tetapi
dan perbedaan dari ketiga dengan posisi pasien erect
literatur dengan teori dapat menyebabkan
Bontrager & Lampignano terjadinya magnifikasi
(2014). Menurut Bontrager radiograf karena adanya
& Lampignano (2014), jarak antara kepala dan
teknik pemeriksaan image receptor. Selain itu,
radiografi TMJ dilakukan untuk pasien yang non-
dengan proyeksi AP Axial koopertaif tidak
(Towne method), proyeksi memungkinkan apabila
Axiolateral Oblique (Law posisi pasien erect.
method), dan proyeksi Pengaturan central point
Axiolateral (Schuller method). dalam pemeriksaan TMJ
Proyeksi yang sangat penting, karena
digunakan pada penelitian pengaturan central point
Parmiasih (2017) yaitu yang kurang tepat dapat
menggunakan proyeksi menyebabkan gambaran
Lateral dengan arah sinar radiograf yang dihasilkan
tegak lurus horisontal. kurang informatif dalam
Menurut penulis, menampilkan gambaran
penggunaan proyeksi TMJ. Pengaturan central
lateral tidak dianjurkan point yang tepat menurut
untuk pemeriksaan TMJ, Bontrager & Lampignano
karena gambaran radiograf (2014) yaitu 1,3 cm anterior
yang dihasilkan kurang dan 5 cm superior dari
informatif yaitu gambaran MAE. Teknik pemeriksaan
TMJ superposisi antara TMJ radiografi TMJ dilakukan
kanan dan kiri. Untuk dengan 2 posisi obyek saat
menghindari superposisi eksposi, yaitu saat posisi
TMJ kanan dan kiri mulut terbuka dan
diperlukan penyudutan tertutup, dan dilakukan
sinar atau penyudutan pada kedua TMJ. Hal
objek. Sedangkan penelitian tersebut bertujuan sebagai
Widyastuti (2018) dan pembanding ada tidaknya
Yakhsivan (2020) kelainan antara TMJ kanan
menggunakan teknik dan kiri. Untuk pasien
panoramic dan proyeksi dengan kasus trauma
Axiolateral (Schuller), untuk sebaiknya hanya dilakukan
dengan posisi mulut hanya dapat menampilkan
terbuka atau mulut tertutup kondilus mandibular dan
(apa adanya dari posisi fossa mandibular, karena
obyek pasien). Posisi mulut kolimasi yang terbatas
terbuka dilakukan pada sehingga tidak mencakup
saat pasien mengalami bagian anatomi lain seperti
dislokasi seperti saat mulut tulang temporal, mastoid,
tidak dapat tertutup, dan tulang zigomatikum.
sedangkan posisi mulut Proteksi radiasi perlu
tertutup dilakukan apabila diperhatikan dalam
di curigai adanya fraktur pelaksanaan pemeriksaan.
pada kondilus mandibular Pada ketiga artikel
dan jika dilakukan dengan menunjukkan bahwa belum
posisi mulut terbuka dapat memperhatikan aspek
memperburuk frakturnya. proteksi radiasi yaitu saat
Menurut penulis, pemeriksaan berlangsung
penggunaan teknik pasien tidak diberi apron
panoramic untuk untuk melindungi obyek di
pemeriksaan TMJ belum luar obyek yang akan difoto
sesuai dengan teori karena serta penggunaan kolimasi
teknik panoramic pada objek terlalu luas
merupakan teknik yaitu seluas kepala pasien,
pemeriksaan yang hal tersebut dapat dilihat
digunakan untuk dari hasil radiograf.
pemeriksaan gigi geligi Penggunaan kolimasi juga
dan/atau tulang penting dalam proteksi
mandibula. Akan tetapi radiasi. Pada saat
terdapat kelebihan dan melakukan pemeriksaan
kekurangan dalam seharusnya kolimasi diatur
penggunaan teknik sekecil mungkin dan hanya
panoramic. Kelebihan mencakup anatomi yang
penggunaan teknik akan difoto, sehingga
panoramic pada radiasi hambur yang akan
pemeriksaan radiografi diterima pasien berkurang.
TMJ yaitu dapat 2) Peranan Proyeksi pada
menampilkan TMJ, Pemeriksaan Radiografi
kondilus mandibular dan Temporomandibular Joint
fossa mandibular tanpa Berdasarkan penelitian
adanya superposisi dengan Parmiasih (2017), teknik
objek lain. Kelebihan pemeriksaan TMJ dilakukan
lainnya yaitu tingkat dengan proyeksi Lateral.
kenyamanan pasien lebih Proyeksi Lateral dengan posisi
baik karena tidak banyak pasien true lateral dan tanpa
pengaturan objek saat adanya penyudutan central ray
pemeriksaan dibandingkan bertujuan untuk menampakkan
dengan proyeksi Axiolateral adanya pergeseran maupun
karena pada proyeksi dislokasi yang terjadi pada
Axiolateral dilakukan TMJ. Berdasarkan penelitian
pergantian posisi sebanyak Widyastuti (2018) dan
4 kali, terlebih lagi apabila Yakhsivan (2020), teknik
pasien dengan indikasi panoramic bertujuan untuk
fraktur atau dislokasi pada menampakkan gambaran TMJ
temporomandibular joint. tanpa adanya superposisi
Kekurangan dari teknik dengan obyek yang lain,
panoramic yaitu gambaran sehingga tampilan kondilus
radiograf yang dihasilkan mandibular dan fossa
mandibular terlihat jelas. Karena dengan proyeksi
Sedangkan proyeksi Axiolateral Axiolateral (Schuller) sudah
(Schuller) bertujuan untuk cukup untuk menampilkan
menampilkan gambaran TMJ gambaran temporomandibular
dan tulang tulang disekitarnya joint yaitu kondilus mandibular
seperti tulang temporal, dan fossa temporomandibular.
mastoid, dan tulang
zigomatikum yang tidak dapat 4. Kesimpulan dan Saran
ditampilkan pada teknik
panoramic karena luas a. Kesimpulan
penyinarannya terbatas. 1) Prosedur pemeriksaan
Menurut pendapat penulis, radiografi temporomandibular
gambaran radiograf yang joint dilakukan dengan
dihasilkan dari proyeksi Lateral persiapan pasien yaitu melepas
tanpa adanya penyudutan arah aksesoris yang ada di sekitar
sinar dapat menampilkan kepala dan leher yang dapat
gambaran TMJ, akan tetapi menimbulkan artefak. Alat dan
pada radiograf tersebut TMJ bahan yang dipersiapkan
kanan dan kiri saling antara lain, pesawat sinar-X,
superposisi sehingga informasi pesawat panoramic, image
yang dihasilkan dalam receptor, computed radiography
radiograf kurang optimal untuk dan printer. Proyeksi yang
menilai obyek TMJ dan untuk dapat digunakan yaitu proyeksi
menegakkan diagnosa. Lateral, proyeksi Axiolateral
Menurut penulis, untuk (Schuller’s method), serta teknik
proyeksi Axiolateral (Schuller) panoramic yang dapat
maupun teknik panoramic untuk digunakan apabila pasien
pemeriksaan radiografi TMJ setelah mengalami trauma
dapat dilakukan, karena dari dengan diagnosis terjadinya
hasil radiografnya proyeksi fraktur pada kondilus
Axiolateral (Schuller) dan teknik mandibular.
panoramic mampu 2) Teknik pemeriksaan radiografi
menampilkan kondilus temporomandibular joint
mandibular dan fossa berperan penting untuk
mandibular. Kedua teknik menegakkan diagnose adanya
berperan dalam menampilkan fraktur, dislokasi, atau
pergerakan kondilus ketidaknormalan dari anatomi
mandibular saat posisi mulut temporomandibular joint.
terbuka dan tertutup, serta Proyeksi Lateral berperan
dapat menilai morfologi untuk menilai adanya
anatomi TMJ. Perbedaannya pergeseran atau dislokasi pada
pada proyeksi Axiolateral TMJ. Teknik panoramic berperan
(Schuller) dapat mencakup dalam menilai morfologi
tulang temporal, mastoid, anatomi TMJ dan menilai
tulang zigomaticum dan ramus pergerakan kondilus
mandibular. Akan tetapi, mandibular saat mulut terbuka
penulis berpendapat untuk dan tertutup. Proyeksi
pemeriksaan radiografi TMJ Axiolateral (Schuller) berperan
sebaiknya menggunakan sebagai pendukung untuk
proyeksi Axiolateral (Schuller) menampilkan kelainan yang
karena dengan teknik panoramic mungkin terjadi pada anatomi
waktu eksposi yang digunakan di sekitar TMJ seperti tulang
lebih lama, sehingga radiasi temporal, mastoid, dan tulang
yang diterima oleh pasien lebih zigomatikum yang tidak dapat
banyak dibandingkan dengan dilihat pada teknik panoramic.
proyeksi Axiolateral (Schuller).
b. Saran occlusion</p>. Jurnal Kedokteran
1) Sebaiknya pemeriksaan Gigi Universitas Padjadjaran, 31(2).
radiografi TMJ dilakukan https://doi.org/10.24198/jkg.v31
hanya dengan proyeksi i2.21440
Axiolateral (Schuller’s method), Kementerian Kesehatan Republik
karena sudah mampu Indonesia. (2018). Laporan
menampilkan gambaran Nasional Riset Kesehatan Dasar.
kondilus mandibular dan fossa Kementerian Kesehatan RI, 1–582.
temporomandibular. Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A.
2) Sebaiknya pemeriksaan M. R. (2014). Clinically Oriented
radiografi TMJ dilakukan Anatomy. In Paediatric Imaging
dengan posisi mulut terbuka Manual (pp. 63–131). Springer
maupun tertutup pada kasus Berlin Heidelberg.
trauma dengan diagnosis https://doi.org/10.1007/978-3-
fraktur kondilus mandibular 540-35113-9_5
maupun dislokasi TMJ. Nasution, dhea lisa. (2011). Kelainan
3) Sebaiknya saat pemeriksaan pada Temporomandibular Joint
radiografi dilakukan, pasien (TMJ). Stomatognatic : Jurnal
mengenakan apron sebagai Kedokteran Gigi Universitas Jember,
proteksi radiasi dan 8(2), 76–85.
menggunakan image receptor Ning, N. A., Syamsudin, E., &
sesuai dengan luas obyek yang Fathurachman. (2012). Study
diperiksa. Kasus Penatalaksanaan dislokasi
sendi temporomandibula anterior
5. Daftar Pustaka bilateral. Dental Journal (Majalah
Kedokteran Gigi), 2(1), 120–125.
Alzarea, B. K. (2015). Nursalam. (2016). Metodologi
Temporomandibular disorders Penelitian Ilmu Keperawatan. In
(TMD) in edentulous patients: A Journal of Chemical Information and
review and proposed classification Modeling (Vol. 53, Issue 9, pp.
(Dr. Bader’s classification). Journal 1689–1699).
of Clinical and Diagnostic Research, Pantoja, L. L. Q., de Toledo, I. P., Pupo,
9(4), 6–9. Y. M., Porporatti, A. L., De Luca
https://doi.org/10.7860/JCDR/2 Canto, G., Zwir, L. F., & Guerra,
015/13535.5826 E. N. S. (2019). Prevalence of
Bontrager, K. L., & Lampignano, J. P. degenerative joint disease of the
(2014). Text Book Of Radiographic temporomandibular joint: a
Positioning and Related Anatomy systematic review. Clinical Oral
Eighth Edition. In Elsevier. Investigations, 23(5), 2475–2488.
Denney, A. S., & Tewksbury, R. (2016). https://doi.org/10.1007/s00784-
How to Write a Literature Review. 018-2664-y
Transport Reviews, 36(2), 278–288. Parmiasih, Y. A. (2017). Pemeriksaan
https://doi.org/10.1080/0144164 Radiografi Temporomandibular Joint
7.2015.1065456 pada Pasien Trauma di Instalasi
El-Gilany, A.-H. (2018). What is case Radiologi RSPAU DR. Suhardi
series. Asploro Journal of Biomedical Hardjolukito Yogyakarta.
and Clinical Case Reports, 1(1), 10– Paulsen, F., & Waschke, J. (1927). Atlas
15. of Human Anatomy. The American
Ginting, R., & Napitupulu, F. M. N. Journal of Nursing, 27(3), 240.
(2019). <p>Gejala klinis dan https://doi.org/10.2307/3409752
faktor penyebab kelainan Powers, D. B. (2017). Classification of
temporomandibular joint pada kelas Mandibular Condylar Fractures.
I oklusi angle</p><p>Clinical Atlas of the Oral and Maxillofacial
symptoms and aetiological factors of Surgery Clinics of North America,
temporomandibular joint 25(1), 1–10.
abnormalities in class I angle https://doi.org/10.1016/j.cxom.2
016.11.001 Whaites, E., & Drage, N. (2017).
Prechel, U., Ottl, P., Ahlers, O. M., & Essentials of Dental Radiography
Neff, A. (2018). The treatment of and Radiology. In Journal of
temporomandibular joint dislocation Chemical Information and Modeling
- A systematic review. Deutsches (Vol. 53, Issue 9).
Arzteblatt International, 115(5), 59– http://www.elsevier.com/locate
64. /scp
https://doi.org/10.3238/arztebl. Widyastuti, A. (2018). TEKNIK
2018.0059 PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
Riawan, L., Kasim, A., & Isnandar. TEMPOROMANDIBULAR JOINT
(2012). Diagnosis and Anterior DI INSTALASI RADIOLOGI
Dislocation Management. Dental RSUD SLEMAN YOGYAKARTA.
Journal (Majalah Kedokteran Gigi), Yakhsivan, M. S. (2020).
17(1), 195–201. PEMERIKSAAN
Septadina, I. (2015). Prinsip TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Penatalaksanaan Dislokasi Sendi MENGGUNAKAN TEKNIK
Temporomandibular. Majalah PANORAMIC DI SILOAM.
Kedokteran Sriwijaya, 47(1), 61–66. Yuwono, B. (2010). Penatalaksanaan
https://doi.org/10.36706/mks.v4 perawatan fraktur. 7, 3–6.
7i1.2744
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar
Metodologi Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai