Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN

SINUS PARANASAL PADA KASUS


SINUSITIS MAXILLARIS DENGAN
BERBAGAI MODALITAS DI
INSTALASI RADIOLOGI

NASKAH PUBLIKASI

DAVI AYU PUSPITA SARI


18.01.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RONTGEN


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2021
NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL PADA KASUS


SINUSITIS MAXILLARIS DENGAN BERBAGAI MODALITAS DI
INSTALASI RADIOLOGI

OVERVIEW OF THE EFFECTIVENESS OF PARANASAL SINUSES EXAMINATION


IN CASES OF MAXILLARIS SINUSITIS WITH VARIOUS MODALITIES IN
RADIOLOGY INSTALLATION

Disusun Oleh:
DAVI AYU PUSPITA SARI
18.01.023

Semarang, 11 Oktober 2021

Telah disetujui oleh:


Pembimbing

Mega Indah Puspita, S.ST,M.Kes

Disahkan oleh:
Program Studi Diploma III Teknik Rontgen
Fakultas Kesehatan dan Keteknisian Medik
Universitas Widya Husada Semarang
Ketua,

Nanik Suraningsih, S.ST., M.Kes


GAMBARAN EFEKTIVITAS PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL PADA KASUS SINUSITIS
MAXILLARI DENGAN BERBAGAI MODALITAS DI INSTALASI RADIOLOGI

Davi Ayu Puspita Sari1) Mega Indah Puspita2)


1)Mahasiswa Prodi D-III Teknik Rontgen Universitas Widya Husada Semarang
2)Dosen Prodi D-III Teknik Rontgen Universitas Widya Husada Semarang

ABSTRAK
Menurut textbook Lampignano dan Kendrick (2018), pada pemeriksaan sinus paranasal
menggunakan pemeriksaan konvensional menggunakan proyeksi Lateral, proyeksi
Posterioanterior Axial (Metode Caldwell), dan untuk sinus maxillaris menggunakan proyeksi
Parietoacanthial (Metode Waters), proyeksi Submentovertex (SMV) dan proyeksi Parietoacanthial
Transoral (Metode Waters Open Mouth). Adapun pada ketiga jurnal yang dibahas penulis, masing-
masing menggunakan modalitas yang berbeda. Menurut Tarigan dkk (2019), menggunakan
modalitas CT-Scan, menurut Andersen dkk (2018), menggunakan modalitas MRI, dan menurut
Marisaa A dkk (2011), menggunakan modalitas panoramik. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan gambaran efektivitas pemeriksaan sinus paranasal pada kasus sinusitis maxillaris
dengan berbagai modalitas di Instalasi Radiologi dari setiap jurnal yang dibahas.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi literatur, waktu penelitian
dimulai dari November 2020 - Januari 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip
kajian teori, jurnal maupun studi pustaka, kemudian menganalisa isi dari sumber tersebut, dan
menuangkan hal yang akan dipertanyakan ke dalam sebuah pernyataan rumusan masalah,
megkaji topik yang dibahas sesuai dengan jurnal yang diperoleh, selanjutnya menganalisa data,
melakukan pembahasan hasil kemudian membuat kesimpulan dan saran.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pemeriksaan sinus paranasal pada kasus
sinusitis maxillaris menurut Tarigan dkk (2019), menggunakan modalitas CT-Scan, menurut
Andersen dkk (2018), menggunakan modalitas MRI dan menurut Marisaa A dkk (2011),
menggunakan modalitas panoramik, dan menurut penulis modalitas yang paling tepat yaitu
menggunakan modalitas CT-Scan karena dari segi akurasi yang dihasilkan sudah membantu
dokter dalam menegakkan diagnosa. Dan berdasarkan hasil pembahasan, saran yang dapat
penulis sampaikan mengenai Tugas Akhir Studi Literatur ini yaitu untuk pemeriksaan sinus
paranasal pada kasus sinusitis maxillaris lebih baik menggunakan modalitas CT-Scan, karena CT-
Scan merupakan gold standart dari pemeriksaan sinus paranasal dan pelaksanaan
pemeriksaannya cukup akurat dan tidak menimbulkan rasa sakit

Kata Kunci : CT-Scan, MRI sinus, Panoramik, Sinusitis, Sinus Maxillaris

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk, 2021)

3
OVERVIEW OF THE EFFECTIVENESS OF PARANASAL SINUSES EXAMINATION
IN CASES OF MAXILLARIS SINUSITIS WITH VARIOUS MODALITIES IN
RADIOLOGY INSTALLATION

Davi Ayu Puspita Sari1) Mega Indah Puspita2)


1)Student of X-Ray Engineering Diploma III Study Program of Widya Husada University,

Semarang
2)Lecturer of X-Ray Engineering Diploma III Study Program of Widya Husada University,

Semarang

ABSTRACT

According to lampignano and kendrick textbooks (2018), paranasal sinus examination uses
conventional examination using lateral projection, posterioanterior Axial projection (Caldwell
method), and for maxillaris sinuses using Parietoacanthial projection (Waters Method),
Submentovertex projection (SMV) and Parietoacanthial Transoral projection (Waters Open Mouth
Method). As for the three journals discussed by the authors, each uses a different modality.
According to Tarigan et al (2019), using CT-Scan modalities, according to Andersen et al (2018),
using MRI modalities, and according to Marisaa A et al (2011), using panoramic modalities. This
study aims to explain the effectiveness of paranasal sinus examination in cases of maxillaris
sinusitis with various modalities in radiology installations of each journal discussed.
This type of research is qualitative with a literature study approach, research time starts
from November 2020 - January 2021. Data collection is done by citing theoretical studies, journals
and literature studies, then analyzing the contents of the source, and pouring the questionable into
a statement of problem formulation, reviewing the topics discussed in accordance with the journal
obtained, then analyzing the data, discussing the results and then making conclusions and
suggestions.
The results of this study explain that paranasal sinus examination in cases of maxillaris
sinusitis according to Tarigan et al (2019), using CT-Scan modalities, according to Andersen et al
(2018), using MRI modalities and according to Marisaa A et al (2011), using panoramic modalities,
and according to the authors the most appropriate modalities are using CT-Scan modalities
because in terms of accuracy produced has helped doctors in enforcing the diagnosis. And based
on the results of the discussion, the advice that the author can convey about the Final Task of This
Literature Study is for paranasal sinus examination in cases of maxillaris sinusitis is better using
CT-Scan modalities, because CT-Scan is the standard gold of paranasal sinus examination and the
implementation of the examination is quite accurate and does not cause pain.

Keywords : CT-Scan, MRI sinuses, Panoramic, Sinusitis, Maxillaris Sinuses

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk, 2021)

4
PENDAHULUAN
Menurut Long,dkk (2016), sinus paranasal
Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran memiliki beberapa fungsi bagi manusia yaitu
yang berhubungan dengan penggunaan semua sebagai ruang resonansi suara, meringankan
modalitas yang menggunakan radiasi untuk beban pada kepala, membantu menghangatkan
diagnosis dan prosedur terapi dengan dan melembabkan udara yang kita hirup, sebagai
menggunakan panduan radiologi, termasuk teknik penyerap getaran serta berperan dalam mengontrol
pencitraan dan penggunaan radiasi dengan sinar-X sistem imun. Dan salah satu kelainan pada sinus
dan zat radioaktif. Radiologi Diagnostik adalah paranasal adalah sinusitis. Sinusitis merupakan
teknik radiologi untuk mendiagnosis suatu penyakit suatu peradangan membran mukosa yang dapat
atau kelainan morfologi dalam tubuh pasien dengan mengenai satu ataupun beberapa sinus paranasal.
menggunakan pesawat sinar-X (PERKA BAPETEN, Berdasarkan perjalanan penyakitnya, infeksi dapat
NO 8, 2011). berlangsung akut maupun kronis, dengan batasan
waktu kurang atau lebih dari 12 minggu dan
Sinar-X merupakan salah satu jenis radiasi
penyebab utamanya adalah selesma yang
pengion yang banyak digunakan dalam dunia
merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat
kedokteran. Sifat sinar-X yang mampu menembus
diikuti dengan infeksi bakteri. Sebagian besar kasus
objek bermanfaat untuk mengetahui kelainan fisik
sinusitis melibatkan lebih dari satu sinus paranasal
dan fungsi suatu organ yang tidak dapat dilihat dari
dan yang paling sering yaitu sinus etmoidalis dan
luar. Kemampuan sinar-X menembus objek dapat
sinus maxillaris. (Posumah, 2013).
dipengaruhi oleh kerapatan jaringan, ketebalan
objek serta nomor atom objek yang difoto. Salah Sinus maxillaris disebut juga antrum high
satu pemeriksaan yang memanfaatkan sinar-X more, merupakan sinus yang sering terinfeksi yang
adalah pemeriksaan sinus paranasal (Rasad, berada di pertengahan antara hidung dan rongga
2015). mulut. Letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar,
sehingga aliran sekret atau drainase dari sinus
Sinus paranasal adalah rongga dalam tulang
maxilla hanya tergantung dari gerakan silia. Dasar
tengkorak dan wajah di dekat rongga hidung. Sinus
sinus maxillaris adalah dasar akar gigi (prosesus
paranasal paling jelas di bagian sagital tengkorak.
alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat
Sinus paranasal dilapisi dengan lendir membran
menyababkan sinusitis maxillaris. (Augesti dkk,
yang dihubungkan dengan lapisan rongga hidung
2016).
melalui lubang kecil di dinding lateral rongga
hidung. Sekresi diproduksi oleh selaput lendir sinus Pemeriksaan radiologi untuk membantu
paranasal mengalir ke dinding lateral rongga penegakkan diagnosa sinusitis dapat dilakukan
hidung. Sinus paranasal muncul sebagai hasil dari dengan pemeriksaan radiografi, ultrasonografi,
lapisan mukosa rongga hidung yang Computed Tomography (CT) Scan, dan MRI (Ho &
memproyeksikan ke tulang sekitarnya. Tulang Govindaraj, 2015). Pada pemeriksaan sinus
tengkorak berisi sinus paranasal yaitu frontal, paranasal menggunakan pemeriksaan radiografi,
sphenoid, ethmoid, dan maxilla (Tortora dan umumnya menggunakan proyeksi Lateral, proyeksi
Nielsen, 2017). Posterioanterior Axial (Metode Caldwell),

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk, 2021)

5
proyeksi Parietoacanthial (Metode Waters). modalitas yang digunakan pada pemeriksaan sinus
Sedangkan untuk proyeksi yang spesial adalah maxillaris dalam tiga jurnal tersebut.
proyeksi Submentovertex (SMV) dan proyeksi
Parietoacanthial Transoral(Metode Waters Open Jurnal pertama yang ditulis Tarigan dkk
Mouth). Pemeriksaan radiografi sinus paranasal (2019), dengan judul “A CT-SCAN paranasal
sinuses Sinusitis Maxillaris on Suspicion Duplex On
pada proyeksi Lateral untuk memperlihatkan air
General Hospital Haji Adam Malik”. Pemeriksaan
fluid level dan menampakkan keempat sinus
paranasal, proyeksi PA Axial (Metode Caldwell) sinus maxillaris baik dilakukan menggunakan CT-
untuk memperlihatkan sinus frontal dan untuk Scan karena dapat memberikan gambaran dan
kontras yang baik, sehingga dapat membedakan
memperlihatkan air fluid level secara akurat,
antara jaringan lunak, tulang, dan pembuluh darah,
proyeksi Parietoacanthial (Metode Waters) untuk
menampakan sinus maxillari dengan aspek inferior serta pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat,
divisualisasikan bebas dari superposisi dengan tidak menimbulkan penyakit dan lebih akurat.
petrous ridge dan tepi orbita inferior dan mendapat Jurnal kedua yang ditulis oleh Andersen dkk
obliqe view dari sinus frontal, proyeksi (2018), dengan judul “Accuracy and precision of
Submentovertex (SMV) untuk memperlihatkan manual segmentation of the maxillary sinus in MR
sinus sphenoid, sinus ethmoid, sinus maxillari dan Images-a method study”. Pemeriksaan sinus
nasal fossa, proyeksi Parietoacanthial Transoral maxillaris menggunakan modalitas MRI
(Metode Waters Open Mouth) untuk menampakkan menemukan akurasi dan persisi tinggi dari
sinus maxillari dengan aspek inferior segmentasi manual sinus maxillaris pada citra MRI
divisualisasikan bebas dari superposisi dengan dibandingkan dengan CT-Scan
petrous ridge dan tepi orbita inferior,dan mendapat
oblique view dari sinus frontal, dan sinus sphenoid Jurnal ketiga yang ditulis oleh Marissa A dkk
terlihat melalui mulut yang terbuka (Lampignano & (2011), dengan judul “Infeksi odontogen pada
Kendrick, 2018). sinusitis maxillaris ditinjau dari radiograf
panoramik”. Pemeriksaan sinus maxillaris
Berdasarkan studi pendahuluan yang menggunakan foto panoramik dapat mendeteksi
dilakukan penulis terhadap tiga pustaka yaitu satu awal adanya penyakit pada sinus maxillaris karena
jurnal nasional dan dua jurnal internasional ada hubungan antara antrum maxilla dan geligi
mengenai modalitas yang digunakan pada rahang atas serta dapat memberikan gambaran
pemeriksaan sinus paranasal dengan kasus mukosa dan air fluid level. Ketiga jurnal yang
sinusitis maxillaris. Penulis menemukan perbedaan penulis temukan memiliki tujuan yang sama, yaitu

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris Dengan Berbagai
Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk, 2021)

6
dapat memberikan diagnosa tentang sinus tentang Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus
maxillaris. Namun, perbedaan yang ditemukan Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris Dengan
adalah penggunaan modalitas yang digunakan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi, Maka
untuk menunjang pemeriksaan radiografi sinus penulis ingin mengkaji lebih lanjut berdasarkan
paranasal pada kasus sinusitis maxillaris. literature yang penulis gunakan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
Menurut literatur pertama yang ditulis
kajian lebih lanjut dan tertarik untuk
Tarigan dkk (2019) yang berjudul “A CT-SCAN
mengangkatnya menjadi Karya Tulis Ilmiah (Studi
literatur) yang berjudul “Gambaran Efektivitas paranasal sinuses Sinusitis Maxillaris on Suspicion
Duplex On General Hospital Haji Adam Malik”.
Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus
Jurnal pertama ini berisi penelitian yang bertujuan
Sinusitis Maxillaris Dengan Berbagai Modalitas di
untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan
Instalasi Radiologi”.
CT-ScaN sinus paranasal terhadap dugaan
METODE PENELITIAN sinusitis maxillaris duplex di RSUD Haji Adam
Malik. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut
Jenis penelitian pada Karya Tulis Ilmiah
mengenai pemeriksaaan CT-Scan sinus paranasal
Studi Literatur ini adalah jenis penelitian kualitatif
terhadap dugaan sinusitis maxillaris duplex di
dengan pendekatan Studi Literature Riview (SLR) RSUD Haji Adam Malik berdasarkan pembahasan
yang bertujuan untuk memberikan diagnosis dan permasalahan maka diambil beberapa
terhadap pemeriksaan sinus paranasal pada kasus kesimpulan bahwa Pemeriksaan CT-Scan sinus
sinusitis maxillaris dengan berbagai modalitas. paranasal memiliki keuntungan karena gambaran
Waktu penelitian pada
yang dihasilkan lebih akurat, pemeriksaan tidak
Karya Tulis Ilmiah (Studi Literature) ini dilakukan menimbulkan rasa nyeri dan cepat. Namun
pada bulan November 2020 – April 2021. pemeriksaan CT-Scan memiliki kelemahan yaitu
biaya yang mahal dan radiasi yang dihasilkan lebih
Metode pengambilan data dalam besar. Kelebihan dari jurnal yang ditulis Tarigan dkk
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan (2019) yaitu Jurnal ini menjelaskan secara rinci
mengutip dari kajian teori, jurnal, maupun studi tentang prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan
pustaka pemeriksaan sinus paranasal pada kasus kekurangan dari jurnal ini adalah data yang
sinusitis. Studi literatur dimulai dengan didapatkan kurang lengkap dan subjek yang
menggunakan kata kunci di basis data yang berisi digunakan hanya satu orang saja.
jurnal internasional dan nasional yang relevan.
Basis data yang digunakan adalah Google Scholar Menurut literature kedua yang ditulis oleh
dan Scribd. Kemudian data hasil dan reduksi Andersen dkk (2018), dengan judul “Accuracy and
berdasarkan kriteria tertentu yang sudah terkumpul precision of manual segmentation of the maxillary
kemudian dilakukan pengolahan dan analisis sinus in MR Images-a method study”. Jurnal ini
dengan tahapan literature reviewing (merangkup berisi tentang peneliyian yang bertujuan untuk
literature) dan penyajian data. menilai keakuratan dan ketepatan sekunder dari
segmentasi sinus maxillaris dalam MRI. Serta untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengevaluasi kegunaan potensial dari modalitas ini
Berdasarkan hasil dari data kajian literatur dalam studi longitudinal pada individu normal dan
yang dilakukan oleh penulis pasien dengan penyakit sinus.

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk,2021)

7
Berdasarkan hasil dari penelitian ini yaitu diagnosa, karena pemeriksaan CT- Scan dapat
menunjukkan bahwa adanya akurasi dan presisi menunjukkan sinusitis duplex maxillaris dengan
tinggi segmentasi sinus maxillaris dalam citra MRI. jelas dan pemeriksaan CT-Scan merupakan gold
Meskipun kesalahan maksimal ditemukan relatif standart dari sinus paranasal, karena bisa
besar hanya ada sedikit diantaranya. Kesalahan memperlihatkan OMU (Osteo Meatal Unit) atau
rata-rata kecil dan tidak relevan secara klinis. saluran yang menghubungkan dengan rongga
pemeriksaan ini juga lebih efesien waktu. bahwa hidung yang tidak bisa dilihatkan dengan modalitas
modalitas MRI dapat digunakan untuk 3D model lainnya. Namun dari segi radiasi yang diterima
sinus paranasal dengan hasil yang sama baiknya lebih besar dari pada modalitas konvensional, MRI
dengan CT-Scan namun penggambaran tulang atau panoramik, akan tetapi radiasi yang diterima
pada MRI tampak sulit dan tidak tepat dan radiasi masih aman karena dosis yang diterima pasien
yang diterima sangat sedikit karena menggunakan sesuai dengan penyinaran. Dengan hal ini
radiasi pengion. pemeriksaan sinus paranasal pada kasus sinusitis
maxillaris dengan modalitas CT-Scan menjadi
Menurut literature ketiga yang ditulis oleh
pilihan yang spesifik sekaligus efektif dalam
Marissa A dkk (2011), dengan judul “Infeksi pelaksanaanya.
odontogen pada sinusitis maxillaris ditinjau dari
radiograf panoramik”. Jurnal ini membahas tentang SARAN
keakuratan dan keuntungan menggunakan
modalitas panoramik. Pada jurnal ini dijelaskan Berdasarkan hasil pembahasan, saran yang
dapat penulis sampaikan mengenai Tugas Akhir
bahwa pemeriksaan radiograf panoramik dilakukan
Studi Literatur ini yaitu untuk pemeriksaan sinus
untuk mengevaluasi sinusitis yang disebabkan oleh
paranasal pada kasus sinusitis maxillaris lebih baik
odontogen, gambaran yang dihasilkan foto
panoramik penting untuk melihat adanya kelainan menggunakan modalitas CT-Scan karena dari segi
akurasi pemeriksaan CT-Scan sudah membantu
yang tidak tampak secara klinis, sehingga dapat
untuk menegakkan diagnosa, selain itu CT-Scan
membantu menentukan diagnosis serta rencana
perawatan Kelebihan menggunakan foto panoramik merupakan gold standart dari pemeriksaan sinus
ini adalah paparan sinar radiasi yang lebih rendah, paranasal dan pelaksanaan pemeriksaannya cukup
akurat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
serta dapat digunakan untuk melihat secara jelas
hubungan antara gigi rahang atas dengan sinus DAFTAR PUSTAKA
maxillaris, namun diketahui mempunyai kelemahan
yaitu gambaran yang dihasilkan kurang detail. Andersen, Darvan dkk. 2018. Accuracy and
Precision Of Manual Segmentation
KESIMPULAN Of The Maxillary Sinus In MR
Images-a method study. Britsh
Berdasarkan analisis data dari ketiga jurnal Institute Of Radiology. 91:20170663.
yang ditulis oleh Marissa A dkk (2011), Andersen Bapeten. 2011. Peraturan Kepala Badan
dkk (2018), dan Tarigan dkk (2019), mengenai Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8
gambaran efektivitas pemeriksaan sinus paranasal Tahun 2011 tentang Keselamatan
pada kasus sinusitis maxillaris di Instalasi Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat
Radiologi, penulis menyimpulkan bahwa sinar-X Radiologi Diagnostik dan
pemeriksaan sinus paranasal pada kasus sinusitis Intervensional.
maxillaris, lebih tepat menggunakan modalitas CT-
Scan karena dari segi akurasi yang dihasilkan
sudah membantu dokter untuk menegakkan

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk,2021)
8
Long, B. W., J. H. Rollins, B. J. Smith. 2016. Meril’s
Atlas Of Radiographic Positioning
And Related Procedure. Edisi 13th.
St. Louis: Elsiver.
Marissa A, R. P Bambang dkk. 2011. Infeksi
Odontogen Pada Sinusitis Maxillaris
Ditinjau Dari Radiografik Panoramik.
Dentomaxillofacial Radiology Dental
Journal 32-36
Tarigan Thamrin, Fitler dan Novita Safitri. 2019. A
CT-SCAN paranasal sinuses
Sinusitis Maxillaris on Suspicion
Duplex On General Hospital Haji
Adam Malik. Journal Of Nursing And
Midwifery.

Gambaran Efektivitas Pemeriksaan Sinus Paranasal Pada Kasus Sinusitis Maxillaris


Dengan Berbagai Modalitas di Instalasi Radiologi (Davi Ayu Puspita Sari dkk,2021)

Anda mungkin juga menyukai