Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR PEMERIKSAAN SPN (SINUS PARANASAL) PADA

SUSPECT SINUSITIS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD


KARDINAH TEGAL
Praproposal Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Diajukan oleh :
Risyah Rubbyh
NIM. P17430312029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG
2015

I.JUDUL
PROSEDUR PEMERIKSAAN SPN (SINUS PARANASAL) PADA

SUSPECT SINUSITIS
KARDINAH TEGAL
II.

DI

INSTALASI

RADIOLOGI

RSUD

LATAR BELAKANG
Dunia Kesehatan adalah salah satu bidang yang memiliki peran besar
dalam meningkatkan taraf kehidupan bermasyarakat. Sebagai bidang yang
sangat diperlukan dalam masyarakat luas, maka berbagai instansi kesehatan
dituntut untuk melaksanakan sistem pelayanan yang baik. Salah satunya sistem
pelayanan yang baik adalah ketepatan suatu diagnosa penyakit.
Tujuan dari setiap radiografer seharusnya tidak hanya berfikir dengan
membuat radiograf yang lumayan tetapi seharusnya lebih ke pembuatan
radiograf yang optimal sehingga dapat dievaluasi dengan standar yang telah
ditentukan, dan dideskripsikan sesuai dengan kriteria radiografi. Seorang
radiografer

harus

meninjau

kembali

dan

membandingkan

radiograf

menggunakan standar untuk menentukan seberapa optimal radiograf yang


dihasilkan. Standar yang sistematik dalam pembuatan radiograf terdiri dari lima
bagian yaitu terlihatnya gambaran anatomi, posisi , kolimasi dan titik bidik,
factor eksposi, dan marker atau penanda. (Bontrager, 2010)
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh yang sulit
dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat
pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus
frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kiri dan kanan. Sinus paranasal
merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga
di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga
hidung. (Ethel Sloane,2003)
Apabila muncul gejala nyeri kepala dan nyeri tekan pada wajah
merupakan gejala-gejala lain dari sinusitis. Salah satu cara untuk mendiagnosa

gejala sinusitis sejak dini ialah dengan melakukan pemeriksaan radiografi


(rontgen).
Teknik pemeriksaan sinus paranasal menurut Bontrager tahun 2010
adalah proyeksi lateral, proyeksi parietoacanthial (metode waters), proyeksi
parietoacanthial

transoral

(metode

waters

open

mouth),

proyeksi

submentovertical, dan proyeksi postero anterior (PA), dan dijelaskan bahwa


posisi yang digunakan pada setiap pemeriksaan adalah tegak atau erect. Saat
penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan 1, penulis menjumpai pemeriksaan
sinus paranasal yang berbeda dengan teori yang ada , proyeksi yang digunakan
di Rumah Sakit Umum Daerah Tegal adalah parietoacanthial transoral (metode
waters open mouth ) dengan posisi pasien prone dengan keadaan pasien
kooperatif maupun tidak kooperatif.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada pemeriksaan sinus paranasal dengan posisi prone dan erect serta
membandingkan hasil kualitas radiograf yang dihasilkan. Penulis menuangkan
ide tersebut dalam karya tulis ilmiah yang berudul PROSEDUR

PEMERIKSAAN SPN (SINUS PARANASAL) PADA SUSPECT


SINUSITIS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD KARDINAH
TEGAL

III.

RUMUSAN MASALAH
III.1
Bagaimana prosedur pemeriksaan sinus paranasal di Instalasi
Radiologi RSUD Kardinah Tegal?
III.2
Apakah dengan proyeksi waters transoral / open mouth dengan posisi
prone sudah menampakkan anatomis dan patologis yang informatif ?

IV.

TINJAUAN TEORI
1. Anatomi Sinus Paranasal (SPN)

2. Kualitas Radiograf
3. Teknik Pemeriksaan Sinus paranasal (SPN)
V.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
pendekatan studi kasus.

VI.

DOSEN YANG DITUJU


1. Happy Safitri, S.ST
2. PanjiWibowo, S,ST, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai