Anda di halaman 1dari 18

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI STERNOCLAVICULAR

JOINT PADA KASUS DISLOKASI : CASE SERIES STUDY

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh :

NANDA NUR HIDAYAT


NIM. P1337430318027

PROGRAM STUDI RADIOLOGI PURWOKERTO PROGRAM DIPLOMA


TIGA JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG 2021
NASKAH PUBLIKASI

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI STERNOCLAVICULAR


JOINT PADA KASUS DISLOKASI : CASE SERIES STUDY

STERNOCLAVICULAR JOINT RADIOGRAPHY EXAMINATION


PROCEDURE IN CASE OF DISLOCATION: CASE SERIES STUDY

Disusun oleh :
1. Nanda Nur Hidayat
2. Fatimah, S.ST, M.Kes

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Radiologi Purwokerto Program DIII

Fatimah, S.ST., M.Kes Ardi Soesilo Wibowo, ST., M.Si


NIP 19750523 199803 2 003 NIP 19701216 199403 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi


Sternoclavicular joint Pada Kasus Dislokasi :Case Series Study” telah
disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diunggah atau diupload
pada laman https://repository.poltekkes- smg.ac.id/ Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.

Purwokerto, Juli 2021

(Fatimah, S.ST., M.Kes)


NIP 19750523 199803 2 003
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Naskah publikasi telah diperiksa, disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk

diunggah pada laman repository perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

dan atau publikasi lainnya.

Nama : Nanda Nur Hidayat

NIM : P1337430318027

Judul Tugas Akhir : PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


(Bahasa Indonesia)
STERNOCLAVICULAR JOINT PADA KASUS
DISLOKASI : CASE SERIES STUDY

Judul Tugas Akhir : STERNOCLAVICULAR JOINT RADIOGRAPHY


(Bahasa Inggris)
EXAMINATION PROCEDURE IN CASE OF
DISLOCATION: CASE SERIES STUDY

Purwokerto,07-24-2021
Pembimbing

Signed at:

Fatimah, S.ST, M.Kes


2021-07-24 13:00:12

197505231998032003

Email Pembimbing : fatimah_yunaeza@yahoo.com


PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI STERNOCLAVICULAR

JOINT PADA KASUS DISLOKASI

Nanda Nur Hidayat1), Fatimah2)

Prodi Radiologi Purwokerto Program Diploma Tiga; Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi; Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jl. Raya Baturraden KM.12; Banyumas

Abstrak

Kasus cedera sternoclavicular joint merupakan kasus yang jarang terjadi. Prosedur
pemeriksaan radiografi sternoclavicular joint pada kasus dislokasi menggunakan proyeksi
posteroanterior dan proyeksi anterior oblique (right anterior oblique dan left anterior oblique).
Proyeksi spesial yang digunakan untuk pemeriksaan sternoclavicular joint pada kasus
dislokasi yaitu proyeksi metode serendipity view, hobbs view, dan heining view. Tujuan dari
penelitian ini untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan radiografi sternoclavicular joint pada
kasus dislokasi dan untuk menjelaskan peranan penggunaan proyeksi metode serendipity
view, hobbs view, dan heining view.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif, desain penelitian yaitu study case
review dengan pendekatan case series. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
hasil penelitian yang sudah dilakukan dan ditulis dalam bentuk artikel yang dapat diakses
pada google scholar dan pubmed. Data tersebut digunakan untuk dikaji lebih lanjut dan di
analisis dengan membandingkan isi artikel yang diperoleh tersebut kemudian ditarik
kesimpulan.
Hasil dari pembahasan ini menunjukan bahwa adanya persamaan pemeriksaan yaitu
sternoclavicular joint pada kasus dislokasi dan perbedaan proyeksi yang digunakan pada
ketiga artikel untuk pemeriksaan sternoclavicular joint pada kasus dislokasi. Peranan dari
proyeksi metode hobbs view yaitu memperlihatkan salah satu sternoclavicular joint dan
dislokasi sternoclavicular joint dengan jelas walaupun superposisi dengan vertebra dan ribs.
Serendipity view yaitu memperlihatkan kedua sternoclavicular joint sehingga dapat
membandingkan kedua sendi tersebut, dapat memperlihatkan sendi dengan jelas dan dapat
membedakan dislokasi posterior maupun anterior. Heining view yaitu dapat menampilkan
gambaran salah satu sternoclavicular joint secara lebih jelas, mengetahui adanya dislokasi
sternoclavicular joint, dan sendi tidak superposisi dengan vertebra dan ribs.

Kata kunci : Sternoclavicular Joint, Dislocation, dan Radiography


Abstract

STERNOCLAVICULAR JOINT RADIOGRAPHY EXAMINATION PROCEDURE IN CASE OF


DISLOCATION

Sternoclavicular joint injury is a rare case. The procedure for sternoclavicular joint radiographs
in cases of dislocation uses a posteroanterior projection and an oblique anterior projection
(right anterior oblique and left anterior oblique). Special projections used for sternoclavicular
joint examination in dislocation cases are serendipity view, hobbs view, and heining view
projection. The purpose of this study is to explain the procedure for sternoclavicular joint
radiographic examination in dislocation cases and to explain the role of using the serendipity
view, Hobbs view, and heining view projection methods.
The type of research used is descriptive qualitative, the research design is a case review study
with a case series approach. The data used in this study comes from the results of research that
has been done and written in a journal that can be accessed on Google Scholar and Pubmed.
The data is used for further study and analysis by comparing the contents of the obtained
articles and then drawing conclusions.
The results of this discussion show that the similarity of examination is sternoclavicular joint in
dislocation cases and projection differences used in all three articles for sternoclavicular joint
examination in dislocation cases. The role of the hobbs view method projection is to show one
of the sternoclavicular joints and the dislocation of the sternoclavicular joint clearly despite the
superposition with vertebrae and ribs. Serendipity view that shows both sternoclavicular joints
so that it can compare the two joints, can show the joint clearly and can distinguish the
dislocation of posterior and anterior. Heining view is able to display a clearer picture of one of
the sternoclavicular joints, knowing the dislocation of the sternoclavicular joint, and the joint is
not superposition with vertebrae and ribs.

Keywords: Sternoclavicular Joint, Dislocation, dan Radiography

Penulis Korespondensi
1)

E-mail : nandanurhidayat688@gmail.com
1. Pendahuluan
Sternoclavicular joint merupakan gerakan pada ekstremitas atas dan
sendi yang dibentuk oleh clavicula dengan dikarenakan sendi itu kecil, oleh karena itu
dua tulang yaitu manubrium dan tulang banyak orang berpikir bahwa sendi tersebut
rusuk pertama. Sternoclavicular joint adalah adalah sendi yang paling sering terjadi
satu-satunya sendi yang menghubungkan dislokasi. Struktur dari ligamen yang kuat
antara anggota tubuh atas (ekstremitas atas) dan dirancang seperti itu maka
dan batang tubuh. Sternoclavicular joint sternoclavicular joint menjadi sendi yang
diklasifikasikan sebagai sendi pelana synovial paling jarang mengalami dislokasi (Bucholz
(Long et al., 2016). Sendi synovial merupakan et al., 2010).
sendi yang dapat bergerak bebas, sendi ini Pemeriksaan yang digunakan sebagai
sering di temukan pada upper and lower standar untuk menentukan diagnosis
limbs, sendi ini dapat ditandai dengan dislokasi adalah pemeriksaan radiologi
adanya fibrous capsule yang berisi cairan sternoclavicular joint mempergunakan
synovial, pada ujung tulang yang membentuk proyeksi posteroanterior dan proyeksi
sendi synovial terpisah dan berisi ruang atau anterior oblique (right anterior oblique dan
rongga sendi, sehingga memungkinkan left anterior oblique). Proyeksi
untuk melakukan berbagai gerak pada sendi posteroanterior tujuannya untuk melihat dua
ini. Jenis gerakan pada sendi synovial sangat sendi dari sternoclavicular joint dan proyeksi
banyak, terdapat tujuh kelompok, salah anterior oblique (right anterior oblique dan
satunya adalah sendi ball and socket left anterior oblique) untuk melihat salah satu
(spheroidal), sendi ini memungkinkan dari sternoclavicular joint pada posisi oblique
bergerak secara fleksi, ekstensi, abduksi, (Lampignano & Kendrick, 2018).
adduksi, sirkumduksi, dan rotasi medial Proyeksi antero-posterior atau
maupun lateral (Lampignano & Kendrick, posteroanterior terlihat kolom vertebral yang
2018). superposisi dan mengaburkan
Kelainan-kelainan yang sering terjadi sternoclavicular joint, oleh karena itu
pada sternoclavicular joint adalah traumatic proyeksi oblique diperlukan untuk
injuries dan atraumatic problem. Traumatic memperlihatkankan ruang sendi yang tidak
injuries terdiri dari mild sprain, subluxation, superposisi dari kolom vertebral. Proyeksi
acute dislokasi, recurrent dislokasi dan Oblique dipilih karena akan membawa ruang
unreduced dislokasi. Atraumatic problem sendi sedekat mungkin pada film. Oleh
terdiri dari spontaneous subluxation, karena itu kedua sisi dapat dicitrakan sebagai
spontaneous dislokasi, hyperostosis, osteitis perbandingan.(Han et al., 2019).
kondensasi, penyakit friedreich,dan Pemeriksaan radiologi
osteoarthritis (Bucholz et al., 2010). sternoclavicular joint menggunakan proyeksi
Cedera pada Sternoclavicular joint posteroanterior, posteroanterior oblique
jarang terjadi dan biasanya merupakan (right anterior oblique dan left anterior
cedera yang relatif ringan. Akan tetapi, pada oblique), proyeksi semi-prone, dan proyeksi
pola cedera posterior yang sangat parah lateral. Posteroanterior bertujuan untuk
dapat menunjukkan keadaan darurat dan melihat kedua sendi dari sternoclavicular
memerlukan perawatan lebih dari para ahli joint, proyeksi posteroanterior oblique (right
bedah ortopedi yang memiliki pengetahuan anterior oblique dan left anterior oblique)
tentang langkah-langkah yang tepat dalam untuk melihat salah satu sternoclavicular
diagnosis dan pengobatan. (Bucholz et al., joint dalam posisi oblique, proyeksi lateral
2010). untuk melihat salah satu sternoclavicular
Dislokasi sternoclavicular joint adalah joint pada posisi lateral, dan proyeksi semi-
terpisahnya sendi yang disebabkan oleh prone untuk melihat sternoclavicular joint
tertariknya kapsul. Dislokasi merupakan tidak superposisi dengan bahu.(Han et al.,
komplikasi dari fraktur yang terjadi pada 2019).
ujung atas humerus. Sternoclavicular joint Teknik pemeriksaan radiografi
dapat mengalami dislokasi ke arah depan sternoclavicular joint terdapat beberapa
(anterior) dan ke belakang (posterior) akibat proyeksi spesial yaitu proyeksi
jatuh secara keras di atas bahu (Pearch, 2013). posteroanterior, hobbs view, heining view,
Benturan langsung maupun tidak langsung dan serendipity view. Proyeksi
dapat menghasilkan dislokasi posteroanterior digunakan untuk melihat
sternoclavicular joint, karena sternoclavicular kedua sternoclavicular joint. Proyeksi hobbs
joint adalah sendi yang mengikuti setiap view digunakan untuk melihat salah satu
sendi dari sternoclavicular joint. Proyeksi
selanjutnya adalah proyeksi heining view
yang bertujuan untuk melihat salah satu
sendi dari sternoclavicular joint. Proyeksi
yang terakhir adalah serendipity view
(rockwood view) yang digunakan untuk
memperlihatkan kedua clavicula pada
radiograf (Yang et al., 2015).
Pemeriksaan sternoclavicular joint
pada kasus dislokasi di poliklinik Orthopaedi
RSUZA Banda Aceh hanya menggunakan
proyeksi posteroanterior dan sudah bisa
melihat dislokasi sternoclavicular joint kiri
dengan pergeseran sekitar 5 cm sehingga
sudah dapat menegakkan diagnosa dislokasi
(Azharuddin, 2014).
Pemeriksaan sternoclavicular joint
pada kasus dislokasi di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Ortopedi Prof.DR.R Soeharso
Surakarta menggunakan proyeksi
posteroanterior metode hobbs view.
Keefektifan dari proyeksi hobbs view adalah
dapat menampilkan gambaran
sternoclavicular joint secara lebih jelas,
memastikan adanya dislokasi sternoclavicular
joint, serta menentukan posisi atau jenis dari
dislokasi tersebut (Rosidah et al., 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas,
terdapat perbedaan penggunaan metode
pada proyeksi teknik pemeriksaan radiografi
sternoclavicular joint untuk menampakkan
gambaran dislokasi secara tajam dan jelas,
proyeksi tersebut dapat menampakkan
perbedaan antara dislokasi posterior dan
anterior, proyeksi tersebut juga dapat
meningkatkan penegakkan diagnosa pada
kasus dislokasi, sehingga penulis tertarik
untuk melakukan kajian lebih lanjut tentang
prosedur pemeriksaan radiografi
sternoclavicular joint pada klinis dislokasi
dan mengangkatnya menjadi bentuk proposal
Karya Ilmiah yang berjudul “Prosedur
Pemeriksaan Radiografi Sternoclavicular Joint
Pada Kasus Dislokasi :Case Series Study”.
2. Metode
Penelitian ini adalah penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan
penelitian deskriptif menggunakan Study Case Maret – April 2021. Menggunakan tiga
Review dengan pendekatan Case series study yang jurnal. Data yang sudah diperoleh
bertujuan untuk mendeskripsikan serangkaian kemudian dianalisis dengan metode analisis
kasus salah satunya di bidang radiodiagnostik deskriptif. Metode analisis deskriptif
terkait dengan riwayat penyakit pasien, dilakukan dengan cara membandingkan
persiapan alat, teknik radiografi, dan hasil dan menganalisis antara hasil pemahaman
radiograf. pada jurnal dengan repository dalam
bentuk ringkasan.

3. Hasil
Hasil seleksi literatur terdiri dari dua jurnal dan satu repository. Proses pencarian
literatur berdasarkan kriteria inklusi yaitu literatur yang dipilih memiliki tahun publikasi 10
tahun terakhir mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2020, menggunakan bahasa Indonesia
maupun bahasa Inggris, subjek dari literatur yaitu pasien dengan klinis Sternoclavicula Joint
Dislocation, serta tema isi literatur yaitu Teknik Pemeriksaan Radiografi Sternoclavicula Joint.

Tabel 1. Presentasi kasus


No Topik Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
1 Informasi Artikel a. Judul : Teknik a. Judul : A Case of a. Judul : Treatment of
(Judul, Peneliti, pemeriksaan Posterior Neglegted
Tahun,Nama sternoclavicular joint Sternoclavicular Sternoclavicular (SC)
jurnal/repository) metode hobbs view b.Dislocation in a Dislocation With
dengan indikasi dislokasi Professional American Cannulated Screw and
di instalasi radiologi c. Football Player Cerclage wire
rumah sakit ortopedi prof d.Penelitian : Yang,J.S et al Osteosynthesis
dr r soeharso Surakarta e. Tahun : 2015 b. Penelitian : Azharuddin
b. Peneliti : Siti Rosidah dkk f. Jurnal : Jurnals c. Tahun : 2014
c. Tahun 2013 Permission d. Jurnal : Jurnal
d. Jurnal : Jurnal Ilmu dan Kedokteran Syiah Kuala
Teknologi Kesehatan
2 Riwayat Penyakit Curiga adanya dislokasi Pasien berusia 26 tahun pasien mengeluh nyeri
Pasien (Keluhan minimal sternoclavicular memiliki riwayat memar bahu kiri. Dari pemeriksaan
fisik/hasil joint kanan, tampak juga pada sternoclavicular joint fisik didapatkan pada
anamnesis/hasil minimal soft tissue swelling kiri pada tahun 2009,dan inspeksi terlihat hilangnya
pemeriksaan di daerah tersebut pada tahun 2012 dia kontur normal pada sisi kiri
pendukung) terjatuh pada saat sternum dan ada tonjolan
pertandingan sehingga ujung bagian
merasakan ketidak dalam tulang klavikula kiri.
nyamanan pada clavicula
kanan sehingga mengalami
pembengkakan ringan dan
nyeri tekanan di atas
clavicula kanan, setelah
dilakukan CT-Scan
menunjukan dislokasi
sternoclavicular joint
posterior kanan
3 Persiapan Pasien Menjelaskan tentang Tidak ada tetapi pasien Tidak ada persiapan
prosedur pemeriksaan dan dihimbau untuk melepas khusus pada proyeksi
tujuannya, serta konfirmasi benda benda yang posteroanterior namun
keadaan pasien. setelah itu mengganggu gambaran pasien melepaskan logam
pasien juga di instruksikan radiograf. yang melekat pada tubuh
untuk melepas benda- pasien atau benda benda
benda yang dapat yang mengganggu
menimbulkan artefak pada gambaran radiograf.
hasil radiograf
4 Persiapan Alat&Bahan Pesawat x-ray,meja Pesawat sinar-X,Meja Pesawat x-ray,bucky stand,
pemeriksaan, imaging plate pemeriksaan, Kaset ukuran imaging plate 18 x 24
ukuran 35 x 43 cm,alat 18 x 24 cm, Film ukuran 18 cm,marker
processing (Computed x 24 cm, Grid ukuran 18 x
No Topik Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Radiography),dan printer 24 cm, dan Marker
5 Teknik Radiografi a. Proyeksi : Posteroanterior a. Proyeksi : Proyeksi :
a. Proyeksi metode hobbs view b. 1. posteroanterior Chest posteroanterior
b. Posisi Pasien b. Posisi pasien : pasien c. Posisi pasien : pasien Posisi pasien : pasien
c. CR berlutut menghadap meja duduk atau berdiri duduk atau berdiri didepan
d. CP pemeriksaan dan badan didepan bucky stand bucky stand dan dagu
agak membungkuk ke dan dagu pasien pasien ditempelkan pada
depan,kedua tangan maju ditempelkan pada atas atas bucky stand, pasien
kedepan menyangga bucky stand, pasien diatur sehingga
kepala,bertumpu pada diatur sehingga ditempatkan pada
siku,dan kedua siku ditempatkan pada pertengahan kaset, imaging
berada di kanan dan kiri pertengahan kaset, reseptor disesuaikan secara
kaset. imaging reseptor vertikal ke tengah
c. CR : vertical tegak lurus disesuaikan secara manubrium, lengan
kaset. vertikal ke tengah direntangkan ke samping
d. CP : pada pertengahan manubrium, lengan tubuh atau sebagai
clavicula direntangkan ke alternative pasien dapat
e. FFD : 100 cm samping tubuh atau berpegangan pada
f. Factor exposi : 73 kV; 13 sebagai alternative pegangan bucky stand
mAs pasien dapat
g. Kaset ukuran : 35x43 cm berpegangan pada
pegangan bucky stand
d. 2.Anteroposterior
metode serendipity
view
e. Posisi pasien : pasien
tiduran dengan posisi
supain
f. CR : menyudut 40o
cephalad
g. CP : pada pertengahan
manubrium
h. 3.Posteroanterior
metode hobbs view
i. Posisi pasien : pasien
duduk menghadap
meja pemeriksaan dan
badan agak
membungkuk ke
depan,kedua tangan
maju kedepan
menyangga
kepala,bertumpu pada
siku,dan kedua siku
berada di kanan dan
kiri kaset.
j. CR : vertikal tegak
lurus terhadap kaset
k. CP : pada pertengahan
manubrium
l. 4.lateral metode Heinig
view
m. Posisi pasien : pasien
berdiri pada posisi
lateral dan tangan
diangkat keatas
memegang kepala lalu
bahu tegak lurus
terhadap kaset
n. CR : horizontal tegak
lurus terhadap kaset
o. CP : pada pertengahan
manubrium

6 Penerapan Proteksi
Radiasi
- - -
No Topik Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
7 Hasil Radiograf Adanya dislokasi minimal Gambaran radiografi tidak Dislokasi sternoclavicular
soft tissue swelling menunjukan adanya joint kiri dengan pergeseran
didaerah tersebut dislokasi dan fraktur sekitar 5 cm
4. Pembahasan 18 x 24 cm, film ukuran 18 x 24 cm, grid
a. Prosedur Pemeriksaan Radiografi ukuran 18 x 24 cm, dan marker.
Sternoclavicular Joint Pada Kasus Menurut Rosidah et al (2013),
Dislokasi persiapan alat dan bahan pada proyeksi
1) Persiapan Pasien metode hobbs view meliputi pesawat
Pemeriksaan radiografi sinar-x, meja pemeriksaan, imaging
Sternoclavicular Joint Pada Kasus Dislokasi plate ukuran 35 x 43 cm dengan
menurut Bucholz et al (2010), tidak ada menggunakan CR, marker, alat
persiapan khusus untuk melakukan processing, dan printer yang digunakan
pemeriksaan radiografi sternoclavicular untuk memperlancar jalannya
joint pada kasus dislokasi hanya saja pemeriksaan.
pasien diminta untuk melepaskan Menurut yang et al (2015),
benda benda yang dapat mengganggu pesawat sinar-x, meja pemeriksaan,
gambaran radiografi seperti logam, kaset ukuran 18 x 24 cm, film ukuran 18
kancing baju, dan lainnya. x 24 cm, grid ukuran 18 x 24 cm, dan
Menurut Rosidah et al (2013), marker. Menurut azharuddin (2014),
Persiapan pasien pada proyeksi metode pesawat x-ray, bucky stand, imaging
hobbs view diawali dengan plate 18 x 24 cm, marker.
menjelaskan prosedur pemeriksaan, Menurut penulis persiapan alat
tujuannya, dan konfirmasi keadaan pada yang et al (2015) dan azharuddin
pasien. Pasien juga di instruksikan (2014) sudah sesuai teori, sedangkan
untuk melepas benda benda yang dapat menurut Rosidah et al (2013),
mengganggu dan menimbulkan artefak pemakaian kaset yang digunakan pada
pada hasil radiografnya seperti peniti, artikel tersebut di instalasi radiologi DR.
kancing baju, kalung, dan lainnya. R. Soeharso Surakarta belum sesuai
Menurut Yang et al (2015), dengan teori karena di tempat tersebut
Persiapan pasien pada proyeksi metode menggunakan kaset ukuran 35 x 43
serendipity view yaitu pasien dihimbau dengan menggunakan CR untuk
untuk melepas benda benda yang memperlihatkan sternoclavicular joint
mengganggu gambaran radiograf. dengan jelas dan tanpa menggunakan
Menurut Azharuddin (2014), grid sedangkan menurut teori ukuran
persiapan pada proyeksi kaset 18 x 24 cm untuk memperlihatkan
posteroanterior yaitu pasien sternoclavicular joint dan menggunakan
melepaskan logam yang melekat pada grid. Tujuan menggunkan grid adalah
tubuh pasien atau benda benda yang agar mengurangi sinar hambur yang
mengganggu gambaran radiograf. ada sehingga gambaran lebih detail dan
Menurut penulis penelitian dari jelas.
Yang et al (2015), Rosidah et al (2013),
dan Azharuddin (2014) sudah sesuai 3) Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sterno
dengan teori, sebelum melakukan clavicular Joint pada Kasus Dislokasi
pemeriksaan pasien dijelaskan prosedur
pemeriksaan, tujuannya, dan Menurut (Bucholz, 2006),
mengkonfirmasi keadan pasien. posisi pasien yaitu duduk
menghadap meja pemeriksaan, bahu
2) Persiapan alat pasien di dorong kedepan,
Persiapan alat pada membungkuk diatas meja
pemeriksaan radiografi Sternoclavicular pemeriksaan. Costae paling bawah
menahan ujung kaset.Siku fleksi
Joint Pada Kasus Dislokasi Menurut
disamping kanan dan kiri kaset.
(Bucholz, 2006), persiapan alat dan
Telapak tangan menahan kepala.
bahan yang disiapkan pada
pemeriksaan sternoclavicular joint Arah sinar vertikal tegak lurus kaset,
dengan proyeksi metode hobbs view titik bidik melalui vertebrae cervical
dengan indikasi dislokasi menuju pertengahan kedua
sternoclavicular joint adalah pesawat sternoclavicular joint.
sinar-x, meja pemeriksaan, kaset ukuran Menurut Rosidah et al (2013),
Proyeksi pemeriksaan tersebut untuk melihat salah satu sendi
dilakukan dengan cara pasien duduk sternoclavicular joint, pemeriksaan
menghadap meja pemeriksaan dan sternoclavicular joint dengan indikasi
kaset diletakkan di bagian atas meja dislokasi dilakukan dengan proyeksi
pemeriksaan. Badan pasien sedikit metode hobbs view posisi pasien
membungkuk diatas kaset, kedua yaitu duduk menghadap meja
lengan di posisikan fleksi sebagai pemeriksaan, bahu pasien di dorong
tumpuan kepala, sedangkan leher kedepan, membungkuk diatas meja
diposisikan dalam posisi datar. Arah pemeriksaan. Costae paling bawah
sinar diarahkan vertikal tegak lurus menahan ujung kaset. Siku fleksi
terhadap kaset, titik bidik melalui disamping kanan dan kiri kaset.
vertebrae cervical menuju Telapak tangan menahan kepala.
pertengahan kedua sternoclavicular Arah sinar vertikal tegak lurus kaset,
joint. titik bidik melalui vertebrae cervical
Menurut yang et al (2015), menuju pertengahan kedua
proyeksi yang digunakan untuk sternoclavicular joint, proyeksi
pemeriksaan radiografi metode heining view digunakan
sternoclavicular joint pada kasus untuk melihat salah satu
dislokasi menggunakan proyeksi sternoclavicular joint pada posisi
posteroanterior, serendipity view, lateral, proyeksi heining view yang
hobbs view, dan heining view. merupakan proyeksi pemeriksaan
Proyeksi posteroanterior digunakan sternoclavicular joint dalam posisi
untuk melihat kedua sendi pasien secara terlentang, jarak antara
sternoclavicular joint, pemeriksaan tabung sinar-x dan sternoclavicular
dilakukan dengan posisi pasien joint yang diperiksa sekitar 30 inci
duduk atau berdiri menghadap dan berkas sinar pusat diarahkan
tempat kaset yang tegak dengan dagu tangensial ke sendi dan sejajar
menempel di atas tempat kaset, posisi dengan kedua clavicula yang
pasien disesuaikan sehingga bidang berlawanan. Kaset ditempatkan pada
sagital median berada pada sudut bahu yang berlawanan dan
kanan ke garis tengah vertikal kaset, dipusatkan di manubrium, proyeksi
image reseptor disesuaikan secara metode lateral heining view bertujuan
vertikal ke tengah manubrium, untuk melihat salah satu sendi dari
lengan direntangkan ke samping sternoclavicular joint.
tubuh atau sebagai alternatif, pasien Menurut azharuddin (2014),
dapat berpegangan pada penyangga proyeksi yang digunakan untuk
bucky stand, arah sinar diarahkan pemeriksaan radiografi
secara vertikal pada garis tengah sternoclavicular joint pada kasus
dada atau punggung setinggi kepala dislokasi adalah posteroanterior,
humerus, kolimasi diatur selebar proyeksi posteroanterior digunakan
sternoclavicular joint, proyeksi untuk melihat kedua sendi
metode serendipity view digunakan sternoclavicular joint, pemeriksaan
untuk melihat kedua sendi dilakukan dengan posisi pasien
sternoclavicular joint dengan duduk atau berdiri menghadap
penyudutan sebesar 40o cephalat, tempat kaset yang tegak dengan dagu
pemeriksaan yang dilakukan dengan menempel di atas tempat kaset, posisi
pasien posisi tidur supine dan tabung pasien disesuaikan sehingga bidang
dimiringkan dengan arah sinarnya sagital median berada pada sudut
40o cephalat dan dipusatkan kanan ke garis tengah vertical kaset,
langsung pada sternum, kaset image reseptor disesuaikan secara
diletakkan pada meja pemeriksaan di vertikal ke tengah manubrium,
bawah bahu bagian atas dan leher lengan direntangkan ke samping
pasien sehingga sinar yang di tubuh atau sebagai alternatif, pasien
arahkan ke sternum dapat dapat berpegangan pada penyangga
memperlihatkan kedua clavicula bucky stand, arah sinar diarahkan
pada film. Proyeksi hobbs digunakan secara vertical pada garis tengah dada
atau punggung setinggi kepala swelling, dan memperlihatkan
humerus, kolimasi diatur selebar sternoclavicular joint dengan jelas
sternoclavicular joint, proyeksi walaupun superposisi dengan
posteroanterior memperlihatkan vertebral dan ribs. Hasil radiograf
columna vertebra akan superposisi yang dihasilkan sudah dapat
dengan sternoclavicular joint menampilkan berbagai informasi
sehingga diperlukan proyeksi oblique yang diperlukan. Selain itu hasil
untuk memperlihatkan radiograf metode Hobbs View dinilai
sternoclavicular joint tidak paling optimal dan akurat dalam
superposisi dengan columna menegakkan diagnosa terutama pada
vertebra, dan membuat sendi sedekat indikasi dislokasi sternoclavicular
mungkin dengan kaset sehingga joint. Persiapan pasien dengan cara
terlihat jelas gambaran menanyaan keadaan pasien dan
sternoclavicular joint. menjelaskan prosedur pemeriksaan
Menurut penulis teknik kepada pasien agar pasien nyaman
pemeriksaan pada yang et al (2015) pada saat pemeriksaan, persiapan
dan azharuddin (2014) sudah sesuai lainnya juga dengan meminta pasien
teori, sedangkan menurut Rosidah melepas benda benda yang dapat
et al (2013), posisi pasien pada mengganggu hasil radiografi seperti
artikel tersebut berlutut menghadap logam, kancing baju, dan lainnya.
meja pemeriksaan sedangkan pada Menurut yang et al (2015),
teori posisi pasien duduk peranan metode serendipity view
menghadap meja pemeriksaan yaitu memperlihatkan kedua sendi
seperti gambar 2.19. Menurut sternoclavicular joint dengan jelas,
Bucholz et al., (2010) posisi pasien memperlihatkan detail tulang yang
yang nyaman untuk pemeriksaan tajam menandakan tidak ada
yaitu serendipity view karena pergerakan, dengan penyudutan
pasien diposisikan supine dan yang yang tepat dapat memperlihatkan
diubah adalah arah sinarnya saja struktur tulang yang jelas dan
sehingga membuat meminimalkan terbebas dari distorsi yang
pergerakan pasien namun proyeksi berlebihan, memperlihatkan dislokasi
ini masih superposisi dengan posterior dengan gambaran
vertebral tetapi tidak menghalangi sternoclavicular joint akan lebih
keefektifan proyeksi tersebut untuk rendah dari bidang horizontal normal
mendiagnosa dislokasi pada dari sternoclavicular joint, dan
sternoclavicular joint. Proyeksi yang gambaran dislokasi anterior dengan
dibutuhkan untuk terhindar dari sternoclavicular joint akan lebih
superposisi dari vertebra maka tinggi dari bidang horizontal normal
dibuat proyeksi oblique atau dari sternoclavicular joint. Gambaran
heining view. radiografi terbaik untuk
memvisualisasikan sendi
b. Peranan Proyeksi Pemeriksaan sternoclavicular joint adalah antero-
Radiografi Shoulder Joint pada Klinis posterior dan metode serendipity
Trauma view. Metode serendipity view
Peranan proyeksi merupakan proyeksi anteroposterior
posteroanterior, hobbs view, yang dimodifikasi, terdapat dua
serendipity view, dan heining view metode khusus dari ortopedi selain
pada pemeriksaan sternoclavicular serendipity view yaitu metode hobbs
joint yaitu keefektifan dalam view yang digunakan untuk melihat
menegakkan diagnosa pada indikasi salah satu sendi sternoclavicular joint,
atau pada kasus dislokasi. metode hobbs view merupakan
Menurut Rosidah et al (2013), modifikasi dari proyeksi
Metode hobbs view digunakan untuk posteroanterior dan peranan metode
memperlihatkan salah satu sendi heining view adalah memperlihatkan
sternoclavicular joint, salah satu sternoclavicular joint,
memperlihatkan minimal soft tissue metode ini merupakan metode
alternative, memperlihatkan gambaran yang efektif seperti
sternoclavicular joint dengan jelas memperlihatkan adanya dislokasi
dan memungkinkan sternoclavicular minimal soft tissue swelling didaerah
joint divisualisasikan tanpa tersebut, menampakan gambaran
superposisi dengan vertebral yang sternoclavicular joint, dan gambaran
menghalangi gambaran sternoclavicular joint terlihat jelas
sternoclavicular joint. walaupun superposisi dengan
metode heining view vertebral dan ribs. Kemudahan dan
digunakan untuk memperlihatkan kenyaman untuk pasien agak kurang
salah satu sendi sternoclavicular joint karena posisi pasien duduk dan agak
dengan jarak antara tabung dan sendi membungkuk sehingga pasien akan
sternoclavicular joint sebesar 30 merasa kurang nyaman pada saat
inchi(76,2 cm), metode heining view dilakukannya pemeriksaan. Metode
merupakan metode yang jarang heining view sangat baik dalam
digunakan atau ditemui. Radiografi memperlihatkan sternoclavicular joint
polos terdapat kendala pada saat dengan jelas dan memungkinkan
menangani pasien yang obesitas dan sternoclavicular joint divisualisasikan
pada pasien yang memiliki tingkat tanpa superposisi dengan vertebral
ketidaksetabilan yang rendah. yang menghalangi gambaran
Menurut penulis dari sternoclavicular joint.
pemaparan diatas metode yang
paling mudah dan nyaman untuk
pasien adalah metode serendipity
view karena pasien diposisikan
supine dan arah sinarnya yang
disudutkan sebesar 40o sehingga
pasien tidak merubah posisi pada
meja pemeriksaan, baik pasien
kooperatif dan non kooperatif dapat
dengan mudah melakukan
pemeriksaan tersebut, metode
serendipity view memperlihatkan
detail tulang yang tajam menandakan
tidak ada pergerakan, dengan
penyudutan yang tepat dapat
memperlihatkan struktur tulang yang
jelas dan terbebas dari distorsi yang
berlebihan, memperlihatkan dislokasi
posterior dengan gambaran
sternoclavicular joint akan lebih
rendah dari bidang horizontal normal
dari sternoclavicular joint,
memperlihatkan gambaran dislokasi
anterior dengan sternoclavicular joint
akan lebih tinggi dari bidang
horizontal normal dari
sternoclavicular joint, dan
menampilkan kedua sternoclavicular
joint sehingga dapat digunakan
sebagai perbandingan yang membuat
tidak dilakukan proyeksi lain untuk
membandingkan sternoclavicular
joint kanan dan kiri, oleh karena itu
pasien tidak menerima radiasi terlalu
banyak. Metode hobbs view sangat
baik dalam memberikan hasil
5. Kesimpulan dan Saran keefektifan dalam menegakkan diagnosa
a. Kesimpulan dan menampilkan gambaran
Setelah melakukan analisis terhadap sternoclavicular joint secara lebih jelas,
tiga artikel yang relevan dengan studi memastikan adanya dislokasi pada
kasus, didapat kesimpulan dan dapat sternoclavicular joint, dan menentukan
menjawab rumusan masalah. Berdasarkan posisi dislokasi dari sternoclavicular
dari hasil penelitian dan pembahasan dapat joint.
diketahui bahwa :
b. Saran
1. Prosedur dari pemeriksaan
. 1. Pada persiapan alat dan bahan pada
sternoclavicular joint pada kasus
pemeriksaan sternoclavicular joint pada
dislokasi yaitu dapat menggunakan satu
proyeksi metode hobbs view dengan
atau beberapa proyeksi tergantung
kasus dislokasi sebaiknya menggunakan
tingkat kesulitan dalam menemukan
kaset atau imaging plate ukuran 18 x 24
patologinya seperti menggunakan
cm bukan ukuran 35 x 43 cm
proyeksi posteroanterior, metode hobbs
dikarenakan objek yang diperiksa kecil
view, metode serendipity view, dan
apabila menggunkan kaset besar maka
metode heining view. Metode hobbs
luas lapangan yang diperiksa besar
view merupakan proyeksi
sehingga terjadi radiasi hambur oleh
posteroanterior yang dimodifikasi
karena itu penggunaan kaset yang tepat
dengan pasien duduk menghadap meja
dapat memaksimalkan hasil radiograf
pemeriksaan, badan membungkuk
yang dibuat.
kedepan, kepala menunduk, dan kedua
tangan bertumpu pada siku yang fleksi 2. Penggunaan grid dapat membantu pada
untuk menopang kepala lalu kaset saat pemeriksaan agar hasil radiografnya
berada pada tengah tengah kedua siku. maksimal dan jelas.
Metode serendipity view merupakan
proyeksi anteroposterior yang
dimodifikasi dengan posisi pasien
supine dan arah sinar menyudut sebesar
40o cephalad dan pada metode heining
view merupakan proyeksi lateral dengan
posisi pasien duduk atau berdiri
menyamping dengan bagian yang sakit
dekat dengan kaset dan tangan diangkat
lalu ditaruh dibelakang kepala. Ketiga
meode tersebut merupakan proyeksi
khusus dari ortopedi.

2. Peranan dari proyeksi metode hobbs


view yaitu memperlihatkan salah satu
sternoclavicular joint dan dislokasi
sternoclavicular joint dengan jelas
walaupun superposisi dengan vertebra
dan ribs. Serendipity view yaitu
memperlihatkan kedua sternoclavicular
joint sehingga dapat membandingkan
kedua sendi tersebut, dapat
memperlihatkan sendi dengan jelas dan
dapat membedakan dislokasi posterior
maupun anterior. Heining view yaitu
dapat menampilkan gambaran salah satu
sternoclavicular joint secara lebih jelas,
mengetahui adanya dislokasi
sternoclavicular joint, dan sendi tidak
superposisi dengan vertebra dan ribs.
6. Ucapan Terimakasih Eddy Purnomo, M. K. (2019). Anatomi
Puji syukur penulis ucapkan pada Fungsional. Lintang Pustaka Utama
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Yogyakarta Karangjati RT 19, RW 042,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul Telp. (0274) 624 801. Email:
“Prosedur Pemeriksaan Radiografi pustaka_utama@yahoo.com.
Sternoclavicular joint Pada Kasus Dislokasi Han, E. S., Goleman, D., Boyatzis, R., &
:Case Series Study”. Mckee, A. (2019). CLARK’S
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis POSITIONING IN RADIOGRAF.
banyak mendapat bimbingan serta bantuan Journal of Chemical Information and
dari berbagai pihak, sehingga Karya Ilmiah Modeling, 53(9), 1689–1699.
ini terselesaikan dengan baik. Penulis Lampignano, J. P., & Kendrick, L. E. (2018).
mengucapkan terima kasih yang sedalam- Bontrager’s Textbook Of
dalamnya kepada : Radiographic Positioning And
1. Bapak Dr. Marsum, BE, S.Pd, MHP., Related Anatomy, Ninth Edition
Direktur Politeknik Kesehatan (Ninth, Vol. 9).
Kemenkes Semarang. Long, B., Rollins, J. H., & Smith, B. J. (2016).
2. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes., Ketua Merrill’s Atlas Of Radiographic
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Positioning & Procedures
Radioterapi Politeknik Kesehatan (Thirteenth). Elsevier.
Kemenkes Semarang, sekaligus selaku Rosidah, S., Andriani, I., & Asih Puji Utami.
dosen pembimbing penyusun Karya (2013). Teknik Pemeriksaan
Ilmiah. Sternoclavicular Joint Metode Hobbs
3. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST., M.Si, View Dengan Indikasi Dislokasi Di
Ketua Program Studi Radiologi Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Purwokerto Program Diploma Tiga Ortopedi Dislocation In View With
Politeknik Kesehatan Kemenkes An Indication Of The Radiological
Semarang. Intallation. Stikeswh, 4(2), 26–30.
4. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi http://stikeswh.ac.id:8082/journal/i
Radiologi Purwokerto Program ndex.php/jitk/article/view/90
Diploma Tiga Politeknik Kesehatan Yang, J. S., Bogunovic, L., Brophy, R. H.,
Kemenkes Semarang. Wright, R. W., Scott, R., & Matava, M.
5. Keluarga tercinta yang selalu (2015). A Case of Posterior
memberikan semangat dan mendoakan Sternoclavicular Dislocation in a
kelancaran pembuatan Karya Ilmiah Professional American Football
ini. Player. Sports Health, 7(4), 318–325.
6. Teman-teman angkatan 11 Program https://doi.org/10.1177/19417381135
Studi Radiologi Purwokerto Program 02153
Diploma Tiga Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
7. Semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Karya Ilmiah ini.
7. Daftar Pustaka
Azharuddin. (2014). Treatment of Neglegted
Sternoclavicular (Sc) Dislocation With
Cannulated Screw and Cerclage Wire
Osteosynthesis. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala, 14(2), 98–102.
https://doi.org/https://doi.org/10.2
4815/jks.v14i2.2738
Bucholz, E., Robert, W., & James, D. (2010).
Rockwood And Green’s Fractures In
Adults, 7th Edition (C. Bucholz,
Robert W.; Heckman, James D.; Court-
Brown & P. M.; Tornetta (eds.)).

Anda mungkin juga menyukai