PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Dalamperkembangandibidangkesehatankhususnyapadapemeriksaan
penunjangmedik,sepertiradiologiyangtelahmengalamibanyakperubahan
salah satunya pada pemeriksaan konvensional, ada yang menggunakan
kontras media dan adapun yang tidak menggunakan kontras media.
Pemeriksaan rontgen konvensional ini dilakukan dengan pengambilan
gambar menggunakan sinarX, yang merupakan pancaran gelombang
elektromagnetikdengandayatembustinggiyangterbentukdarielektron
elektronyangdiarahkandengankecepatantinggipadasuatusasaranatau
target, dari proses tersebut akan terjadi suatu keadaan dimana energi
elektron yang sebagian besar (99%) diubah menjadi panas dan sebagian
kecil (1%) diubah menjadi sinarX, dengan adanya pengambilan gambar
menggunakansinarXmakaanatomidanfisiologidarisuatuorganbagian
dalam tubuh dapat terlihat jelas dalam gambaran radiografi, yang
mempunyai peranan sangat penting dalam membantu menegakkan
diagnosapadasuatupenyakitataupunkelainan.
Pemeriksaaninidilakukankarenaadanyasuatupenyakitsalahsatunya
pada penyakit diabetes melitus, yang merupakan gangguan metabolisme
ditandaidengankenaikankadarglukosadalamdarahyangdisebabkanoleh
gangguanpadasekresiinsulin.
BerdasarkanRisetKesehatanDasar(RisKesDas)tahun2007mengenai
diabetesmelitusyangmerupakansalahsatupenyakittidakmenularyang
menjadipenyebabkematiantertinggidiIndonesiamaupundiduniayang
terus meningkat disebabkankarenapolahidupyangsemakintidaksehat.
Penyakitdiabetesmelitusdapatmenyebabkantimbulnyagangrenediabetic,
yangmerupakanlukapadakakiyangberwarnamerahkehitamanterkadang
disertai bau busuk, sehingga pemeriksaan radiografi ossa pedis dengan
klinis diabetes melitus memerlukan penanganan khusus, seperti
1
2
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengkaji
permasalahan dengan merumuskan suatu masalah yaitu Bagaimana
prosedur pemeriksaan ossa pedis pada klinis diabetes melitus dengan
proyeksiAnteroPosterior(AP)danmediolateraldirumahsakitPrikasih.
C. BatasanMasalah
3
2. TujuanKhusus
a. Menganalisa hasil gambaran penatalaksanaan ossa pedis pada klinis
diabetesmelitusdenganproyeksiAnteroPosterior(AP)danmediolateraldi
rumahsakitPrikasih.
b. Menganalisatujuanpenatalaksanaanossapedispadaklinisdiabetesmelitus
dengan proyeksi AnteroPosterior (AP) dan mediolateral di rumah sakit
Prikasihdenganteori.
E. ManfaatPenelitian
Penulisan proposal penelitian yang dilakukan ini, maka diharapkan
bermanfaaatuntukhalhalsebagaiberikut:
1. Hasildaripenelitiandapatmenambahdanmemperdalamilmumahasiswa
khususnya ilmu pengetahuan di bidang radiodiagnostik mengenai
penatalaksanaan ossapedis pada klinis diabetes melitus denganproyeksi
AnteroPosterior(AP)danmediolateral.
2. Hasil dari penelitian inidiharapkan dapat mengembangkan ragam teknik
danposisipemeriksaanossapedisdiRumahSakitPrikasih.
F. KeaslianPenelitian
Penulistelahmelihatkaryatulisilmiahdaritahun20122016Jurusan
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II,
salahsatunyamengangkatjudulKTItentangPenatalaksaaanPemeriksaan
Radiografi OssaPedis PadaKlinis Sepsis diRumahSakitTebetJakarta
oleh Mustaqim pada tahun 2016, sedangkan pada penelitian ini penulis
mengangkatjudulproposalKTItentangProsedurPemeriksaanRadiografi
Ossa Pedis Pada Klinis Diabetes Melitus dengan Proyeksi AP dan
MediolateraldiRumahSakitPrikasih
BABII
KAJIANTEORIDANKERANGKAKONSEP
A. LandasanTeori
1. AnatomiFisiologiOssaPedis
Ossapedis terdiridari26ruastulang,yangdibagilagimenjaditiga
bagianyaituossaphalangesatautulangjarijarikaki,ossametatarsalatau
tulang tempurung kaki, dan ossa tarsalia atau tulang pergelangan kaki.
Untuktujuandeskripsi(penggambaran),kakidibagimenjadibagiandepan
yang mencakup metatarsal dari jari kaki, bagian tengah kaki yang
mencakuposcuneiform,osnavicular,danoscuboid(oscalcis).Permukaan
superior (anterior) dari kaki diistilahkan dengan permukaan dorsum atau
dorsal danaspekinferior (posterior) kaki diistilahkan dengan permukaan
plantar (Ballinger,2003)dapatdilihatpadagambar2.1,gambar2.2,dan
gambar2.3.
a. OssaPhalanges(jarikaki)
Jarikakiterdapat14ruastulang,duaruastulangpadaibujaridantiga
tulangpadasetiapjariyanglain.Tulangibujaridibagidua,yaituphalanges
distal dan proksimal, keempat jari yang lain terdiri dari phalanges
proksimal,medialdandistal.Masingmasingphalangesdibentukolehtubuh
tulangdanpersendianpadakeduaujungnya. Phalanges distaladalahkecil
danmerata,memilikisebuahpinggirankasarpadajaringancalcaneuspada
ujungdistaluntukmenahankuku.(Ballinger,2003)(lihatgambar2.1)
b. OssaMetatarsal
Ossametatarsalmerupakantulangpipayangterdiridaritubuhdandua
persendian, pada bagian proksimal membentuk persendian dengan os
cuboiddanoscuneiform.Ossametatarsalterdiridarilimabagian,dimulai
bagian, dimulai pada bagian medial atau pada ibu jari kaki yaitu os
metatarsal pertama padaumumnya tulangtulang sesamoidterdapat pada
permukaanplantarosmetatarsalpertamadantulanginisangatpendekdan
41
5
tebal,osmetatarsalkedualebihpanjangdanyangkelimamenonjolbagian
tuberositypadasisilateral.(Ballinger,2003)(lihatgambar2.1)
c. OssaTarsalia(Tulangpangkalkaki)
OssaTarsaliaterdiridari7ruastulangyaitu: oscalcaneus (oscalci /
tulang tumit), os talus (astragalus), os navicular (os scaphoid / tulang
bentukkapal), oscuboid (tulangbentukdadu),dan3buah oscuneiform
yaitu cuneiform lateralis, cuneiform intermedialisdan cuneiform medialis.
Dimulaipadasisimedialpadakaki,cuneiformjugadapatdisebutsebagai:
cuneiform pertama atau medial, kedua atau internal dan ketiga atau
eksternal.(Ballinger,2003)(lihatgambar2.1dangambar2.2)
d. OsCalcaneus(Tulangtumit)
Oscalcaneusmerupakantulangtarsalyangkuatdanbesarbentuknya.
Tulang ini ada di sebelah belakang bagian posterior dan inferior dari
calcaneus terdiri dari tuberositas posterior. Pada aspek superior tiga
permukaan sendi dan bergabung dengan talus. Antara permukaan
persendiantalusbagiantengah,sebuahlekukansederhanapadapermukaan
talus inferior. Aspek medial pada calcaneus meluas kearah yang
diistilahkansustentaculumtali.(Bontrager,2005)(lihatgambar2.1,gambar
2.2,dangambar2.3)
e. OsTalus
Os talus merupakan tulang terbesar kedua dari ossa tarsalia yang
terletakantaraujungbawahtibiadanpermukaanatasoscalcaneus,kepala
talus diarahkananteriordanmemilikipermukaanyangbersambungke os
naviculardanoscalcaneus.Sulcustaliyangmembentuksinustarsiadalah
posterior dari os talus membentuk persendian dengan os calcaneus, sisi
medial dari os talus membentuk sendi dengan medial malleolus.
(M.R.E.Dean,1975:135)(lihatgambar2.1,gambar2.2,dangambar2.3)
f. OsCuboid(Tulangbentukdadu)
6
g. OsNavicular
Osnavicular terletakdiantara ostalus dan oscuneiform danbiasanya
disebuttulangperahu.Permukaanbelakangterdapatpermukaansendiyang
lebar untuk bersendi dengan os talus. Permukaan depannya merupakan
mukasendiyangcekungdandipisahkanolehduatepitegakmenjaditiga
permukaan untuk bersendi dengan os cuneiform. Permukaan tengahnya
membentuktuberculumnavicular,permukaansampingnyaterdapatdataran
keciluntukbersendidenganoscuboid,permukaanatasnyakasardanagak
lebardaripermukaanbawahnyayangjugakasardanagakcembungdarisisi
satukesisilainnya.(M.R.E.Dean,1975)(lihatgambar2.1dangambar2.2)
h. OsCuneiform
OsCuneiformterletakdiantaraosnaviculardanosmetatarsalpertama,
keduadanketiga.Oscuneiformterdiridaritigaruastulangyaitucuneiform
medial,intermedialdanlateral. Cuneiform medialadalahruasyangpaling
besar dan cuneiform intermedial adalah ruas paling kecil dari ketiga os
cuneiform.(M.R.E.Dean,1975)(lihatgambar2.1dangambar2.2)
i. Lengkungpadakaki
Lengkungpadakakiterdapatempatlengkung.Lengkungmedialatau
internal yang terbentuk dari belakang ke depan oleh calcaneus, yang
merupakanpendukungposteriorlengkung;talusmenjadipuncaklengkung;
dankepalaketigametatarsalsebelahdalammembentukdukungananterior
7
lengkung.Lengkunglateralataulengkunglongitudinalluardibentukoleh
calcaneus,cuboid,danduatulangmetatarsalsebelahluar.
Lengkungmelintangadadua,yaitulengkungtarsalmelintangdibentuk
oleh tulang tarsal, dan lengkung metatarsal melintang biasanya dikenal
sebagailengkung transversus anterior,dibentukolehkepalatulangtulang
itu.Tulangyangpertamadankelimamerupakansumbupancanglengkung.
Dalam keadaan normal lengkung ini hampir menyentuh tanah kalau
berdiri,tetapibiladalamkeadaanistirahat,kakimendapatbentukyanglebih
tegas. Tulangtulang ini disatukan ligamen dan didukung otot. (Pearce,
2012)(lihatgambar2.1,gambar2.2,dangambar2.3)
Gambar2.1AnatomiOsteologiOssaPedisAnteroPosterior(AP)
Pandangandorsaltulangtulangtapakkakikanan.
(Merrils,2003)
8
Gambar2.2AnatomiOsteologiOssaPedisMediolateral
Tulangtulangkakikananmemperlihatkanlengkungmedialataulengkunglongitudinaltengah.
(Merrils,2003)
Gambar2.3AnatomiOsteologiOssaPedisLateromedial
Tulangtulangtapakkakikananyangmemperlihatkanlengkunglateralataulengkunglongitudinal
luar.
(Merrils,2003)
2. PatologiOssaPedis
Adabeberapamacamyangmenyerangossapedis,diantaranyaadalah
sebagaiberikut:
a. ArthtritisRheumatoid(AR)adalahperadangankronikyangmengenaisendi
yangsalahsatunyamenyebabkantimbulnyarasasakit.(Price,2003)
b. Frakturataupatahtulangadalahterputusnyakontinuitasjaringantulangatau
tulangrawan.Frakturdibagimenjadiduayaitufrakturtertutupdanfraktur
terbuka,dimanafrakturtertutupyaitufragmentulangyangtidakmenembus
kulitatauluka,prosespenyembuhannyaberlangsunglebihcepatsedangkan
frakturterbukayaitufragmentulangyangmenembuskulitatauperlukaan
9
padakulit,prosespenyembuhanfrakturterbukamembutuhkanwaktuyang
lebihlama.(Nasar,2010)
c. Hallux Rigidus adalah pertumbuhan ibu jari yang miring dan seiring
bersamaandenganpembengkakankaki.(Pearce,2012)
d. Dislokasi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi
merupakansuatukedaruratanyangmemerlukanpertolongansegera.Halini
dapatmenimbulkannyeri.(Price,1992)
e. Depresi (lekukan) adalah rasa nyeri terhadap saraf jarijari neuroma
digitalis (metatarsalgiamorton)yangbiasaterjadipadakepala metatarsal
(lengkungtransversus).(Pearce,2012)
f. Osteochondritisadalahradangtulangdantulangrawan,yangtimbulakibat
pecahnyakepingantulangrawankedalamsendiyangterkena.(Dorland,
1995)
g. Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini
bersifatkronik,berjalanprogresiflambat,tidakmeradang,danditandaioleh
adanyapembentukantulangbarupadapermukaanpersendian.(Price,2003)
h. TalipesEkuinovarusdisebutjugaclubfootadalahsuatupenyakitmasakecil
lainnyayangdapat dirawatsecaraoptimal apabila diagnosisdinidengan
penanganankonservatif.(Price,1992)
3. TeknikRadiografi
MenurutFrank(2012)teknikpemeriksaanpedis:
a. ProyeksiAnteroPosterior(AP)
1) PosisiPasien
Pasiendiposisikandalamkeadaanposisi supine dimejapemeriksaan,
fleksikanbagiansisiyangdiperiksadenganmenempatkantelapakkakipada
mejapemeriksaan.(lihatgambar3.1)
2) PosisiObjek
Pasiendimintauntukmemfleksikanlututberlawanandengansandaran
lutut pada sisi yang diperiksa, pada posisi kaki yang ingin diperiksa
keseluruhan permukaan plantar diletakkan pada kaset di bawah kaki,
pusatkanpadadasarmetatarsalketiga,danaturlahsehinggagaristengahnya
parareldengansumbupanjangkaki.
3) CentralRay
Centralraytegaklurusterhadapmetatarsalketiga.
4) KriteriaEvaluasi
Halhalberikutyangharussecarajelasditunjukan:(lihatgambar3.2)
10
a) Tidakadanyaperputaranpadakaki.
b) Overlapmetatarsalkeduasampaikelima.
c) Gambaranruasjarikakidantarsaldistalketalussepertimetatarsal.
Gambar3.1ProyeksiAnteroPosteriorPemeriksaanOssaPedis
(Merrils,2003)
Gambar3.2HasilRadiografOssaPedisProyeksiAnteroPosterior(AP)
(Merrils,2003)
b. ProyeksiAPOblique
1) PosisiPasien
Memposisikan pasien pada posisi supine dan memfleksikan bagian
lutut pasien pada sisi yang diperiksa diatas meja pemeriksaan. (lihat
gambar3.3)
2) PosisiObjek
11
Menempatkankasetdibawahkaki,paraleldenganlongaxiskakidan
arahkankegaristengahkakisetinggimetatarsalketiga.Merotasikankaki
secaramedialpadapermukaankakimembentuksudut30kebidangfilm.
3) CentralRay
Centralraytegaklurusterhadapmetatarsalketiga.
4) KriteriaEvaluasi
Halhalberikutyangharussecarajelasditunjukan:(lihatgambar3.4)
a) Metatarsalketigasampaikeempatpadadasarbebasdarisuperposisi.
b) TarsallateraldengansedikitsuperposisipadaproyeksiAP.
c) Terlihatnyabasismetatarsalpertamadankedua.
d) Densitas yang cukup untuk menunjukan ruas jari kaki, metatarsal, dan
tarsal.
Gambar3.3ProyeksiAPObliquePemeriksaanOssaPedis
(Merrils,2003)
12
Gambar3.4HasilRadiografOssaPedisProyeksiAPOblique
(Merrils,2003)
c. ProyeksiMediolateral
Proyeksi mediolateral secara rutin digunakan pada sebagian besar
radiologikarenaposisinyayangnyamanbagipasien.(lihatgambar3.5)
1) PosisiPasien
Memposisikanpasiendiatasmejapemeriksaandanarahkansisiyang
inginperiksasampaitungkaidankakilateral.
2) PosisiObjek
Meluruskan lutut untuk menempatkan patella tegak lurus terhadap
bidang horizontal dan atur penyangga atau sandbag di bawah lutut
pertengahan kaset pada daerah tengah kaki dan aturlah sehingga garis
tengah pararel dengan sumbu panjang kaki, dorsifleksikan kaki
secukupnya untuk meletakkannya pada permukaan lateralnya dan
mengaturpermukaanplantartegaklurusterhadapfilm.
3) CentralRay
Centralraytegaklurusterhadapmetatarsalketiga.
4) KriteriaEvaluasi
Halhalberikutyangharussecarajelasditunjukkan:(lihatgambar3.6)
a) Metatarsalmendekatisuperposisi.
b) TampakkakibagiandistaldanAnklejoint.
c) Fibulaoverlappingdenganbagianposteriordaritibia.
13
Gambar3.5ProyeksiMediolateralPemeriksaanOssaPedis
(Merrils.2003)
Gambar3.6HasilRadiografOssaPedisMediolateral
(Merrils.2003)
4. Patofisiologi
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena kadar
glukosadarahyangmeningkatkarenahormonpengaturannya(insulin)tidak
ada,berkurang,ataukerjainsulinyaterganggu.Insulinmerupakanhormon
yang dihasilkan pankreas, sebuah organ disamping lambung, hormon
tersebutmelekatkandirinyapadareseptorreseptoryangadapadadinding
sel.Insulinbertugasmembantumenyalurkangulakedalamselagardiubah
menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak mencukupi, akan terjadi
penimbunanguladalamdarahsehinggamenyebabkandiabetes.Tandatanda
14
penyakit dari gula biasanya terdapat kadar gula yang tinggi saat puasa.
(Djatmiko,2016)
PenyakitDMmerupakansalahsatupenyakityangtidakmenulardan
tidak berbahaya, oleh karena itu penanganan penderita DM hanya
memerlukanhandscoondanmedicalfacemasksaatkontaklangsungdengan
penderita, dikarenakan penyakit tersebut dapat menimbul luka atau
gangreneyangmerupakanlukaatauradangyangterjadipadadaerahbagian
kakiyangberwarnakehitamandisebabkansebagianjaringannyamatidan
berbaubusuk,tidakjarangpadaakhirnyakakipenderitaharusdiamputasi.
(Misnadiarly,2016)
Upayapencegahandanpengendalianpenyakit:
a.Substansi
Mengganti bahan atau alat yang beresiko tersentuh langsung oleh
penderita,sepertimenggantialaspadakasetyangtelahdigunakan.
b.PelindungDiri
Melindungisetiappekerjaagartidakkontaklangsungterhadappasien,
sepertimenggunakan handscoon dan medicalfacemask saatmelakukan
tindakan.
c.Ventilasi
Mengaturkeluarmasuknyaudaradalamtempatkerja.
d.PelatihatauPendidikan
Melatihsertamendidikpekerjaagarmengetahuitatacaramenangani
pasien.
e.PemeriksaanKesehatan
Melakukanpemeriksaansecarajelasdanberkalakepadapekerjaagar
dapatmengetahuigejalagejalapenyakitsecaradini.(Djatmiko,2016)
Diabetesmelitusmemilikiduatipe,yaitutipeIdantipeII.diabetes
melitustipeIterjadikarenapankreasmemproduksiterlalusedikitatau
samasekalitidaklagibisamemproduksiinsulin.Haliniterjadikarena
sistem kekebalan tubuh menyerang selsel yang memproduksi insulin,
dalampankreas,mengakibatkanproduksiinsulinberhenti.Untukdapat
mengatur kadar gula darahnya penderita harus menggunakan suntikan
insulin.
Pada diabetes melitus tipe II, merupakan yang terbanyak diderita
saatini(90%lebih),seringterjadipadamerekayangberusialebihdari
40tahun,gemuk,danmempunyairiwayatdiabetesdalamkeluarga.Pada
15
diabetesmelitustipeIIpankreastetapmemproduksiinsulin,namuncacat
padaselseltubuhmembuatmerekaresistenterhadappengaruhinsulin
sehinggatidakdapatmenyerangglukosasepertiyangseharusnya.Tubuh
yangmulai kekurangan gulaakibatdariselselyangtidak menyerang
glukosa,pankreasmerespondengansemakinmeningkatproduksiinsulin,
namun hormon insulin yang berlebih tidak dapat mampu membuat
glukosadiserapdenganbaikolehselseltubuhhinggaakhirnyapankreas
menjadikehabisandayadanmengurangiproduksiinsulin.
Komplikasipenyakityangberkenaandengandiabetesmelitusberikut:
a.DiabetikKetoasidosis
Diabetik Ketoasidosis (DKA) merupakan gangguan secara
potensial yang terjadi akibat difisiensi insulin lama yang
dikarakteristikandenganhiperglikemiaekstrem,biasanyaterjadipada
diabetesmelitustipeI.
b.SindromNonketotikHiperosmolarHiperglikemia
Sindrom Nonketotik Hiperosmolar Hiperglikemia (SNKHH)
merupakankrisismetabolikyangmempengaruhidiabetesmelitustipe
II.
c.Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakankandunganglukosadarahdibawah60
mg/dL,terjadijikainsulintelalubanyak.(BarbaraEngram,1994)
d.AngiopatiDiabetic
AngiopatiDiabeticmerupakanpenyempitanpembuluhdarahpada
penderitadiabetes.
Penderitadiabetesumumnyamenunjukkangejalaberikut:
a. Seringbuangairkecil;iniadalahrespontubuhterhadapglukosaberlebihan
dalamdarah.
16
b. Hausdanbanyakminumkarenatubuhkekurangancairanakibatseringbuang
airkecil.
c. Badanlelahataulemahdanmudahmengantukdandiikutidenganberatbadan
turun karena tubuh mencoba mengatasi kehilangan gula dengan memecah
protein,lemak,danglikogen(gulayangdisimpandalamotot).
d. Pada stadium lanjut, diabetes mengakibatkan mata kabur, luka dan sulit
sembuh,danmudahterjadiinfeksipadakulit(gatalgatal),salurankencing,
dangusi.
Diabetesdapatterjadipadasiapasaja,namunkhususbagiyangmempunyai
riwayatkeluargadiabetes,kemungkinanuntukmenderitadiabeteslebihbesar.
Faktorrisikolainnyaadalahberatbadanberlebih(gemuk),kolestroltinggi(pola
makanyangtidakbaik),hipertensi,dankurangaktivitasfisik.Bagiyangberusia
lebih dari 40 tahun disertai dengan kegemukan akan semakin meningkatkan
risikomenderitadiabetes.
Belumditemukannyaobatyangdapatmenyembuhkandiabeteshinggasaat
ini, namun dengan menurunkan berat badan yang berlebih, diet yang baik,
berolahraga secara teratur, menjaga ketenangan pikiran, dan mengendalikan
stres, gula darah dapat kembali normal. Hal ini tidak berarti penderita telah
sembuhtotaldaridiabetes.Jikapenderitakembaligemuk,dietburuk,sertatidak
berolahraga,guladarahakanmeningkatkembali.Kesimpulannyadiabetestidak
dapatsembuh,tapiguladarahdapatdikontroldalambatasnormal.(Kompyang
Rata,2016)
B. KerangkaKonsep
ProsedurPemeriksaan OssaPedis padaKlinisDiabetesMelitusdengan
ProyeksiAPdanMediolateraldiRumahSakitPrikasih.
Penatalaksanaan
ossapedismenurut
teoriFrankdengan
proyeksiAntero
Posterior(AP),
rotasimedial, Penatalaksanaan
rotasilateral, radiografiossa
Prosedur mediolateral,dan Deskripsihasil
pedisdirumah
pemeriksaan lateromedial. gambaran
sakitPrikasih
radiografiossa menggunakan
radiografiossa
pedis. proyeksiAntero
pedis.
Posterior(AP)dan
Mediolateral.
17
18
BABIII
METODELOGIPENELITIAN
A. DesainPenelitian
Metodepenelitianinibersifatdeskriptifkualitatif,berupastudikasus
denganmelakukanobservasipadaInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih,
dan untuk mendeskripsikan secara jelas faktafakta yang ada dalam
lapangantentangpenatalaksanaanduaproyeksiAnteroPosterior(AP)dan
mediolateral.
B. WaktudanTempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan JanuariMei 2017 di Instalasi
RadiologirumahsakitPrikasih.
C. PopulasidanSampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di instalasi Radiologi
Rumah Sakit Prikasih, dengan pemeriksaan ossa pedis dengan klinis
diabetesmelitusyangtidakmembatasijeniskelamin.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 3 pasien dengan
penatalaksaanteknikpemeriksaan ossapedis padaklinisdiabetes melitus
denganproyeksiAnteroPosterior(AP)danmediolateral.
D. MetodePengumpulanData
Penulismenggunakanbeberapametodeuntukmengumpulkanbeberapa
data yang dapat membantu dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah,
Metodepengumpulandatadilakukandengancarasebagaiberikut:
1. Observasi
Mengamati secara langsung dengan melihat dan memahami
penatalaksanaan pemeriksaan radiografi ossa pedis pada klinis diabetes
melitusdenganproyeksiAPdanmediolateraldiInstalasiRadiologiRumah
SakitPrikasih.
2. Dokumentasi
Mendokumentasikan hasil observasi yang berbentuk hasil gambaran
radiografidengancaramencatatdanmengumpulkandata,yangberkaitan
18
19
denganprosedurpenatalaksanaanpemeriksaanossapedisuntukmendukung
hasilpenelitian.
3. Wawancara
Wawancara ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis tentang
prosedur pemeriksaan ossa pedis dalam penulis melakukan wawancara
dengan radiografer dengan cara tanya jawab yang tentang prosedur
penatalaksanaanpemeriksaanradiografiossapedispadapasienpadaklinis
diabetesmelitusdenganproyeksiAPdan mediolateral yang dilakukandi
instalasi radiologi rumah sakit Prikasih. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkaninformasiyangdibutuhkangunamenunjangmasalahmasalah
yangakandibahasdalampenulisanproposalkaryatulisini.
E. PengolahandanAnalisisData
Datadatayangdidapatdikumpulkankemudiandilakukanpengolahan
data untuk menyusun prosedur tetap yang dibutuhkan pada pemeriksaan
ossapedisdenganproyeksiAPdanmediolateralsecaradeskriptifsehingga
menjadi kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang dibahas dalam
proposalkaryatulisilmiahini.
20
BABIV
HASILDANPEMBAHASAN
A. HasilObservasi
Mengenaiprosedurpenatalaksanaanpemeriksaanossapedisdenganklinis
diabetes melitus yang diperoleh berdasarkan hasil dari observasi dan
wawancarayangdilakukanpenulisdiInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih
denganmenggunakanberupadatasekunder.
1. PersiapanAlatdanBahan
Alatdanbahanyangdigunakanpadasaatpemeriksaanossapedis
denganklinisdiabetesmelitusdiRumahSakitPrikasihadalahsebagai
berikut:
a. PesawatRontgen
Pesawat rontgen adalah alat atau pesawat medik yang bekerja
menghasilkan radiasi sinarx, untuk radiografi medik. Pesawat
rontgen yangdigunakandiInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih
padasaatmelakukanpemeriksaan ossapedis denganklinisdiabetes
melitusyangmemilikispesifikasisebagaiberikut:
1) Merk :Toshiba
2) Tipe :DRX1603B
3) Model :BLR1000A
4) NomorSeri :2G0398
5) Produksi :Japan
6) KondisiMaksimum :150kV
20
21
Gambar4.1PesawatRontgenmerkToshiba
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
b. ControlPanel
ControlPanelmerupakanperangkatpengatureksposi.
Merk:Toshiba
Gambar4.2ControlPanelmerkToshiba
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
22
c. Komputer
Perangkat ini berfungsi untuk mengolah data, memanipulasi
gambar, menyimpan datadata (gambar), dan menghubungkannya
denganoutputdeviceatauworkstation.
1) Merk :Samsung
2) NomorModel :LS220170580XD
3) NomorTipe :LS220170
Gambar4.3KomputermerkSamsung
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
d. Detektor
Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan
keberadaankasetdanfilm.
1) Merk :Samsung
2) NomorModel :1417WCA
3) NomorSeri :CA0E15130006
23
Gambar4.4ImagingPlateatauDetektormerkSamsung
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
e. Printer
Printerberfungsisebagaiprosesakhirdarisuatupemeriksaanyaitu
sebagai alat pencetak hasil gambaran yang sudah diproses. Media
yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry
view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk menghasilkan
gambar.
Merk:Agfa
Gambar4.5PrintermerkAgfa
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
f. Apron
Apronatau alat pelindung diri. Pada pemeriksaan ossapedis di
InstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih,pasienmenggunakanalat
24
Gambar4.6ApronmerkBarRay
diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
2. SubyekPenelitian
Berdasarkan hasil observasi dilakukan di Rumah Sakit Prikasih
permintaandenganpemeriksaanossapedissebanyak3sampel.
SampelPenelitian1
NamaPasien :Tn.M.A.R
Umur :49tahun10bulan
Diagnosa :DiabetesMellitus
No.Rontgen :L138
DokterPengirim :dr.IdaAyuMadeK,Sp.PD
SampelPenelitian2
NamaPasien :Tn.A.Z
Umur :58tahun8bulan
Diagnosa :DiabetesMellitus
No.Rontgen :L076
25
DokterPengirim :dr.IdaAyuMadeK,Sp.PD
SampelPenelitian3
NamaPasien :Ny.W.S
Umur :70tahun5bulan
Diagnosa :DiabetesMellitus
No.Rontgen :P295
DokterPengirim :dr.IdaAyuMadeK,Sp.PD
3. PersiapanPasien
Padapemeriksaanossapedisdenganklinisdiabetesmelituspasien
tidakmemerlukanpersiapankhusus.Pasiendatangkeinstalasiradiologi
danlangsungdapatdilakukanpemeriksaan ossapedis.Pasientidakperlu
menggantibaju,hanyasajapasiendiinstruksikanuntukberbaringdiatas
mejapemeriksaandanmemintapihakkeluargauntukmenunggudiruang
tungguInstalasiRadiologi.
4. ProsedurPemeriksaan
Proseduryangdijalankandalampemeriksaanossapedis:
a. Melihat form permintaan pemeriksaan pasien dan memasukan data
pasienkekomputer.
b. Memanggil pasien sesuai dengan nama yang tertera diform
permintaanpemeriksaan.
c. Mengecekkembalidatayangterteradiformpermintaanpemeriksaan,
denganmenanyakannamadantanggallahirpasiendandisesuaikan
diformpemeriksaan.
d. Mempersilahkanpasienmasukkeruangpemeriksaan,danmeminta
keluargauntukmenunggudiruangtunggupemeriksaan.
e. Menginstruksikanpasienuntukberbaringdimejapemeriksaan.
f. Memasukkanpendeteksidibawahkakiyangingindiperiksa.
g. Posisikan objek pemeriksaan ossa pedis dengan proyeksi Antero
Posterior(AP)danMediolateral.
h. Memintakepadapasienuntukmenahanposisiyangsudahdiatur.
26
5. TeknikPemeriksaan
Pemilihan teknik proyeksi dan penerapannya pada pemeriksaan
ossapedis denganklinis diabetes melitus diInstalasiRadiologiRumah
SakitPrikasihadalahsebagaiberikut:
a. ProyeksiAnteriorPosterior(AP)
LangkahlangkahdarifotoproyeksiAnteriorPosterio(AP):
Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan, fleksikan
lututsehinggabagianplantarpedismenempelpada imagimg plate
yangtelahdiletakkandiatasmejapemeriksaan,aturmetatarsaldigiti
ketigaberadatepatpadapertengahan, dan pastikan pedis nantinya
tidak ada gambaran yang terpotong. Atur central ray tegak lurus
terhadapbidangimagereceptordengancentralpointpadametatarsal
digiti ketiga. Atur Focus Film Distance (FFD) 100cm, atur faktor
eksposidengan45kV,100mA,dan0,025s.
b. ProyeksiMediolateral
LangkahlangkahdarifotoproyeksiMediolateral:
Posisikanpasiensupinediatasmejapemeriksaan,Aturkakitrue
lateral,sisilateralkakimenempeldanberadadipertengahanimaging
plate. Fleksikan kaki membentuk sudut 90, dan pastikan pedis
nantinyatidakadagambaranyangterpotong.Aturcentralraytegak
lurus terhadap bidang pendeteksi dengan central point pada
27
metatarsaldigitiketiga.AturFocusFilmDistance(FFD)100cm,atur
faktoreksposidengan45kV,100mA,dan0,025s.
6. HasilGambaran
Gambaranradiografiyangdihasilkanpadapemeriksaanossapedis
terhadapsalahsatudariketigasampeladalahsebagaiberikut:
SAMPEL1
Gambar4.7HasilRadiografiOssaPedisSinistraProyeksiAnteroPosterior(AP)pada
Sampel1diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
Kriteriagambaranyangdihasilkanpadapemeriksaanradiografi ossa
pedispadaklinisdiabetesmelitusdenganproyeksiAnteroPosterior(AP)
dan mediolateral. Metatarsal ketiga sampai keempat bebas dari
superposisi,tarsallateraldengansedikitsuperposisipadaproyeksiAntero
Posterior(AP)danterlihatbasismetatarsalpertamadankedua.
28
Gambar4.8HasilRadiografiOssaPedisSinistraProyeksiProyeksiMediolateralpada
Sampel1diInstalasiRadiologiRumahSakitPrikasih.
Kriteriagambaranyangdihasilkanpadapemeriksaanradiografi ossa
pedispadaklinisdiabetesmelitusdenganproyeksiAnteroPosterior(AP)
danmediolateral.Metatarsaldantarsalterlihatsuperposisi,terlihatbagian
distalpada anklejoint, fibulaoverlapping denganbagian posterior dari
tibia.
B. Pembahasan
Berdasarkanobservasidanwawancarapenulislakukantindakandi
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Prikasih pada pemeriksaan ossa pedis
denganklinisdiabetesmelitus:
PembahasanPenatalaksanaanpemeriksaanossapedispadaklinisdiabetes
melitusdiRumahSakitPrikasihadalahsebagaiberikut
1. Proyeksi pemeriksaan ossa pedis dengan klinis diabetes melitus di
RumahSakitPrkasih.ProyeksirutinyangdilakukandiRumahSakit
Prikasihuntukpemeriksaan ossapedis denganklinisdiabetesmelitus
sesuai SOP (Standar operasional Prosedur) adalah AnteroPosterior
(AP) dan mediolateral. Klinis dilakukannya pemeriksaan ini yaitu
diabetesmelitus.Namun,jikaterdapatklinissepertifrakturdilakukan
proyeksitambahanyaitu oblique.Padapemeriksaan ossapedis tidak
29
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalampenatalaksanaanpemeriksaanradiografi ossapedis pada3
pasien dengan klinis diabetes melitus di Rumah Sakit Prikasih dengan
menggunakan 2 proyeksi yaitu proyeksi AnteroPosterior (AP) dan
Mediolateral. Selama pemeriksaan pasien supine di atas meja
pemeriksaan. Pemeriksaan ossa pedis pada pasien tersebut tidak ada
persiapankhususyangdilakukan.
Dengan demikian dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagaiberikut:
1. Pemeriksaan radiografi ossa pedis pada klinis diabetes melitus
menggunakan proyeksi AnteriorPosterior (AP) dan mediolateral,
dengan proyeksi tambahan yaitu proyeksi oblique jika terdapat
komplikasifraktur.
2. Pemeriksaanradiografi ossapedis padaklinisdiabetesmelitustidak
memerlukan penangan khusus, namun radiografer menggunakan
maskerdanhandscoon.
3. Keuntunganpemeriksaanradiografiossapedisdenganklinisdiabetes
melitus dilakukan dengan proyeksi AnteroPosterior (AP) dan
mediolateraldapatmenunjukansofttissuedanulkus bagiananterior
danposteriorpedis.
B. Saran
Sebaiknya radiografer yang sedang melakukan pemeriksaan
radiografi ossa pedis dengan klinis diabetes melitus berhatihati saat
melakukan posisi pergerakkan pasien karena pasien diabetes melitus
memiliki luka yang sangat sensitif yang dapat menimbulkan luka yang
akanlebihparah.
31