Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PEDIS PADA PASIEN

DENGAN KLINIS DIABETES MELITUS

(STUDI LITERATUR REVIEW)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan oleh :

ALFIAN RIZKY FAJAR PAMBUDI

NIM. P1337430317031

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2020
NASKAH PUBLIKASI

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PEDIS PADA PASIEN


DENGAN KLINIS DIABETES MELITUS

(STUDI LITERATUR REVIEW)

PROCEDURE OF PEDIC RADIOGRAPHY EXAMINATION IN

PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS CLINICAL (REVIEW

LITERATURE STUDY)

Disusun oleh :

1. Alfian Rizky Fajar Pambudi


2. Sudiyono SE, M.kes

Disahkan oleh :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


DIII TRR Purwokerto

Fatimah, S.ST, M.Kes Ardi Soesilo Wibowo, ST, M.Si


NIP. 19750523 199803 2 003 NIP. 19701216 199403 1 003
LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah publikasi dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi Pedis Pada Pasien dengan
Klinis Diabetes Melitus (Studi Literatur Review)” telah disetujui dan dinyatakan memenuhi
syarat untuk diunggah atau diupload pada laman repository.poltekkes-smg.ac.id Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.

Purwokerto, Oktober 2020


Pembimbing,

(Sudiyono, SE, M.Kes)


NIP. 19671114 199003 1 002
PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PEDIS PADA PASIEN DENGAN
KLINIS DIABETES MELITUS

Alfian Rizky Fajar Pambudi1); Sudiyono2)


Email : hyodouissei12@gmail.com
Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto ;
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ; Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Raya Baturraden Km. 12 ; Purwokerto ; Banyumas

INTISARI
Terdapat perbedaan prosedur pemeriksaan Pedis pada pasien dengan klinis diabetes mellitus yaitu pada proyeksi
yang digunakan, seperti yang kita tahu biasanya pemeriksaan pedis menggunakan proyeksi rutin yaitu proyeksi AP
dan Oblique sedangkan dalam penelitian ini menggunakan proyeksi yang berbeda dengan biasanya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pemeriksaan Pedis pada klinis diabetes melitus dan informasi diagnostik
setiap proyeksi.
Jenis penelitian ini menggunakan metode study literature review. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-
Mei 2020. Dengan melakukan pencarian artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal menggunakan Google
scholler, Repository dan Researchgate. Dengan kata kunci : Radiografi Pedis, diabetes melitus, foot diabetic. Metode analisis
deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusun dengan analisis, tidak
semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Hasil penelitian yang didapat dari 3 artikel menunjukan bahwa prosedur pemeriksaan radiografi Pedis pada
klinis diabetes melitus menurut kajian teori yaitu pasien dianjurkan untuk melepas benda-benda yang dapat
menimbulkan bayangan radioopaq pada radiograf dan penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan.
Proyeksi yang digunakan AP Weight-Bearing, dan Lateral Weight-Bearing, proyeksi ini dilakukan pada pasien yang
kooperatif. Proyeksi AP weight bearing dan Lateral Weight-Bearing menggunakan arah sumbu sinar horizontal dengan
FFD sebesar 100 cm, informasi diagnostik yang dihasilkan adalah dapat menampakkan struktur anatomi Pedis pada
klinis diabetes melitus, mengetahui seberapa tingkat tekanan jaringan lunaknya, dapat melihat osteomyelithis, abses,
kerusakan tulang dan sendi akibat diabetes melitus.

Kata kunci : Pedis, Diabetes Melitus, weight bearing

ABSTRACT
There are differences in the Pedis examination procedure in patients with clinical diabetes mellitus, namely the
projection used, as we know, pedis examination usually uses routine projections, namely AP and Oblique
projections, whereas in this study using a different projection than usual. This study aims to describe the Pedis
examination procedure in clinical diabetes mellitus and diagnostic information for each projection.
This type of research uses a literature review study method. Data collection was carried out in April-May 2020.
By searching for research articles published in journals using Google Scholler, Repository and Researchgate. With
keywords: Pedis radiograph, diabetes mellitus, foot diabetic. Descriptive analysis method is carried out by
describing the facts which are then compiled by analysis, not only describing, but also providing sufficient
understanding and explanation.
The results of the study obtained from 3 articles show that the radiographic examination procedure of Pedis in
clinical diabetes mellitus according to theoretical studies is that patients are advised to remove objects that can cause
radioopaq shadows on the radiograph and an explanation of the examination to be performed. The projection used
AP Weight-Bearing, and Lateral Weight-Bearing, this projection is done in cooperative patients. Projection of AP
weight bearing and Lateral Weight-Bearing using the direction of the horizontal beam axis with an FFD of 100 cm,
the resulting diagnostic information is able to show the anatomical structure of Pedis in clinical diabetes mellitus, to
know the level of soft tissue pressure, to see osteomyelithis, abscesses, bone damage and joints due to diabetes
mellitus.
Keywords: Pedis, Diabetes Melitus, weight bearing
1)
Mahasiswa DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
2)
Dosen DIII Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto
1. Pendahuluan penanganan selanjutnya pada Pedis dengan
Diabetes Melitus.
Pedis terdiri dari 3 tulang, yaitu tarsal,
tulang metatarsal, dan phalang. Tulang tarsal Pemeriksaan radiografi Pedis pada kaki
ada tujuh buah yang secara kolektif dengan klnis diabetes melitus dapat
dinamakan tarsus. Tulang tersebut adalah menunjukkan demineralisasi dan sendi
talus, calcaneus, navicular, cuboid, dan medial, Charcot dan kadang-kadang dapat
intermedial, dan lateral cuneiform. Terdapat menunjukkan adanya osteomielitis. (3)
lima tulang yang membentuk metatarsal, Standar pemeriksaan secara radiografi
metatarsal pertama lebih tebal dan sedikit Pedis menurut (4), dasar pemeriksaan
lebih pendek dari tulang yang lain. Phalang radiologi Pedis menggunakan proyeksi AP
berukuran kecil, ada yang dua di jari Axial, Oblique (medial rotation dan lateral
pertama dan tiga di jari-jari Pedis lainnya (1) rotation), Lateral (medio lateral dan latero
medial), AP Weight-Bearing dan Lateral
Gangguan yang terjadi pada Pedis Weight-Bearing. Weight-Bearing ini
antara lain fraktur, dislokasi, dan gangrene bertujuan untuk menampakan lengkung
yang disebabkan oleh Diabetes Melitus. Pedis longitudinal tulang kaki dan juga
dapat menjadi salah satu anggota gerak yang menampakan luka dari struktur ligamen
dapat terserang penyakit Diabetes Melitus. tulang kaki seperti Lisfranc joint injury.
Diabetes Melitus adalah suatu sindrom klinis Menurut (5), dasar pemeriksaan radiologi
kelainan metabolic ditandai oleh adanya Pedis menggunakan proyeksi AP CR 10°
hiperglikemia yang disebabkan oleh defek dengan tujuan untuk mengurangi
sekresi insulin efek kerja insulin atau foreshortening dan menampakkan
keduanya (2). Hiperglikemia kronik pada Tarsometatarsal joint dengan lebih baik, dan
diabetes melitus berhubungan dengan oblique (medial rotation dan lateral rotation)
kerusakan jangka Panjang disfungsi atau bertujuan untuk menampakkan sendi sendi
kegagalan beberapa organ tubuh, terutama pada Pedis. Dimana masing-masing proyeksi
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh memiliki kriteria radiograf yang berbeda dan
darah. Penderita Diabetes Melitus dapat dapat menampilkan struktur anatomi
terjadi komplikasi pada semua tingkat sel fisiologi dan patologi dari Pedis pada posisi
dan semua tingkatan anatomic. Komplikasi yang berlainan.
Diabetes Melitus tipe II dapat berupa
kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan Menurut observasi peneliti tentang
akibat mudahnya terjadi infeksi pada saluran pemeriksaan Pedis di Instalasi Radiologi
kemih, tuberculosis paru dan infeksi Pedis, RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, pasien
yang kemudian dapat berkembang menjadi diperiksa tanpa adanya persiapan pasien,
ulkus/gangrenDiabetes Melitus. Ulkus di Pedis pasien hanya diminta untuk melepas benda
bisa sangat dalam dan mengalami infeksi benda logam yang ada disekitar area objek
serta masa penyembuhannya lama sehingga yang akan diperiksa, pada pasien dengan
sebagian tungkai harus diamputasi. klinis diabetes melitus dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan proyeksi antero
Pedis yang tekena diabetes posterior (AP) dan proyeksi Oblique dengan
melitus merupakan salah satu komplikasi posisi pasien supine diatas meja pemeriksaan
kronik Diabetes Melitus yang paling ditakuti. (SOP Radiologi RSUD dr. Loekmono Hadi
Dimana jika penyakit tersebut sudah tidak Kudus, 2018).
bisa disembuhkan, maka jalan yang diambil
adalah dengan amputasi. Sebelum dilakukan 2. Metode
amputasi, penderita Pedis yang terkena
diabetes melitus biasanya dilakukan Penelitian ini adalah penelitian
pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan deskriptif dengan pendekatan studi
radiologi. Menurut bedah umum FKUI, kepustakaan (library research), yaitu
pemeriksaan radiografi Pedis pada klinis penelitian dilakukan dengan cara study
Diabetes Melitus menggunakan proyeksi literature review yang bertujuan untuk
Antero Posterior (AP) dan AP Oblique. mendeskripsikan prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi ini bertujuan untuk Pedis pada pasien dengan klinis diabetes
melitus.
Data yang digunakan dalam penelitian seach engine Researchgate, Repository dan
ini berasal dari hasil-hasil penelitian yang Google Schoolar. Dengan kata kunci : Pedis,
sudah dilakukan dan diterbitkan dalam Diabetes Melitus, foot diabetic. Proses
jurnal online nasional dan internasional. pengumpulan data dilakukan dengan
Dalam melakukan penelitian ini peneliti penyaringan berdasarkan kriteria yang
melakukan pencarian jurnal penelitian yang ditentukan oleh penulis dari setiap jurnal
dipublikasikan di internet menggunakan yang diambil.

3. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
1) Hasil Seleksi Literatur
Dari beberapa literatur, dipilih 3 (tiga) buah literatur. Literatur yang dipilih adalah literatur
yang diterbitkan tidak lebih dari sepuluh tahun terakhir. Literatur yang memenuhi kriteria untuk
direview adalah yang terkait dengan kasus diabetes melitus, memuat definisi, etiologi, prevalensi,
diagnosis, dan/atau penanganannya, serta literatur yang terkait dengan pemeriksaan radiografi
Pedis, meliputi definisi, indikasi, persiapan pemeriksaan, teknik pemeriksaan, dan/atau hasil
pemeriksaan.

Daftar literatur yang direview adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Literatur terkait Prosedur Pemeriksaan Pedis pada klinis diabetes melitus

No Judul Jenis Tahun Penulis Publisher

1. Prosedur Pemeriksaan KTI 2012 Asri Sugiarti Repository


Radiologi Pedis Pada Kasus Poltekkes
Diabetes Melitus Di UPF Kemenkes
Radiologi RSUP dr. Hasan Semarang
Sadikin Bandung

2 Prosedur Pemeriksaan KTI 2015 Dwi Wahyu Repository


Radiografi Pada Kasus Ulkus Purbo Utami Poltekkes
Diabetes Melitus di Instalasi Kemenkes
Radiologi Rumah Sakit Umum Semarang
Pusat dr. Sadjito Yogyakarta

3 Imaging In Diabetic Foot Jurnal 2017 Sunita Journal Of


Dhanda dan Arthritis
Swee Tian
Quek
4 Textbook Of Radiographic Textbook 2018 John P. CV Mosby
Positioning and Related Anatomy Lampignano Company
ninth edition

b. Pembahasan Menurut peneliti,


1) Prosedur pemeriksaan radiografi Persiapan Pasien pada
pedis pada pasien dengan klinis pemeriksaan radiografi pedis
diabetes melitus menurut studi dianjurkan untuk melepas benda-
literatur benda yang dapat menimbulkan
a. Persiapan Pasien bayangan radioopaque pada
Persiapan pasien pada radiograf. Selain itu sebelum
pemeriksaan Pedis pada klinis pemeriksaan pasien diberi
diabetes melitus berdasarkan penjelasan mengenai prosedur
literatur (6) dan (7). Pasien hanya pemeriksaan yang akan dilakukan.
diminta untuk melepas benda -
benda yang mengandung logam
disekitar area yang akan diperiksa.
b) Persiapan Peralatan diposisikan secara melintang dan
Persiapan alat dan bahan pada dibagi dua, diletakkan di bawah
pemeriksaan Pedis pada klinis plantar Pedis sedangkan untuk
diabetes melitus berdasarkan lateral pasien berdiri tegak, posisi
literatur (6) dan (7) adalah pesawat objek tegak lurus dengan bantalan
sinar-X, automatic processor, kaset penyangga.
dan film ukuran 30 x 40 cm, Menurut (4), menggunakan kaset
marker, pengganjal dan plastik (6) dan film ukuran 24 x 30 cm, dan
sedangkan menurut (7) alat dan kaset diposisikan dibawah objek
bahan yang digunakan adalah yang akan diperiksa.
pesawat sinar-X, kaset dan Imaging Menurut peneliti, kaset dan film
Plate ukuran 24 x 30 cm, CR, yang digunakan adalah ukuran 24
printer, dan alat bantu fiksasi. x 30 cm karena mengatur luas
Menurut peneliti, ukuran kaset lapangan penyinaran dan
dan film yang seharusnya memposisikan objek lebih mudah.
digunakan adalah 24 x 30 cm 3) Proyeksi yang digunakan
karena agar lebih mudah untuk Proyeksi rutin yang digunakan
mengatur luas lapangan kolimasi pada pemeriksaan radiografi Pedis
sehingga fokus penyinaran lebih pada klinis diabetes melitus
baik. Tetapi menurut (6) menurut (4), menggunakan
menggunakan kaset dan film proyeksi AP dan Lateral.
ukuran 30 x 40 cm karena melihat Pemeriksaan Pedis pada Klinis
kondisi kaki pasien yang sudah diabetes melitus menurut (7)
membengkak dan tidak kooperatif menggunakan proyeksi AP
untuk diposisikan sehingga Weight-Bearing dan Lateral Weight-
digunakan kaset dan film Bearing.
berukuran 30 x 40 cm untuk Proyeksi yang digunakan oleh (8)
mengurangi pengulangan foto dan hanya menggunakan AP saja
meminimalisir reject foto untuk plain radiografi.
sedangkan pada penelitian (7) Menurut (4), menggunakan
sudah sesuai teori (4) karena proyeksi AP/AP Axial, Oblique,
menggunakan kaset dan film Lateral.
ukuran 24 x 30 cm. Menurut penulis, proyeksi yang
c) Teknik Pemeriksaan Radiografi digunakan seharusnya adalah
Thorax dengan kasus Efusi Pleura proyeksi AP Weight-Bearing dan
1) Posisi Pasien proyeksi Lateral Weight-Bearing
Pada penelitian yang karena dapat menampakkan
dilakukan oleh (6) Pasien struktur anatomis Pedis, seberapa
diposisikan supine di atas besar tingkat tekanan jaringan
brankart sedangkan pada lunaknya, melihat osteomyelithis,
penelitian yang dilakukan (7) abses, kerusakan tulang, dan sendi
pasien diposisikan berdiri/erect. akibat diabetes melitusArah Sinar
Menurut (4) pasien diposisikan Arah sinar 0o vertikal dan central
supine diatas meja pemeriksaan. point pada base metatarsal digit 3
Menurut peneliti, posisi pasien sedangkan untuk lateral arah sinar
yang dilakukan sudah sesuai 0o horizontal dan central point
dengan teori. pada base metatarsal digit 3. FFD
2) Posisi Objek 100 cm dengan kolimasi diatur
Objek diposisikan diatas Kaset secukupnya sehingga obyek yang
berukuran 30 x 40 cm dan diperiksa masuk dalam area
diposisikan melintang dibagi penyinaran (6).
menjadi dua (6). Sedangkan Untuk proyeksi AP Weight-
menurut (7), menggunakan Kaset Bearing, Arah sinar tegak lurus
ukuran 24 x 30 cm, untuk proyeksi dengan objek dan central point
AP Weight-Bearing kaset pada base metatarsal digit 3
sedangkan untuk Lateral Weight- a) AP
Bearing, Arah sinar horizontal dan (1) Anatomi dari jari kaki ke
central point pada base metatarsal tarsals; termasuk bagian dari
digit 3. FFD 100 cm dengan talus dan calcaneus masuk
kolimasi diatur secukupnya lapangan penyinaran.
sehingga obyek yang diperiksa (2) Tidak ada rotasi kaki, seperti
masuk dalam area penyinaran (7). yang ditunjukkan dengan
Menurut (4), untuk proyeksi AP, jumlah ruang yang sama
Oblique, dan Lateral, antara kedua sampai
menggunakan FFD 102 cm arah metatarsals keempat.
sinar vertikal tegak lurus dengan (3) Tumpang tindih
kaset, dan central point berada (superposisi) kedua sampai
pada metatarsal digit 3. kelima dasar metatarsal
Menurut peneliti, penelitian (7) (4) Proyeksi axial menghasilkan
tidak sesuai dengan teori yang ada perbaikan demonstrasi joint
pada (4) karena menggunakan space IP, MTP, dan TMT.
arah sinar horizontal tegak lrus (5) Membuka Joint space antara
dengan kaset, karena seharusnya cuneiform medial dan
arah sinar disudutkan 150 Caudad. menengah.
4) Kriteria Radiograf (6) Jaringan lunak (soft tissue)
Kriteria menurut (6) : dan detail trabekular tulang
a) Besar, bentuk, dan struktur tampak.
trabekula os tarsal, metatarsal b) Oblique
dan phalang dalam bentuk (1) Kolimasi mencakup seluruh
normal anatomi of interest, mulai
b) Sela sendir dan permukaan dari tumit hingga phalang.
sendir dalam batas normal (2) Rotasi pada kaki
c) Tidak tampak garis fraktur memperlihatkan metacarpal
d) Tidak tampak lesi litik ketiga sampai ke lima
maupun sklerotik dengan jelas.
e) Tidak tampak osteofit (3) Base metatarsal pertama dan
f) Tidak tampak bayangan kedua overlapping atau
lusent di soft tissue os superposisi.
calcaneus kanan (4) Cuneiform medial dan
Kriteria Radiograf pada penelitian intermedial superposisi
(7) : (5) Navicular, lateral cuneiform,
a) AP Weight-Bearing and cuboid mengalami
(1) Tarsometatarsal tidak tampak sedikit superposisi
membuka dibandingkan pada proyeksi
(2) Persendian antara cuneiform AP projection
satu dengan yang lainnya (6) Tampak tuberosity metatarsal
tidak membuka 5
b) Lateral Weight-Bearing (7) Tampak Lateral TMT and
(1) Kolimasi tampak seluas distal intertarsal joints
cruris sampai phalang. (8) Sinus tarsi tampak
Kriteria Radiograf menurut (8) : (9) Soft tissue and trabecular
Tampak disorganisasi dan tulang nampak jelas dan
subluksasi lateral dari detail.
tarsometatarsal joint digit 1 sampai c) Lateral
digit 5 dengan meningkatnya (1) Anatomy of interest masuk
kepadatan tulang dan beberapa lapangan penyinaran.
derajat fusi melintasi sendi. (2) Tampak os Pedis dan distal
Fraktur lama dari metatarsal digit 3 cruris.
dan digit 5 dapat terlihat (8). (3) Superposisi pada head
Kriteria Radiograf menurut (4) : metatarsal
(4) Fibula superposisi pada kelengkungan pada kaki yang
bagian posterior Tibia terkena diabetes melitus. Lateral
(5) Tampak persendian anatara Weight-bearing berperan untuk
tibia dan talus, tibiotalar menampakkan soft tissue pedis
(6) Soft tissue dan trabecular dengan jelas.
tulang tampak detail 4. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Menurut peneliti untuk 1. Persiapan Prosedur pemeriksaan Pedis
pemeriksaan radiografi Pedis pada pada klinis diabetes mellitus adalah
klinis diabetes melitus sebaiknya Pasien hanya diminta untuk melepas
dilakukan dengan menggunakan benda - benda yang mengandung
dua proyeksi yaitu AP Weight- logam disekitar area yang akan
Bearing dan Lateral Weight-Bearing. diperiksa. Terdapat perbedaan
Dengan menggunakan dua proyeksi yang digunakan pada
proyeksi tersebut dapat beberapa artikel, yaitu proyeksi AP
menampakkan struktur anatomis dan lateral (6), proyeksi AP weight-
Pedis, seberapa besar tingkat bearing dan lateral weight-bearing (7)
tekanan jaringan lunaknya, dan menurut (8) hanya menggunakan
melihat osteomyelithis, abses, proyeksi AP.
kerusakan tulang, dan sendi akibat 2. Proyeksi AP berperan untuk melihat
diabetes melitus. tulang-tulang pedis secara
2) Peranan masing masing proyeksi keseluruhan untuk melihat apakah
pada pemeriksaan radiografi Pedis terdapat osteomyelithis dan sebagai
pada pasien dengan klinis plain radiography untuk pemeriksaan
diabetes melitus menurut studi imaging. Proyeksi Lateral berperan
literatur. untuk menampakkan soft tissue pada
Menurut (6), menggunakan pedis dengan lebih jelas dan melihat
proyeksi AP dan Proyeksi Lateral adanya gas gangrene. Proyeksi AP
yang berperan untuk melihat Weight-Bearing berperan untuk
adanya osteomyelithis, gas gangrene, melihat kelengkungan pada kaki yang
dan kegawatan lainnya dari terkena diabetes melitus. Lateral
penyakit diabetes melitus. Weight-bearing berperan untuk
Menurut (7), menggunakan menampakkan soft tissue pedis dengan
Proyeksi AP Weight-Bearing dan jelas.
Lateral Weight-Bearing yang b. Saran
berperan untuk Untuk melihat Sebaiknya pemeriksaan Pedis pada
struktur anatomi seluruh Pedis dari klinis diabetes melitus dilakukan dengan
kasus ulkus diabetes melitus, proyeksi AP Weight-Bearing dan proyeksi
mengetahui seberapa besar tingkat Lateral Weight-Bearing karena dapat
kerusakan tulang dan sendi akibat menampakkan struktur anatomis Pedis,
diabetes melitus. seberapa besar tingkat tekanan jaringan
Menurut (8), menggunakan lunaknya, melihat osteomyelithis, abses,
proyeksi AP yang berperan sebagai kerusakan tulang, dan sendi akibat
plain radiography. diabetes melitus.
Menurut Penulis, Proyeksi AP
berperan untuk melihat tulang- 5. Daftar Pustaka
tulang pedis secara keseluruhan
untuk melihat apakah terdapat 1. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologis untuk
osteomyelithis dan sebagai plain Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
radiography untuk pemeriksaan Utama; 2016.
imaging. Proyeksi Lateral berperan
untuk menampakkan soft tissue 2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
pada pedis dengan lebih jelas dan Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
melihat adanya gas gangrene. Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III. 5th
Proyeksi AP Weight-Bearing ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
berperan untuk melihat
3. Rowe VL. Diabetic Ulcers Workup. 2020; Melitus di UPF Radiologi dr. Hasan
Available from: Sadikin Bandung. 2012.
https://emedicine.medscape.com/articl
e/460282-workup#c12 7. Utami DWP. Prosedur Pemeriksaan
Radiografi Pada Kasus Ulkus Diabetes
4. Lampignano JP. Textbook Of Melitus di Instalasi Radiologi Rumah
Radiographic Positioning and Related Sakit Umum Pusat dr. Sadjito
Anatomy. ninth. St. Louis: CV. Mostby Yogyakarta. 2015.
Company; 2018.
8. Dhanda S, Tian Quek S. Imaging in
5. Long BW. Merrill ’ S Atlas of Diabetic Foot. J Arthritis.
Radiographic Positioning and 2017;06(06):2016–8.
Procedures. St. Louis, Missouri: Elsevier
Mosby; 2016.

6. Sugiarti A. Prosedur Pemeriksaan pedis


pada pasien dengan klinis Diabetes

Anda mungkin juga menyukai