Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RADIOLOGI

Disusun untuk Melaksanakan Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

LAB/SMF Radiologi RSD dr. Soebandi Jember

Disusun oleh:

Putu Ayunda Maysari (16710207)

Haqiqi Amira Syathir (132011101065)

Saskia Mediawati (142011101067)

Dokter Pembimbing:

dr. Heni Fatmawati, Sp. Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

LAB/SMF RADIOLOGI

RSD DR. SOEBANDI JEMBER

2018
Ultrasonografi Doppler adalah metode noninvasif yang banyak digunakan dalam
praktek klinis untuk pasien Chrocic Kidney Disease (CKD). CKD didefinisikan dan
diklasifikasikan berdasarkan pada kadar protein urin dan perkiraan laju filtrasi glomerulus
(eGFR) dihitung dari tingkat serum kreatinin, usia dan jenis kelamin. eGFR dianggap
bermanfaat untuk pemeriksaan fungsi ginjal. Namun, umumnya sulit untuk menilai
patogenesis CKD dan memprediksi prognosis ginjal secara akurat hanya menggunakan
eGFR. USG dapat mendeteksi tidak hanya makroabnormalitas ginjal tetapi juga perubahan
pada pembuluh darah ginjal dan aliran darah. Resistive index (RI: (Peak systolic velocity- End
diastolic velocity) / peak sistolic velocity pada arteri segmental di ginjal) umumnya digunakan
sebagai indeks resistensi arteri intrarenal. Nilai RI normal pada dewasa adalah 0,47-0,70
dengan perbedaan antara kedua ginjal <5-8%. Renal Resistive Index (RRI) dipengaruhi oleh
usia, tekanan nadi, dan kekakuan arteri, di mana peningkatan progresnya bergantung pada
penyakit lain yang menyertai. Indeks resistif pada ultrasonografi Doppler ginjal (RDU)
dianggap sebagai indikator yang baik untuk resistensi vaskular ginjal yang disebabkan oleh
aterosklerosis (Kawai et al., 2011; Hanamura et al., 2012; Lubas et al., 2013).

Pada penelitian ini, didapatkan hubungan RI dan kalsifikasi vaskular pada pasien
dengan CKD ialah >0,05 yang berarti tidak signikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
RI, termasuk usia, GFR dan penggunaan inhibitor RAS. RI meningkat sesuai usia dan GFR,
dan berhubungan secara negatif dengan penggunaan inhibitor RAS. Menurut Hanamura et al.
(2012), peningkatan RI tidak selalu merupakan hasil dari disfungsi ginjal, dan banyak faktor
kardiovaskular seperti komplians vaskular, pulsasi, denyut jantung, dan administrasi ACE-I
atau ARB juga dapat mempengaruhi RI. Batas RI normal mutlak karena dapat bervariasi
dengan usia pasien dan juga dengan banyak faktor kardiovaskular.

Temuan penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian lain di mana ditemukan
hubungan signifikan antara RI dan kalsifikasi vaskular pada pasien CKD. Ikee dkk (2005)
menunjukkan bahwa baik parameter histopatologi dan tanda histologis aterosklerosis di
pembuluh darah ginjal menunjukkan korelasi yang signifikan secara statistik dengan indeks
resistif (RI) arteri ginjal. Oleh karena itu, radang ginjal dengan penebalan medial dinding
medial dengan deposit hialin arteriolar, berbagai tingkat fibrosis intima, atrofi tubular
proporsional dan fibrosis interstisial dapat menyebabkan berkurangnya luas pembuluh darah
dan akhirnya meningkatkan indeks resistensi arteri ginjal. Perubahan dalam jaringan ginjal
dan di pembuluh darah dapat berkontribusi pada perubahan indeks resistif dengan penurunan
fungsi ginjal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2014), RI menunjukkan korelasi
dengan sejumlah parameter histologis yang dikaitkan pada proses kalsifikasi vaskuler, dan
yang paling jelas diamati dengan skor tubulointerstitial damage (TI). Fibrosis ginjal,
khususnya tubulointerstitial fibrosis, adalah hasil umum dari hampir semua kasus CKD
progresif atau lanjut. Fibrosis ginjal juga merupakan prediktor prognosis yang andal dan
penentu utama insufisiensi ginjal. Konsisten dengan temuan dari penelitian ini, penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa arteri renal ginjal dikaitkan dengan perubahan
histologis yang berat dan prognosis ginjal yang buruk selama CKD.

Hamano dkk melaporkan bahwa RI terkait dengan tingkat keparahan kerusakan ginjal
pada pasien diabetes, karena secara progresif meningkat secara paralel dengan jumlah
ekskresi urin. Selain itu, peningkatan RI juga terkait dengan DBP yang lebih rendah dan
tanda kekakuan pembuluh darah yang dievaluasi melalui ankle-brachial index. Penelitian lain
telah mengkonfirmasi penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat dari waktu ke waktu pada
pasien CKD dengan peningkatan RI.

Toshihiro dkk juga mengatakan RI adalah parameter terbaik yang diperiksa dalam
studi ultrasonografi Doppler ginjal. Studi terbaru menunjukkan bahwa RI harus digunakan
sebagai penanda perkembangan penyakit ginjal, bukan sebagai penanda kerusakan ginjal
tertentu. RI dapat ditingkatkan oleh faktor ekstrinsik seperti kompresi ginjal, menahan nafas
selama manuver Valsava dan bradikardia ekstrem. Nilai RI juga berkorelasi dengan penanda
ekstrarenal dari kekakuan pembuluh darah, yang menunjukkan bahwa RI mungkin bukan tes
yang ideal untuk penyakit ginjal. Namun, RI dapat memberikan informasi diagnostik dalam
beberapa penyakit ginjal. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa perkembangannya CKD
dapat diprediksi dengan nilai RI. RI tinggi (> 0,70) merupakan faktor risiko independen
untuk memburuknya fungsi ginjal pada penderita CKD, dan tingkat kelangsungan hidup
ginjal secara signifikan lebih rendah dikelompok RI dengan nilai tinggi. Ada beberapa
laporan yang menunjukkan korelasi antara RI dan hasil ginjal yaitu menunjukkan korelasi
antara nilai awal RI dan persentase variasi kreatinin serum yang menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam RI awal antara pasien dengan dan tanpa gangguan ginjal. Sayangnya,
studi ini dirancang secara retrospektif dalam skala kecil angka (N = 28 dan 33). Data kami
adalah yang pertama menunjukkan itu perkembangan CKD dapat diprediksi oleh RI awal
nilai dalam jumlah yang relatif besar. Beberapa faktor diketahui mempengaruhi RI, termasuk
usia, GFR dan penggunaan inhibitor RAS. RI dikenal meningkat dengan usia dan GFR.
Selanjutnya, analisis multivariat mengidentifikasi bahwa RI yang tinggi sebagai faktor risiko
independen untuk memburuknya fungsi ginjal, bersama dengan proteinuria dan hipertensi.
Hasil ini sangat kuat menunjukkan bahwa RI akan menjadi faktor prognostik yang penting
bagi CKD.

Singkatnya, beberapa peneliti menemukan bahwa RI dapat memprediksi prognosis


ginjal pada penderita CKD dengan sensitivitas dan spesifitas yang hampir sama sebagai
proteinuria. Sedangkan pengamatan jangka panjang seharusnya diperlukan, Doppler
ultrasonography juga mungkin dianggap sebagai evaluasi diagnostik dan prognostik yang
penting dalam CKD.
DAFTAR PUSTAKA

Chen, Q., He, F., Feng, X., Luo, Z., Zhang, J., Zhang, L., Wang, Y. and Tong, J. 2014.
Correlation of Doppler parameters with renal pathology: A study of 992
patients.Experimental and therapeutic medicine, 7(2), pp.439-442.

Hanamura, K., Tojo, A., Kinugasa, S., Asaba, K. and Fujita, T. 2012. The resistive index is a
marker of renal function, pathology, prognosis, and responsiveness to steroid therapy
in chronic kidney disease patients. International journal of nephrology, 2012.

Hashimoto J, Ito S. Central pulse pressure and aortic stiffness determine renal
hemodynamics: pathophysiological implication for microalbuminuria in
hypertension. Hypertension 2011; 58:839–846

Ikee R, Kobayashi S, Hemmi N, Imakiire T, Kikuchi Y, et al. 2005. Correlation between the
resistive index by Doppler ultrasound and kidney function and histology. Am J Kidney
Dis. 46: 603–609.

Janda, K., Krzanowski, M., Gajda, M., Dumnicka, P., Fedak, D., Lis, G.J., Jaśkowski, P.,
Pietrzycka, A., Litwin, J.A. and Sułowicz, W. 2015. Cardiovascular risk in chronic
kidney disease patients: intima-media thickness predicts the incidence and severity of
histologically assessed medial calcification in radial arteries. BMC nephrology, 16(1),
p.78.

Kawai, T., Kamide, K., Onishi, M., Yamamoto-Hanasaki, H., Baba, Y., Hongyo, K.,
Shimaoka, I., Tatara, Y., Takeya, Y., Ohishi, M. and Rakugi, H. 2011. Usefulness of
the resistive index in renal Doppler ultrasonography as an indicator of vascular damage
in patients with risks of atherosclerosis.Nephrology Dialysis Transplantation, 26(10),
pp.3256-3262.

Lubas, A., Kade, G., dan Niemcyzk, S. 2013. Renal Resistive Index as a Marker of Vascular
Damage in Cardiovascular Disease. International Urology and Nephrology. 46 (2):
395-402.

Sugiura, Toshihiro, dan Wada Akira. 2009. Resistive Index Predicts Renal Prognosis In
Chronic Kidney Disease. Department of Internal Medicine, Otemae Hospital and
Osaka National Hospital, Osaka, Japan. Pp. 2784-2785

Anda mungkin juga menyukai