dengan Hemodialisa
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Chronic Kidney Disease (CKD) dengan Hemodialisa”.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1.3 Etiologi
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit
yang merusak nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit
parenkim ginjal difus dan bilateral.
2.1.4 Klasifikasi
Cronic Kidney Disease (CKD) pada dasarnya pengelolaan tidak
jauh beda dengan cronoic renal failure (CRF), namun pada
terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk membatasi
kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5
grade, dengan harapan klien datang/ merasa masih dalam stage – stage
awal yaitu 1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat
(stage) menggunakan terminology CCT (clearance creatinin test)
dengan rumus stage 1 sampai stage 5. sedangkan CRF (cronic renal
failure) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan klien datang dengan
derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila menggunakan
istilah CRF.
2.1.7 Komplikasi
Menurut (Corwin, 2019:730), komplikasi dari penyakit gagal
ginjal kronik adalah sebagai berikut :
1. Pada gagal ginjal progresif, terjadi beban volume,
ketidakseimbangan elektrolit, asidosis metabolik, azotemia, dan
uremia.
2.2.2. Indikasi
1) Indikasi Segera
b) Hipotensi
f) Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit
dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin
selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
g) Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah
yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan
sering disertai dengan sakit kepala.
h) Pembekuan darah
Pembekuan darah disebabkan karena dosis pemberian heparin yang
tidak kuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
Hipervolemia berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Monitor adanya tanda dan gejala 1. Peningkatan menunjukkan
dengan kelebihan asupan selama 3x 24 jam diharapkan hypervolemia(mis.dipnea, hypervolemia. Kelebihan
cairan dan natrium status keseimbangan cairan dapat edema JVP CVP, suara napas volume cairan berpotensi gagal
ditingkatkan dengan Kriteria tambahan) jantung kongestif atau edema
Hasil: 2. Monitor intake dan output paru
SDKI, 2016 D.0020 Kategori: 1. Terbebas dari edema, efusi dan cairan 2. Keseimbangan positif
Fisiologis Subkategoris: Nutrisi anaskara 3. Monitor tanda peningkatan menunjukkan kebutuhan evaluasi
dan Cairan 2. TTV dalam batas normal onkotik plasma (mis. kadar lebih lanjut
3. Keseimbangan intake dan protein, dan albumin meningkat) 3. Terjadinya peningkatan tekanan
output dalam 24 jam 4. Batasi asupan cairan dan onkotik plasma mengakibatkan
4. Turgor kulit tidak mengkilap garam terjadinya Edema
dan tegang 5. Kolaborasikan pemberian 4. Menjaga agar kelebihan cairan
5. Membrane mukosa lembab diuretik dan penggantin tidak bertambah parah dan garam
6. Menjelaskan indikator kehilangan kalium akibat diureti mengikat air sehingga
kelebihan cairan memperparah kelebihan cairan
5. Diuretik dapat meningkatkan laju
aliran urin sehingga produksi urin
meningkat guna mengurangi
kelebihan volume cairan dalam
tubuh
Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. 1. Mengetahui tanda dan gejala
berhubungan dengan peningkatan selama 3x 24 jam diharapkan status Nadi perifer, edema, pengisian perfusi perifer klien
tekanan darah keseimbangan cairan dapat kapiler, warna, suhu) 2. Memantau keadaan klien
ditingkatkan dengan Kriteria Hasil: 2. Monitor tekanan darah 3. Mencegah tekanan darah
SDKI, 2016 D.0020 Kategori: 1. Denyut nadi perifer meningkat 3. Jelaskan tujuan meningkat
Fisiologis Subkategoris: Nutrisi 2. Warna kulit pucat menurun kepatuhan diet 4. Untuk membantu menurunkan
dan Cairan 3. Pengisian kapiler membaik terhadap kesehatan tekanan darah tinggi
4. Akral membaik 4. Kolaborasi pemberian
5. Turgor kulit membaik obat antihipertensi
Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji hal – hal yang mampu 1. Mengetahui tingkat
dengan kelemahan selama 3x 24 jam diharapkan dilakukan klien ketergantungan klien dalam
pasien dapat bertoleransi terhadap 2. Bantu klien memenuhi memenuhi kebutuhannya
aktivitas kebutuhan aktivitasnya sesuai 2. Bantuan sangat diperlukan
SDKI, 2016 D.0056 Kategori: kembali, dengan Kriteria dengan tingkat keterbatasan klien pada saat kondisi lemah
Fi Hasil : klien dalam pemenuhan kebutuhan
1. Berpartisipasi dalam aktivitas 3. Beri penjelasan tentang hal – sehari – hari tanpa mengalami
fisik tanpa disertai hal yang dapat membantu dan ketergantungan pada orang
A
peningkatan tekanan darah, meningkatkan kekuatan fisik lain
nadi, dan RR klien 3. Untuk memotivasi klien
2. Mampu melakukan aktivitas 4. Libatkan keluarga dalam dengan kooperatif selama
sehari – hari (ADLs) secara pemenuhan perawatan terutama terhadap
mandiri tindakan yang dapat
5. Jelaskan pada keluarga dan
3. Mampu berpindah dengan meningkatkan kekuatan
atau tanpa bantual alat klien pentingnya bedrest di
tempat tidur ADL klien fisiknya
4. Karena keluarga merupakan
orang terdekat dengan klien
5. Untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih parah
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. EGC.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagostik,
Edisi 1. DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intevensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan. DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi da Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. DPP PPNI.
Smeltzer, S. C. dan B. . B. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. EGC.