Anda di halaman 1dari 74

CASE STUDY RUANGAN INTERNA

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

(INTERNA)

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020

TIM PENYUSUN

Dosen Penanggung Jawab Stase Keperawatan Medikal Bedah


1. Ns. Fadli Syamsudin., M.Kep, Sp.Kep.MB
2. Ns. Nikmawaty Puluhulawa., M.Kep
3. Ns. Elsmin Kiayi., S.Kep

Profesi Ners Angkatan XI (Kelompok II INTERNA)


1. Gunardi Pakaya, S.Kep
2. Riskawaty Nuna, S.Kep
3. Nur Hikma Fatmala Sulasni, S.Kep
4. Aninda J. Noiyo., S.Kep
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunian-
Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah di Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Dalam Penyusunan Standar Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal
Bedah ini, Kami banyak mendapat bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah
kasihkepada :
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep,MM.,M.Kep,selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Ns. Pipin Yunus, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Andi Akifa Sudirman,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
4. Ns. Firmawati, M.Kep, selaku Sekertaris Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
5. Ns. Fadli Syamsudin, M.Kep, Sp.Kep.MB Selaku Dosen Penanggung Jawab
pada Stase Keperawatan Medikal Bedah.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini selanjutnya

Gorontalo, July 2020

Tim Penyusun
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................


Tim Penyusun .............................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................
Mini Case Ruangan HCU ...........................................................................
1. Cystitis ...................................................................................................
2. DHF dan IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA .............
3. CKD, GEA dan ELEKTROLIT INBALANCE ......................................
4. HEPATIS B ...........................................................................................
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020

MINI CASE
RUANGAN INTERNA

1. Cystitis (Gunardi Pakaya)


2. DHF dan IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA (Riskawaty Nuna)
3. CKD, GEA dan ELEKTROLIT INBALANCE (Nur Hikma Fatmala Sulasni)
4. Hepatitis B (Aninda J. Noiyo)
ANALISA KASUS TENTANG CYSTITIS
DI RUANG INTERNA

DISUSUN OLEH :
Gunardi pakaya, S.Kep
NIM. C03119099

MENGETAHUI :
1. Ns. Fadly Syamsudin, M.Kep Sp.Kep.MB
PRESEPTOR AKADEMIK
2. Ns Nikmawaty Puluhulawa, M.Kep
1. TANGGAL : ………………
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
1. Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep Kasus
Pada praktik di rumah sakit tepatnya di ruang perawatan Interna Di RSAS,
mahasiswa mengelolah satu pasien yaitu XX umur 51 tahun dengan diagnosa
medis CYSTITIS. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 18 juni 2020 pasien ke
gedung baru lantai 1 kelas 2 bed 3 masuk UGD tanggal 18 juni 2020 pukul
15.3lemas mual muntah dan tidak ada nafsu makan BAB biasa tidak ada
gangguan BAK lebih dari biasanya0 wita pindah ke gedung baru lantai 1 jam
hanya urine sedikit dan terasa panas pasien Nampak pucat, tidak bisa tidur pasien
belm ada rencana pemasangan kateter
1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernapasan) : Oksigenasi (Sirkulasi dan
Pernafasan) : RR 20 x/menit, TD 110/70 mmhg, Denyut Nadi 88 x/menit,
Suhu Badan 37,00C. Akraldingin.(Pemerikasaan Darah Rutin, Foto Thorax,
Echo, EKG, CT Scan). Hb 11,0 g%, Leukosit 13400 /Ul, Trombosit
131.000/Ul, Hematokrit 8,8%.
2. Nutrisi Cairan dan Elektrolit : Klien makan bubur 3x1 (hanya 1/2 porsi
dihabiskan), minum 1000cc/hari (Pemeriksaan Darah, Kimia Klinik, Fungsi
Hati, USG, Rontgen Abdomen)
3. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari, tapiurinsedikit, Klien BAB 1x/hari konsistensi
lembek.
(Pemeriksaan Darah Rutin, Fungsi Ginjal, USG). Hasil pemeriksaan kultur
urine adalahbakteri +, urine hemastix +2, sedimenlekositbanyak, eritrosit 3-5,
epitelsel 5-10, PH 8,6. Hasil USG: GB: Dindingsedikitmenebal,
tampakbeberapa echo batukecil, dan sludge didalamnya. Ginjal bilateral :
ukurandan echo parfenkim normal, echo batutidakada, lainya pancreas, lien,
prostat, dan loop ususdlambatas normal. Denganexpertisikesam : Cystitis.
4. Aktivitas dan Latihan : Klien hanya duduk dan berbaring di tempat tidur dan
ke WC dibantuolehkeluarga, Kesadaran compos mentis. Skrinning risiko jatuh
Skrinning risiko jatuHmenggunakanskala Morse dengan scoring 25, skala
sedang
Sesuai analisa kasus yang didapatkan, pasien mengalami CHYSTITIS atau
peradangan yang terjadih pada kandung kemih sehingga ini yang menyebabkan
nyeri pada perut bagian bawah dari pasien.
CHYSTITIS ini bisa terjadi pada siapa saja tetapi lebing sering terjadi
pada perempuan ini di sebabkan karna perbedaan ukuran uretra pada perempuan
dan laki-laki
CHYSTITIS disebabkan oleh E.coli bakteri ini sebenarnya tidak berbaya namun
jika dia masuk ke saluran kandung kemih maka bakteri ini bisa menyebabkan
peradangan sehingga mengakibatkan rasa nyeri pada bagian kandung kemih
Tanda dan gejala dari CYSTITIS dapat berfariasi dan berbeda-beda pada setiap
penderita namun secara umum radang kandung kemih akan menyebapkan gejala
seberti frekuensi urine meningkat namun jumlah urine sedikit, rasa sakit dan perih
saat buang air kecil, kram pada perut bagian bawah, lemas dan demam
Pada tingkatan komplikasi maka CYSTITIS dapat menyebabkan infeksi ginjal
(pielonefritis) darah dalam urine(hematuria) namun jika di tangani dengan baik
dan benar dan di obati dengn tepat maka tidak akan sampai menim bulkan
penyakit tersebut
Untuk mengobatanya sendiri bisa di lakukan secara mandiri dengan
memperhatikan hal berikut dengan tidak sering menahan buang air kecil,
perbanyak minum air putih namun jika sudah terpapar maka tindakan pengobatan
harus dilakukan pengobatan sesui dengan anjuran medis dan kedokteran.;
2. Pathway
infeksi mikro organisme (bakteri, virus)

ke saluran perkemihan

inflamasi/kerusakan TU

pertahanan tubuh menurun

CYSTITIS

penyebaran bakteri di ginjal Uretra

bakteri masuk kedalam darah terjadi inflamasi

Resiko infeksi sekunder( sepsis) terjadi iritasi

Penurunan sel Darah daya tamping visika urin


menuruun
Penurunan HB
Terjadi Disuria
Suplai oksigen berkurang

Nyeri akut(D.0077)
Lemah fisik Leukosit meningkat

Resiko syok Resiko infeksi


(D.0039) (D.0142)
3. Rencana Keperawatan
Nama : Tn. xx Ruang : INTERNA
NRM : 219725 Dx. Medis : CYSTITIS
No SDKI SLKI SIKI
1. - Resiko Syok Setelah dilakukan Pencegahan Syok
(D.0039) tindakan keperawatan Observasi
DS. diharapkan masalah - Monitor status
- Klien Resiko syok pada kardiopulmonal(
mengatakan pasien dapat teratasi frekuensi dan
lemas dengan kriteria hasil: kekuatan nadi,
- Klien tidak - Output urine frekuensi nafas, TD,
nafsu makan meningkat MAP)
DO. - Saturasi oksigen - Monitor Tingkat
- Klien tampak meningkat kesadaran dan respon
pucat - Pucat menurun pupil
- Klien tidak - Tekanan arteri rata- Terapeutik
bisa tidur rata membaik - Pasang jalur iv, jika
perlu
- Lakukan skin test
untuk mencegah
reaksi alergi
- Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
Edukasi
- Jelaskan
penyebab/faktor
resiko syok
KOLABORASI
Kolaborasi pemeberian
antiinflamasi jika perlu

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi


(D.0142) tindakan keperawatan Observasi
Kategori: diharapkan masalah - Monitor tanda dan
Lingkungan Resiko infeksi pasien gejala infeksi lokal
Subkategori: dapat teratasi dengan dan sistemik
Keamanan Dan kriteria hasil: Terapeutik
proteksi Diri - Kebersihan Badan - Batasi jumlah
meningkat
Definisi pengunjung
- Nyeri menurun
Beresiko mengalami - Sel darah putih - Pertahankan teknik
membaik
peningkatan aseptic pada pasien
- Kultur urine
terserang organisme membaik beresiko tinggi
patogenik Edukasi
DS : - Jelaskan tanda Dan
- Pasien gejala infeksi
mengatakan - Ajarkan Cara
lemas meningkatkan nutrisi
- Pasien Tidak KOLABORASI
nafsu makan Kolaborasi pemberian
DO : imunisasi jika perlu
- Terjadi
penurunan HB
- Peningkatan
leukosit

3. Nyeri Akut(D. Setelah di lakukan Menejemen nyeri


0077) tindakan keperawatan di Observasi;
Ketegori; Psikologis harapkan masalah nyeri - Indemtivikasi
Subkategori; nyeri akut dapat teratasi lokasi,
dan nyaman Dengan criteria Hasil karakteristik,
Devinisi; - Kemampuan durasi, frekuensi,
pengalaman sensorik menentukan kualitas,
atau emosional yang aktivitas intensitas nyeri
berkaitan dengan meningkat - Identivikasi skala
kerusakan jaringan - Keluhan nyeri nyeri
actual atau menurun Terapeutik;
fungsional, dengan - Meringis - Berikan tehnik
onaet mendadak atau menurun nonfarmakologis
lambat dan - Frekuensi nadi untuk
beroreentasi ringan membaik mengurangi rasa
hingga berat yang - Fungsi berkemih nyeri
berlangsung kurang membaik - Fasilitasi istirahat
dari 3 bulan dan tidur
DS: Edukasi;
- Pasien nyeri perut - Jelaskan
bagian bawah penyebab,
- Pasien periode, dan
Nampak pemicu nyeri
pucat - Jelaskan srategi
- Pasien tidak meredakan nyeri
bisa tidur KOLABORASI;
DO; - Kolaborasi
- Pasien hanya pemberian
duduk dan analgetik, jika
berbaring di perlu.
tempat tidur
- Pasien di
bantu saat ke
kamar mandi
4. Implementasi dan Evaluasi
No. Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan (tnggl/jam)
1. - Resiko 10.00 Observasi S: Pasien
Syok 7/06/2020 - Monitor status mengatakan
(D.0039) kardiopulmonal( Sudah tidak
Kategori: frekuensi dan kekuatan lemas lagi
Fisiologi nadi, frekuensi nafas, mual muntah
Subkategori: TD, MAP) berkurang
Nutrisi dan - Monitor Tingkat O:
cairan kesadaran dan respon - Pasien
Definisi pupil nampak
Beresiko Terapeutik sudah bisa
mengalami - Pasang jalur iv, jika beraktifita
ketidakcukupan perlu s dengan
aliran darah ke - Lakukan skin test untuk baik
jaringan tubuh mencegah reaksi alergi A:
yang dapat - Berikan oksigen untuk masalah
mengakibatkan mempertahankan teratasi
disfungsi saturasi oksigen P:
seluler yang Edukasi Pertahankan
mengancam Jelaskan penyebab/faktor intervensi
jiwa resiko syok
KOLABORASI
Kolaborasi pemeberian
antiinflamasi jika perlu

-
2. Resiko infeksi 10.30 - Memonitor tanda dan S: Pasien
(D.0142) 7/06/2020 gejala infeksi lokal dan mengatakan
Kategori: sistemik Gejala infeksi
Lingkungan - mempertahankan teknik sudah
Sub kategori: aseptic pada pasien berkurang
Keamanan Dan beresiko tinggi nyeri yang di
proteksi Diri - menjelaskan tanda Dan rasakan sudah
Definisi gejala infeksi tidak timbul
Beresiko mengkolaborasi lagi
mengalami pemberian imunisasi O:
peningkatan jika perlu - Pasien
terserang nampak
organisme sudah
patogenik tidak
lemah lagi
dan sudah
bisa
beraktifita
s lagi
dengan
baik
A
masalah
teratasi
P:
pertahankan
intervensi

3 Nyeri Akut(D. 7/06/2020 - mengidentivikasi S;


0077) skala nyeri Pasien
Ketegori; - memberikan tehnik mengatakan
Psikologis nonfarmakologis untuk nye berkurang
Subkategori; - menjelaskan srategi O;
nyeri dan meredakan nyeri Keadaan
nyaman - mengolaborasi umum pasien
Devinisi; pemberian analgetik, membaik
pengalaman jika perlu A;
sensorik atau Masalah
emosional yang teratasi
berkaitan P;
dengan Pertahankan
kerusakan intervensi
jaringan actual
atau
fungsional,
dengan onaet
mendadak atau
lambat dan
beroreentasi
ringan hingga
berat yang
berlangsung
kurang dari 3
bulan
5. Manajemen Medikasi
N Nama obat indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an
o indikasi e kerja samping pemberi
obat an
1 RL Ringer Tidak ringer - Nyeri Sebagai
laktat terdapat laktat dada pemunu
umumnya kontraindik relatif - Detak han
digunakan asi absolut sama jantu kebutuh
sebagai terhadap dengan ng an
cairan penggunaa cairan tidak cairan
hidrasi dan n ringer tubuh. norm yang
elektrolit laktat. Ringer al berkura
serta Namun, laktat - Turu ng di
sebagai penggunaa dapat nnya sebean
agen nnya mengindu tekan gejala
alkalisator bersamaan ksi an mual
Obat ini dengan diuresis, darah dan
juga ceftriaxone tergantun - Kesul muntah
diberikan dilaporkan g dengan itan pada
untuk dapat kondisi berna pasien
meringank menimbulk klinis pas CYSTI
an an pasien. Gatal TIS
beberapa presipitasi Ringer pada
kondisi. pada aliran laktat juga kulit
untuk darah, memiliki
mengatasi sehingga efek
mual dan tidak alkali,
muntah disarankan. dimana
yang Ringer ion laktat
mungkin laktat juga akan
terjadi sebaiknya dimetabol
akibat tidak isme
kemoterapi diberikan menjadi
, setelah bersamaan karbon
tindakan dengan dioksida
operasi, transfusi dan air
ataupun darah yang
radioterapi karena membutu
meningkat hkan
kan risiko kation
koagulasi hidrogen
karena dalam
kalsium prosesnya
.
2 Ceftriakxo Indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an
ne obat indikasi e kerja samping pemberi
obat an obat
Ceftriakxo Kontra Ceftriakx Efek Sebagai
ne idikasi dari one samping pengha
umumnya ceftriakxon adalah yang di mbat
adalah obat e adalah oabat anti timbulka bakteri
yang di obat ini biotic n adalah agar
berikan tidak bisa golongan bengkak, tidak
untuk diberikan sefalospor nyeri, berkem
mengatasi pada pasien in yang kemeraha bang di
infeksi yang bekerja n dalam
bakteri, memiliki dengan ditempat tubuh
gram riwayat cara suntikan
negative hipersensiti mengham -reaksi
ataupun vitas bat alergi
gram terhadap perkemba Sakit
positif obat ini ngan dan kepala
dosis atau pertumbu Berkerin
ceftriakxon golongan han gat, lidah
e umumnya sefaslopin bakteri sakit dan
di berikan lainya dalam bengkak.
dengan penggunaa tubuh
dosis 1-2 n obat ini
gram per harus hati-
12 atau hati pada
sampai 24 pasien
jam dengan
tergentung riwayat
pada alergi
tingkat penicillin
keparahan karna bisa
infeksi terjadi
bakteri reaksi
silang
3 Nama obat indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an
indikasi e kerja samping pemberi
obat an obat
Ranithidin Ranithidine Kontra Ranithidin Efek Untuk
e adalah indikasi e samping; mennga
oabat yang ranitidine merupaka vertigo, ni
di gunakan adalah n konstipas produks
untuk bilah antagonis i, diare, i asam
menangani terdapat kompeteti insomnia lambun
gejala atau riwayat f g yang
penyakit porferia reversible berlebih
yang akut dan reseptor an yang
berkaitan hipersensiv histamine menyeb
dengan itas (H2) yang abkan
produksi terhadap berfungsi mual
asam obat untuk muntah
lambung ranithidine mengsekr
berlebihan esi asam
yang dapat lambung
memicu dengan
iritasi dan dua
peradangan mekanism
pada e,
dinding mekanism
lambung e pertama
dan saluran reseptor
pencernaaa H2
n berfungsi
Ranithidine menstimul
akan usi sekresi
menghamb asam
at sekresi lambung
asam sehingga
lambung histamine
yang yang di
berlebiha produksi
n oleh sel
ECL
gaster
dapat di
hambat
sementra
mekanism
e kedua,
supstansi
lain
seperti
gastrin
dan
esetikolin
yang
menyebab
kan
sekresi
asam
lambung
akan
berkurang
efektivitas
nya pada
sel jika
reseptor
H2
dihambat

4 Nama obat indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an


indikasi e kerja samping pemebe
obat rian
oabat
methylprid Obat Methylpren Mekanism Efek Untuk
nisolone methylprid isolone e kerja samping, menceg
nisolone tidak di dari obat insomnia, ah
adalah obat anjurkan methyred jerawat, peradan
golongan jika nisolone dan gan
steroid seseorang adalah produksi yang
yang memiliki bekerja keringat timbul
bekerja infeksi dengan meningk akibat
mengendali jamur di menekan at,sakit pelepas
kan dalam system kepala an zat
pelepasan tubuh imun, kimia
zat karena sehingga
penyebab dapat tubuh
peradangan melemahka tidak
dalam n system melepaska
tubuh kekebalan n senyawa
dengan tubuh, kimia
cara sehingga yang
menekan akan lebih memicu
system mudah terjadinya
kekebalan untuk peradanga
tubuh tertular n
methylpred infeksi atau
nisolone di jika kita
gunakan baru
untuk sembuh
mengurang dari infeksi
i gejala sehinggany
pembekaka a sebelum
n , rasi mengkonsu
nyeri dan msi
reaksi methylpred
alergi nisolone
Obat sebaikyan
methylpred kita
nisolone berkosultas
juga berfu i terlebih
ngsi dahulu
mengobati dengan
berbagai dokter
kondisi dengan
yang member
terkait tahu
dengan keadan dan
peradangan kondisi kita
, termaksut
arithiritis,
rematik,
lupus,
psoriasis,
hingga
gangguan
system
imun
5 Nama obat indikasi Kontra Mekenas Efek Alas an
indikasi me kerja samping pemberi
an obat
Santagesic Santagesik Obat ini Santagesti Ganggua Peredah
k adalah obat tidak bisa ck adalah n GI, jika peradan
yang di gunakan oabat pemakain gan dan
digunakan bagi yang dalam rasa
untuk penderita digunakan jangka nyeri
mengatasi alergi untuk panjang yang di
nyrti akut terhadap mengatasi dapat rasakan
atau nyeri derivate peradanga menyeba
kronik pirazolone, n dan bkan
berat tidak di nyeri, agranulos
seperti anjurkan mekanism itosis
sakit juga bagi e kerja
kepala, bayi dari obat
sakit gigi, dengan BB ini adalah
tumor, di bawah 5 dengan
nyeri paska Kg, wanita cara
oprasi dan hamil, dan mengham
nyeri berat penderita bat
yang hipertensi prostaglan
berhubung din dalam
an dengan menyebab
spasme kan reaksi
otot polos peradanga
(akut atau n berupa
kronik) nyeri,
misalnya pembekak
spasme an dan
otot, atau demam
kolik yang
mempenga
ruhi GIT
pasase
biller,
ginjal atau
saluran
kemih
6 Nama obat indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an
indikasi e kerja samping
urica Urica Obat ini Cara kerja Demam Mengo
merupakan tidak boleh dari urica dan bati
obat yang digunakan adalah menggigi infeksi
di dan dengan l, dari
mengandun diberikan cara vaskulitis batu
g pada pasien menurunk yang ginjal
allopurinol yang an kadar menyeba
sebagai zat memiliki asam urut pkan
aktifnya riwayat melalui kerusaka
obat ini di alergi pada mekanism n pada
gunakan allupurinol e ginjal,
untuk penghamb sakit
mengomati at XO, kepala
asam urus, enzim XO dan bada
dan ini lemas
beberapa bekerja
jenis batu dengan
ginjal urica mengham
juga bat
merupakan hipoksanti
obat yang n menjadi
digunakan xanthine
untuk dan
mencegah selaanjutn
peningkata ya
n kadar menjadi
asam urut, asam urat
pada pasien
yang
menerima
kemoterapi
kanker
urica
bekerja
dengan
mengurang
i jumlah
asam urat
yang dibuat
oleh tubuh
7 Nama obat Indikasi Kontra Mekanism Efek Alas an
indikasi e kerja samping
obat
Ursodeoxh Tidak di Meningka Dapat Sebagai
olic adalah anjurka tkan kadar menyeba obat
obat untuk untuk enzim hati bkan untuk
melarutkan pasien dengan diare, mengob
batu yang memfasili Ruam(urt ati dan
empedu memiliki tasi aliran icarial) melarut
yang radang akut empedu kan
disebabkan pada melalui batu
oleh kantong hati dan empedu
kelebihan empedu melindun
kolestrol gi dan
pada melindun
kantong gi sel hati
empedu mekanism
dimana e
batu utamanya
empedu adalah
tidak anticholel
terlihat ehlic
dengan
rengen
biasa
CASE KASUS TN. DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF DAN IDIOPATHIC
THROMBOCYTOPENIC PURPURA DI RUANG INTERNA

DISUSUN OLEH

RISKAWATY NUNA

C03119118

Mengetahui:

PRESEPTOR KLINIK
Ns.Nikmawati Puluhulawa, S.Kep, M.Kep

PRESEPTOR AKADEMIK
Ns.Fadli Syamsudin, M.Kep, Sp, Kep, MB
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 2. Tepat Waktu
3. Terlambat

SARAN PRESEPTOR KLINIK/AKADEMIK

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2020
Case Kasus Dengan Diagnosa Medis DHF dan IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC Di
Ruangan Gedung Baru Lantai 1 Kelas 3 Bed 5

Informasi Umum:

TN AU, Umur 41 thn, Jenis kelamin laki-laki , Agama Islam, Pendidikan sarjana , Alamat
kelurahan Talumolo, NRM 219183, dirawat di ruang Gedung Baru lantai 1 kelas 3 bed 5. MRS
di IGD tanggal 16 Juni 2020 Pukul 09.00 WITA. Pindah ke Gedung Baru lantai 1 jam 09. 40
tanggal 16 Juni 2020 dengan Keluhan Utama : Lemah seluruh tubuh . Riwayat keluhan utama:
Saat dilakukan pengkajian adalah klien mengatakan lemas yang dirasakan disertai dengan sesak
kurang lebih 1 minggu di rumah, nyeri terasa dibagian tengah dada, mual tapi tidak muntah,
nyeri persendian, nyeri kepala dan badan terasa panas. Terpasang nasal kanule 3 l/m

Pengkajian:

1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) : RR 28 x/menit, TD 100/70 mmhg, Denyut Nadi


88 x/menit, Suhu Badan 38,90C. Akralhangat.(Pemerikasaan Darah Rutin, Foto Thorax,
Echo, EKG, CT Scan). Hb 13,0 g%, Leukosit 18.300 /Ul, Trombosit 14.000/Ul, Hematokrit
38,1%. Follow Up Laboratoriumtiaphari. Terpasang nasal kanule 3 l/m.
2. Nutrisi Cairan dan Elektrolit : Klien makan bubur biasa3x1 (hanya 1/2 porsi dihabiskan),
jus buah 100cc, Olive Oil 2sdm, PutihTelur 3 butir / hari, kebutuhancairan 1800 cc / hari,
Zinc 20 / 24 jaam, B.Complex 3x2 tab per 24 jam, Vitamin A 100 / 24 jam dan Vitamin c
250 / 12 jam. (Pemeriksaan Darah, Kimia Klinik, Fungsi Hati, USG, Rontgen Abdomen)
3. Eliminasi : BAK 5-6 x/hari,Klien BAB 1x/hari konsistensi lembek.
(Pemeriksaan Darah Rutin, Fungsi Ginjal, USG).
4. Aktivitas dan Latihan : Klien hanya duduk dan berbaring di tempat tidur dan ke WC
dibantuolehkeluarga, Kesadaran compos mentis. Skrinning resikomenggunakanskalajatuh
MorseScoring26 Risiko sedang
5. Neurosensori dan Kognitif : klien tidak mengalami gangguan neurosensori dan kognitif
6. Keamanan/Proteksi : Adaptif
7. Neurolosis (CT Scan, Rontgen) : Rontgen Foto Thorax : Bronchopneumonia Dextra
8. Endokrin (GDS, Pemeriksaan Fungsi Tiroid)
9. Pola Nilai Kepercayaan & Spiritual : Klien beragama islam dan belum dapat melakukan
ibadah sholat selama dirawat. Nilai kepercayaan dan spiritual baik tentang penyakit ini adalah
cobaan dari Allah.
10. Interaksi Sosial : Sangat baikantarakeluarga dan petugas kesehatan lainnya
Manajemen Medikasi:
1. IV lineNacl 0,9 % drips Farbion 1 amp 20 tpm
2. IV line Clinimix : Nacl 0,9 % 1:1
3. Levofloxacin 1x750 mg / hari
4. Omeprazole 40mg / 24 jam
5. Paracetamol infus 1x1 sampaipanasturun 38 ganti oral 3x1
6. Ondansetron K/P
7. TransfusiTrombosit 4 bag / hari ( premedikasi )
A. Analisis Kritis tentang DHF dan IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA

Pada saat praktik di rumah sakit, mahasiswa mengelola satu pasien yang pada saat itu Masuk
Rumah Sakit pada tanggal 16 Juni 2020 pada pukul 09.00 WITA, dengan NRM 219183. Pasien
tersebut berinsial TN AU, Umur 41 thn, Jenis kelamin laki-laki , Agama Islam, Pendidikan
sarjana , Alamat kelurahan Talumolo. Kemudian pasien dipindahkan ke Gedung Baru lantai 1
kelas 3 bed 5 jam 09. 40 tanggal 16 Juni 2020. Pada saat pengkajian didapatkan Keluhan
Utama : Lemah seluruh tubuh . Riwayat keluhan utama: Saat dilakukan pengkajian adalah
klien mengatakan lemas yang dirasakan disertai dengan sesak kurang lebih 1 minggu di rumah,
nyeri terasa dibagian tengah dada, mual tapi tidak muntah, nyeri persendian, nyeri kepala dan
badan terasa panas. Terpasang nasal kanule 3 l/m

Pada saat dilakukan pengkajian tentang Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) : RR 28


x/menit, TD 100/70 mmhg, Denyut Nadi 88 x/menit, Suhu Badan 38,90C.
Akralhangat.(Pemerikasaan Darah Rutin, Foto Thorax, Echo, EKG, CT Scan). Hb 13,0 g%,
Leukosit 18.300 /Ul, Trombosit 14.000/Ul, Hematokrit 38,1%. Follow Up Laboratoriumtiaphari.
Terpasang nasal kanule 3 l/m.

Dalam pemenuhan Nutrisi Cairan dan Elektrolit : Klien makan bubur biasa3x1 (hanya
1/2 porsi dihabiskan), jus buah 100cc, Olive Oil 2sdm, PutihTelur 3 butir / hari, kebutuhancairan
1800 cc / hari, Zinc 20 / 24 jaam, B.Complex 3x2 tab per 24 jam, Vitamin A 100 / 24 jam dan
Vitamin c 250 / 12 jam. (Pemeriksaan Darah, Kimia Klinik, Fungsi Hati, USG, Rontgen
Abdomen)

Eliminasi : BAK 5-6 x/hari,Klien BAB 1x/hari konsistensi lembek. (Pemeriksaan Darah
Rutin, Fungsi Ginjal, USG). Aktivitas dan Latihan : Klien hanya duduk dan berbaring di
tempat tidur dan ke WC dibantuolehkeluarga, Kesadaran compos mentis. Skrinning
resikomenggunakanskalajatuh MorseScoring26 Risiko sedang. Neurosensori dan Kognitif :
klien tidak mengalami gangguan neurosensori dan kognitif. Keamanan/Proteksi : Adaptif.
Neurolosis (CT Scan, Rontgen) : Rontgen Foto Thorax : Bronchopneumonia Dextra. Endokrin
(GDS, Pemeriksaan Fungsi Tiroid). Pola Nilai Kepercayaan & Spiritual : Klien beragama
islam dan belum dapat melakukan ibadah sholat selama dirawat. Nilai kepercayaan dan spiritual
baik tentang penyakit ini adalah cobaan dari Allah. Interaksi Sosial : Sangat baikantarakeluarga
dan petugas kesehatan lainnya

Pada kasus diatas yang dibahas dimana pasien mengalami kelemahan seluruh tubuh yang
disertai dengan sesak kurang lebih 1 minggu di rumah, nyeri terasa dibagian tengah dada, mual
tapi tidak muntah, nyeri persendian, nyeri kepala dan badan terasa panas dengan Suhu badan
38,9 0C merupakan tanda gejala dari penyakit DHF dan pada hasil laboratorium trombosit
terlihat mengalami penurunan yang sangat banyak yaitu 14.000/Ul kurang dari nilai normalnya
150.000/Ul. Dari hasil laboratorium itu, bisa dikatakan kalau pasien mengalami trombositopenia
yang mengarah keterjadinya Idiopathic Thorombocytopenic purpura.
B. Pathway Arbovirus
(melalui nyamuk aedes aegypti)
Tirai baring pasien
Beredar dalam aliran darah
Risiko terbentuknya
atelektasi absorbsi Infeksi virus dengue (viremia)

DHF
Terbentuknya secret mucus
Mengaktifkan sistem komplemen
Perkembangbiakan organisme
Membentuk dan melepaskan zat
Sesak napas
C3a, C5a

Merangsang Prostaglandin
Pola Napas Tidak Efektif hipotalamus
(D.0005)
SDKI: Pola Napas Hipertermi (D.0130)
(L.01004) SDKI: Termoregulasi Peningkatan reabsorpsi Na dan
SIKI: Manajemen Jalan (L.14.134), Perfusi Perifer H2O
Napas (I.01011) (L.02011), Status Neurologis
Permeabilitas membran
(L.06053)
meningkat
SIKI: Manajemen
Hipertermia(I.15506) Kebocoran plasma

Pendarahan ekstravaskuler

Trombositopeni

IDIOPATHIC
THROMBOCYTOPENIC
PURPURA

Risiko Syok (D.0039)


SDKI: Status Cairan
(L.03028)
SIKI: Pencegahan Syok
(I.02068)
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
No
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Risiko Syok ditandai Setelah dilakukan intervensi Observasi
dengan trombositopenia keperawatan 3x 24 jam status 1. Monitor status
cairan membaik dengan kardiopulmonal
kriteria hasil: (frekuensi dan
- Dispnea menurun kekuatan
- Perasaan lemas nadi,frekuensi
menurun pernapasan, tekana
- Tekanan darah darah)
membaik 2. Monitor status
- Hematokrit membaik oksigenasi
- Intake cairan 3. Monitor status cairan
membaik (masukan dan
- Suhu tubuh membaik haluaran, turgor kulit,
CRT)
1.
4. Monitor tingkat
kesadaran dan respon
pupil
Terapeutik
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen 94%
6. Pasang jalur IV jika
perlu
Edukasi
7. Anjurkan
memperbanyak asupan
oral
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian
tranfusi darah
9. Kolaborasi pemberian
antiinfalamsi
Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan intervesi Observasi
dengan proses penyakit keperawatan selama 3x 24 1. Identifikasi penyebab
(infeksi virus jam diharapkan hipertermia
dengue/viremia) ditandai termoregulasi, perfusi perifer 2. Monitor suhu tubuh
dengan: dan status neurolgi dengan Terapeutik
DS: kriteria hasil 3. Sediakan lingkungan
- Klien mengatakan - Suhu tubuh membaik yang dingin
lemas seluruh - Suhu kulit membaik 4. Lepaskan atau
tubuh
- Nyeri ekstremitas longgarkan pakaian
- Klien mengatakan
menurun 5. Basahi dan kipasi
nyeri terasa
- Kelemahan otot permukaan tubuh
dibagian tengah
menurun 6. Lakukan pendinginan
dada, mual tapi
- Sakit kepala menurun eksternal misalnya
2. muntah, nyeri
- Keadaan umum kompres dingin
persendian, nyeri
membaik 7. Berikan oksigen jika
kepala.
perlu
- Klien mengatakan
badan terasa panas Edukasi
DO : 8. Anjurkan tirai baring
- Suhu badan 38,9
o Kolaborasi
C
- Kulit teraba 9. Kolaborasi pemberian
hangat cairan dan elektrolit
- Akral hangat
intravena
- Klien hanya
duduk dan
berbaring di
tempat tidur dan
ke WC dibantu
oleh keluarga
3. Pola napas Tidak efektif Setelah dilakukan intervensi Observasi
berhubungan dengan tirai keperawatan 3x24 jam 1. Monitor pola napas
baring ditandai dengan diharapkan pola napas (frekuensi, kedalaman,
DS: Klien mengatakan membaik dengan kriteria usaha napas)
sesak sejak 1 minggu hasil: 2. Monitor bunyi napas
DO: - Dispena menurun 3. Monitor sputum
RR: 28 x/m - Frekuensi pernapasan (jumlah, warna,aroma)
Pasien terpasang O2 nasal membaik Terapeutik
kanule 3l/m 4. Posisikan semi fowler
atau fowler
5. Berikan minum hangat
6. Berikan oksigen
Edukasi
7. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
8. Berikan obat
bronkodilator,
mukolitik, jika perlu
D. Implementasi dan Evaluasi
Waktu
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) (Tanggal Implementasi Evaluasi
/jam)
1. Risiko Syok ditandai dengan Observasi S:
trombositopenia 09.30 1. Memonitor status kardiopulmonal - Klien mengatakan lemas
(frekuensi dan kekuatan - Klien mengatakan masih
nadi,frekuensi pernapasan, sesak napas
tekanan darah) dengan pasien O:
masih sesak dengan frekuensi - Tekanan darah 100/70
pernapasan 26 x/m mmHg
09.35 2. Memonitor status oksigenasi - Respirasi 26 x/m
dengan hasil pasien masih sesak - Suhu badan 38 OC
09.40 3. Memonitor status cairan - Klien sesak napas
(masukan dan haluaran, turgor A:
kulit, CRT) dengan hasil klien Masalah Risiko Syok belum
makan bubur biasa hanya ½ porsi teratasi
dihabiskan, minum 1800 cc/hari, P:
terpasang Nacl 0,9 % Observasi
09.45 4. Memonitor tingkat kesadaran dan 1. Monitor status
respon pupil dengan hasil pasien kardiopulmonal (frekuensi
kesadaran compos mentis dan dan kekuatan nadi,frekuensi
respon pupil isokor pernapasan, tekana darah)
Terapeutik 2. Monitor status oksigenasi
09.30 5. Memberikan oksigen untuk 3. Monitor status cairan
mempertahankan saturasi oksigen (masukan dan haluaran,
94% dengan hasil pasien turgor kulit, CRT)
terpasang O2 nasal kanule 2l/m 4. Monitor tingkat kesadaran
dan saturasinya 98 % dan respon pupil
09.50 6. Memasang jalur IV dengan hasil Terapeutik
pasien terpasang dua line IV 5. Berikan oksigen untuk
Edukasi mempertahankan saturasi
09.53 7. Menganjurkan memperbanyak oksigen 94%
asupan oral dengan hasil pasien 6. Pasang jalur IV jika perlu
minum 1800 cc/hari Edukasi
Kolaborasi 7. Anjurkan memperbanyak
10.00 8. Kolaborasi pemberian tranfusi asupan oral
darah, jike perlu dengan hasil Kolaborasi
pasien dilakukan tranfusi 8. Kolaborasi pemberian
trombosit 4 bag/hari tranfusi darah, jike perlu
12.00 9. Kolaborasi pemberian 9. Kolaborasi pemberian
antiinfalamsi, jik perlu dengan antiinfalamsi, jik perlu
hasil pasien diberikan injeksi
Levofloxacin 750 mg/hari
2. Hipertermia berhubungan dengan Observasi S:
proses penyakit (infeksi virus 12.00 1. Mengdentifikasi penyebab - Klien masih mengeluh lemas
hipertermia dengan hasil klien
dengue/viremia) ditandai dengan: - Klien masih mengeluh nyeri
masih panas suhu badan 38 OC
DS: 12.00 2. Memonitor suhu tubuh dengan tengah dada, nyeri
- Klien mengatakan lemas hasil suhu badan 38 OC persendian, nyeri kepala
seluruh tubuh Terapeutik
- Klien mengeluh badan masih
- Klien mengatakan nyeri terasa 3. Menyediakan lingkungan yang
12.03 dingin dengan hasil pasien terasa panas
dibagian tengah dada, mual
berbaring di tempat tidur di O:
tapi muntah, nyeri persendian, ruangan
- Suhu badan 38 oC
nyeri kepala. 4. Melepaskan atau longgarkan
12.00 - Kulit teraba hangat
pakaian dengan hasil pasien
- Klien mengatakan badan terasa - Akral hangat
memakai pakaian yang longgar
panas - Klien hanya duduk dan
12.05 5. Membasahi dan kipasi permukaan
DO : berbaring di tempat tidur
tubuh dengan hasil pasien
- Suhu badan 38,9 oC dan ke WC dibantu oleh
melakukannya
- Kulit teraba hangat keluarga
12.02 6. Melakukan pendinginan eksternal
- Akral hangat A:
misalnya kompres dingin dengan
- Klien hanya duduk dan Masalah Hipertermia belum
hasil pasien sementara dikompres
berbaring di tempat tidur dan
dingin teratasi
ke WC dibantu oleh keluarga
09.30 7. Memberikan oksigen, jika perlu P: Lanjutkan intervensi
dengan pasien terpasang O2 nasal
kanule 2 l/m Observasi
Edukasi 1. Identifikasi penyebab
12.07 8. Menganjurkan tirai baring dengan hipertermia
hasil pasien miring kiri miring
2. Monitor suhu tubuh
kanan
Kolaborasi Terapeutik
12.12 9. Kolaborasi pemberian cairan dan 3. Sediakan lingkungan yang
elektrolit intravena, jika perlu dingin
dengan hasil IV line Nacl 0.9%
4. Lepaskan atau longgarkan
pakaian
5. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
6. Lakukan pendinginan
eksternal misalnya kompres
dingin
7. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
8. Anjurkan tirai baring
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
3. Pola napas Tidak efektif berhubungan Observasi S: Klien mengatakan sesak
dengan tirai baring ditandai dengan 09.35 1. Memonitor pola napas (frekuensi, mulai berkurang
DS: Klien mengatakan sesak sejak 1 kedalaman, usaha napas) dengan O:
minggu hasil pasien sesak napas dengan Respirasi 26 x/m
DO: frekuensi pernapasan 26x/m Terpasang O2 Nasal Kanule 2
RR: 28 x/m 09.35 2. Memonitor bunyi napas dengan l/m
Pasien terpasang O2 nasal kanule 3l/m hasil terdengar ronkhi kering di A: Masalah Pola Napas Tidak
sebelah kanan paru efektid belum teratasi
09. 30 3. Memonitor sputum (jumlah, P: Lanjutkan Intervensi
warna,aroma) dengan hasil tidak 1. Monitor pola napas
tidak ada sputum yang keluar (frekuensi, kedalaman, usaha
Terapeutik napas)
09.30 4. Memposisikan semi fowler atau 2. Monitor bunyi napas
fowler dengan pasien dalam
Terapeutik
keadaan posisi semi fowler
3. Posisikan semi fowler atau
12.00 5. Memberikan minum hangat
fowler
dengan hasil pasien minum air
4. Berikan minum hangat
hangat
5. Berikan oksigen
09.35 6. Memberikan oksigen dengan hasil
Edukasi
klien terpasang O2 nasal kanule 2
6. Anjurkan asupan cairan 2000
l/l
ml/hari, jika tidak
Edukasi
kontraindikasi
12.05 7. Menganjurkan asupan cairan 2000
Kolaborasi
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
7. Berikan obat bronkodilator,
dengan klien minum sedikit-
mukolitik, jika perlu
sedikit
Kolaborasi
12.00 8. Memberikan obat bronkodilator,
mukolitik, jika perlu.

E. Manajemen Medikasi
No Jenis Obat Indikasi Mekanisme Kerja Efek Obat Analisa Obat
Cairan Nacl 0,9 % Digunakan sebagai Nacl 0.9 % merupakan Belum ada laporan Cairan Nacl atau
500 ml pengganti cairan tubuh sedian infus steril yng mengenai efek natrium cloride/sodium
yang hilang karena biasa digunakan untuk sampingnya chloride 0,9 % infus
faktor fungsi sebagai mengganti cairan tubuh adalah larutan steril
pengatur yang hilang karena yang digunakan untuk
keseimbangan cairan beberapa faktor dimana injeksi intravena. Obat
1. tubuh fungsinya sebagai ini digunakan untuk
pengatur keseimbangan pengobatan dehidrasi
cairan tubuh, mengatur istonik ekstraseluler,
kerja dan fungsi otot deplesi natrium dan
jantung, mendukung juga digunakan sebagai
metabolisme tubuh, dan pelarut injeksi.
merangsang kerja saraf.
Farbion 1 Amp 3 Profilaksis dan terapi Pemberian obat dengan Efek sampingnya jika Obat farbion harus
ml defisiensi vitamin B1, cara memasukkan obat digunakan secara digunakan sesuai
2. B6,B12. Gangguan ke dalam pembuluh berlebihan bisa intruksi dari dokter.
saraf perifer seperti darah melalui intravena. menyebabnyan buang obat ini bermanfaat
neuritis, polineuritis Karena pembukuh darah air kecil berlebihan, untuk menjaga
vena adalah pembuluh sakit perut, diare dan kesehatan sistem saraf
darah yang kerusakan saraf. dan merupakan
menghantarkan darah ke suplemen vitamin B1,
jantung. B6, B12. Selain untuk
menjaga sistem saraf
dan viamin, obat ini
juga membantu tubuh
menyerap energi dari
makanan, serta
membantu
menghasilkan sel darah
merah.
Levofloxacin 750 Levofloxacin adalah Levofloxacin adalah Saluran pencernaan Levofloxacin
mg obat antibiotik antibiotik golongan bisa menyebabkan merupakan obat dengan
golongan quinolone flurokuinololn yang mual, diara dan nama generik yang
yang bermanfaat untuk mempunyai spektrum konstipasi. Sakit diproduksi beberapa
mengobati penyakit luas, aktif terhadap kepala, sulit tidur, perusahaan farmasi.
3.
akibat infeksi bakteri, bakteri gram negatif gangguan irama Levofloxacin adalah
seperti pneumonia, maupun positif. Obat ini jantung, gangguan obat antibiotik
sinusitis, prostatitis, untuk mengobati infeksi sistem otot dan rangka golongan quinolone
konjungtivitis, infeksi bakteri saluran kemih, (nyeri atau radang pada yang bermanfaat untuk
saluran kemih dan pneumonia, bronchitis, sendi) demam, mengobati penyakit
infeksi kulit. sinusitis, infeksi kulit, penurunan pandangan, akibat infeksi bakteri,
jaringan lunak dan radang tenggorakan, seperti pneumonia,
infeksi prostat. Dalam rekasi alergi ringan sinusitis, prostatitis,
penggunaan obat ini sampai berat. konjungtivitis, infeksi
harus sesuai dengan saluran kemih dan
petunjuk dokter infeksi kulit.
Merupakan juga
antibiotik yang bekerja
dengan menghambat
DNA bakteri sehingga
pertumbuhan bakteri
terlambat. Levoflaxacin
tersedia dalam sediaan
tablet dan infus.
Omeprazole Tukak lambung dan Untuk mencegah Beberapa efek samping Dalam pemberian obat
tukak duodenum, pendarahan saluran yang dapat timbul omeprazole harus ada
tukak lambung dan cerna atas, diberikan dalam penggunaan dibawah pengawasan
duodenum yang terkait omeprazole sebesar 40 omeprazole adalah dari dokter. obat ini
4.
dengan AINS, lesi mg/hari sedangkan sebagai berikut; mual termasuk dalam
lambung dan untuk penanganan dan muntah, kembung, golongan obat proton
duodenum, regimen sindrom zollinger sulit buang air besar, pump inhibitor yang
eradikasi H.pylori pada ellison dapat dibutuhkan nyeri kepala, ruam atau menghambat produksi
rukak peptik, refluks dosis sampai sebesar rasa gatal, bengkak asam lambung. Obat ini
esofagitis, sindrom 120 mg dibagi dalam 3 pada wajah, leher, umumnya digunakan
zollinger ellison. kali pemberian. Untuk lidah, mata, tangan dalam penanganan
penanganan jangka ataupun kaki. suara penyakit
pendek mengatasi serak, gangguan gastroesophageal
gangguan lambung pernapasan, denyut Reflux disease, tukak
seperti mual dan rasa jantung cepat ataupun lambung dan sindrom
panas pada dada, tidak teratur, pusing zollinger ellison., selain
omeprazole dapat dan melayang, kejang itu juga obat ini
diberikan selama otot, kejang, diare cair, digunakan untuk
maksimal 2 minggu demam dan nyeri perut. mencegah pendarahan
dengan dosis sebesar 20 saluran cernaan bagian
mg/hari. atas.
Paracetamol drips Parasetamol adalah Cara kerja obat ini Efek samping Obat parasetamol ini
dan paracetamol obat yang dapat dengan mengurangi rasa parasetamol yaitu mual, sangat mudah
oral meredakan nyeri dan sakit dengan sakit perut bagian atas, didapatkan di apotik.
menurunkan demam. menurunkan produksi gatal-gatal kehilangan Cara mengomsumsi
5. zat dalam yang disebut nafsu makan. obat ini terbagi atas
dengan prostgaladin. dua, yaitu secara oral
Hal ini terjadi ketika atau infus. Beberapa
tubuh mengalami orang akan kesulitan
kerusakan jaringan atau untuk menelan obat
infeksi dan secara oral atau tidak
mengomsumsi sadarkan diri saat akan
parasetamol dapat diberikan. Maka dari
mengurangi rasa sakit itu, infus menjadi satu-
dan demam. satunya cara untuk
memasukan kandung
tersebut ke tubuh.
Mengomsumsi
parasetamol secara oral
dan infus memiliki
keunggulan dan
kelemahan masing-
masing dimana
memberikan obat
parasetamol secara
infus memberikan
dampak secara cepat.
Dokter akan
menentukan obat yang
diberikan tergantung
dari keadaan.
6. Ondansetron Untuk mengatasi mual Ondasentron termasuk Efek samping dari obat Ondasentron termasuk
dan muntah yang antiemetik golongan ini yatu sakit kepala, dalam golongan
mungkin terjadi akibat serotonin 5-HT3 diare, konstripasi, antiemetik yang dapat
kemoterapi setelah antagonis reseptor yang pusing dan mengantuk. diperoleh melalui resep
tindakan operasi, bekerja dengan cara dokter dan tersedia
ataupun radioterapi. menghambat reseptor dalam berbagai bentuk
serotonin disaluran sedian seperti tablet
cerna dan sistem dan cairan baik dengan
persarafan pusat, merk dagang ataupun
senyawa kimia alami generik. Dalam
yang merangsang pengunaannya, dokter
timbulnya mual dan dapat meresepkan
muntah. ondasentron sebagai
obat tunggal atau
kombinasi dengan obat
lain untuk mengatasi
mual dan muntah
Tranfusi Trombosit Sebelum memutuskan Trombosit diberikan Efek samping dapat Dosis trombosit yang
melakukan tranfusi dalam bentuk cairan termasuk reaksi alergi umum digunakan
trombosit, penting melalui pembuluh vena seperti anafilaksis, adalah 1 unit/10 kg
7.
untuk memastikan penerima donor. Proses infeksi, dan cedera berat badan. Orang
bahwa pasien benar biasanya berlangsung paru-paru. dewasa pada umumnya
terinfeksi dengue selama 15-30 menit. membutuhkan 6 unit
(NS!, IgM, Igg) jika kantong trombosit dan
memang terkonfirmasi, diharapkan mampu
tranfusi dapat meningkatkan kadar
diberikan jika jelas trombosit 20.000-
diagnose demam 40.000/mm3. Tiap unit
berdarahnya, trombosit berisi trombosit sekitar
di bawah 100.000 55x10 pangkat 9
dengan klinis ada dengan sedikit eritrosit
pendarahan masif dan leukosit.
(epitaksis, melena,
hematemesis,
hemaptoe, menstruasi,
lebam-lebam. Jika
jelas diagnose demam
berdarahnya, trombosit
dibawah 15.000
walaupun tanpa
pendarahan.
CASE STUDI PADA Tn.I.T

DENGAN CKD, GEA dan ELEKTROLIT INBALANCE

DISUSUN OLEH :

NURHIKMAH FATMALA SULASNI, S.Kep

C03119113

PRODI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

T.A 2020
CASE STUDI 3 RUANG INTERNA
1. Analisa Kasus
Pada Praktik di Rumah sakit tepatnya di ruang Interna RSAS, mahasiswa
mengelolah satu pasien yaitu Tn.IT 68 thn, Agama Islam, Pendidikan SMU, Alamat
Desa Lopo, Batudaa pantai. dengan diagnosa medis CKD, GEA dan Elektrolit
Inbalance. Asuhan Keperawatan dilakukan sejak tanggal 27 juni 2020. Pengkajian
keperawatan dilakukan pada tanggal 27 juni 2020 pukul 11.00.
Informasi umum didapatkan klien masuk RSAS dengan keluhanutama : Sesak
yang dirasakan terus menerus, klien juga mengatakan mual muntah, nafsu makan
tidak ada, BAB cair 3x/hari sebelum masuk rumah sakit sampai sekarang. Klien
memiliki riwayat HD rutin 2x seminggu.
Dengan Observasi TTV: RR 30x/menit. TD 140/90 mmhg, Denyut Nadi
88x/menit, Suhu badan 37,5˚c. akral hangat, kesadaran komposmentis.
2. PATHWAY CKD, GEA, Elektrolit Inbalance
Riwayat Kesehatan : Faktor Lainnya :
- Pendarahan, Dehidrasi, Hipertensi. - Usia
- Pengendapan batu ginjal - Penggunaan obat NSAD

Pembuluh darah
disekitar ginjal melemah
dan mengeras

Iskemik Ginjal

Ginjal kehilangan fungsi

CKD

Sekresi protein
Obstruksi Aliran Kemih Retensi Natrium Terganggu

Penurunan Produksi Gangguan Keseimbangan


CES meningkat
Urine Asam Basa

Volume Intersisial Uremia


Retensi Cairan dan PH Meningkat
menurun
Produksi Asam Meningkat
Disfungsi Ginjal
Edema Paru, Asidosis
Metabolisme Peningkatan Asam Lambung

Resiko Ketidak
Seimbangan Elektrolit Mual Muntah
Gangguan Pertukaran (D.0037)
Gas (D.0003)
Anoreksia

DevisitNutrisi
(D.0019)
3. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (luaran Keperawatan) (SIKI)
(SLKI)
1 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan intervensi Observasi
(D.0003) selama 2x24 jam 1. monitor frekuensi, irama
D.S : diharapkan gangguan kedalam dan upaya napas
1. Klien mengatakan sesak pertukaran gas menurun 2. monitor pola napas
nafas yang dirasakan terus denganKriteria Hasil : (seperti bradipnea,
menerus 1. dyspnea menurun takipnea, hiperventilasi,
D.O : kussmaul, cheyne-Stokes,
1. Klien memiliki riwayat HD Biot, ataksik)
2x/ minggu 3. monitor adanya sumbatan
2. TTV : jalan napas
TD : 140/90 mmHg 4. auskultasi bunyi napas
R : 30x/menit 5. monitor satursi oksigen
N : 88x/menit 6. monitor nilai AGD
Suhu : 37,5˚c Terapeutik
1. atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. dokumentasikan hasil
pemantauan
1.
2. jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3. informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
2 Resiko Ketidak seimbangan Setelah dilakukan intervensi Observasi
Elektrolit ( D.0037) selama 2x24 jam 1. Identifikasi tnda dan gejala
diharapkan status ketidakseimbangan kadar
D.S : keseimbangan elektrolit elektrolit
1. Klien mengatakan BAB cair 2. Identifikasi penyebab
meningkat denganKriteria
3x sehari sebelum masuk ketidakseimbangan elektrolit
Hasil :
RS, sampai hari masuk RS 3. Identifikasi kehilangan
2. Klien mengatakan mual dan
1. Serum Natrium elektrolit melalui cairan
Muntah meningkat (mis, diare, drainase
2. Serum Kalium ileostomi, drainase luka
D.O Membaik diaphoresis)
1. Hasil pemeriksaan Lab : 3. Serum klorida Terapeutik
➢ Na 120mEg/l membaik 1. Berikan cairan bila perlu
➢ Kalium 4,1 mEg/l 2. Pasang akses intravena
➢ Cl 111mEg/l 3. Jelaskan jenis, penyebab dan
➢ Ureum 196 mg/dl penanganan
➢ Keratin 7,2 mg/dl ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit (mis, oral, NGT, IV)
sesuai indikasi
3 Devisit Nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan intervensi Observasi :
selama 2x24 jam 1. Identifikasi kebutuhan
D.S : diharapkan status nutrisi kalori dan jenis nutrient
1. Klien mengatakan mual meningkat denganKriteria 2. Identifikasi perlunya
dan muntah Hasil : penggunaan selang
2. Klien mengatakan tidak 1. Mual dan muntah nasogastrik
ada nafsu makan menurun 3. Monitor asupan makanan
2. Verbalisasi keinginan 4. Monitor berat badan
D.O : untuk meningkatkan Terapeutik :
1. Klien nampak terpasang nutrisi meningkat 1. Lakukan oral hygiene
NGT 3. Nafsu makan membaik sebelum maka, jika perlu
2. Klien hanya 4. Diare Menurun 2. Fasilitasi menentukan
mengkonsumsi bubuk pedoman diet
saring dan susu (mis.piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
4. Implementasi dan Evaluasi

Waktu Evaluasi
No Diagnosa Implementasi
(Tanggal/Jam)
1 Gangguan Sabtu, 27 Juni Terapi aktivitas S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas 2020 (I.05186) sesaknya sudah hilang
Definisi 11.00 WITA O : Klien terihat susah
Kelebihan atau Observasi bernapas
kekurangan 1. Monitor A : Masalah teratasi
oksigenasi dan/atau frekuensi, irama, P : Lanjutkan
eliminasi kedalaman dan Intervensi
karbondioksia pada uapaya napas 1. Monitor pola
membrane alveolus 2. Monitor pola napas
kapiler napas 2. Atur interval
3. Monitor pemantauan
kemampuan respirasi sesuai
batuk efektif kondisi pasien
4. Monitor adanya 3. Dokumentasikan
sputum hasil pemantauan
5. Monitor adanya 4. Jelaskan tujuan
sumbatan jalan dan prosedur
napas pemantauan
Terapeutik 5. Informasikan hasil
1. Atur interval pemantauan, jika
pemantauan perlu
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu
2 Resiko 27 juli 2020 Observasi S : Pasien
Ketidakseimbangan 11.00 WITA 1. Mengidentifikasi mengatakan
cairan Elektrolit tanda dan gejala Sudah lagi tidak
ketidakseimbangan diare
kadar elektrolit
O : Keadaan umum
2. Mengidentifikasi
membaik
penyebab
A : masalah teratasi
ketidakseimbangan P :Pertahankan
elektrolit intervensi
3. mengidentifikasi 1. Monitor intek
kehilangan dan output cairan
elektrolit melalui
cairan (mis, diare,
drainase ileostomi,
drainase luka
diaphoresis)
Terapeutik
1. Memberikan
cairan bila perlu
2. Memasang akses
intravena
3. Menjelaskan jenis,
penyebab dan
penanganan
ketidakseimbanga
n elektrolit

Kolaborasi
1. Melakukan
Kolaborasi
pemberian
suplemen elektrolit
(mis, oral, NGT,
IV) sesuai indikasi
3 Defisit Nutrisi Selasa, 23 Juni Observasi : S : Pasien
Definisi. 2020 1. Mengidentifikasi mengatakan nafsu
Asupan nutrisi 14.00 WITA kebutuhan kalori makan sudah
tidak cukup untuk dan jenis nutrient membaik
memenuhi 2. Mengidentifikasi O : Keadaan umum
kebutuhan perlunya membaik, pasien
metabolisme penggunaan sudah tidak
selang terpasang NGT,
nasogastrik Nafsu makan klien
3. Memonitor membaik
asupan makanan A : masalah teratasi
Terapeutik : P :Pertahankan
1. Melakukan oral intervensi
hygiene sebelum 1. Memonitor
maka, jika perlu Asuhan nutrisi
2. mensajikan 2. Kolaborasi
makanan secara dengan ahli gizi
menarik dan
suhu yang
sesuai
Edukasi :
1. menganjurkan
posisi duduk,
jika mampu
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis.pereda
nyeri,
antiemetik), jika
perlu
2. Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
5. Indikasi Obat-Obatan

Mekanisme kerja
No Nama obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping
obat
1. IVFD NaCl 1. Sebagai 1. hipersensitif Farmakologi cairan Detak jantung
0.9% : pengganti NaCl sebagai cairan cepat, demam,
Dextrose 5% cairan isotonic untuk gatal –
tubuh resusitasi cairan yang gatal/ruam, suara
2. Sebagai terdistibusi pada serak, iritasi,
pelarut kompartemen nyeri sendi, kaku,
sediaan ekstraseluler dan dan dada
injeksi bertahan dalam tubuh bengkak.
dengan waktu yang
lama
2. Ondansetro untuk pada pasien dengan obat yang larut di - Sakit kepala
n 4mg mengatasi gangguan fungsi atas lidah. Obat ini - Sembelit
mual dan hati berat harus bukan untuk - Lelah dan
muntah yang dihindari. Hati-hati dikunyah atau lemah
mungkin pada penggunaan ditelan seperti tablet - Meriang
terjadi akibat untuk ibu hamil lainnya. Obat ini - Mengantuk
kemoterapi, karena dapat mungkin dikemas di - Pusing
setelah memberikan efek dalam botol atau
tindakan samping berupa strip
operasi, konstipasi, pusing,
ataupun dan ruam.
radioterapi. Penggunaan pada
ibu menyusui
belum didukung
oleh data keamanan
yang cukup.
3 Metoclopra Digunakan Tidak di ancurkan Metoklopramidakan • Menimbulkan
mide untuk penggunaan untuk meningkatkan sedasi
meredakan anak karena resiko motilitas saluran • Perasaan
mual dan terjadinya dystonia cerna bagian atas gelisa
muntah yang dan gejala tanpa menstimulus • Nyeri kepala
dapat ekstrapiramidal. sekresi pada gaster, • Somnolen
disebabkan saluran emped, dan • Pusing
oleh migran, pancreas. • Fatigue
efek samping
kemoterapi,
atau
radioterapi.
4 Ranitidin Mengurangi Bila terdapat Histamin yang Sakit kepala
produksi riwayat porfiria diproduksi oleh sel insomnia Mual,
asam lambung akut dan ECL gaster muntah, sakit
rasa nyeri ulu hipersensitivitas menduduki reseptor perut Diare atau
hati akibat terhadap ranitidin H2 yang bekerja konstipasi
ulkus atau menstimulasi asm
tukak lambung
lambung
5 Omeprazole Indikasi Omeprazol adalah Efek samping umum Omeprazole
penghambat pompa omeprazole berupa adalah obat untuk
omeprazole
proton selektif dan mual, muntah, diare, mengatasi
di antaranya bersifat tidak sakit kepala, pusing, gangguan
terbalikkan nyeri abdomen, serta lambung, seperti
untuk ulkus
(irreversible). Obat rasa kembung penyakit asam
lambung dan menekan sekresi lambung dan tukak
asam lambung oleh lambung. Obat ini
duodenum
penghambatan dapat mengurangi
spesifik pompa produksi asam di
proton H+/K+- dalam lambung.
ATPaseyang Omeprazole
ditemukan pada bermanfaat untuk
permukaan sekresi meringankan
sel parietal gejala sakit maag
lambung. dan heartburn yang
ditimbulkan oleh
penyakit asam
lambung atau
tukak lambung.

6 Ceftriaxone Indikasi Hipersensitif Ceftriaxone bekerja 1. Bengkak,


ceftriaxone terhadap anti biotic dengan cara nyeri, dan
adalah untuk cephalos porin membunuh bakteri kemerahan di
mengatasi neonatus dan mencegah tempat
infeksi pertumbuhannya suntikan.
bakteri 2. Reaksi alergi.
gramnegatif 3. Mual atau
maupun muntah.
gram positif. 4. Sakit perut.
Dosis 5. Sakit kepala
ceftriaxone atau pusing.
yang 6. Lidah sakit
diberikan atau bengkak.
biasanya 7. Berkeringat.
berkisar 8. Vagina gatal
antara 1–2 atau
gram per 12 mengeluarkan
atau 24 jam, cairan.
tergantung
pada
penyakit dan
tingkat
keparahan
infeksi
7 Episan Obat ini 1. Pasien dialysis Episan dapat 1. Konstipasi
2. Wanita hamil mengikat protein 2. Mulut terasa
digunakan
3. Ibu menyusui bermuatan negative kering
untuk 4. Anak-anak yg kuat untuk 3. Diare
meningkatkan 4. Mual
mengatasi
protein yang 5. Muntah
tukak pada bermuatan positive 6. Tidak nyaman
yang trbuka di dasar diperut
usu 12 jari
ulkus 7. Mengantuk
(duodenum) 8. Pusing
9. Ruam
10. Nyeri pada
bagian
belakang

8 Paracetamol 1. Sebagai 1. Hipersensitifitas Paracetamol memiliki Mual, nyeri perut


pereda 2. Penyakit efek inhibisi sintesi bagian atas, gatal –
nyeri hiperaktid derajat prostaglandin gatal, hilang nafsu
2. Sebagai berat dijaringan dan system makan, urin
penurun saraf pusat. berwarna gelap,
demam feses pucat, kuning
pada kulit dan mata,
reaksi alergi
9 New Obat ini Pasien yang harus Obat ini berguna 1. Konstipasi
menghindari 2. Nyeri perut
Diatabs digunakan untuk menyerap
konstipasi, 3. Kembung
untuk penderita obstruksi racun dan bakteri
4. Mual
usu dan pasien
menangani penyebab diare, 5. Sakit kepala
yang hepersensitif
diare . terhadap activad mengurangi
attapulgite
frekuensi BAB, dan
membuat tinja lebih
padat.
ANALISA KASUS TENTANG HEPATITIS B
DI RUANG INTERNA

DISUSUN OLEH :
Aninda J Noiyo, S.Kep
NIM. C03119089

MENGETAHUI :
1. Ns. Fadly Syamsudin, M.Kep Sp.Kep.MB
PRESEPTOR AKADEMIK
2. Ns Nikmawaty Puluhulawa, M.Kep
1. TANGGAL : ………………
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2020
1. Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep Kasus
Pada praktik di rumah sakit tepatnya di ruang perawatan Interna RSAS,
mahasiswa mengelolah satu pasien yaitu Ny. FK umur 48 tahun dengan diagnosa
medis Hepatitis B. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 30 juni 2020 dan di
rawat di ruang Interna tanggal 30 juni 2020. Dengan keluhan perut bengkak. Pada
saat dilakukan pengkajian pasien perut bengkak dan nyeri dirasakan 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit, mual, muntah, tidak ada nafsu makan, tidak bisa
tidur dan aktivitas terbatas, kelemahan, pasien nampak icterik (++) kesadaran
composmentis. Vital sign saat masuk, tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi :
88x/menit, Respirasi : 20x/menit dan Suhu badan : 30ºC. Skala nyeri 7 ( berat ).
Berdasarkan pengkajian didapatkan bahwa hasil Oksigenasi (Sirkulasi
dan Pernapasan) : RR 20 x/menit, TD 110/70 MmHg, denyut Nadi 80 x/menit,
Suhu Badan 38C. Akral dingin. Pemeriksaan darah rutin, tontgent, echo, EKG,
dan CT scan. Hb 15,2 g%, leukosit 8.800/Ul, trombosit 260/Ul, hematokrit 44,3%,
SGOT 442 u/l, bilirubin total 20,51, bilirubin direct 17,06. Hasil pemeriksaan
rapid test positif. Kemudian ( Eliminasi ) : Klien terpasang kateter urine dengan
UT : 600cc, klien belum BAB. ( pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal, USG )
hasil USG : ukuran hepar sedikit mengecil, echo parenkim meningkat, dilatasi
vaskuler, dengan hasil ekpertisi nampak tanda-tanda sirosis hepatis, dan asites.
Hasil HBSaG positif. ( Aktivitas dan latihan ) : klien hanya terbaring di tempat
tidur karena nyeri perut hebat. Kesadaran composmentis, klien tampak gelisah.
Skrining resiko jatuh mengunakan skala Morse, skor 45 resiko sedang.

Sesuai analisa kasus yang didapatkan, pasien mengalami Hepatitis B


dimana pasien rutin melakukan pemeriksaan darah dan dengan hasil USG yaitu
ukuran hepar sedikit mengecil, echo parenkim meningkat, dilatasi vaskuler
dengan hasil expertisi nampak tanda-tanda sirosis hepar dan asites. Hasil HBSaG
positif. Hepatitis B adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi
jarum suntik. Infeksi Hepatitis B merupakan penyakit yang tidak bertahan lama
dalam tubuh penderita dan akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.
Untuk tindakan pencegahan Hepatitsi B, pemberian vaksin adalah cara
terbaik. Bahkan di indonesia sendiri vaksin Hepatitis B merupakan salah satu
vaksin wajib untuk menangkal infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B. Vaksinasi juga dimaksudkan untuk mencegah berbagai akibat yang
dapat ditimbulkan oleh infeksi Hepatitis B seperti kanker hati dan sirosis.
2. Patway

Hepar mengecil

Eko parenkim meningkat

Dilatasi vaskuler dengan hasil expertisi


nampak tanda-tanda sirosis

HBSaG ( + )

Hepatitis B

Peradangan pada hepar Tidak nafsu makan

Akral dingin
Mual muntah
Pembengkakan
abdomen
Hipovolemia (D.0023) SLKI
: Status Cairan (L.03028) Kelemahan
Aktivitas terbatas akibat
nyeri SIKI : Manajemen syok
hipovolemik(I.020501)

Nyeri Akut (D.0077) SLKI : Tingkat Nyeri (L.080660


SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)
3. Rencana Keperawatan
Nama : Ny.FK Ruang : Interna
NRM : 219900 Dx. Medis : Hepatitis B
No SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
Kategori : Fisiologi keperawatan 2x24 jam diharapkan Observasi :
Subkategori : Nyeri dan penurunan tingkat nyeri dengan - Monitor TTV
kenyamanan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Definisi : 1. Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri.
Pengalaman sensorik yang 2. Penyebab nyeri menurun - Identintifikasi skala nyeri
emosional yang berkaitan - Indentifikasi faktor yang memperberat dan
3. Gelisah menurun
dengan kerusakan jaringan meringankan nyeri.
4. Kesulitan tidur menurun
aktual atau fungsional, dengan Terapeutik :
5. Nafsu makan membaik
onset mendadak atau lambat - Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
dan berintensitas ringan hingga rasa nyeri
berat yang berlangsung kurang Edukasi :
dari 3 bulan. - Jelaskan periode dan pemicu nyeri
DS : - Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
- Pasien mengeluh perut nyeri
bengkak dan nyeri dengan
skala nyeri 7 (nyeri sedang)

DO :
- Pasien nampak gelisah
- Klien hanya terbaring
ditempat tidur karena nyeri
yang hebat

2. Hipovolemia (D.0023) Setelah dilakukan tindakan Manajemen syok hipovolemik


Kategori: Fisiologi keperawatan 2x24 jam diharapkan Observasi
Subkategori : status cairan membaik dengan kriteria - Monitor status cairan ( masukan dan luaran, turgor
Nutrisi dan cairan hasil: kulit, CRT )
Definisi : 1. Perasaan lemah meningkat - Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
Penurunan volume cairan 2. Turgor kulit membaik Terapeutik
intravaskuler, interstisiel, dan/ 3. Suhu tubuh membaik - Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada
atau intraseluler. 4. Perasaan lemah menurun perdarahan eksternal
DS : - Berikan posis syok (modified trendelenbeg)
DO :
- Pasien nampak kelemahan Kolaborasi
- pasien tidak bisa tidur - Kolaborasi pemberian infuse cairan kristaloid 1-2 L
- Tidak ada nafsu makan pada dewasa
- Mual muntah
- Akral dingin
4. Implementasi dan Evaluasi

No. Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Evaluasi


(tnggl/jam)
1. Nyeri akut 10.00 1. Monitor TTV S=Pasien mengatakan nyeri berkurang
30/06/2020 Skala nyeri 7 ( nyeri sedang )
2. Mengidentifikasi lokasi,
Definisi :
karakeristik, durasi,
Pengalaman sensorik O = : keadaan umum baik
frekuensi, kualitas dan
yang emosional yang TTV :
intensitas nyeri
berkaitan dengan TD : 110/70 mmHg
kerusakan jaringan Hasil : nyeri pada daerah Suhu : 38ºC
aktual atau fungsional, abdomen menurun Nadi : 88x/menit
dengan onset mendadak 3. Mengidentifikasi skala nyeri R: 20x/menit
atau lambat dan Hasil : skala nyeri 10 (berat)
A = Masalah belum teratasi
berintensitas ringan 4. Mengidentifikasi factor yang
hingga berat yang memperberat dan
P = Pertahankan Intervensi
berlangsung kurang dari memperingan nyeri
3 bulan. Hasil : ketika beraktifitas
nyeri perut meningkat
5. Memberikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Hasil : mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
6. Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
Hasil : pasien suda
mengetahui penyebab dan
pemicu nyeri

2. Hipovolemia 13.00 1. Memonitor status cairan ( S=Pasien mengatakan sudah tidak merasa lemah
Definisi : 20/06/2020 masukan dan luaran, turgor
Penurunan volume kulit, CRT ) O = : keadaan umum baik
cairan intravaskuler, 2. Memeriksa tingkat kesadaran Kesadaran composmentis
interstisiel, dan/ atau dan respon pupil TTV :
intraseluler. 3. Melakukan penekanan TD : 110/70 mmHg
langsung (direct pressure) Suhu : 38ºC
pada perdarahan eksternal Nadi : 88x/menit
4. Memberikan posis syok R: 20x/menit
(modified trendelenbeg)
5. Mengkolaborasi pemberian
A = Masalah belum teratasi
infuse cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
P = Pertahankan Intervensi
5. Manajemen Medikasi

Kontra indikasi Mekanisme ,Efek samping Alasan obat diberikan


No Nama obat Indikasi kerja obat kepada pasien
1. IV line Meringankan Alergi terhadap RL bekerja - Nyeri dada Untuk meringankan
dextose 5% ketidakseimbangan cairan sodium laktat, sebagai sumber - detak jantung ketidakseimbangan
: RL drips elektrolit tidak boleh cairandan abnormal cairan elektrolit
fabrion 20 diberikan elektrolit untuk - penurunan
tpm = 1:1 bersamaan meningkatkan tekanan darah,
dengan diuresis, juga - ruam
ceftriaxone pada memiliki efek - gatal-gatal
bayi <28 hari alkalis yang - sakit kepala
menyebabkan
turunnya
tingkat
keasaman
2. Cefataxime Obat antibiotik yang Diberikan pada - Ruam digunakan untuk
2x1 gr/IV digunakan untuk pasien yang - Memar mengobati berbagai
mengobati berbagai memiliki alergi - Kesemutan macam insfeksi
macam insfeksi bakteri, terhadap - Mati rasa bakteri
seperti insfeksi cefotaxime atau - Nyeri
pernapasan bagian bawah, komponenya - Otot lemah
insfeksi salurah kemih,
meningitis, dan gonore.
3. Omeprazole Digunakan untuk untuk pasien Dikonsumsi - Sakit kepala Digunakan untuk
49 mg 1x1 menurunkan produksi yang diketahui sebelum makan - Nyeri perut menurunkan produksi
asam berlebih pada hipersensitivitas - Diare asam berlebih pada
lambung. Obat ini sering terhadap obat ini - Mual dan lambung.
digunakan untuk atau bahan lain muntah
mengatasi tukak pada yang terdapat - Perut kembung
lambung dan usus, serta dalam formulasi - Pusing
reflux esofagitis. Dalam - Infeksi saluran
penggunaan obat ini harus pernapasan atas
sesuai dengan petunjuk
dokter
4. Ranitidine Untuk dispepsia kronis Peringatan Ranitin Konstipasi,diare,dan Untuk dispepsia
2x1 amp/IV dengan dosis 150 mg 2 penggunaan menduduki nyeri perut,serta efek kronis dengan dosis
kali sehari,selama 6 ranitidin dengan reseptor H2 samping 150 mg 2 kali
minggu dan penghambat yang berfungsi muskoloskeletal sehari,selama 6
gastroesophageal reflux pompa proton menstimulasi berupa atralgia atau minggu
diseasel/GERD dengan pada sekresi asam mialgia.Interaksi
dosis inisisal dewasa 150 gastroesophageal lambung obat ranitidin berupa
mg 2 kali sehari dan dosis reflux disease sehingga peningkatan atau
inisial anak 5-10 yang tidak histamine yang penurunan
mg/kg/hari,selama 8 menunjukkan diproduksi oleh konsentrasi obat
mingguatau kurang respon pada sel ECL gaster lain,serta
Untuk dewasaeradikassi pemberian dapat dihambat perpanjangan
infeksi H.pylori,tukak selama 6-8 prothrombin time
lambung dan minggu. pada penggunaan
duodenal,dispepsia,GERD Kontraindikasi bersama warfarin.
Esofagitis erosif,kondisi ranitidin adalah
hipersekresi,stress bila terdapat
ulcer,serta profilaksis riwayat porfiria
aspirasi asam lambung akut dan
sebelum anestesi umum. hipersensitivitas
terhadap
ranitidin
5. Systenol Untuk meredakan batuk, Pasien yang Sebaiknya Reaksi alergi, Untuk meredakan
3x1 PO sakit kepala, nyeri sendi, hipersensitif diberikan neutropenia, batuk, sakit kepala,
dan demam akibat terhadap bersama trombositopenia, nyeri sendi, dan
influenza. Obat ini paracetamol dan makanan purpra, mual, demam akibat
mengandung 2 senyawa N-acetylcystein. muntah, gangguan influenza.
yang berfungsi untuk Pasien dengan GIT. Disfungsi hati
mengencerkan dahak. gangguan fungsi (dalm penggunaan
hati dosis tinggi/jangka
panjang)
6. Curcuma Untuk memelihara - Memiliki Sebagai tiamn - Mual ringan Untuk memelihara
3x1 PO kesehatan fungsi hati serta hipersensitif yang berperan - Iritasi lambung kesehatan fungsi hati
membantu memperbaiki atau alergi penting dalam atau nyeri ulu serta membantu
nafsu makan. Curcuma terhadap metabolisme hati memperbaiki nafsu
merupakan suplemen kandungan glukosa makan.
makanan yang berasal suplemen ini intraseluler dan
dari ekstra temulawak - Tidak membantu
ditemukan merubah
data bahwa karbohidrat dan
suplemen ini lemak menjadi
tidak energi
dikonsumsi
oleh wanita
hamil
7. Dulcolax Digunakan untuk Dulcolax tidak Bekerja dengan - Sensasi terbakar Digunakan untuk
K/P mengobati sulit buang air bisa diberikan merangsang di dubur mengobati sulit buang
besar, pasien yang untuk pasien pergerakan - Lemas air besar
menderita konstipasi, radang usus pada usus besar - Diare
dapat digunakan untuk akut, pasien dan membantu - Nyeri atau kram
mengosongkan usus dehidrasi berat, jalan keluarnya perut
sebelum tindakan pasien kolatitis feses - Mual dan
opearasi, koloskopi atau (inflamasi diusus muntah
prosedur medis yang besar), dan pada - Kram otot
berkaitan dengan saluran pasien yang - Gangguan
pencernaan mengalami elektrolit
obstruktif ileus - Urine yang
keluar sedikit

Anda mungkin juga menyukai