DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
(INTERNA)
TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunian-
Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah di Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Dalam Penyusunan Standar Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal
Bedah ini, Kami banyak mendapat bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah
kasihkepada :
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep,MM.,M.Kep,selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
2. Ns. Pipin Yunus, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Andi Akifa Sudirman,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
4. Ns. Firmawati, M.Kep, selaku Sekertaris Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Gorontalo
5. Ns. Fadli Syamsudin, M.Kep, Sp.Kep.MB Selaku Dosen Penanggung Jawab
pada Stase Keperawatan Medikal Bedah.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini selanjutnya
Tim Penyusun
Departemen Keperawatan Medikal Bedah UMGo 2020
DAFTAR ISI
MINI CASE
RUANGAN INTERNA
DISUSUN OLEH :
Gunardi pakaya, S.Kep
NIM. C03119099
MENGETAHUI :
1. Ns. Fadly Syamsudin, M.Kep Sp.Kep.MB
PRESEPTOR AKADEMIK
2. Ns Nikmawaty Puluhulawa, M.Kep
1. TANGGAL : ………………
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
ke saluran perkemihan
inflamasi/kerusakan TU
CYSTITIS
Nyeri akut(D.0077)
Lemah fisik Leukosit meningkat
-
2. Resiko infeksi 10.30 - Memonitor tanda dan S: Pasien
(D.0142) 7/06/2020 gejala infeksi lokal dan mengatakan
Kategori: sistemik Gejala infeksi
Lingkungan - mempertahankan teknik sudah
Sub kategori: aseptic pada pasien berkurang
Keamanan Dan beresiko tinggi nyeri yang di
proteksi Diri - menjelaskan tanda Dan rasakan sudah
Definisi gejala infeksi tidak timbul
Beresiko mengkolaborasi lagi
mengalami pemberian imunisasi O:
peningkatan jika perlu - Pasien
terserang nampak
organisme sudah
patogenik tidak
lemah lagi
dan sudah
bisa
beraktifita
s lagi
dengan
baik
A
masalah
teratasi
P:
pertahankan
intervensi
DISUSUN OLEH
RISKAWATY NUNA
C03119118
Mengetahui:
PRESEPTOR KLINIK
Ns.Nikmawati Puluhulawa, S.Kep, M.Kep
PRESEPTOR AKADEMIK
Ns.Fadli Syamsudin, M.Kep, Sp, Kep, MB
1. TGL :
TANGGAL PENGUMPULAN 2. Tepat Waktu
3. Terlambat
2020
Case Kasus Dengan Diagnosa Medis DHF dan IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC Di
Ruangan Gedung Baru Lantai 1 Kelas 3 Bed 5
Informasi Umum:
TN AU, Umur 41 thn, Jenis kelamin laki-laki , Agama Islam, Pendidikan sarjana , Alamat
kelurahan Talumolo, NRM 219183, dirawat di ruang Gedung Baru lantai 1 kelas 3 bed 5. MRS
di IGD tanggal 16 Juni 2020 Pukul 09.00 WITA. Pindah ke Gedung Baru lantai 1 jam 09. 40
tanggal 16 Juni 2020 dengan Keluhan Utama : Lemah seluruh tubuh . Riwayat keluhan utama:
Saat dilakukan pengkajian adalah klien mengatakan lemas yang dirasakan disertai dengan sesak
kurang lebih 1 minggu di rumah, nyeri terasa dibagian tengah dada, mual tapi tidak muntah,
nyeri persendian, nyeri kepala dan badan terasa panas. Terpasang nasal kanule 3 l/m
Pengkajian:
Pada saat praktik di rumah sakit, mahasiswa mengelola satu pasien yang pada saat itu Masuk
Rumah Sakit pada tanggal 16 Juni 2020 pada pukul 09.00 WITA, dengan NRM 219183. Pasien
tersebut berinsial TN AU, Umur 41 thn, Jenis kelamin laki-laki , Agama Islam, Pendidikan
sarjana , Alamat kelurahan Talumolo. Kemudian pasien dipindahkan ke Gedung Baru lantai 1
kelas 3 bed 5 jam 09. 40 tanggal 16 Juni 2020. Pada saat pengkajian didapatkan Keluhan
Utama : Lemah seluruh tubuh . Riwayat keluhan utama: Saat dilakukan pengkajian adalah
klien mengatakan lemas yang dirasakan disertai dengan sesak kurang lebih 1 minggu di rumah,
nyeri terasa dibagian tengah dada, mual tapi tidak muntah, nyeri persendian, nyeri kepala dan
badan terasa panas. Terpasang nasal kanule 3 l/m
Dalam pemenuhan Nutrisi Cairan dan Elektrolit : Klien makan bubur biasa3x1 (hanya
1/2 porsi dihabiskan), jus buah 100cc, Olive Oil 2sdm, PutihTelur 3 butir / hari, kebutuhancairan
1800 cc / hari, Zinc 20 / 24 jaam, B.Complex 3x2 tab per 24 jam, Vitamin A 100 / 24 jam dan
Vitamin c 250 / 12 jam. (Pemeriksaan Darah, Kimia Klinik, Fungsi Hati, USG, Rontgen
Abdomen)
Eliminasi : BAK 5-6 x/hari,Klien BAB 1x/hari konsistensi lembek. (Pemeriksaan Darah
Rutin, Fungsi Ginjal, USG). Aktivitas dan Latihan : Klien hanya duduk dan berbaring di
tempat tidur dan ke WC dibantuolehkeluarga, Kesadaran compos mentis. Skrinning
resikomenggunakanskalajatuh MorseScoring26 Risiko sedang. Neurosensori dan Kognitif :
klien tidak mengalami gangguan neurosensori dan kognitif. Keamanan/Proteksi : Adaptif.
Neurolosis (CT Scan, Rontgen) : Rontgen Foto Thorax : Bronchopneumonia Dextra. Endokrin
(GDS, Pemeriksaan Fungsi Tiroid). Pola Nilai Kepercayaan & Spiritual : Klien beragama
islam dan belum dapat melakukan ibadah sholat selama dirawat. Nilai kepercayaan dan spiritual
baik tentang penyakit ini adalah cobaan dari Allah. Interaksi Sosial : Sangat baikantarakeluarga
dan petugas kesehatan lainnya
Pada kasus diatas yang dibahas dimana pasien mengalami kelemahan seluruh tubuh yang
disertai dengan sesak kurang lebih 1 minggu di rumah, nyeri terasa dibagian tengah dada, mual
tapi tidak muntah, nyeri persendian, nyeri kepala dan badan terasa panas dengan Suhu badan
38,9 0C merupakan tanda gejala dari penyakit DHF dan pada hasil laboratorium trombosit
terlihat mengalami penurunan yang sangat banyak yaitu 14.000/Ul kurang dari nilai normalnya
150.000/Ul. Dari hasil laboratorium itu, bisa dikatakan kalau pasien mengalami trombositopenia
yang mengarah keterjadinya Idiopathic Thorombocytopenic purpura.
B. Pathway Arbovirus
(melalui nyamuk aedes aegypti)
Tirai baring pasien
Beredar dalam aliran darah
Risiko terbentuknya
atelektasi absorbsi Infeksi virus dengue (viremia)
DHF
Terbentuknya secret mucus
Mengaktifkan sistem komplemen
Perkembangbiakan organisme
Membentuk dan melepaskan zat
Sesak napas
C3a, C5a
Merangsang Prostaglandin
Pola Napas Tidak Efektif hipotalamus
(D.0005)
SDKI: Pola Napas Hipertermi (D.0130)
(L.01004) SDKI: Termoregulasi Peningkatan reabsorpsi Na dan
SIKI: Manajemen Jalan (L.14.134), Perfusi Perifer H2O
Napas (I.01011) (L.02011), Status Neurologis
Permeabilitas membran
(L.06053)
meningkat
SIKI: Manajemen
Hipertermia(I.15506) Kebocoran plasma
Pendarahan ekstravaskuler
Trombositopeni
IDIOPATHIC
THROMBOCYTOPENIC
PURPURA
E. Manajemen Medikasi
No Jenis Obat Indikasi Mekanisme Kerja Efek Obat Analisa Obat
Cairan Nacl 0,9 % Digunakan sebagai Nacl 0.9 % merupakan Belum ada laporan Cairan Nacl atau
500 ml pengganti cairan tubuh sedian infus steril yng mengenai efek natrium cloride/sodium
yang hilang karena biasa digunakan untuk sampingnya chloride 0,9 % infus
faktor fungsi sebagai mengganti cairan tubuh adalah larutan steril
pengatur yang hilang karena yang digunakan untuk
keseimbangan cairan beberapa faktor dimana injeksi intravena. Obat
1. tubuh fungsinya sebagai ini digunakan untuk
pengatur keseimbangan pengobatan dehidrasi
cairan tubuh, mengatur istonik ekstraseluler,
kerja dan fungsi otot deplesi natrium dan
jantung, mendukung juga digunakan sebagai
metabolisme tubuh, dan pelarut injeksi.
merangsang kerja saraf.
Farbion 1 Amp 3 Profilaksis dan terapi Pemberian obat dengan Efek sampingnya jika Obat farbion harus
ml defisiensi vitamin B1, cara memasukkan obat digunakan secara digunakan sesuai
2. B6,B12. Gangguan ke dalam pembuluh berlebihan bisa intruksi dari dokter.
saraf perifer seperti darah melalui intravena. menyebabnyan buang obat ini bermanfaat
neuritis, polineuritis Karena pembukuh darah air kecil berlebihan, untuk menjaga
vena adalah pembuluh sakit perut, diare dan kesehatan sistem saraf
darah yang kerusakan saraf. dan merupakan
menghantarkan darah ke suplemen vitamin B1,
jantung. B6, B12. Selain untuk
menjaga sistem saraf
dan viamin, obat ini
juga membantu tubuh
menyerap energi dari
makanan, serta
membantu
menghasilkan sel darah
merah.
Levofloxacin 750 Levofloxacin adalah Levofloxacin adalah Saluran pencernaan Levofloxacin
mg obat antibiotik antibiotik golongan bisa menyebabkan merupakan obat dengan
golongan quinolone flurokuinololn yang mual, diara dan nama generik yang
yang bermanfaat untuk mempunyai spektrum konstipasi. Sakit diproduksi beberapa
mengobati penyakit luas, aktif terhadap kepala, sulit tidur, perusahaan farmasi.
3.
akibat infeksi bakteri, bakteri gram negatif gangguan irama Levofloxacin adalah
seperti pneumonia, maupun positif. Obat ini jantung, gangguan obat antibiotik
sinusitis, prostatitis, untuk mengobati infeksi sistem otot dan rangka golongan quinolone
konjungtivitis, infeksi bakteri saluran kemih, (nyeri atau radang pada yang bermanfaat untuk
saluran kemih dan pneumonia, bronchitis, sendi) demam, mengobati penyakit
infeksi kulit. sinusitis, infeksi kulit, penurunan pandangan, akibat infeksi bakteri,
jaringan lunak dan radang tenggorakan, seperti pneumonia,
infeksi prostat. Dalam rekasi alergi ringan sinusitis, prostatitis,
penggunaan obat ini sampai berat. konjungtivitis, infeksi
harus sesuai dengan saluran kemih dan
petunjuk dokter infeksi kulit.
Merupakan juga
antibiotik yang bekerja
dengan menghambat
DNA bakteri sehingga
pertumbuhan bakteri
terlambat. Levoflaxacin
tersedia dalam sediaan
tablet dan infus.
Omeprazole Tukak lambung dan Untuk mencegah Beberapa efek samping Dalam pemberian obat
tukak duodenum, pendarahan saluran yang dapat timbul omeprazole harus ada
tukak lambung dan cerna atas, diberikan dalam penggunaan dibawah pengawasan
duodenum yang terkait omeprazole sebesar 40 omeprazole adalah dari dokter. obat ini
4.
dengan AINS, lesi mg/hari sedangkan sebagai berikut; mual termasuk dalam
lambung dan untuk penanganan dan muntah, kembung, golongan obat proton
duodenum, regimen sindrom zollinger sulit buang air besar, pump inhibitor yang
eradikasi H.pylori pada ellison dapat dibutuhkan nyeri kepala, ruam atau menghambat produksi
rukak peptik, refluks dosis sampai sebesar rasa gatal, bengkak asam lambung. Obat ini
esofagitis, sindrom 120 mg dibagi dalam 3 pada wajah, leher, umumnya digunakan
zollinger ellison. kali pemberian. Untuk lidah, mata, tangan dalam penanganan
penanganan jangka ataupun kaki. suara penyakit
pendek mengatasi serak, gangguan gastroesophageal
gangguan lambung pernapasan, denyut Reflux disease, tukak
seperti mual dan rasa jantung cepat ataupun lambung dan sindrom
panas pada dada, tidak teratur, pusing zollinger ellison., selain
omeprazole dapat dan melayang, kejang itu juga obat ini
diberikan selama otot, kejang, diare cair, digunakan untuk
maksimal 2 minggu demam dan nyeri perut. mencegah pendarahan
dengan dosis sebesar 20 saluran cernaan bagian
mg/hari. atas.
Paracetamol drips Parasetamol adalah Cara kerja obat ini Efek samping Obat parasetamol ini
dan paracetamol obat yang dapat dengan mengurangi rasa parasetamol yaitu mual, sangat mudah
oral meredakan nyeri dan sakit dengan sakit perut bagian atas, didapatkan di apotik.
menurunkan demam. menurunkan produksi gatal-gatal kehilangan Cara mengomsumsi
5. zat dalam yang disebut nafsu makan. obat ini terbagi atas
dengan prostgaladin. dua, yaitu secara oral
Hal ini terjadi ketika atau infus. Beberapa
tubuh mengalami orang akan kesulitan
kerusakan jaringan atau untuk menelan obat
infeksi dan secara oral atau tidak
mengomsumsi sadarkan diri saat akan
parasetamol dapat diberikan. Maka dari
mengurangi rasa sakit itu, infus menjadi satu-
dan demam. satunya cara untuk
memasukan kandung
tersebut ke tubuh.
Mengomsumsi
parasetamol secara oral
dan infus memiliki
keunggulan dan
kelemahan masing-
masing dimana
memberikan obat
parasetamol secara
infus memberikan
dampak secara cepat.
Dokter akan
menentukan obat yang
diberikan tergantung
dari keadaan.
6. Ondansetron Untuk mengatasi mual Ondasentron termasuk Efek samping dari obat Ondasentron termasuk
dan muntah yang antiemetik golongan ini yatu sakit kepala, dalam golongan
mungkin terjadi akibat serotonin 5-HT3 diare, konstripasi, antiemetik yang dapat
kemoterapi setelah antagonis reseptor yang pusing dan mengantuk. diperoleh melalui resep
tindakan operasi, bekerja dengan cara dokter dan tersedia
ataupun radioterapi. menghambat reseptor dalam berbagai bentuk
serotonin disaluran sedian seperti tablet
cerna dan sistem dan cairan baik dengan
persarafan pusat, merk dagang ataupun
senyawa kimia alami generik. Dalam
yang merangsang pengunaannya, dokter
timbulnya mual dan dapat meresepkan
muntah. ondasentron sebagai
obat tunggal atau
kombinasi dengan obat
lain untuk mengatasi
mual dan muntah
Tranfusi Trombosit Sebelum memutuskan Trombosit diberikan Efek samping dapat Dosis trombosit yang
melakukan tranfusi dalam bentuk cairan termasuk reaksi alergi umum digunakan
trombosit, penting melalui pembuluh vena seperti anafilaksis, adalah 1 unit/10 kg
7.
untuk memastikan penerima donor. Proses infeksi, dan cedera berat badan. Orang
bahwa pasien benar biasanya berlangsung paru-paru. dewasa pada umumnya
terinfeksi dengue selama 15-30 menit. membutuhkan 6 unit
(NS!, IgM, Igg) jika kantong trombosit dan
memang terkonfirmasi, diharapkan mampu
tranfusi dapat meningkatkan kadar
diberikan jika jelas trombosit 20.000-
diagnose demam 40.000/mm3. Tiap unit
berdarahnya, trombosit berisi trombosit sekitar
di bawah 100.000 55x10 pangkat 9
dengan klinis ada dengan sedikit eritrosit
pendarahan masif dan leukosit.
(epitaksis, melena,
hematemesis,
hemaptoe, menstruasi,
lebam-lebam. Jika
jelas diagnose demam
berdarahnya, trombosit
dibawah 15.000
walaupun tanpa
pendarahan.
CASE STUDI PADA Tn.I.T
DISUSUN OLEH :
C03119113
PRODI NERS
T.A 2020
CASE STUDI 3 RUANG INTERNA
1. Analisa Kasus
Pada Praktik di Rumah sakit tepatnya di ruang Interna RSAS, mahasiswa
mengelolah satu pasien yaitu Tn.IT 68 thn, Agama Islam, Pendidikan SMU, Alamat
Desa Lopo, Batudaa pantai. dengan diagnosa medis CKD, GEA dan Elektrolit
Inbalance. Asuhan Keperawatan dilakukan sejak tanggal 27 juni 2020. Pengkajian
keperawatan dilakukan pada tanggal 27 juni 2020 pukul 11.00.
Informasi umum didapatkan klien masuk RSAS dengan keluhanutama : Sesak
yang dirasakan terus menerus, klien juga mengatakan mual muntah, nafsu makan
tidak ada, BAB cair 3x/hari sebelum masuk rumah sakit sampai sekarang. Klien
memiliki riwayat HD rutin 2x seminggu.
Dengan Observasi TTV: RR 30x/menit. TD 140/90 mmhg, Denyut Nadi
88x/menit, Suhu badan 37,5˚c. akral hangat, kesadaran komposmentis.
2. PATHWAY CKD, GEA, Elektrolit Inbalance
Riwayat Kesehatan : Faktor Lainnya :
- Pendarahan, Dehidrasi, Hipertensi. - Usia
- Pengendapan batu ginjal - Penggunaan obat NSAD
Pembuluh darah
disekitar ginjal melemah
dan mengeras
Iskemik Ginjal
CKD
Sekresi protein
Obstruksi Aliran Kemih Retensi Natrium Terganggu
Resiko Ketidak
Seimbangan Elektrolit Mual Muntah
Gangguan Pertukaran (D.0037)
Gas (D.0003)
Anoreksia
DevisitNutrisi
(D.0019)
3. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (luaran Keperawatan) (SIKI)
(SLKI)
1 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan intervensi Observasi
(D.0003) selama 2x24 jam 1. monitor frekuensi, irama
D.S : diharapkan gangguan kedalam dan upaya napas
1. Klien mengatakan sesak pertukaran gas menurun 2. monitor pola napas
nafas yang dirasakan terus denganKriteria Hasil : (seperti bradipnea,
menerus 1. dyspnea menurun takipnea, hiperventilasi,
D.O : kussmaul, cheyne-Stokes,
1. Klien memiliki riwayat HD Biot, ataksik)
2x/ minggu 3. monitor adanya sumbatan
2. TTV : jalan napas
TD : 140/90 mmHg 4. auskultasi bunyi napas
R : 30x/menit 5. monitor satursi oksigen
N : 88x/menit 6. monitor nilai AGD
Suhu : 37,5˚c Terapeutik
1. atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. dokumentasikan hasil
pemantauan
1.
2. jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3. informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
2 Resiko Ketidak seimbangan Setelah dilakukan intervensi Observasi
Elektrolit ( D.0037) selama 2x24 jam 1. Identifikasi tnda dan gejala
diharapkan status ketidakseimbangan kadar
D.S : keseimbangan elektrolit elektrolit
1. Klien mengatakan BAB cair 2. Identifikasi penyebab
meningkat denganKriteria
3x sehari sebelum masuk ketidakseimbangan elektrolit
Hasil :
RS, sampai hari masuk RS 3. Identifikasi kehilangan
2. Klien mengatakan mual dan
1. Serum Natrium elektrolit melalui cairan
Muntah meningkat (mis, diare, drainase
2. Serum Kalium ileostomi, drainase luka
D.O Membaik diaphoresis)
1. Hasil pemeriksaan Lab : 3. Serum klorida Terapeutik
➢ Na 120mEg/l membaik 1. Berikan cairan bila perlu
➢ Kalium 4,1 mEg/l 2. Pasang akses intravena
➢ Cl 111mEg/l 3. Jelaskan jenis, penyebab dan
➢ Ureum 196 mg/dl penanganan
➢ Keratin 7,2 mg/dl ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit (mis, oral, NGT, IV)
sesuai indikasi
3 Devisit Nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan intervensi Observasi :
selama 2x24 jam 1. Identifikasi kebutuhan
D.S : diharapkan status nutrisi kalori dan jenis nutrient
1. Klien mengatakan mual meningkat denganKriteria 2. Identifikasi perlunya
dan muntah Hasil : penggunaan selang
2. Klien mengatakan tidak 1. Mual dan muntah nasogastrik
ada nafsu makan menurun 3. Monitor asupan makanan
2. Verbalisasi keinginan 4. Monitor berat badan
D.O : untuk meningkatkan Terapeutik :
1. Klien nampak terpasang nutrisi meningkat 1. Lakukan oral hygiene
NGT 3. Nafsu makan membaik sebelum maka, jika perlu
2. Klien hanya 4. Diare Menurun 2. Fasilitasi menentukan
mengkonsumsi bubuk pedoman diet
saring dan susu (mis.piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
4. Implementasi dan Evaluasi
Waktu Evaluasi
No Diagnosa Implementasi
(Tanggal/Jam)
1 Gangguan Sabtu, 27 Juni Terapi aktivitas S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas 2020 (I.05186) sesaknya sudah hilang
Definisi 11.00 WITA O : Klien terihat susah
Kelebihan atau Observasi bernapas
kekurangan 1. Monitor A : Masalah teratasi
oksigenasi dan/atau frekuensi, irama, P : Lanjutkan
eliminasi kedalaman dan Intervensi
karbondioksia pada uapaya napas 1. Monitor pola
membrane alveolus 2. Monitor pola napas
kapiler napas 2. Atur interval
3. Monitor pemantauan
kemampuan respirasi sesuai
batuk efektif kondisi pasien
4. Monitor adanya 3. Dokumentasikan
sputum hasil pemantauan
5. Monitor adanya 4. Jelaskan tujuan
sumbatan jalan dan prosedur
napas pemantauan
Terapeutik 5. Informasikan hasil
1. Atur interval pemantauan, jika
pemantauan perlu
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu
2 Resiko 27 juli 2020 Observasi S : Pasien
Ketidakseimbangan 11.00 WITA 1. Mengidentifikasi mengatakan
cairan Elektrolit tanda dan gejala Sudah lagi tidak
ketidakseimbangan diare
kadar elektrolit
O : Keadaan umum
2. Mengidentifikasi
membaik
penyebab
A : masalah teratasi
ketidakseimbangan P :Pertahankan
elektrolit intervensi
3. mengidentifikasi 1. Monitor intek
kehilangan dan output cairan
elektrolit melalui
cairan (mis, diare,
drainase ileostomi,
drainase luka
diaphoresis)
Terapeutik
1. Memberikan
cairan bila perlu
2. Memasang akses
intravena
3. Menjelaskan jenis,
penyebab dan
penanganan
ketidakseimbanga
n elektrolit
Kolaborasi
1. Melakukan
Kolaborasi
pemberian
suplemen elektrolit
(mis, oral, NGT,
IV) sesuai indikasi
3 Defisit Nutrisi Selasa, 23 Juni Observasi : S : Pasien
Definisi. 2020 1. Mengidentifikasi mengatakan nafsu
Asupan nutrisi 14.00 WITA kebutuhan kalori makan sudah
tidak cukup untuk dan jenis nutrient membaik
memenuhi 2. Mengidentifikasi O : Keadaan umum
kebutuhan perlunya membaik, pasien
metabolisme penggunaan sudah tidak
selang terpasang NGT,
nasogastrik Nafsu makan klien
3. Memonitor membaik
asupan makanan A : masalah teratasi
Terapeutik : P :Pertahankan
1. Melakukan oral intervensi
hygiene sebelum 1. Memonitor
maka, jika perlu Asuhan nutrisi
2. mensajikan 2. Kolaborasi
makanan secara dengan ahli gizi
menarik dan
suhu yang
sesuai
Edukasi :
1. menganjurkan
posisi duduk,
jika mampu
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis.pereda
nyeri,
antiemetik), jika
perlu
2. Mengkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
5. Indikasi Obat-Obatan
Mekanisme kerja
No Nama obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping
obat
1. IVFD NaCl 1. Sebagai 1. hipersensitif Farmakologi cairan Detak jantung
0.9% : pengganti NaCl sebagai cairan cepat, demam,
Dextrose 5% cairan isotonic untuk gatal –
tubuh resusitasi cairan yang gatal/ruam, suara
2. Sebagai terdistibusi pada serak, iritasi,
pelarut kompartemen nyeri sendi, kaku,
sediaan ekstraseluler dan dan dada
injeksi bertahan dalam tubuh bengkak.
dengan waktu yang
lama
2. Ondansetro untuk pada pasien dengan obat yang larut di - Sakit kepala
n 4mg mengatasi gangguan fungsi atas lidah. Obat ini - Sembelit
mual dan hati berat harus bukan untuk - Lelah dan
muntah yang dihindari. Hati-hati dikunyah atau lemah
mungkin pada penggunaan ditelan seperti tablet - Meriang
terjadi akibat untuk ibu hamil lainnya. Obat ini - Mengantuk
kemoterapi, karena dapat mungkin dikemas di - Pusing
setelah memberikan efek dalam botol atau
tindakan samping berupa strip
operasi, konstipasi, pusing,
ataupun dan ruam.
radioterapi. Penggunaan pada
ibu menyusui
belum didukung
oleh data keamanan
yang cukup.
3 Metoclopra Digunakan Tidak di ancurkan Metoklopramidakan • Menimbulkan
mide untuk penggunaan untuk meningkatkan sedasi
meredakan anak karena resiko motilitas saluran • Perasaan
mual dan terjadinya dystonia cerna bagian atas gelisa
muntah yang dan gejala tanpa menstimulus • Nyeri kepala
dapat ekstrapiramidal. sekresi pada gaster, • Somnolen
disebabkan saluran emped, dan • Pusing
oleh migran, pancreas. • Fatigue
efek samping
kemoterapi,
atau
radioterapi.
4 Ranitidin Mengurangi Bila terdapat Histamin yang Sakit kepala
produksi riwayat porfiria diproduksi oleh sel insomnia Mual,
asam lambung akut dan ECL gaster muntah, sakit
rasa nyeri ulu hipersensitivitas menduduki reseptor perut Diare atau
hati akibat terhadap ranitidin H2 yang bekerja konstipasi
ulkus atau menstimulasi asm
tukak lambung
lambung
5 Omeprazole Indikasi Omeprazol adalah Efek samping umum Omeprazole
penghambat pompa omeprazole berupa adalah obat untuk
omeprazole
proton selektif dan mual, muntah, diare, mengatasi
di antaranya bersifat tidak sakit kepala, pusing, gangguan
terbalikkan nyeri abdomen, serta lambung, seperti
untuk ulkus
(irreversible). Obat rasa kembung penyakit asam
lambung dan menekan sekresi lambung dan tukak
asam lambung oleh lambung. Obat ini
duodenum
penghambatan dapat mengurangi
spesifik pompa produksi asam di
proton H+/K+- dalam lambung.
ATPaseyang Omeprazole
ditemukan pada bermanfaat untuk
permukaan sekresi meringankan
sel parietal gejala sakit maag
lambung. dan heartburn yang
ditimbulkan oleh
penyakit asam
lambung atau
tukak lambung.
DISUSUN OLEH :
Aninda J Noiyo, S.Kep
NIM. C03119089
MENGETAHUI :
1. Ns. Fadly Syamsudin, M.Kep Sp.Kep.MB
PRESEPTOR AKADEMIK
2. Ns Nikmawaty Puluhulawa, M.Kep
1. TANGGAL : ………………
TANGGAL PENGUMPULAN 2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
Hepar mengecil
HBSaG ( + )
Hepatitis B
Akral dingin
Mual muntah
Pembengkakan
abdomen
Hipovolemia (D.0023) SLKI
: Status Cairan (L.03028) Kelemahan
Aktivitas terbatas akibat
nyeri SIKI : Manajemen syok
hipovolemik(I.020501)
DO :
- Pasien nampak gelisah
- Klien hanya terbaring
ditempat tidur karena nyeri
yang hebat
2. Hipovolemia 13.00 1. Memonitor status cairan ( S=Pasien mengatakan sudah tidak merasa lemah
Definisi : 20/06/2020 masukan dan luaran, turgor
Penurunan volume kulit, CRT ) O = : keadaan umum baik
cairan intravaskuler, 2. Memeriksa tingkat kesadaran Kesadaran composmentis
interstisiel, dan/ atau dan respon pupil TTV :
intraseluler. 3. Melakukan penekanan TD : 110/70 mmHg
langsung (direct pressure) Suhu : 38ºC
pada perdarahan eksternal Nadi : 88x/menit
4. Memberikan posis syok R: 20x/menit
(modified trendelenbeg)
5. Mengkolaborasi pemberian
A = Masalah belum teratasi
infuse cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
P = Pertahankan Intervensi
5. Manajemen Medikasi