DISUSUN OLEH:
ATIKAH RAHMAHWATI
A32019016
Disusun Oleh:
ATIKAH RAHMAHWATI
A32019016
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Perubahan
permeabilitas kapiler RISIKO
PERDARAHAN
Tubuh kehilangan
Tekanan
Darah/Nadi
Metabolisme
anaerob Tonus simpatik
KETIDAK EFEKTIFAN
POLA NAFAS Akral dingin
F. Masalah keperawatan lain yang muncul
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d KU menurun
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
G. Intervensi keperawatan
1. Resiko perdarahan
Manajemen Perdarahan
a. Identifikasi penyebab perdarahan
b. Monitor terjadinya perdarahan (sifat atau karakteristik)
c. Monitor nilai hemoglobin dan hematocrit sebelum dan sesudah
kehilangan darah
d. Monitor TD
e. Kolaborasi pemberian pemberian cairan
f. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d KV menurun
Monitor pernafasan
a. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
b. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
c. Monitor suara tambahan
d. Monitr pola nafas
e. Monitor saturasi oksigen
f. Posisikan untuk memaksimalkan ventilasi
g. Monitor kapasitas paru
h. Mnitor sekresipernafasan
i. Posisikan miring kesamping sesuai indikasi untuk mencegah
aspirasi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer Manajemen syok:
a. Monitor gejala syok hipovolemi
b. Posisikan pasien untuk mendapatkan perfusi optimal
c. Monitor HB/HT
d. Berikan Packed red cell, sesuai kebutuhan
e. Monitor tanda-tanda vital
f. Berikan cairan IV kristaloid dan koloid, sesuai kebutuhan\
g. Batasi gerakan pada pada kepala, leher dan punggung
h. Monitor kemampuan BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
BB : 65 kg
No. Rekam Medik : 11000xxx
Diagnosa Medik : Gagal nafas
2. Riwayatpenyakit
a. KeluhanUtama
Pasien mengalami gagal nafas
b. Riwayat penyakit sekarang (pengkajian yang dilakukan saat
awal ketemu pasien
Pasien usia 50 tahun satu jam sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluh sakit kepala, sesak nafas, muntah 3 kali dengan produksi
cairan warna kuning. Hasil pengkajian didapatkan GCS E2M3V1,
Tekanan darah 150/100 mmHg, Nadi 122 x/menit, RR 30 x/menit,
suhu 37oC. Pasien sempat mengalami arrest dan apnea lalu dilakukan
RJP. Pasien memiliki riwayat OAT(TB paru) yang pertama selama 6
bulan dinyatakan sembuh dan yang kedua 9 bulan juga dinyatakan
sembuh. Pasien memiliki kebiasaan merokok sebelum sakit. Pasien
mendapatkan terapi: IVD NaCl 0.9% 500cc/12 jam+Aminophilin 240
mg/12 jam, Meropenem 3x 1gr, Metilprednisolon 3 x 6.25 mg,
valsartan 1 x 160 mg, omeprazole 2 x 40 mg, millos 30 mg
+NS 30cc/12 jam, dan amlodipn 1 x 10 mg (jika tekanan darah
meningkat).
c. Riwayat penyakit dahulu:
- Riwayat saat di IGD
Pasien masuk ke IGD pada tangggal 20 April 2020 jam 09.00
WIB Pasien sempat mengalami arrest dan apnea lalu dilakukan
RJP.
- Riwayat pengobatan
Pasien memiliki riwayat pengobatan OAT (TB paru) yang
pertama selam 6 bulan dinyatakan sembuh dan yang kedua
selama 9 bulan juga dinyatakan sembuh.
- Riwayat penyakit sebelumnya
Keluarga pasien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit
dengan sakit TB Paru.
- Lain-lain
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, asma dan alergi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan didalam anggota keluargannya tidak ada
yang menderita penyakit seperti ini dan tidak mempunyai penyakit
keturunan (DM,HT,Jiwa).
3. Pengkajian Kritis B6
a. B1 (Breathing)
Pasien sesak nafas. RR 30x/menit. Hasil pemeriksaan fisik paru
didapatkan secret kental dan banyak berwarna putih di jalan napas,
bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan, terdapat ronkhi pada paru kanan
dan kiri, terpasang ventilator dengan model SIMV.
b. B2 (Blood)
Tekana darah 150/100 mmHg, Nadi 122 x/menit, Hb 15.6 g/dl,
ekstremitas hangat.
c. B3 (Brain)
Kesadaran klien sopor dengan GCS E2M3V1
d. B4 (Bowel)
Tidak ada lesi di rongga mulut, klien muntah 3 kali dengan produksi
cairan berwarna kuning.
e. B5 (Bladder)
Produksi urine baik, urine berwarna kuning pekat.
f. B6 (Bone)
Terpasang infus di tangan sebelah kiri, tidak mengalami kelemahan
anggota gerak, akral hangat dan lembab, turgor kulit baik.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Mecocepal, nyeri tekan (-)
b. Hidung
Hidung bersih, tidak terdapat cuping hidung, Nyeri tekan sinus (-),
didapatkan secret kental dan banyak berwarna putih di jalan napas.
c. Mata
Simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera anikterik, reflex
cahaya ada, somnolen GCS E2M3V1.
d. Telinga
Tidak ada serumen, membrane timpani normal, pendengaran normal
e. Mulut
Stomatitis tidak ditemukan, gigi sebagian berlubang, sianosis,
membran mukosa kering, pucat
f. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ditemukan pembesaran vena jugularis.
g. Dada
1) Paru
Inspeksi : Gerakan simetris, retraksi dinding dada tidak
terlihat, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak teraba benjolan, vocal fremitus kanan sama
dengan kiri
Perkusi : Bunyi redup diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler menurun dan terdapat ronki pada paru
kanan dan kiri
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat pada ICS V
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea axilaris anterior sinistra
setinggi ICS V
Perkusi : Batas atas pada ICS II linea midclavicularis
sinistra, batas kanan pada ICS IV linea parasternal
sinistra, batas kiri pada ICS V linea axilaris anterior
sinistra
Auskultasi : Suara jantung S1 dan SII regular, tidak ditemukan
gallop dan murmur
h. Abdomen
Inspeksi : Simetris, lesi (-), supel
Auskultasi : Bising usus 16 x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
dan lien
Perkusi : Timpani
i. Ekstermitas
1) Atas : edema (-), akral dingin, turgor kulit menurun, CRT
memanjang > 2 detik
2) Bawah : edema (-), akral hangat, turgor kulit menurun CRT
memanjang > 2 detik
j. Genetalia
Bersih, terpasang DC No. 16
5. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Do :
- Pasien tampak pucat, lemas
- Sianosis sentral (biru pada bibir, lidah
dan kulit)
- Konjungtiva anemis
- Bruit femoral
- Ankle brachial 0,8
- CRT memanjang >2 detik
- S : 35,60 C
- Nadi : 120 x/menit
- TD : 80/60 mmHg
- Akral dingin
- Urine output 20 cc
3 14 april 2020 Ds : Post ORIF Resiko
pukul 11.00 wib Keluarga pasien mengatakan pasien tampak lemas, perdarahan
tampak mengantuk dan sulit diajak komunikasi
-
Do :
- Pasien tampak pucat, lemas
- S : 35,60 C
- Nadi : 120 x/menit
- TD : 80/60 mmHg
- Post ORIF fraktur femur 1/3 distal
- Bruit femoral
- Hb : 7,6 g/dL
- Ht : 22,2 %
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perdarahan b.d Post ORIF
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d KV menurun
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipovolemia
INTERVENSI KEPERAWATAN
TGL / NO
NOC NIC TTD
JAM DX
14/04/202 1 Setelah dilakukan tindakan selama1x6 jam diharapkan masalah Manajemen Perdarahan
0 pukul resiko perdarahan dapat teratasi dengan kriteria hasil a. Identifikasi penyebab perdarahan
12.00 wib Keparahan kehlagan darah : b. Monitor terjadinya perdarahan (sifat
Indikator Awal Tujuan atau karakteristik)
Penurunan tekanan 2 4 c. Monitor nilai hemoglobin dan
darah sistol hematocrit sebelum dan sesudah
Penurunan tekanan 2 4 kehilangan darah
darah diastol d. Monitor TD
Kulit dan mmbran 2 4 e. Kolaborasi pemberian pemberian
mukosa pucat cairan
Perdarahan pasca 2 4 f. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
bedah
Penurunan hb 2 4
Penurunan ht 2 4
KETERANGAN:
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
14/04/20 2 Setelah di lakukan tindakan keperawatan3x24 jam di Monitor pernafasan
20 pukul harapkan masalah ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi 1. Buka jalan nafas, gunakan
11.00 sesuai kriteria hasil sebagai berikut: teknik chin lift atau jaw trust bila
wib perlu
Status pernafasan
Indikator Awal Tujuan 2. Monitor kecepatan irama,
Frekuensi nafas 1 3 kedalaman dan kesulitan
Pernafasan cuping hidung 1 3 bernafas
KV 1 3 3. Monitor suara tambahan
Suara nafas tambahan 1 3 4. Monitr pola nafas
KETERANGAN 5. Monitor saturasi oksigen
1. : deviasi berat dari kisaran normal 6. Posisikan untuk
2. : deviasi cukup berat dari kisaran normal memaksimalkan ventilasi
3. : deviasi sedang dari kisaran normal 7. Monitor kapasitas paru
4. : deviasi ringan dari kisaran normal 8. Mnitor sekresipernafasan
5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal 9. Posisikan miring kesamping sesuai
indikasi untuk mencegah aspirasi
14/04/20 3 Setelah di lakukan tindakan keperawatan3x24 jam di Manajemen syok:
20 pukul harapkan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer 1. Monitor gejala syok hipovolemi
11.00 dapat teratasi sesuai kriteria hasil sebagai berikut: 2. Posisikan pasien untuk
wib Perfusi jaringan :Perifer mendapatkan perfusi optimal
Indikator Awal Tujuan 3. Monitor HB/HT
Tekanan darah sistolik 1 3 4. Berikan Packed red cell,
Tekanan darah diastolik 1 3 sesuai kebutuhan
Suhu kulit 1 3 5. Monitor tanda-tanda vital
Muka pucat 1 3 6. Berikan cairan IV kristaloid dan
Kekuatan denyut nadi 1 3 koloid, sesuai kebutuhan\
KETERANGAN 7. Batasi gerakan pada pada kepala, leher
1 : deviasi berat dari kisaran normal dan punggung
2 : deviasi cukup berat dari kisaran normal 8. Monitor kemampuan BAB dan BAK
3 : deviasi sedang dari kisaran normal
4 : deviasi ringan dari kisaran normal
5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Ds : -
3. Memonitor suara tambahan Do : suara nafas ronkhi basah
Ds : -
4. Memonitr pola nafas Do : takipnea
Ds: -
5. Memposisikan untuk Do: posisi semifowler
memaksimalkan ventilasi Ds : -
6. Memonitor kapasitas paru Do : KV menurun, 25%
Ds : -
7. Memonitor sekresi pernafasan Do : terdapat oedema paru, suara ronkhi
basah dikedua paru
8. Memposisikan miring kesamping sesuai Ds : -
indikasi untuk mencegah aspirasi Do : posisi miring kesamping