Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK DI RUANG IGD RSUD SEKARWANGI


SUKABUMI

Diajukan Untuk Memenuhi Stase Keperawatan Gadar Dan Kritis Profesi Ners

DI SUSUN OLEH :

MAHRINI

4120148

CI LAHAN PEMBIMBING AKADEMIK

HANA ARIENI RAMADHAN,S.KEP.,NERS.,MHPE

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUTE KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi
Syok hipovolemik adalah penyebab syok yang sering terjadi pada anak-anak.
Hilangnya volume dapat menurunkan preload yang menyebabkan penurunan curah
jantung, tekanan darah serta gangguan perfusi jaringan (Ramdani B, 2016).
Secara patofisiologis syok merupakan gangguan hemodinamik yang menyebabkan
tidak adekuatnya hantaran oksigen dan perfusi jaringan (Hadisman, 2013)
B. Etiologi
Penyebab syok hipovolemik dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang
terdiri dari :
1. Perdarahan
a. Eksternal
Kehilangan darah karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh di sebabkan
oleh trauma tembus atau trauma tumpul. Trauma yang berakibat fraktur tulang
besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya fraktur
humerus menghasilkan 500-1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung
1000-1500 mi perdarahan.
b. Internal
1) Hematom supkapsular hati
2) Aneurisma aorta pecah karena kelainan pembuluh darah
3) Perdarahan gastrointestinal
4) Perlukaan berganda
2. Kehilangan Plasma
a. Luka bakar luas
b. Pankreatitis
c. Deskuamasi kulit
d. Sindrom Dumping
e. DHF
f. Peritonitis
g. Obstruksi Ileus
3. Kehilangan Cairan Ekstrsseluler
a. Muntah (vomitus)
b. Dehidrasi
c. Diare
d. Terapi diuretik yang sangat agresif
e. Diabetes Inspidius
f. Infusiensi Adrenal
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada syok hipovolemik meliputi sebagai berikut (Ramdani B.,
2016):
1. Takipnea : menyebabkan alkalosis respiratorik, kompensasi untuk asidosis
metabolik ; pernapasan tanpa bantuan
2. Takikardia, denyut perifer rendah atau tidak ada, tekanan nadi sempit, pengisian
ulang kapiler lambat, hipotensi
3. Kulit dingin, pucat, kehitam-hitaman, sianotik, terdapat bercak, diaforetik
terutama pada ekstemitas
4. Perubahan pada tingkat kesadaran (biasanya somnolen sampai sopor)
Oligouria
D. Komplikasi
1. Kegagalan multi organ akibat penurunan alilran darah dan hipoksia jaringan yang
berkepanjangan.
2. Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus kapiler
karena hipoksia.
3. DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian jaringan
yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi
E. Patofisiologi
Syok hipovolemik atau status syok akibat dari kehilangan volume cairan sirkulasi
(penurunan volume darah), dapat diakibatkan oleh berbagai kondisi yang secara
bermakna menguras volume darah normal, plasma, atau air. Patologi dasar, tanpa
memperhatikan tipe kehilangan cairan yang pasti, dihubungkan dengan defisit
volume atau tekanan cairan sirkulasi aktual. Penurunan volume cairan sirkulasi
menurunkan aliran balik vena, yang mengurangi curah jantung dan karenannya
menurunkan tekanan darah. Penurunan curah jantung disebabkan oleh penurunan
volume preload walaupun terdapat kompensasi peninggian resistansi vaskuler,
vasokonstriksi dan takikardia. (Dewi & Rismala, 2013)
Kegagalan sirkulasi menyebabkan hantaran oksigen (DO ) ke jaringan berkurang
diikuti dengan penurunan tekanan oksigen parsial (pO ). Pada saat terjadi penurunan
pO sampai pada titik kritis, maka fosforilasi oksidatif yang bergantung pada oksigen
akan menggeser metabolisme, dari aerob menjadi anaerob, sehingga kadar laktat darah
meningkat dan menyebabkan terjadinyaasidosis laktat. Hantaran oksigen dipengaruhi
oleh kandungan oksigen darah arteri (CaO ) dan curah jantung (CO) sesuai dengan
persamaan berikut (Dewi, Rismala. 2013) : Curah jantung pada anak sangat
tergantung pada detak jantung (HR) dibandingkan dengan isi sekuncup (SV) karena
miokard belum matang. Pada saat tubuh kehilangan volume intravascular lebih dari
10% akan terlihat beberapa usaha tubuh untuk mengembalikan fungsi kardiovaskular
dan volume darah dengan mekanisme kompensasi yang melibatkan respon
neurohumoral, kemoreseptor, dan endokrin. Berdasarkan proses patofisiologi tersebut
syok terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase kompensasi, dekompensasi, dan ireversibel.
(Dewi & Rismala, 2013).
Berbeda dengan gambaran klinis pada dewasa, pada anak hipotensi merupakan
keadaan yang sudah terlambat, sehingga sangat diperlukan kecurigaan yang cukup
besar dari para klinisi serta pemeriksaan fisik yang terarah agar dapat mendiagnosis
syok pada fase awal (Dewi & Rismala, 2013).

F. Pathway

Hipovolemia absolut Hipovolemia relatif


(Seperti: Infeksi Virus Dengue)

Terbentuk komplek antigen-antibodi

Mengaktivasi sistem komplemen

Dilepaskan C3a dan C5a (peptida)

Melepaskan histamin
Permeabilitas membran meningkat
Kebocoran plasma
Hipovolemia

Renjatan hipovolemi dan hipotensi

Kekurangan volume cairan

Berkurangnya volume sirkulasi

Sroke volume menurun

Cardiac output menurun

Penurunan curah jantung

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kimia Serum seperti elektrolit, BUN dan kreatinin
2. DPL dan profil koagulasi
3. AGD (Analisa Gas Darah) dan Oksimetri nadi
4. Pemeriksaan curah jantung
5. Laktat Serum
6. Urinalisis dengan berat jenis, osmoralitas, dan elektrolit urin
7. EKG, (Nurarif, Amin & Kusuma, Hadi. 2014)
H. Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologi
Obatanlgetika yang direkomendasikan :
a. Morfin 10-15 mg IM atau 15 mg IV
b. Petidin 50-100 mg per oral
c. Parasetamol 500 mg per oral
d. Parasetamoldancodein 30 mg per oral
Tradamol oral atau IM 50 mg atausupossitaria 100 mg
2. Terapi non farmakologi
a. Pengobatan penyebab yang mendasari
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan
perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau
mungkin diperlukan pembedahan untuk menghentikan perdarahan internal.
b. Penggantian cairan dan darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan jarum besar dipasang untuk membuat
akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan pemberian
secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan. Contohnya :
Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
c. Redistribusi Cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai
pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak
dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi
oleh gaya gravitasi.
d. Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan
hipovolemia dengan memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan
abdomen.Alat ini menciptakan tahanan perifer artificial dan membantu
menahan perfusi coroner.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, E, & Rahayu, S. 2016. Kegawatadaruratan Syok Hipovolemik. Solo: FIK UMS
Dewi, Rismala. 2013. Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat Pada Anak.
Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Nurarif, Amin & Kusuma, Hadi. 2014. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA. Yogyakarta. Mediaction.
Ramdani, B. 2016. Syok Hipovolemik Pada Anak.
http://www.pustakadokter.com/2016/11/12/syok-hipovolemik-pada-anak/.
Diakses pada tanggal 19 Nevember 2021
Hardisman. 2013. Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok Hipovolemik. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2(3), 1-5

Anda mungkin juga menyukai