Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN SYOK HIPOVELEMIK

OLEH :

MUHAMMAD IBRAHIM MURTADLA

NIM 182002023

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRMKAB JOMBANG

2020/2021

A. Definisi
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian
diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk
menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik,
kardiogenik, neurogenik, atau septik syok). Syok hipovolemik adalah suatu keadaan
akut dimana tubuh kehilangan cairan tubuh, cairan ini dapat berupa darah, plasma,
dan elektrolit (Grace, 2006).
B. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi
sistem fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan
sistem neuroendokrin.
a. Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut dengan
mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui
pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu, platelet diaktivasi (juga melalui
pelepasan tromboksan A2 lokal) dan membentuk bekuan darah immatur pada
sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang
selanjutnya menyebabkan penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah.
Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan
darah dan menjadi bentuk yang sempurna.
b. Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan
meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Respon ini terjadi akibat peningkatan
pelepasan norepinefrin dan penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur
oleh baroreseptor di arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah
pulmonal).
c. Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi renin
dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I, yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru
dah hati. Angotensin II mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu
perbaikan keadaan pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos,
dan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan menyebabkan
retensi air.
d. Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan
Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula
pituitari posterior sebagai respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh
baroreseptor) dan terhadap penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh
osmoreseptor). Secara tidak langsung ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi
air dan garam (NaCl) pada tubulus distalis, duktus kolektivus, dan lengkung Henle.
C. Etiologi
a. Perdarahan Gastrointestinal : baik akibat upper maupun lower gastrointestinal
bleed (contohnya: variceal bleed, portal hypertensive gastropathy bleed, peptic
ulcer, diverticulosis) trauma.
b. Etiologi Vascular: aortoenteric fistula, ruptured abdominal aortic aneurysm, tumor
yang menginvasi pembuluh darah besar
c. Perdarahan spontan akibat pemakaian antikoagulan

Penyebab umum pada Syok Hipovolemik nonhemoragik antara lain:


a. Kehilangan cairan dari Gastrointestinal – akibat muntah, diare, penyedotan
melalui selang nasogastrik, atau drains
b. Kehilangan cairan dari Ginjal - diuresis imbas obat, gangguan endokrin seperti
keadaan hiperaldosteronisme
c. Kehilangan cairan dari kulit – luka bakar, Sindrom Stevens Johnson, Nekrolisis
epidermal toksik, heatstroke, demam
d. Kehilangan cairan dari ruang ketiga – dapat terjadi pada keadaan infeksi seperti
pankreatitis, sirosis, obstruksi intestinal, trauma[3,5,6]
D. Manifestasi klinik
Gejala syok hipovolemik cukup bervariasi, tergantung pada usia, kondisi
premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya berlangsung. Kecepatan
kehilangan cairan tubuh merupakan faktor kritis respon kompensasi. Pasian muda
dapat dengan mudah mengkompensasi kehilangan cairan dengan jumlah sedang
vasokontriksinya dan takikardia.
Kehilangan volume yang cukup besar dalam waktu lambat, meskipun terjadi
pada pasien usia lanjut, masih dapat ditolerir juga dibandingkan kehilangan dalam
waktu yang cepat atau singkat.Apabila syok talah terjadi, tanda-tandanya akan
jelas.Pada keadaan hipovolemia, penurunan darah lebih dari 15 mmHg dan tidak
segera kembali dalam beberapa menit. Tanda-tanda syok adalah menurut Toni
Ashadi, 2006 adalah:

a. Kulit dingin, pucat, dan vena kulit kolaps akibat penurunan pengisian
kapiler selalu berkaitan dengan berkurangnya perfusi jaringan.
b. Takhikardi: peningkatan laju jantung dan kontraktilitas adalah respon
homeostasis penting untuk hipovolemia. Peningkatan kecepatan aliran
darah ke homeostasis penting untuk hopovolemia.peningkatan kecepatan
aliran darah ke mikrosirkulasi berfungsi mengurangi asidosis jaringan.
c. Hipotensi: karena tekanan darah adalah produk resistensi pembuluh darah
sistemik dan curah jantung, vasokontriksi perifer adalah faktor yang
esensial dalam mempertahankan tekanan darah. Autoregulasi aliran darah
otak dapat dipertahankan selama tekanan arteri turun tidak dibawah 70
mmHg.
d. Oliguria: produksi urin umumnya akan berkurang pada syok hipovolemik.
Oliguria pada orang dewasa terjadi jika jumlah urin kurang dari 30ml/jam.

E. Penatalaksanaan
a. Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah :
1) memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa
sehingga tidak mengarah pada perfusi jaringan yang tidak adekuat.
2) meredistribusi volume cairan
3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat
mungkin.
b. TerapiFarmakologi
Obatanlgetika yang direkomendasikan :
1) Morfin 10-15 mg IM atau 15 mg IV
2) Petidin 50-100 mg per oral
3) Parasetamol 500 mg per oral
4) Parasetamoldancodein 30 mg per oral
5) Tradamol oral atau IM 50 mg atausupossitaria 100 mg
c. Terapi non farmakologi
1) Pengobatan penyebab yang mendasari
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk
menghentikan perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat
perdarahan atau mungkin diperlukan pembedahan untuk menghentikan
perdarahan internal.
2) Penggantiancairandandarah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang untuk
membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Maksudnya
memungkinkan pemberian secara simultan terapi cairan dan komponen
darah jika diperlukan. Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9
%, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
3) RedistribusiCairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan
tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan
kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
4) Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan
hipovolemia dengan memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan
abdomen.Alat ini menciptakan tahanan perifer artificial dan membantu
menahan perfusi coroner.

F. Intervensi keperawatan
Observasi
a. monitor status kardiopulmonal (frekuansi dan kekuatan nadi ,frekuensi
nafas,TD,MAP)
b. monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,AGD)
c. monitor status cairan (masukan dan haluaran,turgor kulit,CRT)
d. periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
e. periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS (deformitly/deformitas,open
wound/luka terbuka,tendermess/nyeri tekan,swelling/bengkak.
Terapeutik
a. perjalankan jalan nafas paten
b. berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >95%
c. persiapkan intubasidan ventilasi mekanis,jika perlu
d. lakukan penekanan langsung (direct pressure)pada pendarahan eksternal
e. berikan posisi syok (modified trendelenberg).
f. pasang jalur IV berukuran besar (misal nomor 14 atau 16 ).
g. Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin
h. Pasang selang nasogastrik untuk dekompresi lambung
i. Ambil sample darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
b. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20 ml/kgBB pada anak
c. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu. (SIKI, 2018)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

SYOK HIPOVOLEMIK

1. IDENTITAS PASIEN

NAMA :

UMUR :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

AGAMA :

PEKERJAAN :

DX. MEDIS :

TANGGAL :

PENANGGUNGJAWAB :

PRIMARY SURVEY:

TRIAGE:

Keluhan utama/keadaan umum:

Kesadaran (A/V/P/U):

A. Airway :

B. Breathing :

C. Circulating :

D. Disability :

E. Exposure :

SECONDARY SURVEY:

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Penyakit Sekarang:


Tanda-tanda vital :

TD: mm/Hg RR: x/mnt

Nadi: x/mnt Suhu: °C

Nyeri :

GCS (Eye, Verbal, Motorik) :

PEMERIKSAAAN FISIK:

Breath Pergerakan dada o Simetris

(B1)
o Tidak simetris

Pemakaian otot o Ada . Jenis :

bantu nafas
o Tidak ada

Suara nafas o Vesikuler

o Wheezing

o Ronki

Lokasi :

Batuk o Produktif

o Tidak produktif

Sputum o Coklat

o Kental
o Berdarah

o Encer

Alat bantu nafas o Tidak ada

o Ada.Jenis:

Lain – lain

Blood Suara jantung S1 S2 S3 S4

(B2)
o Tunggal

o Gallop

o Murmur

Irama jantung o Regular

o Irregular

CRT o ≤ 2 detik

o > 2 detik

JVP o Normal

o Meningkat

CVP o Ada

o Tidak ada

Nilai :
Edema o Ada

o Tidak ada

Tempat :

Brain Tingkat kesadaran

(B3)

Reaksi pupil

o Kanan o Ada, diameter

o Tidak ada

o Kiri o Ada, Diameter

o Tidak ada

Reflek fisiologis o Ada

o Tidak ada

Reflek patologis o Brudzinki

o Babinski

Meningeal sign o Ada

o Tidak ada

Bladder Urin o Jumlah

(B4)
o Warna

Kateter o Ada, hari ke…….

o Jenis…………….

o Tidak ada……

Kesulitan BAK o Ya

o Tidak

Bowel Mukosa bibir o Kering

(B5)
o Lembab

Lidah o Kotor

o Bersih

Keadaan gigi o Lengkap

o Gigi palsu

Nyeri telan o Ya

o Tidak

Abdomen o Distensi

o Tidak distensi

Peristaltic usus o Normal

o Menurun
o Meningkat

o Nilai :

Mual o Ya

o Tidak

Muntah o Ya

o Tidak

o Jumlah/frekuensi

Hematemesis o Ya

o Tidak

o Jumlah/frekuensi

Melena o Ya

o Tidak

o Jumlah/ frekuensi

Terpasang NGT o Ya

o Tidak

Diare o Ya

o Tidak

o Jumlah/frekuensi
Konstipasi o Ya

o Tidak

o Sejak

Asites o Ya

o Tidak

Bone (B6) Turgor o Baik

o Jelek

Perdarahan kulit o Ada

o Tidak ada

o Jenis

Icterus o Ya

o Tidak ada

Akral o Hangat

o ]kering

o Merah

o Dingin

o Pucat

o Basah
Pergerakan sendi o Bebas

o Terbatas

o Skala

Fraktur o Ada

o Tidak ada

o Jenis

o Lokasi

Luka o Ada

o Tidak ada

o Jenis

o Lokasi

Masalah Keperawatan:
1.
2.
3.
Intervensi dan Implementasi Diurutkan permasalahan A,B,C,D

No. Intervensi Rasional Jam/Waktu Implementasi


Evaluasi & Hands off”
Evaluasi Komunikasi

SUBJEKTIF: Sitution:

OBJEKTIF: Background:

ASSESMENT: Assessment:

PLANNING: Recomendation:

Tanda Tangan Mahasiswa

NIM:

Anda mungkin juga menyukai