Disusun oleh:
(................................................) (...............................................)
i
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang1
B. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A. Konsep Penyakit 3
B. Etiologi 3
C. Klasifikasi 3
D. Tanda & Gejala 4
E. Pengkajian Primer 4
F. Pengkajian Sekunder 4
G. Penatalaksanaan Medis 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
ii
iii
BAB I
1
2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Triase IGD adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang
diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang
instalasi gawat darurat (IGD) (Menerez, 2015). Proses penentuan ini
dilakukan untuk mendapatkan urutan penanganan sesuai tingkat
kegawatdaruratan pasien, seperti kondisi cedera ringan, cedera berat
yang bisa mengancam nyawa dalam hitungan menit dan jam atau sudah
meninggal (Menerez, 2015).
Dalam sistem triase IGD, ada 4 kategori warna. Empat kategori
warna tersebut memiliki arti masing-masing yang disesuaikan dengan
kondisi pasien (Menerez, 2015).
Penelitian pengaruh moilisasi progresif terhadap tekanan darah dan
saturasi oksigen pasien kritis dengan penurunan kesadaran menunjukkan hasil
yang signifikan dimana tekanan darah didapatkan nilai p-value sebesar 0,024
(sistol) dan 0,002 (diastol, sedangkan saturasi oksigen didapatkan nilai p-value
0,000. Kondisi tersebutterjadi oleh karena adanyamekanisme kompensasi
terhadap adanya aktivitas yang dapat memberikanrangsangan simpatis
untuk meningkatkan fungsi organ kardiorespirasi gunamencukupi
kebutuhan oksigenasi (curah jantung) dan perfusijaringan(Hartoyo, dkk,
2017).Penelitian lain terkait pengaruh pemberian posisi terhadap nilai
tidalvolume menunjukan hasil posisi mempengaruhi nilai tidal volume pada
pasienterpasang ventilasi mekanik terutama dengan mode CPAP
(ContinuousPositive Airway Pressure). Nilai tidal volume pada posisi HOB
(Head of Bed)elevation 300 menunjukan nilai lebih baik dibandingkan posisi
lateral (BudiRustandi dkk, 2014).
Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk memlih dan
mengangkat jurnal ini untuk dipaparkan lebih lanjut (dipresentasikan) dengan
judul “Pengaruh Moilisasi Progresif Level 1 Terhadap Tekanan Darah Dan
Saturasi Oksigen Pasien Kritis Dengan Penurunan Kesadaran”.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mampu memahami asuhan keperawatan pasien kritis
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan dengan baik
b. Mahasiswa mampu memilih diagnosa sesuai analisa data yang sudah di
klasifikasikan menggunakan refrensi NANDA 2018-2020.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosa syok hypovolemia menggunakan refrensi NOC dan
NIC.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
Syok hypovolemia adalah kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh
hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung
tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Syok hypovolemia harus
segera ditangani untuk mencegah kerusakan organ dan jaringan Ester M. (2018)
Syok hipovolemia sering kali disebabkan oleh perdarahan dan dehidrasi
berat. Syok hipovolemia akan ditandai dengan penurunan tekanan darah,
penurunan suhu tubuh dan denyut nadi yang cepat tetapi lemah (Ananda Putra, R.
2018)
B. Etiologi
1. Luka robek
2. Patah tulang
3. Pecah atau rupturenya kehamilan ektopik
4. Solusio plasenta
5. Cedera yang merusak organ, seperti hati, limpa atau ginjal
6. Perdarahan Ananda Putra, R. (2018)
C. Klasifikasi
1. Perdarahan tingkat 1
Darah hilang <750, Nadi <100, TD Normal, Respirasi 14-20, Urine
>30, kesadaran agak gelisah
2. Perdarahan tingkat 2
Darah hilang 750-1500, Nadi >100, TD Normal, Respirasi 20-30,
Urine 20-30, kesadaran gelisah
3. Perdarahan tingkat 3
5
6
E. Pengkajian Primer
a. Airway
a. Tidak erdapat secret di jalan nafas
b. Bunyi nafas normal vesikuler
b. Breathing
a. Tidak ada penggunaan otot asesoris pernafasan
b. Tidak ada kesulitan bernafas: lapar udara, diaforesis, dan sianoasis
c. Pernafasan memakai alat Bantu nafas
c. Circulation
a. Sakit kepala
b. Gangguan tingkat kesadaran: gelisah, mengantuk, gangguan mental
(ansietas, cemas)
F. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan fisik untuk mengetahui perubahan klinis yang terjadi :
penimbunan skret, kolaps paru, komplikasi lain.
7
G. Penatalaksanaan Medis
1. Menentukan deficit cairan
2. Mengatasi syok dengan cairan kristaloid (RL atau NaCl 0,9%) 20
ml/kgBB dalam 30-60 menit
3. Pemberian epinephrine
4. Pemberian dobutamine Heather H.T. (2018)
G. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
b. Resiko syok (hipovolemik) b/d penurunan aliran darah ke jaringan ditandai
dengan hipoksia dan hipotensi
c. Ketidakefeltifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan perfusi darah ke
perifer
BAB III
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Klien : Tn A
No. RM : 059xxx
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin :L
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Bantul
Status perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Syok Hipovolemik
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Tanggal masuk RS: 30 November 2021
Tanggal pengkajian : 30 November 2021, 08:00 WIB
B. PENGKAJIAN PRIMER
b. Airway (status jalan nafas)
Terpasang NRM 10/L/m, tidak ada sumbatan jalan nafas
c. Breathing (status Pernafasan)
Sesak nafas, frekuensi pernafasan 28 x/menit SpO2 95%
d. Circulation (Status sirkulasi)
Tekanan darah 137/87 mmHg, suhu 35,2oC, HR : 106x/menit, akral dingin
e. Disability
Kesadaran apatis, GCS 12 (E3 M5 V4). Terdapat reaksi cahaya pada pupil mata
kanan dan mata kiri. Post ORIF H3, Fraktur Cruris sinistra
f. Eksposure
Luka post OP orif H3 setelah keluar dari Rumah sakit
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Riwayat kesehatan
8
9
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hasil pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 6,9 g/dl 13.2 -17.3
Leukosit 10,5 x10^3/uL 4.0 – 11
Trombosit 265 x10^3/uL 150 – 450
Hematokrit 37 % 40 – 52
Eritrosit 3,9 x10^3/uL 4.4 – 5.9
MCV 77 fL 80 – 100
MCH 23 Pg 26 – 34
MCHC 30 g/dl 31 – 36
Eosinofil 1 % 0–5
12
Basofil 0 % 0–1
Netrofil 71 % 50 – 70
Limfosit 26 % 25 – 40
Monosit 3 % 2–8
Gol. Darah 0 %
Rhesus Positif
KIMIA KLINIK
GDS 144 mg/dl 70 - 150
Ureum 27 mg/dl 15 – 40
Creatinin 0.7 mg/dl 0,5 – 0,9
CK – MB 22 U/L <25
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
ELEKTROLIT
Na 135 mmol/L 135 – 145
K 3,3 mmol/L 3,5 – 5
CI 95 mmol/L 95 -105
Ca 1,5 mmol/L 1.3 – 2.1
Mg 1,4 mmol/L 1.3 – 2.1
G. PROGRAM TERAPI
1. Ceftriaxone 1gr/12 jam
2. Ketorolac 30mg/12 jam
3. Ranitidine 50 mg/12 jam
4. Metronidazole 500mg/12 jam
5. Vit K 2x 1 ampul (10 mg)
6. Asam traneksamat 500mg/8 jam
7. Dexamethasone 0,5 mg premed
8. Methyl prednisolone 125 mg/8jam
9. Meropenem 500mg/8jam
10. RL 60 cc/jam
13
H. ANALISA DATA
No Data focus Etiologi Masalah
1 Ds : klien mengatakan sesak napas Penurunan Pola nafas tidak
Do : ekspansi paru efektif
TD: 80/50 mmHg
MAP: 60
RR : 28x/menit
HR: 59
SaO2 : 99%
Terpasang NRM 8L/m
e. Hematokrit 37 %
f. Eritrosit 3.9 x103/uL
g. GDS 144
h. Na 135
i. CI 95
j. Ca 1,5
k. Mg 1,4
TD: 80/50 mmHg
MAP: 60
RR : 28x/menit
HR: 59
SaO2 : 99%
Terpasang NRM 8L/m
4 Ds : Tindakan invasif Resiko infeksi
- Pasien mengatakan luka
masih basah.
- Pasien mengatakan ada rasa gatal
pada daerah luka.
Do :
Luka pasien masih terlihat
basah dan terlihat sedikit
ada cairan eksudat pada
luka, warna putih kuning.
luka kemerahan, luka tidak
berbau dan tidak ada
pembengkan disekitar luka.
- Hasil labor pasien
didapatkan leukosit
10,5/mm3
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan aliran darah perifer
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan yang mutlak
15
3. Tidak ada
ortostatik
hipertensis
3 Kekurangan volume Setelah dilakukan Hipolovemia
cairan b/d kehilangan tindakan keperawatan Management
cairan yang mutlak selama 1x2 jam 1. Mengevaluasi
diharapkan volume tanda vital
cairan klien seimbang 2. Evaluasi
dengan kriteria hasil : kebutuhan cairan
1. Balance cairan 3. Evaluasi
baik kebutuhan nutrisi
2. TTV normal 4. Penuhi kebutuhan
3. Tidak ada tanda cairan dan
tanda dehidrasi elektrolit
4. Elastisitas 5. Tingkatkan
turgor baik, asupan nutrisi
mukosa lembab pasien
6. Kolaborasi
pemberian obat
4 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan Infection control
Tindakan invasif tindakan keperawatan ( control infeksi)
selama 1x2 jam 1. Monitor tanda dan
diharapkan volume gejala infeksi
cairan klien seimbang sistemik dan lokal
dengan kriteria hasil : 2. Monitor kerentanan
terhadap infeks
Immune status 3. Berikan perawatan
kulit pada daerah
a. Klien bebas dari epidema
tanda dan gejala 4. Cuci tangan setiap
infeksi sebelum dan setelah
b. Mendeskripsikan melakukan tindakan
proses penularan 5. Gunakan baju,
penyakit sarung tangan
17
K. IMPLEMENTASI/EVALUASI
Tgl/jam Dx Implementasi Evaluasi TTD
Kep
30/11/2021 1 Airway Management S : klien kelompok
jam 13.45 1. Memonitor TTV mengatakan sesak
2. Memposisikan pasien nafas berkurang
untuk O : SaO2 : 100%,
memamksimalkan TD 89/63mmHg,
ventilasi MAP: 70, N :
3. Mencatat pergerakan 64x/menit, RR :
dada dan adanya 20x/menit, S : 37oC
retraksi Terpasang nasal
4. Memonitor pola nafas kanul oksigen 4L/m
18
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
30/11/2021 4 Infection control ( control S : klien kelompok
jam 13.45 infeksi) mengatakan luka
1. Monitor tanda dan sedikit lebih
gejala infeksi nyaman, rasa gatal
sistemik dan lokal berkurang
2. Monitor kerentanan O : luka tampak
terhadap infeks bersih, perban
3. Memberikan tampak rapi,
perawatan A : masalah teratasi
kulit/luka pada sebagian
daerah P : Lanjutkan
epidema dengan intervensi
teknik aseptik
4. Anjurkan masukan
nutrisi yang cukup
dan istirahat
5. Mengajarkan cara
menghindari infeksi
6. Memberikan terapi
antibiotik, injeksi
cefttriaxone melalui
IV
BAB IV
A. KESIMPULAN
1. Terapi koplementer mobilisasi progresif berpengaruh terhadap
peningkatan tekanan darah, saturasi oksigen dan menurunkan masalah
edema pada pasien yang di bed rest
2. Terapi koplementer mobilisasi progresih menigkatkan rasa nyaman pada
pasien
B. SARAN
1. Diharapkan perawat diruang IGD dapat menerapkan teknik mobilisasi
progresif untuk meminimalisir masalah yang timbul pada pasien sebelum
klien dipindah di bangsal atau pulang.
20
DAFTAR PUSTAKA
21