Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

ELINDA NUR SAFITRI, S.Kep

22149011023

UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi

Waktu : Jum’at, 04 November 2022

Peserta : Pasien dan keluarga

Tempat : Ruang Stroke Unit

Penyuluh : Elinda Nur Safitri

I. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, pasien dan keluarga
mampu memahami dan mengetahui penyakitnya
b. Tujuan Khusus
Pasien dan keluarga mampu :
- menjelaskan pengertian Hipertensi
- menguraikan tujuan Hipertensi
- menguraikan tanda dan gejala Hipertensi
- menguraikan makanan yang baik untuk pasien Hipertensi

II. Materi
a. Pengertian Hipertensi
b. Tujuan Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Makanan yang dapat membantu proses penyembuhan Hipertensi

III. Strategi Pendidikan Kesehatan


Kegitan Pendidikan Kesehatan
No Fasilitator Peserta (Pasien) Waktu
Pembukaan : 1. Menjawab salam 5 menit
1. Memberikan salam 2. Menyimak
1. 2. Menjelaskan pokok
bahasan
3. Menjelaskan tujuan
pendidikan
Kesehatan
Kegiatan inti : 1) Menyimak 10 menit
1) Menjelaskan materi 2) Memperhatikan dan
2) Memberikan kesempatan mengikuti saran yang

Bertanya diberikan
A. Menjawab pertanyaan - Bertanya
Penutup : a. Menyimak 10 menit
 Menyimpulkan materi b. Menjawab pertanyaan
 Melaksanakan evaluasi c. Menjawab salam
 Mengucapkan salam
penutup

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media, alat bantu dan fasilitas
1. Media : Leaflet
VI. Evaluasi
a. Apa pengertian Hipertensi ?
b. Sebutkan tujuan Hipertensi ?
c. Sebutkan tanda dan gejala Hipertensi ?
d. Sebutkan makanan yang dapat mnyembuhkan Hipertensi ?
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik
yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau
lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastika hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager, 2009).
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan
jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya, penyakit hypertensi ini
merupakan penyebab umum terjadinya stroke.

B. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data


penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
d. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alcohol
6) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin) Sedangkan
penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol,
Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme,
Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena obat-
obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

C. Klasifikasi Hipertensi
1. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
2. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya .
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lainnya.

D. Komplikasi Hipertensi
Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark miokard,
gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy-included hypertension
(PIH) (Corwin, 2005).
1. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24
jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba
dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan
oleh oklusi fokal pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan
glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi (Hacke, 2009).
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin,
2005).
2. Infark miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga, hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan
risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2005).
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan
irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju ke
kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal ginjal kronik oleh
karena penimbunan garam dan air atau sistem renin angiotensin aldosteron
(RAA). Menurut Arief mansjoer (2009) hipertensi berisiko 4 kali lebih besar
terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan orang yang tidak
mengalami hipertensi (Mansjoer, 2009).
4. Ensefalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang
intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps
yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak jarang juga koma serta
kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi, bahwa
hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang
yang tidak menderita hipertensi (Corwin, 2005).
E. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat saling berpengaruh
terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat
diubah, dengan usaha-usaha sebagai berikut :

a. Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat badan


Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada
obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-
orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sesorang yang badannya
normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%
memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian, obesitas harus
dikendalikan dengan menurunkan berat badan (Depkes, 2010). Beberapa studi
menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan lebih
dari 20% dan hiperkolestrol mempunyai risiko yang lebih besar terkena
hipertensi (Rahajeng, 2009).

b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh


Nasehat pengurangan garam harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dirasakan. Batasi sampai
dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak
(Depkes, 20010).

c. Ciptakan keadaan rileks


Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akan menurunkan tekanan darah (Depkes, 2010).

d. Melakukan olahraga teratur


Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak
3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran dan
memperbaiki metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol tekanan darah
(Depkes, 20010).

e. Berhenti merokok
f. Mengurangi komsumsi alkohol

2. Penatalaksanaa Farmakologis
Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal
mungkin menurunkan gangguan terhadap kualitas hidup penderita.
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang
sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan
selama beberapa bulan perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang
cocok bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat
antihipertensi. Beberapa prinsip pemberian obat antihipertensi sebagai berikut :
a. Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi.
b. Pengobatan hipertensi essensial ditunjukkan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurang timbulnya komplikasi.
c. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
antihipertensi.
d. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan
seumur hidup.
Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan
untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu diuretik, penyekat reseptor beta
adrenergik (β-blocker), penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE
inhibitor), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin Receptor Blocker,
ARB) dan antagonis kalsium.

Anda mungkin juga menyukai