Anda di halaman 1dari 24

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

KOMPETENSI 3A
Dokter Pembimbing Supervisor Pembimbing
dr. Cut Wirdatussa’adah dr. Aizah Lawang,M.Kes,Sp.A(K)
dr. Viqa Faiqah

Giovanni F Popang M. Dmytrick Ciputra


Efryan Iswara Surya Pratiwi
Muhammad Zaki R. Leony Octavia
Ade Ariyanti Batti Siti Hainun
Andi Izza Qarimah Anfauziyah Eka L.
Selyn Dion Matasik Virginia Agastia L.
Meilani Nur A. Asriana Ramdani
Nur Fachraeni H.
NAMA: STENLI PARARAK
NO RM: 931044
JENIS KELAMIN: LAKI-LAKI
USIA: 22/06/2007
PEMERIKSAAN FISIS AWAL
SUBJECTIVE OBJECTIVE

ada sesak dialami pasien sejak Bb: 39kg


7 hari yang lalu , tidak demam, Tb: 155cm

tidak kejang, tidak batuk, ada


Lla : 19cm

Suhu 36.8
jantung berdebar-debar, ada Nadi 90/menit

sesak berpindah—pindah, ada Nafas 36x/menit

Riwayat ruam pada Tensi 110/70

ekstremitas. Lingkar kepala 51,5cm

Lingkar dada 64,5 cm


LABORATORIUM

WBC 10.000
PLT 220.000
HB 8,2
MCV 83
MCH 28
GDS 144
UR/CR 59/1,26
Albumin 3,0
ASSESMENT

• Nefritis lupus
• Acute kidney injury
PLANNING
• Decompensasi cordis dextra et sinistra ec penyakit jantung

didapat ec penyakit jantung rematik • Oxygen 1-2 liter/menit via nasal kanul
• Anemia penyakit kronik • Kebutuhan cairan 20%

• Pericard efusi • Parenteral: infus 5%/intravena

• Mitral regurgitasi • Eritromisin/6jam/oral

• Spironolakton/24jam/oral

• Captopril/8jam/oral

• Predinson/6jam/oral

• Rencana ASTO

• Rencana comb test


DEFINISI
Penyakit jantung reumatik (Reumatic Heart Disease)
merupakan penyakit jantung didapat yang sering
ditemukan pada anak. Penyakit jantung reumatik
merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat
demam reumatik akut sebelumnya, terutama mengenai katup
mitral (75%), aorta (25%), jarang mengenai katup trikuspid,
dan tidak pernah menyerang katup pulmonal. Penyakit
jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis atau insufisiensi
atau keduanya.

Chakko S, Bisno AL. Acute Rheumatic Fever. In: Fuster V, Alexander RW,
O’Rourke et al. Hurst The Heart; vol.II; 10th ed. Mc Graw-Hill : New
York, 2001; p. 1657 –65
EPIDEMIOLOGI
•Penyakit jantung rematik menyebabkan setidaknya 200.000-250.000 kematian bayi
premature setiap tahun dan penyebab umum kematian akibat penyakit jantung pada
anak-anak dan remaja di negara berkembang.
•Dalam laporan WHO Expert Consultation Geneva, 29 Oktober–1 November 2001
yang diterbitkan tahun 2004 angka mortalitas untuk PJR 0,5 per 100.000 penduduk
di Negara maju hingga 8,2 per 100.000 penduduk di negara berkembang di daerah Asia
Tenggara diperkirakan 7,6 per 100.000 penduduk. Diperkirakan sekitar 2.000-332.000
penduduk yang meninggal diseluruh dunia akibat penyakit tersebut.
•Prevalensi demam rematik di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun
beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa prevalensi penyakit
jantung rematik berkisar antara 0,3 sampai 0,8 per 1.000 anak sekolah

Marijon E, Mirabel M, ,et al. Rheumatic fever. Paris: Lancet 2012; 379: 953–643.World Health Organization. Rheumatic
fever and rheumatic heart disease WHO Technical report series 923. Report of a WHO Expert Consultation
Geneva, 29 October–1 November 2001.
ETIOLOGI
Etiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam
reumatik. Demam reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen
multisistem yang terjadi setelah infeksi Streptococcus grup A
pada individu yang mempunyai faktor predisposisi.

Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh


inflamasi endokardium dan miokardium melalui suatu proses
’autoimunne’yang menyebabkan kerusakan jaringan. Inflamasi yang
berat dapat melibatkan perikardium. Valvulitis merupakan tanda
utama reumatik karditis yang paling banyak mengenai katup mitral
(76%), katup aorta (13%) dan katup mitral dan katup aorta (97%).

Chakko S, Bisno AL. Acute Rheumatic Fever. In: Fuster V, Alexander RW, O’Rourke et al. Hurst The
Heart; vol.II; 10th ed. Mc Graw-Hill : New York, 2001; p. 1657 –65.
FAKTOR RESIKO

•Keadaan Sosio - ekonomi yang rendah

•Lingkungan dengan kepadatan hunian dan penduduk

•Faktor genetic (HLA Kelas II dan HLA – DR 7)

•Daerah Iklim tropis (Cuaca lembab dan perubahan suhu mendadak)

•Serangan berulang tanpa pengobatan dan profilaksis yang adekuat

ika-Paotonu D., Beaton A., Raghu A, et al. 2017. Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease. National Center for Biotechnology information.
NK, R., Iskandar, B., Albar, H., & Daud, D. (2016). Faktor Risiko Serangan Berulang Demam Rematik/Penyakit Jantung Rematik. Sari Pediatri, 14(3), 179. https://doi.org/10.14238/sp14.3.2012.179-84
PATOGENESIS
KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria Jones untuk Diagnosis Rheumatic Fever
ANAMNESIS
1.Gejala Sistemik : 2.Gejala Khusus :
a)Onset demam a)Nyeri sendi bermigrasi

b)Riwayat sakit tenggorokan dan batuk b)Nodul dibawah kulit

c)Riwayat sakit kepala c)Disfungsi motorik

d)Riwayat ruam pada badan d)Ruam

e)Riwayat keringat dingin e)Perubahan kepribadian


f)Penurunan berat badan

g)Riwayat sakit pada dada / sesak nafas

h)Orthopneu

i)Riwayat sakit pada abdomen

j)Riwayat muntah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
• C-reactive protein (CRP) dan Peningkatan LED
• Rapid Test Antigen Streptococcus
• Antistreptolisin O/ASTO
• Kultur tenggorok untuk mengetahui ada tidaknya streptococcus
beta hemolitikusgrup A.

b. Fotothorax dan EKG : Dapat mendeteksi adanya kardiomegali


dan kongesti pulmonal sebagai tanda adanya gagal jantung kronik
pada karditis. Pemeriksaan EKG mendeteksi adanya pemanjangan
interval PR yang bersifat tidak spesifik.

c.Pemeriksaan Ekokardiografi: untuk mengidentifikasi dan menilai


Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2013;331-335. derajat insufisiensi/stenosis katup, efusi perikardium, dan disfungsi
ventrikel.
Kumar, Vinay dkk. Valvular Heart. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Philadelpia: Elsevier

Inc. 2010.
MEDIKAMENTOSA
a. Terapi Antibiotik
1)Profilaksis Primer :
- Penicillin G benzathine 0,6-1,2 juta Unit IM sekali
- Penicillin V Potassium 250-500 mg oral 2-3 kali sehari selama 10 hari
-Amoxicillin 50 mg/kgBB (maks 1 gr) oral 1 kali sehari selama 10 hari
Untuk pasien yang alergi Penicillin :
-Azithromycin 12 mg/kgBB/hari (maks 500 mg) 1 x sehari selama 5 hari
-Clarithomycin 15 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis (maks 250 mg 2 x sehari) selama 10 hari
-Clindamycin 20 mg/kgBB/hari oral (maks 1,8 gr/ hari) dibagi menjadi 3 dosis untuk 10 hari
-Penicillin G benzathine 0,6-1,2 juta Unit IM setiap 4 minggu sekali
-Penicillin V Potassium 250 oral 2 x sehari
-Sulfadiazine 0,5-1 gr oral 1 x sehari
MEDIKAMENTOSA
b. Terapi Anti Inflamasi

Non Steroid :
-Aspirin 100-125 mg/kgBB/hari dan jika sudah capai dosis stabilselama 2 minggu dapat diturunkan
dosisnya menjadi 60-70 mg/kgBB/hari untuk 3-6 minggu
-Naproxen 10-20 mg/kgBB/hari
Steroid :
-Prednison 2 mg/kgBB/hari ( maks 80 mg/hari selama 2 minggu) diberikan 1 x sehari. Jika sudah 2-3
minggu dosis diturunkan 20-25% tiap minggu
-Metylprednisolon 30 mg/kgBB/hari

Armstrong, C. AHA Guidelines on Prevention of Rheumatic Fever and Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis. Am Fam Physician. 2010 1;81(3):346-359.
MEDIKAMENTOSA
a. Terapi Gagal Jantung
-Digoxin 30 mcg/kgBB dosis total digitalisasi, 7,5 mcg/kgBB/hari dosis pemeliharaan
-Diuretik :
•Furosemide 0,5-2 mg/kgBB/hari
•Metolazone 0,2-0,4 mg/kgBB/hari
-Vasodilator :
•Captopril 0,25 mg/kgBBdosis percobaan, dinaikkan 1,5-3 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
•Sodium nitroprusside 0,5-10 mcg/kgBB/min infus
-Inotropik :
•Dobutamin 2-20 mcg/kg/menit per-infus
•Dopamine 2-20 mcg/kg/meni per-infus
NON-MEDIKAMENTOSA
a. Diet dan aktivitas
-Diet bernutrisi tanpa retriksi

-Cairan dan natrium harus dikurangi pada pasien gagal jantung

-Jika pasien diberikan kortikosteroid atau diuretic maka pasien dapat diberikan suplementasi kalium

-Tirah baring :
• Untuk Pasien Tanpa karditis dilakukan selama 2 minggu, mobilisasi bertahap selama 2 minggu

• Untuk Pasien karditis tanpa kardiomegali dilakukan selama 4 minggu, mobilisasi berahap selama 4 minggu

• Untuk Pasien karditis dengan kardiomegali dilakukan selama 6 minggu, mobilisasi berahap selama 6 minggu

• UntukPasien karditis dengan kardiomegali dan gagal jantung dilakukan selama gagal jantung, mobilisasi berahap

selama 3 minggu

1. Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013;331-335 .
2. HO. Rhematic fever and Rheumatic Heart Disease. Report of a WHO expert Consultation. 2004. [Online]. Melalui: http://www.who.int/cardiovascular_diseases/resources/en/cvd_trs923.pdf

3. Chin TK. 2014. Pediatric Rheumatic Heart disease. Medscape. [Online] Melalui:http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview#a0199
NON-MEDIKAMENTOSA
b. Terapi Operatif
Pasien dengan disfungsi ventrikel atau mengalami gangguan katup yang berat, juga
memerlukan tindakan intervensi .

a. Stenosis Mitral: pasien dengan stenosis mitral murni yang ideal, dapat dilakukan ballon mitral
valvuloplasty (BMV). Bila BMV tak memungkinkan, perlu dilakukan operasi.
b. Regurgitasi Mitral: Rheumatic fever dengan regurgitasi mitral akut (mungkin akibat ruptur
khordae)/kronik yang berat dengan rheumatic heart disease yang tak teratasi dengan obat, perlu segera
dioperasi untuk reparasi atau penggantian katup.
c. Stenosis Aortik: stenosis katut aorta yang berdiri sendiri amat langka. Intervensi dengan balon
biasanya kurang berhasil, sehingga operasi lebih banyak dikerjakan.
d. Regurgitasi Aortik: regurgitasi katup aorta yang berdiri sendiri atau kombinasi dengan lesi lain,
biasanya ditangani dengan penggantian katup.

Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013;331-335
DIAGNOSIS
BANDING

• Juvenile Rheumatoid Arthiritis


• SLE, Artritis Reaktif, Artritis Infeksius
• Artritis akut karena virus (Rubella,Parvovirus,Hepatitis
B,Herpes,Enterovirus)
MANIFESTASI KLINIS

WHO Technical Report Series. Rheumatic fever and rheumatic heart disease. Geneva: WHO; 2004
Streptococcus pyogenes : Basic Biology to Clinical Manifestations. Ferretti JJ, Stevens DL, Fischetti VA. 2016
PROGNOSIS
Prognosis penyakit jantung rematik dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas jangka panjang. Komplikasi yang sering terjadi meliputi gagal
jantung, atrial fibrilasi, hingga endokarditis. Oleh karena itu, perlu penanganan
komprehensif terkait penyakit demam rematik agar progresi penyakit dapat
dikontrol

Rilantono, LI. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia; 2013;331-335.
KOMPLIKASI

- Gagal jantung. Gagal jantung dapat terjadi akibat katup jantung yang
menyempit atau bocor.

- Endokarditis. Ini adalah infeksi bakteri pada selaput jantung, dan dapat
terjadi ketika demam rematik telah merusak katup jantung.

- Komplikasi kehamilan dan persalinan karena kerusakan jantung. Wanita


dengan penyakit jantung rematik harus mendiskusikan kondisi mereka
dengan dokter sebelum hamil.

- Katup jantung pecah. Ini adalah keadaan darurat medis yang harus
ditangani dengan pembedahan untuk mengganti atau memperbaiki katup
jantung segera.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai